• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEK PERIODONTITIS TERHADAP KESEHATAN BAYI

EFEK PERIODONTITIS TERHADAP KESEHATAN BAYI YANG DILAHIRKAN

Berdasarkan pertimbangan mengenai pengaruh kehamilan terhadap kesehatan rongga mulut, dewasa ini telah dilakukan penelitian dengan cermat mengenai pengaruh penyakit periodontal terhadap bayi yang dilahirkan. Pemikiran mengenai penyakit periodontal dapat memberikan konstribusi terhadap bayi yang dilahirkan dipublikasikan oleh Galloway pada tahun 1931, yang menyatakan bahwa penyakit periodontal dapat mengakibatkan serangan bakteri yang dapat menghasilkan efek yang berbahaya terhadap ibu hamil dan perkembangan janin.9 Sejak tahun 1996, sejumlah penelitian telah meneliti hubungan antara periodontitis dengan kelahiran prematur dan berat badan bayi lahir rendah. Namun, hasil penelitian memperlihatkan hubungan kontroversial dan penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menegaskan atau menghapus hubungan ini.11

Pada bab ini akan dibahas mengenai penelitian yang menyatakan adanya efek periodontitis terhadap kesehatan bayi yang dilahirkan; dan penelitian yang menolak adanya efek periodontitis terhadap kesehatan bayi yang dilahirkan.

3.1 Penelitian yang menyatakan adanya efek periodontitis terhadap kesehatan bayi yang dilahirkan

Untuk melihat adanya efek periodontitis terhadap kesehatan bayi yang dilahirkan dikutip dua hasil penelitian oleh Jeffcoat dkk. dan Pitiphat dkk.

Hasil penelitian yang pertama adalah penelitian Jeffcoat dkk.12 yang bertujuan untuk menguji adanya hubungan antara infeksi periodontal kronik dengan kelahiran prematur. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 1.313 orang ibu hamil yang direkrut dari Perinatal Emphasis Research Center di Universitas Alabama, Birmingham; dengan persyaratan yaitu merupakan pasien obstetric PERC, telah mencapai usia kehamilan 21 mingggu sampai 24 minggu, dan tidak memakai antibiotik profilaksis. Pada seluruh sampel dilakukan pemeriksaan periodontal yaitu pengukuran kedalaman saku, resesi dan kehilangan perlekatan. Setelah persalinan rekam medis dikonsultasikan untuk menentukan usia kehamilan saat persalinan pada setiap bayi. Dari data ini, Jeffcoat dkk. mengkalkulasi hubungan antara penyakit periodontal dan kelahiran prematur, yang disesuaikan dengan kebiasaan merokok, ras dan umur maternal. Mereka menetapkan tiga level penyakit periodontal yaitu periodontitis (tiga atau lebih sisi dengan kehilangan perlekatan sebesar tiga milimeter atau lebih), penyakit periodontal generalisata (90 atau lebih sisi dengan kehilangan perlekatan sebesar tiga milimeter atau lebih) dan tidak ada penyakit (kurang dari tiga sisi dengan kehilangan perlekatan sebesar tiga milimeter). Hasil penelitian tersebut dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 1. Odd ratios yang tidak disesuaikan pada kelahiran prematur oleh pasien dengan periodontitis generalisata

(Jeffcoat MK, Geurs NC, Reddy MS, et.al. J Am Dent Assoc 2001;132:878)

Gambar 2 memperlihatkan terjadinya kenaikan odd ratios dengan kenaikan prematuritas. Hubungan yang terkuat dengan penyakit periodontal terlihat pada kelas kelahiran prematuritas terburuk. Penting untuk dicatat, odd ratios yang tidak disesuaikan ini tidak mempertimbangkan pengaruh faktor resiko lainnya. (Odd ratios

yang tidak disesuaikan adalah odd ratios yang tidak mempertimbangkan pengaruh dari faktor resiko lainnya; seperti kebiasaan merokok, ras dan umur maternal).

kurang dari 37 minggu kurang dari 35 minggu kurang dari 32 minggu

kelompok usia kehamilan Odds ratio

yang tidak disesuaikan

Gambar 2. Odd ratios yang disesuaikan pada kelahiran prematur oleh pasien dengan periodontitis generalisata. Terjadi kenaikan

odd ratios seiringdengan kenaikanprematuritas. Odd ratios

ini telah disesuaikan dengan kebiasaan merokok, ras dan umur maternal (Jeffcoat MK, Geurs NC, Reddy MS, et.al. J Am Dent Assoc 2001;132:879)

Gambar 3 memperlihatkan bahwa diantara 1.313 subjek, resiko kelahiran prematur subjek dengan periodontitis generalisata 4.45 sampai 7.07 kali lebih tinggi dari pasien dengan keadaan periodontal yang sehat. Terjadi kenaikan odd ratios

diiringi dengan kenaikan prematuritas. Secara spesifik, subjek penderita periodontitis yang parah atau generalisatamemiliki odd ratios yang disesuaikan sebesar 4.45 untuk kelahiran prematur dengan umur kehamilan kurang dari 37 minggu. Odd ratios naik hingga 5.28 untuk kelahiran prematur dengan umur kehamilan kurang dari 35 minggu; dan naik lagi hingga 7.07 untuk kelahiran prematur dengan umur kehamilan kurang dari 32 minggu. (Odd ratios yang disesuaikan adalah odd ratios yang

kurang dari 37 minggu kurang dari 35 minggu kurang dari 32 minggu

kelompok usia kehamilan Odds ratio

yang disesuaikan

mempertimbangkan pengaruh dari faktor resiko lainnya; seperti kebiasaan merokok, ras dan umur maternal).

Kesimpulan dari penelitian ini menyatakan terdapatnya hubungan antara keberadaan periodontitis pada ibu hamil dengan kelahiran prematur.

Penelitian kedua adalah penelitian kasus kontrol oleh Pitiphat dkk.13 yang bertujuan menguji hubungan antara periodontitis dan kelahiran prematur diantara ibu yang tidak merokok dan tidak mengkonsumsi alkohol. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 390 subjek, 130 orang disebut sebagai kasus dan 260 orang disebut sebagai kontrol. Kasus terdiri dari 130 orang ibu yang melahirkan dengan umur kehamilan kurang dari 37 minggu. Kontrol terdiri dari 260 orang ibu yang melahirkan bayi normal pada hari yang sama dengan kasus. Kasus secara signifikan tidak berbeda dari kontrol dalam hal kelompok umur, BMI pra kehamilan dan riwayat perawatan periodontal. Sampel memiliki kesehatan mental yang baik, kemampuan untuk berkomunikasi, keinginan untuk berpartisipasi dan memiliki jumlah minimal 20 gigi. Yang tidak termasuk kriteria sampel adalah ibu yang HIV seropositive, menjalani perawatan di ICU untuk alasan tertentu, memiliki abnormalitas kehamilan, hipertensi kronik, penyakit kardiovaskular dan diabetes melitus.

Pemeriksaan periodontal dilakukan pada 24 jam post partum. Pemeriksaan dilakukan oleh dokter gigi yang sama sekali tidak mengetahui status kasus dan kontrol. Status periodontal maternal ditentukan melalui pemeriksaan enam sisi (mesiobukal, midbukal, distobukal, mesiolingual, midlingual, dan distolingual) dari setiap gigi dalam rongga mulut kecuali gigi molar tiga menggunakan prob periodontal. Periodontitis diartikan sebagai keberadaan minimal empat gigi dengan lebih dari atau

sama dengan satu sisi (> 1 sisi) yang memiliki kedalaman probing lebih dari atau sama dengan empat milimeter (>4mm); kehilangan perlekatan lebih dari atau sama dengan tiga milimeter (>3mm); atau perdarahan pada probing setelah sepuluh detik pada sisi yang sama.

Informasi lainnya dikumpulkan melalui kuisioner dan rekam medis. Kuisioner mencakup informasi mengenai karakteristik umum, status sosialekonomi, merokok, penggunaan alkohol dan antibiotik, perawatan antenatal, riwayat obstetric, riwayat medis, dan riwayat dental. Riwayat obstetric dan riwayat medis diperoleh dari rekam medis. Analisis regresi logistik multipel digunakan untuk menentukan efek periodontitis terhadap kelahiran prematur yang disesuaikan dengan faktor resiko. Hasil dari penelitian tersebut dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 1. Model regresi logistik multipelhubungan antara periodontitis dan kelahiran prematura

(Pitiphat W, et.al. Southeast Asian J Trop Med Public Health 2007;38(3):590)

Kelahiran prematur OR SE Nilai p 95% CI

Penyakit periodontal 4.47 1.39 <0.001 2.43-8.20 Kenaikan berat badan

maternal Sedikit Normal Tinggi 1.00 0.35 0.06 0.11 0.03 0.001 <0.001 0.19-0.66 0.02-0.14 Infeksi genitourinaria

Tidak ada infeksi Pada trimester pertama Pada trimester kedua Pada trimester ketiga

1.00 1.16 0.90 5.66 0.67 0.68 2.13 0.794 0.887 <0.001 0.37-3.62 0.21-3.93 2.71-11.83 a disesuaikan dengan umur, etnik, tempat tinggal, tingkat pendidikan, pekerjaan, tingkat pendapatan,

massa indeks tubuh pra-kehamilan, kenaikan berat badan maternal, riwayat kelahiran prematur, infeksi genitourinaria, penggunaan antibiotik dan riwayat perawatan periodontal.

Setelah disesuaikan dengan kelompok umur, etnik, tempat tinggal, tingkat pendidikan, pekerjaan, pendapatan, massa indeks tubuh pra-kehamilan, kenaikan

berat badan, frekuensi menerima perawatan antenatal, infeksi genitourinaria, pengunaan antibiotik, dan riwayat perawatan periodontal; ibu yang menderita periodontitis 4.47 kali lipat lebih tinggi untuk melahirkan secara prematur dibandingkan dengan ibu yang tidak menderita periodontitis (OR=4.47, 95% CI=2.43, 8.20). Hanya kenaikan berat badan maternal dan adanya riwayat infeksi genitourinaria yang memperlihatkan adanya efek pada hubungan antara periodontitis dan kelahiran prematur (tabel 1).

Kesimpulan penelitian ini menyatakan bahwa periodontitis dapat meningkatkan resiko kelahiran prematur bahkan juga di antara ibu yang tidak merokok ataupun mengkonsumsi alkohol.

3.2 Penelitian yang menolak adanya efek periodontitis terhadap kesehatan bayi yang dilahirkan

Tidak semua penelitian menemukan adanya hubungan antara penyakit periodontal, kelahiran prematur dan bayi lahir dengan berat badan rendah.9 Untuk melihat pernyataan penolakan adanya efek periodontitis terhadap kesehatan bayi yang dilahirkan, dikutip hasil penelitian oleh Davenport dkk.

Penelitian yang dilakukan oleh Davenport dkk.14 bertujuan untuk meneliti hubungan antara penyakit periodontal maternal dan PLBW. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 236 orang ibu yang ditetapkan sebagai kasus dan 507 orang ibu yang ditetapkan sebagai kontrol; dengan persyaratan sampel yaitu tidak menderita penyakit jantung bawaan dan mengkonsumsi antibiotik. Kasus mewakili ibu yang melahirkan bayi dengan berat badan kurang dari 2500 gram dan lahir pada

usia kehamilan kurang dari 37 minggu. Kontrol mewakili ibu yang melahirkan bayi dengan berat badan lebih dari 2500 gram dan lahir pada usia kehamilan lebih dari 38 minggu.

Pengukuran periodontal dilakukan dengan tidak mengetahui sama sekali status kasus dan kontrol. Kedalaman saku periodontal maksimum (milimeter), level inflamasi jaringan periodontal (berdasarkan pada indeks perdarahan dengan skor 0-3) dan skor CPITN (Community Periodontal Index of Treatment Need dengan skor 0-4) dicatat pada setiap gigi. Kehilangan perlekatan (milimeter) juga diukur pada sepuluh gigi dengan kerusakan paling parah pada setiap subjek.

Faktor resiko yang dihubungkan dengan penyakit periodontal dan PLBW

diperiksa melalui kuisioner. Kuisioner mencakup informasi mengenai konsumsi tembakau (kebiasaan merokok, mengunyah sirih yang ditambahkan tembakau), konsumsi alkohol, kesehatan umum maternal pada masa kehamilan, infeksi (termasuk infeksi genitourinaria), perawatan dental, tingkat pendidikan dan perawatan ante natal. Pada setiap subjek dikalkulasi nilai rata-rata kedalaman saku, indeks CPITN, dan indeks perdarahan pada setiap gigi. Penelitian ini menggunakan analisa regresi logistik untuk menilai hubungan antara status kasus dan kontrol dan hasil pengukuran keparahan penyakit periodontal.Mereka menemukan bukti bahwa kenaikannilai rata-rata kedalaman saku pada saat persalinan dihubungkan dengan penurunan resiko

Tabel 2.Hubungan antara PLBW dengan pengukuran status periodontal (ES Davenport, et.al. J Dent Res 2002;81(5):316)

Nilai rata-rata (95% CI) Odds ratios (95% CI) [nilai P] per unit kenaikan* Kasus (n=236) kontrol (n=507) Semua subjek, Perkiraan hubungan yang terjadi Semua subjek, disesuaikan dengan variabel ekstrinsik Pengurangan subjek 70 kasus dengan kelahiran yang diinduksi Nilai rata-rata kedalaman saku pada ibu 3.72 [3.62, 3.83] 3.85 [3.78, 3.92] 0.83 [0.68, 1.00] [0.051] 0.79 [0.64, 0.99] [0.036] 0.87 [0.69, 1.11] [0.26] Nilai rata-rata indeks perdarahan pada ibu 1.05 [0.97, 1.12] 1.09 [1.04, 1.14] 0.88 [0.67, 1.16] [0.38] 0.88 [0.64, 1.19] [0.40] 0.99 [0.70, 1.40] [0.96] Nilai rata-rata CPITN pada ibu

2.59 [2.53, 2.66] 2.63 [2.59, 2.67] 0.85 [0.62, 1.17] [0.32] 0.84 [0.58, 1.21] [0.35] 0.95 [0.63, 1.44] [0.83] * disesuaikan dengan umur maternal, grup etnik, edukasi maternal, merokok, konsumsi alkohol, sejumlah infeksi pada masa kehamilan, dan hipertensi kehamilan

Tabel 2 memperlihatkan nilai rata-rata status periodontal ibu yang ditetapkan sebagai kasus dan kontrol, bersamaan dengan hasil analisis regresi logistik yang menguji hubungan antara status periodontal dengan PLBW. Tidak ada bukti yang memperlihatkan adanya hubungan antara kenaikan level penyakit periodontal dengan kenaikan resiko PLBW. Bukti yang ada memperlihatkan hubungan terbalik antara nilai rata-rata kedalaman saku subjek dan PLBW (OR 0.83, 95% CI, 0.68–1.00). Kontrol terhadap umur maternal, grup etnik, edukasi maternal, merokok, konsumsi alkohol, sejumlah infeksi pada masa kehamilan, dan hipertensi kehamilan menghasilkan sedikit perubahan pada hasil ini (OR 0.79, 95% CI, 0.64–0.99). Saat dilakukan pengurangan sebanyak 70 subjek kasus dengan kelahiran yang diinduksi pada analisis ini, hubungan yang sama juga ditemukan (OR 0.87, 95% CI, 0.69–1.11).

Kesimpulan dari penelitian ini yaitu tidak ditemukan adanya bukti bahwa penyakit periodontal maternal memiliki hubungan dengan kenaikan resiko PLBW.

Dokumen terkait