• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

F. Efek Samping Pengobatan

Efek samping dari pengobatan pasien kanker payudara yaitu pada kemoterapi. Efek samping yang paling umum pada fisik adalah kelelahan atau merasa letih. Sebagian pengobatan bisa membuat tubuh dehidrasi atau menyebabkan sulit buang air besar. Beberapa efek samping lainnya seperti anemia, diare, kelelahan, masalah kesuburan, perubahan rambut,infeksi, kehilangan daya ingat, luka pada mulut dan keongkongan, perubahan pada kuku, mual, perubahan dalam merasa dan membau, muntah, perubahan berat badan. Lalu pada terapi radiasi yang menyebabkan reaksi kulit penderita seperti terbakar matahari, dengan warna kemerah-merahan dari yang ringan hingga moderat, dengan rasa gatal, terbakar, sakit, dan mungkin bisa mengelupas. Tidak seperti yang terjadi pada kulit yang terbakar matahari, kulit akan secara perlahan-lahan dan mungkin hanya dalam potongan kecil saja. Selain pada kulit, efek samping terjadi pada ketiak dengan timbulnya rasa tidak nyaman, nyeri pada dada, kelelahan, masalah jantung, menurunnya sel darah putih, juga masalah pada paru-paru (Zaviera, 2011). Menurut Oetami dkk (2014) gangguan emosi ialah menangis, kecemasan berupa khawatir memikirkan dampak pengobatan, tidak merasa malu menderita kanker payudara, tidak merasa harga diri menurun berupa pesimis dalam menjalani kehidupan, tidak mengalami stress, dan tidak mengalami reaksi amarah berupa tidak suka melaksanakan pengobatan.

2. Mekanisme Koping A. Pengertian

Mekanisme Koping adalah mekanisme yang digunakan individu untuk menghadapi perubahan yang diterima. Apabila mekanisme koping berhasil, maka orang tersebut akan dapat beradaptasi terhadap perubahan yang terjadi. Mekanisme koping dapat dipelajari, sejak awal timbulnya stressor tersebut. Kemampuan individu tergantung dari temperamen, persepsi, dan kognisi serta latar belakang budaya/norma tempatnya dibesarkan (Carlson, 1994).

B. Sumber Koping

Menurut Stuart (2006) individu dapat mengatasi stres dan ansietas dengan menggerakkan sumber koping di lingkungan. Sumber koping tersebut yang berupa modal ekonomi, kemampuan penyelesaian masalah, dukungan sosial dan keyakinan budaya dapat membantu individu mengintregasikan pengalaman yang menimbulkan stres dan mengadopsi strategi koping yang berhasil.

Jika setiap individu mempunyai koping yang siap dipakai setiap saat dalam mengatasi masalah, dan sebaliknya jika individu tidak tahu apa yang dilakukan, maka akan terjadi kecemasan yang meningkat sehingga masalah tidak ada penyelesaiannya yang akan menimbulkan krisis (Dalami dkk, 2009).

C. Jenis Mekanisme Koping

Menurut Asmadi (2008) mekanisme koping terhadap ansietas (kecemasan) diklasifikasikan ke dalam dua kategori yaitu strategi pemecahan masalah (problem solving strategic) dan mekanisme pertahanan diri (defence mechanism).

1. Strategi Pemecahan Masalah (problem solving strategic)

Strategi pemecahan masalah bertujuan untuk mengatasi dan menanggulangi masalah/ancaman yang ada dengan kemampuan pengamatan secara realistis. Beberapa contoh strategi pemecahan masalah yang dapat digunakan antara lain:

a. Meminta bantuan kepada orang lain

b. Secara besar hati, mampu mengungkapkan perasaan sesuai dengan situasi yang ada.

c. Mencari lebih banyak informasi yang terkait dengan masalah yang dihadapi, sehingga masalah tersebut dapat diatasi secara realistis.

d. Menyusun beberapa rencana untuk memecahkan masalah.

e. Meluruskan pikiran atau persepsi terhadap masalah. Sesungguhnya bayangan pikiran yang dimiliki setiap orang memberikan pengaruh yang besar dalam kehidupan pribadi. Pikiran tersebut mengenai diri sendiri maupun bayangan pikiran mengenai apa yang dilakukan. Sebab, segala sesuatu yang dilakukan seseorang adalah reaksi langsung dari apa yang ada dalam pikirannya.

Strategi pemecahan masalah ini secara ringkas dapat digunakan dengan metode STOP (source, trial and error, others, serta pray and patient). Source berarti mencari dan mengidentifikasi apa yang menjadi sumber masalah, Trial

and Error berarti mencoba berbagai rencana pemecahan masalah yang telah

disusun. Bila satu metode tidak berhasil , maka mencoba lagi dengan metode lain. Begitu selanjutnya, hal yang perlu dihindari adalah adanya rasa keputusasaan terhadap kegagalan yang dialami. Others berarti meminta bantuan orang lain bila diri sendiri tidak mampu. Pray and Patient yaitu

berdoa kepada tuhan sebab dia adalah zat yang maha mengetahui segala sesuatu yang ada di dunia ini, dia pula yang memberikan jalan yang terbaik buat manusia sebab manusia memiliki banyak keterbatasan . dengan berdoa, maka hati, jiwa, dan pikiran seseorang akan menjadi tenteram dan tenang. Juga harus sabar dengan berlapang dada menerima kenyataan yang ada pada dirinya. Penerimaan terhadap apa yang ada pada diri akan membuat seseorang menjadi lebih menikmati hidup dan ringan beban psikologisnya, walaupun dalam pandangan orang lain orang tersebut berada dalam kehinaan.

2. Mekanisme Pertahanan Diri (defence mechanism)

Mekanisme pertahanan diri merupakan mekanisme penyesuaian ego yaitu usaha untuk melindungi diri dari perasaan tidak adekuat. Beberapa ciri mekanisme pertahanan diri antara lain:

a. Bersifat hanya sementara karena berfungsi hanya untuk melindungi atau bertahan dari hal – hal yang tidak menyenangkan dan secara tidak langsung mengatasi masalah.

b. Mekanisme pertahanan diri terjadi diluar kesadaran. Individu idak menyadari bahwa mekanisme pertahanan diri tersebut sedang terjadi. c. Sering kali tidak berorientasi pada kenyataan.

Mekanisme pertahanan diri yang sering digunakan ialah:

a. Displacement yaitu memindahkan perasaan yang tidak menyenangkan dari

seseorang atau objek ke orang atau objek lain yang biasanya lebih kurang berbahaya daripada semula. Misalnya tidak lulus ujian langsung membanting dan membuang buku-bukunya. Displacement tidak menyelesaikan masalah bahkan dapat menciptakan masalah baru, misalnya

seorang pegawai yang melampiaskan emosinya ke istrinya lantaran waktu dikantor dimarahi pimpinannya.

b. Undoing yaitu tindakan atau komunikasi tertentu yang bertujuan

menghapuskan atau meniadakan tindakan sebelumnya. Misalnya meminta maaf.

c. Reaction Formation yaitu mengembangkan pola sikap dan perilaku tertentu yang disadari, tetapi berlawanan dengan perasaan dan keinginannya. Misalnya seorang lelaki yang mencintai seseorang perempuan. Lalu ditanya oleh temannya ia menjawab “saya benci dengan gadis itu”

d. Kompensasi yaitu menutupi kekurangan dengan meningkatkan kelebihan

yang ada pada dirinya. Misalnya mahasiswa yang kemampuan belajarnya kurang lalu menekuni musik karena musik merupakan kelebihannya. e. Sublimasi yakni penyaluran rangsangan/nafsu yang tidak tercapai ke dalam

kegiatan lain yang bisa diterima oleh masyarakat. Misalnya seseorang yang senang berkelahi lalu disalurkan ke dalam bentuk olahraga tinju.

Menurut Stuart (2006) ansietas ringan sering ditanggulangi tanpa pemikiran yang sadar. Ansietas sedang dan berat menimbulkan dua jenis mekanisme koping yaitu

1. Reaksi yang berorientasi pada tugas yaitu upaya yang disadari dan berorientasi pada tindakan untuk memenuhi tuntutan situasi stress secara realistis.

a. Perilaku menyerang digunakan untuk menghilangkan atau mengatasi hambatan pemenuhan kebutuhan.

b. Perilaku menarik diri digunakan untuk menjauhkan diri dari sumber ancaman, baik secara fisik maupun psikologis.

c. Perilaku kompromi digunakan untuk mengubah cara yang biasa dilakukan individu, mengganti tujuan, atau mengorbankan aspek kebutuhan personal. 2. Mekanisme pertahanan ego membantu mengatasi ansietas ringan dan sedang. Tetapi karena mekanisme tersebut langsung secara relatif pada tingkat tidak sadar dan mencakup penipuan diri dan distorsi realitas, mekanisme ini dapat menjadi respon maladaptif terhadap stress. Beberapa mekanisme pertahanan ego yang paling sering digunakan yakni:

a. Disosiasi adalah pemisahan dari proses mental atau perilaku dari kesadaran atau identitasnya. Contoh seorang pria yang dibawa ke ruang kedaruratan oleh polisi tidak mampu menjelaskan siapa dirinya dan dimana rumahnya atau tempat kerjanya.

b. Identifikasi adalah proses dimana seorang untuk menjadi yang ia kagumi berupaya dengan mengambil / meniru pikiran – pikiran, perilaku dan selera orang tersebut.

c. Intelektualisasi adalah penggunaan logika dan alasan yang berlebihan untuk menghindari pengalaman yang mengganggu perasaannya.

d. Interojeksin adalah suatu jenis identifikasi yang dimana seseorang mengambil dan melebur nilai – nilai dan kualitas seseorang atau suatu kelompok kedalam struktur egonya sendiri berupa hati nurani.

e. Kompensasi adalah proses dimana seseorang memperbaiki penurunan citra diri dengan secara tegas menonjolkan keistimewaan/kelebihan yang dimilikinya. Contoh Tn. L seorang pengusaha yang berusia 42 tahun menganggap struktur tubuhnya yang pendek sebagai sesuatu yang negatif. Ia mencoba mengatasi hal ini dengan berlaku agresif dan menonjolkan kekuasaan dalam mengendalikan aktivitas bisnisnya.

f. Penyangkalan (denial) adalah menyatakan ketidaksetujuan terhadap realitas dengan mengingkari realitas tersebut. Mekanisme pertahanan ini adalah penting sederhana dan primitif. Contoh Ny. P baru saja diberitahukan bahwa hasil pemeriksaan biopsi payudaranya menunjukkan keganasan. Ketika suaminya mengunjunginya malam itu, Ny. P mengatakan bahwa tidak ada seorang pun menceritakan tentang hasil pemeriksaan laboratorium kepadanya.

g. Pengalihan (Displacement) adalah mengalihkan emosi yang semula ditujukan pada seseorang/benda kepada orang lain/benda lain yang biasanya netral atau kurang mengancam dirinya. Contoh Timmy berusia 4 tahun marah karena ia dihukum oleh ibunya akibat menggambar diinding kamar tidurnya. ia mulai bermain “perang – perangan” dengan boneka tentaranya dan membiarkannya bertarung satu sama lain.

h. Isolasi adalah pemisahan unsur emosional dari suatu pikiran yang mengganggu dapat bersifat sementara atau berjangka lama.

i. Proyeksi adalah pengaliha buah pikiran atau impuls pada diri sendiri kepada orang lain terutama keinginan, perasaan emosional dan motivasi yang tidak dapat ditoleransi.

j. Rasionalisasi adalah mengemukakan penjelasan yang tampak logis da dapat diterima masyarakat untuk membenarkan perasaan perilaku dan motif yang tidak dapat diterima.

k. Reaksi formasi adalah pengembangan sikap dan pola perilaku yang ia sadari yang bertentangan dengan apa yang sebenarnya ia rasakan atau ingin dilakukan. Contohnya seseorang wanita yang tertarik pada teman suaminya, akan memperlakukan orang tersebut dengan kasar.

l. Regresi adalah kemunduran akibat stress terhadap perilaku dan merupakan ciri khas dari suatu taraf perkembangan yang lebih dini. Contoh nina yang berumur 4 tahun sudah memperoleh toliet training selama 1 tahun mulai mengompol lagi sejak kelahiran adiknya.

m.Represi adalah pengenyampingkan secara tidak sadar tentang pikiran, ingatan yang menyakitkan atau bertentangan, dari kesadaran seseorang, merupakan pertahanan ego yang primer yang cenderung diperkuat oleh mekanisme lain contoh seorang anak yang sangat sedih ditinggal pergi ibunya, tidak merasakan kesedihan tersebut.

n. Pemisahan (spilitting) adalah sikap mengelompokkan orang dianggap semuanya baik atau semuanya buruk, kegagalan untuk memajukan nilai-nilai positif dan negatif didalam diri seseorang contohnya, seorang teman mengatakan kepada anda bahwa anda adalah orang yang paling hebat, kemudian besoknya mengatakan ia membenci anda.

o. Sublimasi penerimaan suatu sasaran pengganti yang mulia artinya dimata masyarakat untuk suatu dorongan yang mengalami halangan normal contohnya, edi gagal mencapai cita-citanya memasuki AU maka ia mengalihkan menjadi penerbang.

p. Supresi suatu proses yang digolongkan sebagai mekanisme pertahanan tetapi sebetulnya merupakan analog represi yang disadari, pengesampingan yang disengaja tentang suatu bahan dari kesadaran seseorang. Kadang-kadang dapat mengarah pada represi yang berikutnya. q. Undoing tindakan/perilaku atau komunikasi yang menghapuskan sebagian

dari tindakan/perilaku atau komunikasi sebelumnya, merupakan mekanisme pertahanan primitif contohnya seorang ibu yang menyesal

karena telah memukul anaknya akan segera memperlakukannya penuh dengan kasih sayang.

3. Kecemasan A. Pengertian

Menurut Stuart (2006) Ansietas (Kecemasan) adalah kekhawatiran yang tidak jelas dan menyebar, yang berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya. Keadaan emosi ini tidak memiliki objek yang spesifik.

Kecemasan adalah respon emosional terhadap penilaian individu yang subjektif, yang dipengaruhi alam bawah sadar dan tidak diketahui secara khusus penyebabnya (Dalami dkk, 2009).

B. Tingkat Kecemasan

Tingkat kecemasan atau ansietas menurut Dalami dkk (2009) yaitu ringan, sedang, berat dan panik.

a. Ansietas Ringan berhubungan dengan ketegangan akan peristiwa kehidupan sehari- hari. Pada tingkat ini lapangan persepsi melebar dan individu akan berhati – hati dan waspada. Individu terdorong untuk belajar yang akan menghasilkan pertumbuhan dan kreatifitas.

b. Ansietas Sedang. Pada tingkat ini lapangan persepsi terhadap lingkungan menurun. Individu lebih memfokuskan hal – hal penting saat itu dan mengenyampingkan hal lain.

c. Ansietas Berat. Pada ansietas atau kecemasan berat lapangan persepsi menjadi sangat sempit, individu cenderung memikirkan hal yang kecil saja dan mengabaikan hal lain. Individu tidak mampu lagi berpikir realistis dan membutuhkan banyak pengarahan untuk memusatkan perhatian pada area lain.

d. Panik. Pada tingkatan ini lapangan persepsi individu sudah sangat menyempit dan sudah terganggu sehingga tidak dapat mengendalikan diri lagi dan tidak dapat melakukan apa – apa walaupun telah diberikan pengarahan.

C. Alat Ukur Kecemasan

Menurut Hawari (2013) Untuk mengetahuit sejauh mana derajat kecemasan seseorang apakah ringan, sedang, berat atau berat sekali orang menggunakan alat ukur (instrumen) yang dikenal dengan nama Hamilton Rating Scale For Anxiety (HRS-A). Alat ukur ini terdiri dari 14 kelompok gejala yang masing – masing kelompok dirinci lagi dengan gejala –gejala yang lebih spesifik. Masing-masing kelompok gejala yang diberi penilaian (score) antara 0-4 yang artinya adalah : Nilai 0 : Tidak Ada gejala (keluhan), 1 : Gejala Ringan, 2 : Gejala Sedang, 3 : Gejala Berat , 4 : Gejala Berat sekali .

Penilaian atau pemakaian alat ukur ini dilakukan oleh dokter (psikiater) atau orang yang telah dilatih untuk menggunakannya melalui teknik wawancara langsung. Masing-masing nilai angka (score) dari 14 kelompok gejala tersebut dijumlahkan dan dari hasil penjumlahan tersebut dapat diketahui derajat kecemasan seseorang yaitu : 14-20 kecemasan ringan, 21-27 kecemasan sedang, 28-41 kecemasan berat.

D. Faktor – Faktor Mempengaruhi Kecemasan

Menurut Stuart (2006) Faktor Predisposisi kecemasan ditinjau dari berbagai teori yang telah dikembangkan:

1. Teori psikoanaltik

Dalam pandangan Psikoanalitis, ansietas adalah konfilik emosional yang terjadi antara dua elemen kepribadian id dan superego. Id melambangkan dorongan insting dan impuls primitif, sedangkan super ego mencerminkan hati nurani seseorang yang dikendalikan oleh norma – norma budaya seseorang. ego atau aku berfungsi menengahi tuntutan dari dua elemen yang bertentangan tersebut, dan fungsi ansietas adalah mengingatkan ego bahwa ada bahaya.

2. Teori interpersonal

Menurut pandangan interpesonal Kecemasan timbul dari ketakutan terhadap ketidaksetujuan dan penolakan interpersonal. Hal ini juga dihubungkan dengan trauma pada masa pertumbuhan seperti kehilangan, perpisahan yang menyebabkan seseorang menjadi tidak berdaya. Individu yang mempunyai harga diri rendah biasanya sangat mudah untuk terjadi kecemasan yang berat.

3. Teori perilaku

Menurit pandangan perilaku Kecemasan merupakan hasil frustasi dari segala sesuatu yang mengganggu kemampuan seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Para ahli perilaku menganggap kecemasan merupakan suatu dorongan yang dipelajari berdasarkan keinginan untuk menghindari rasa sakit. Teori ini meyakini bahwa manusia pada awal kehidupannya dihadapkan rasa takut yang berlebihan akan menunjukkan

kemungkinan yang terjadi kecemasan yang berat pada kehidupan masa dewasanya. ahli teori konflik memandang ansietas sebagai pertentangan antara dua kepentingan yang berlawanan. Mereka meyakini adanya hubungan timbal balik antara konflik dan ansietas, konflik yang menimbulkan ansietas dan ansietas menimbulkan perasaan tidak berdaya yang pada gilirannya meningkatkan konflik yang dirasakan.

4. Kajian keluarga menunjukkan bahwa gangguan ansietas biasanya terjadi dalam keluarga. Gangguan ansietas juga tumpang tindih antara gangguan ansietas dengan depresi.

5. Kajian biologis menunjukkan bahwa otak mengandung reseptor khusus untuk benzodiazepin, obat – obatan yang meningkatkan neuroregulator inhibisi asam gama – aminobutirat (GABA), yang berperan penting dalam mekanisme biologis yang berhubungan dengan ansietas. Selain itu kesehatan uum individu dan riwayat ansietas pada keluarga memiliki efek nyata sebagai predisposisi ansietas. Kecemasan mungkin disertai dengan gangguan fisik dan selanjutnya menurunkan kemampuan individu untuk mengatasi stresor.

BAB III

KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN DEFINISI

OPERASIONAL

A.Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah suatu uraian dan visualisasi hubungan atau kaitan antara konsep satu terhadap konsep yang lainnya, atau antara variabel yang satu dengan variabel yang lain dari masalah yang ingin diteliti (Notoatmojo, 2010, hal. 83). Berdasarkan teori yang telah di uraikan maka kerangka konsep dalam penelitian tentang “Hubungan Mekanisme Koping Dengan Kecemasan Pada Pasien Kanker Payudara di Rumah Sakit Umum Pirngadi Kota Medan“ terdiri dari variabel independen adalah Mekanisme Koping dan variabel dependen adalah Kecemasan.

Skema 3.1 Kerangka Konsep

Variabel independen Variabel dependen

> Mekanisme koping - Berorientasi pada masalah - Berorientasi pada ego Kecemasan - Cemas - Tidak cemas

B.Hipotesis

Ha : Ada hubungan antara mekanisme koping dengan kecemasan pada pasien kanker payudara di Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi kota medan.

C.Defenisi Operasional

Tabel 3.1 Definisi operasional penelitian hubungan mekanisme koping dengan kecemasan pada pasien kanker payudara di RSU dr. Pirngadi kota medan tahun 2015

No Variabel Defenisi operasional

Alat Ukur Cara Ukur Hasil ukur Skala ukur 1. V. Independ en: Mekanis me Koping Cara yang dilakukan individu dalam menyelesaik an masalah, menyesuaik an diri dengan perubahan, serta respon terhadap situasi yang mengancam . Kuesioner yang digunakan yaitu pernyataan pada masalah yaitu : no 1-36 Pernyataan pada ego (emosi) Yaitu : no 37-72 Kuesioner penilaian menggunak an skala guttman pilihan jawaban 1. ya : nilai 1 2. Tidak : nilai 0 Maka nilai maksimal untuk ego dan masalah masing – masing bernilai 36. Mekanisme koping : Berorientasi pada ego jika responden menjawab > pernyataan ego dari pernyataan masalah Berorientasi pada masalah jika responden menjawab > pernyataan masalah dari pernyataan ego Nominal

2. V.Depen den: Kecemas an Kekhawatir an yang tidak jelas dan menyebar, yang berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya. Kuesioner yang digunakan adalah untuk menilai kecemasan pasien kanker payudara terdiri dari 14 item pernyataan. Kuesioner HRS dengan nilai jawaban: 0 = tidak ada 1 = jarang sekali 2 = kadang- kadang 3 = sering 4 = sering sekali Kecemasan: Cemas ≥ 27 nilai mean Tidak cemas < 27 nilai mean Nominal

Dokumen terkait