• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

IV.1. HASIL PENELITIAN

IV.2.2. Efek Pemakaian Jangka Panjang Obat Anti Epilepsi

Monoterapi Dan Politerapi Tehadap Kadar Tes Fungsi Hati. Besar resiko peninggian kadar bilirubin total dan bilirubin direk pada yang monoterapi adalah sebesar 1,33 kali (OR 1,33; 95% CI 1,005-1,769) bila dibandingkan dengan kontrol dengan p<0,05, sedangkan pada yang politerapi resiko peninggian kadar bilirubin total dan bilrubin direk pada yang politerapi adalah sebesar 1,14 kali (OR 1,14; 95% CI 0,950-1,375) bila dibandingkan dengan kontrol dengan p>0,05. Penelitian Masri REL dkk,2013 dimana tidak dijumpai perbedaan yang signifikan antara kasus dan kontrol, total bilirubin pada kasus(0.79 ± 0.28 mg/dl) dan pada kontrol (0.82±0.16 mg/dl). Resiko peninggian kadar SGOT dan SGPT pada yang monoterapi adalah sebesar 1,07 kali (OR 1,07; 95% CI 1,940-1,211) bila dibandingkan dengan kontrol dengan p>0,05, sedangkan pada yang politerapi resiko peninggian kadar SGOT 1,23 kali (OR 1,23; 95% CI 0,973-1,557) dengan p>0,05, dan SGPT pada yang politerapi adalah sebesar 1,33 kali (OR 1,33; 95% CI 1,005-1,769) dengan p<0,05 Pada penelitian Masri REL dkk,2013 menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan (t = -1.320, p = 0.190) antara kasus (26.60±12.03 u/l) dan

kontrol (24.07±7.54 u/l). Resiko peninggian kadar SGOT dan SGPT pada yang monoterapi adalah sebesar 1,07 kali (OR 1,07; 95% CI 1,940-1,211), sedangkan pada penelitian Husein RRS, dkk dijumpai tidak ada perbedaan yang signifikan pada study grup dengan kadar SGOT maupun SGPT (p=0,410 dan p=0,327). Karbamazepin, fenobarbital, fenitoin, merupakan induser enzym yang poten (Cheng LS, dkk,), sedangkan VPA merupakan obat yang berspektrum luas yang menginhibisi spesifik sitokrom P450, dan perbedaan ini terjadi karena disebabkan oleh karena enzym ini dipengaruhi oleh genetik, faktor lingkungan, dan penyakit lain yang mempengaruhi hati ( Masri REL, dkk).

IV.2.3. Efek Pemakaian Jangka Panjang Obat Anti Epilepsi Monoterapi Dan Politerapi Tehadap Kadar Tes Profil Lipid. Resiko peninggian kadar kolesterol total monoterapi adalah 5,44 kali (OR 5,44; 95% CI 0,918-32,31) bila dibandingkan kontrol dengan

p>0,05, resiko peninggian kadar kolesterol total politerapi adalah 5,44 kali (OR 5,44; 95% CI 0,918-32,31) bila dibandingkan kontrol dengan p<0,05. Resiko peninggian kadar trigliserida monoterapi adalah 1 kali (OR 1,00; 95% CI 0,057-17,51)bila dibandingkan kontrol dengan p>0,05, sedangkan resiko peninggian kadar trigliserida politerapi adalah sebesar 5 kali (OR 5,00; 95% CI 0,492-50,83) bila dibandingkan kontrol dengan p>0,05. Resiko peningkatan kadar HDL pada yang monoterapi adalah sebesar 2,33 kali (OR 2,33; 95% CI 0,362-15,05) bila dibandingkan kontrol dengan

p>0,05, sedangkan pada yang politerapi resiko peningkatan kadar HDL adalah sebesar 1,44 (OR 1,44; 95% CI 0,266-7,829) bila dibandingkan kontrol dengan p>0,05. Resiko peninggian kadar LDL pada yang monoterapi adalah sebesar 5,00 kali(OR 5,00 ; 95% CI 0,492-50,83) bila dibandingkan kontrol dengan p>0,05, sedangkan pada yang politerapi resiko peninggian kadar LDL adalah sebesar 2,143 (OR 2,143; 95% CI 0,174-26,32) bila dibandingkan kontrol dengan p>0,05. Pada penelitian Bramwig S,dkk dijumpai peningkatan yang signifikan pada trigliserida, kolesterol total dan LDL (p<0,01) tapi tidak signifikan pada HDL (p <0,01). Obat anti epilepsi yang menginduksi enzym hati seperti karbamazepin, fenitoin, fenobarbital mempunyai efek samping pada profil lipid serum sedangkan asam valproat mempunyai beberapa efek terhadap metabolisme yang bersifat menguntungkan terhadap profil lipid serum. Perbedaan ini juga terjadi karena pada penelitian Bramwigs S, dkk merupakan studi kohort prospektif dengan disesuaikan BMI dalam batas normal dengan asupan makanan yang diatur sedangkan penelitian ini merupakan studi retrospektif tanpa disesuaikan BMI dan asupan makanannya.

IV.2.4.Efek Pemakaian Jangka Panjang durasi Obat Anti Epilepsi Monoterapi Dan Politerapi Terhadap Kadar Tes fungsi hati

bahwa resiko peninggian kadar bilirubin total dan direk menurun pada durasi monoterapi dan politerapi >12 bulan sebesar 0,5 kali (OR

0,500; 95% CI 0,078-3,223) bila dibandingkan durasi 3-12 bulan dengan

p>0,05. Resiko peninggian kadar SGOT 1,154 kali (OR 1,154; 95% CI 0,142-9,385) pada durasi monoterapi dan politerapi >12 bulan bila dibandingkan durasi 3-12 bulan dengan p>0,05. Resiko peninggian kadar SGPT menurun 0,718 kali (OR 0,718; 95% CI 0,103-5,006) pada durasi monoterapi dan politerapi >12 bulan bila dibandingkan durasi 3-12 bulan dengan p>0,05.

Pada penelitian Masri REL, dkk tidak dijumpai perbedaan yang signifikan durasi antara kasus dan kontrol (p<0,01), begitu juga pada penelitian Aggarwal, durasi, dosis, jadwal pemberian dosis tidak mempengaruhi profil lipid dan tes fungsi hati (p<0,05). Hal ini disebabkan karena pada pemakaian obat anti epilepsi selama 6 bulan pertama akan meningkatkan enzym hati tetapi setelah 6 bulan tes hati akan normal akibat adaptasi dari hati ( Husein RRS).

IV.2.5. Efek Pemakaian Jangka Panjang durasi Obat Anti Epilepsi Monoterapi Dan Politerapi Terhadap Kadar Tes Profil Lipid. besar resiko meningkat pada peninggian kadar kolesterol total pada durasi monoterapi dan politerapi >12 bulan sebesar 2,095 kali (OR 2,095; 95% CI 0,506-8,674) bila dibandingkan durasi 3-12 bulan dengan

p>0,05. Resiko peninggian kadar trigliserida 1,103 kali (OR 1,103; 95% CI 0,812-1,499) pada durasi monoterapi dan politerapi >12 bulan bila dibandingkan durasi 3-12 bulan dengan p>0,05. Resiko pada peningkatan

kadar HDL menurun 0,172 kali (OR 0,172; 95% CI 0,017-1,752) pada durasi monoterapi dan politerapi >12 bulan bila dibandingkan dengan durasi 3-12 bulan (OR 0,172; 95% CI 0,017-1,752) dengan p>0,05. Resiko peninggian kadar LDL 2,72 kali (OR 2,72; 95% CI 0,422-17,646) pada durasi monoterapi dan politerapi >12 bulan bila dibandingkan durasi 3-12 dengan p>0,05.

Pada penelitian Dewan P dkk, 2008 juga menunjukkan tidak ada korelasi antara durasi dengan fraksi lemak (p<0,05) sedangkan pada penelitian Yuang YC menunjukkan hal yang berbeda dimana dijumpai hubungan ynag signifikan durasi dengan arteroskelosis pada pasien epilepsi. Perbedaan terjadi karena obat anti epilepsi yang menginduksi hati seperti fenitoin, karbamazepin, fenobarbital meningkatkan serum kolesterol sedangkan asam valproat adalah obat anti epilepsi ang mengihibisi hati akan menurunkan produksi kolesterol. Diduga heterogeniti dari farmakogenetik obat anti epilepsi akan memberikan efek yang bervariasi nilai lipid terhadap pasien berbeda, dan obat anti epilepsi yang menginduksi enzym aktivasi mikrosomal akan mengalami perubahan pada serum lipid selama 3 bulan (Khott SS). Pengobatan yang berkepanjangan sering berhubungan efek samping termasuk disfungsi vaskular endotelial akibat dari peningkatan konsentrasi plasma homosistin dan peningkatan konsentrasi serum lipoprotein (Cheng LS).

IV.2.6.Efek Pemakaian Jangka Panjang Dosis Obat Anti Epilepsi Monoterapi Dan Politerapi Terhadap Kadar Tes Fungsi Hati. Resiko peninggian kadar bilirubin total, bilirubun direk, SGOT dan SGPT pada karbamazepin dengan dosis >200 mg adalah 1,167 kali (OR 1,167; 95% CI 0,086-1,579) bila dibandingkan karbamazepin dosis 200 mg dengan p>0,05. Resiko peninggian kadar bilirubin total, bilirubin direk,dan SGPT pada fenitoin dengan >100mg adalah 1,182 kali (OR 1,182; 95% CI 0,937-1,490) bila dibandingkan fenitoin dosis 100 mg dengan p>0,05, sedangkan resiko peninggian kadar SGOT pada fenitoin dengan >100mg sebesar 1,083 kali (OR 1,083; 95% CI 0,926-1,267) dibandingkan fenitoin dosis 100 mg dengan p>0,05. Resiko terjadinya peninggian kadar bilirubin total dan direk pada asam valproat dosis >500mg adalah 0,889 kali (OR 0,889; 95% CI 0,101-7,856) bila dibandingkan asam valproat dosis 500 mg dengan p>0,05. Resiko terjadinya peninggian kadar SGOT pada asam valproat dosis >500mg adalah sebesar 1 kali (OR 1,100 ; 95% CI 0,913-1,326) bila dibandingkan asam valproat dosis 500 mgdengan p>0,05.

Pada penelitian Husein RRS menunjukkan satu grup berkorelasi positif yang signifikan dosis dengan kadar SGOT sedangkan grup yang lain tidak korelasi yang signifikan dosis dengan kadar serum obat sedangkan pada penelitian penelitian Aggarwal, durasi, dosis, jadwal pemberian dosis tidak mempengaruhi profil lipid dan tes fungsi hati (p>0,05). Perbedaan ini bisa terjadi karena karbamazepin, fenobarbital,

fenitoin, merupakan induser enzym yang poten (Cheng LS, dkk,), sedangkan VPA merupakan obat yang berspektrum luas yang menginhibisi spesifik sitokrom P450, dan perbedaan juga terjadi karena disebabkan oleh karena enzym ini dipengaruhi oleh genetik, faktor lingkungan, dan penyakit lain yang mempengaruhi hati ( Masri REL, dkk).

IV.2.7.Efek Pemakaian Jangka Panjang Dosis Obat Anti Epilepsi Monoterapi Dan Politerapi Terhadap Kadar Tes Profil Lipid. Resiko peninggian kadar kolesterol total pada karbamazepin dengan dosis >200 mg adalah 1,33 kali (OR 1,33; 95% CI 0,057-31,12) bila dibandingkan karbamazepin dosis 200 mg (OR 1,33; 95% CI 0,057-31,12) dengan p>0,05. Resiko peningkatan kadar trigliserida menurun pada karbamazepin dengan dosis >200 mg 0,400 kali (OR 0,400; 95% CI 0,016-10,01) bila dibandingkan dengan dosis 200 mg dengan p>0,05. Resiko peningkatan kadar HDL dan LDL karbamazepin pada dosis >200 mg 1,40 kali (OR 1,40; 95% CI 0,876-2,237) bila dibandingkan karbamazepin dosis 200 dengan p>0,05. Besar resiko peningkatan kadar kolesterol total pada fenitoin dengan dosis >100 mg adalah sebesar 6,50 kali (OR 6,50; 95% CI 1,812-23,25) bila dibandingkan fenitoin dosis 100 mg dengan p>0,05. Resiko peningkatan kadar trigliserida dan LDL pada fenitoin >100 mg 1,083 kali (OR 1,083; 95% CI 0,926-23,25) bila dibandingkan fenitoin dosis 100 mg dengan p>0,05. Resiko peningkatan kadar HDL pada fenitoin >100mg adalah 1,182 kali (OR 1,182; 95% CI

0,937-1,490)bila dibandingkan fenitoin 100 mg dengan p>0,05. Resiko peninggian kadar kolesterol total menurun pada asam valproat >500mg adalah 0,375 kali (OR 0,375; 95% CI 0,061-2,305) bila dibandingkan asam valproat 500 mg dengan p>0,05. Resiko peninggian kadar trigliserida pada asam valproat >500mg adalah sebesar 1,22 kali (OR 1,22; 95% CI 0,925-1,615) bila dibandingkan asam valproat 500 mg dengan p>0,05. Resiko peninggian kadar HDL menurun pada asam valproat >500mg sebesar 0,500 kali (OR 0,500; 95% CI 0,038-6,547) dibandingkan asam valproat 500 mg dengan p>0,05. Resiko peninggian kadar LDL menurun pada asam valproat >500mg sebesar 0,233 kali (OR 0,233 95% CI 0,020-2,733) dibandingkan asam valproat 500 mg dengan p>0,05.

Pada penelitian Dewan P, dkk menunjukkan korelasi yang signifikan antara dosis obat fenitoin dengan kadar trigeliserida (r=0,54,

p<0,001). Perbedaan terjadi karena obat anti epilepsi yang menginduksi hati seperti fenitoin, karbamazepin, fenobarbital meningkatkan serum kolesterol sedangkan asam valproat adalah obat anti epilepsi ang mengihibisi hati akan menurunkan produksi kolesterol. Diduga heterogeniti dari farmakogenetik obat anti epilepsi akan memberikan efek yang bervariasi nilai lipid terhadap pasien berbeda (Khott SS).

Dokumen terkait