• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Mekanisme Koping Dengan Kecemasan Pada Pasien Kanker Payudara di Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Kota Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Hubungan Mekanisme Koping Dengan Kecemasan Pada Pasien Kanker Payudara di Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Kota Medan"

Copied!
77
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN MEKANISME KOPING DENGAN KECEMASAN

PADA PASIEN KANKER PAYUDARA

DI RUMAH SAKIT UMUM DR. PIRNGADI

KOTA MEDAN

LILI UMAIROH

145102024

KARYA TULIS ILMIAH

D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)
(3)
(4)

Hubungan Mekanisme Koping Dengan Kecemasan Pada Pasien Kanker Payudara Di Rumah Sakit Umum

dr. Pirngadi Tahun 2015

Abstrak

Latar Belakang : Setiap ada stressor penyebab individu mengalami ansietas, maka secara otomatis muncul upaya untuk mengatasinya dengan berbagai mekanisme koping. Penggunaan mekanisme koping menjadi efektif bila didukung oleh kekuatan lain dan adanya keyakinan pada individu yang bersangkutan bahwa mekanisme koping yang digunakan dapat mengatasi ansietasnya. Sumber koping merupakan modal kemampuan yang dimiliki individu guna mengatasi ansietas.

Tujuan penelitian : Untuk mengetahui hubungan mekanisme koping dengan kecemasan pada pasien kanker payudara di rumah sakit umum dr. Pirngadi kota medan tahun 2015.

Metodologi : Penelitian Deskriptif korelatif dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilakukan selama bulan Maret sampai April 2015. Subjek penelitian adalah wanita yang menderita penyakit kanker payudara yang terdapat di rumah sakit umum dr. Pirngadi yang memenuhi kriteria sampel. Total sampel sebanyak 37 orang. Analisis data dilakukan dengan teknik Chi Square fisher’s exact test.

Hasil penelitian : Dari hasil penelitian didapatkan mayoritas responden degan mekanisme koping yang berorientasi pada masalah yaitu 24 orang (64,9%) dan mayoritas responden yang memiliki tingkat kecemasan yaitu cemas sebanyak 22 orang (59,5%). Hasil uji Chi Square menunjukkan bahwa secara statistik terdapat hubungan signifikan antara mekanisme koping dengan kecemasan (p = 0,035).

Kesimpulan : Penelitian ini memberikan hasil bahwa ada hubungan antara mekanisme koping dengan kecemasan pada pasien kanker payudara sehingga diharapkan kepada petugas kesehatan agar memberikan penanganan yang holistik kepada pasien kanker payudara baik secara fisik maupun psikologis agar kecemasan dapat berkurang.

(5)

Relations With Anxiety Coping Mechanisms In Breast Cancer Patients In General Hospital dr. Pirngadi 2015

Abstract

Background : Every stressor causes individuals experiencing anxiety, it will automatically appear an attempt to cope with a variety of coping mechanisms. The use of coping mechanisms become effective when supported by other forces and their confidence in the individuals concerned that the coping mechanisms used to overcome anxiety. Coping is a source of capital owned by an individual's ability to cope with anxiety..

Objective : To determine the relationship of coping mechanisms with anxiety in breast cancer patients in the general hospital dr. Pirngadi 2015 the city field.

Methodology : Descriptive correlative study with cross sectional approach. This research was conducted during March and April 2015. The subjects were women who suffer from breast cancer contained in the general hospital dr. Pirngadi that meet the criteria of the sample. The total sample of 37 people. Data analysis was performed using Chi Square fisher's exact test.

Results : From the results, the majority of respondents with coping mechanisms problem-oriented 24 persons (64.9%) and the majority of respondents who have high levels of anxiety are anxious as many as 22 people (59.5%). Chi Square test results indicate that there is a statistically significant relationship between coping mechanisms with anxiety (p = 0.035).

Conclusion : This study provides results that there is a relationship between coping mechanisms with anxiety in patients with breast cancer so expect to health workers to provide holistic treatment to breast cancer patients both physically and psychologically so that anxiety can be reduced.

(6)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbila’lamiin, puji syukur kepada Allah SWT yang senantiasa memberikan nikmat, terutama nikmat kemudahan sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Hubungan Mekanisme Koping Dengan Kecemasan Pada Pasien Kanker Payudara di Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Kota Medan”, dalam rencana akhir pembelajaran program studi D-IV Bidan Pendidik Universitas Sumatera Utara.

Terima kasih banyak kepada orang tua penulis, Ayahanda Sudarsono S.Sos dan Ibunda Nurainun, kedua abang Yan Sumekar, SH, MKn dan Irwan Darmawan serta kakak Yulhana Sari S.Pd atas dukungannya baik berupa dukungan moril, materil, kasih sayang, dan do’a, sehingga penulis dapat memperoleh pendidikan di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Selain itu, penulis juga ingin mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang tinggi kepada pihak-pihak yang telah mendukung dan memberikan bantuan, terutama ilmu dan pengalaman yang sangat bermanfaat kepada penulis antara lain:

1. dr. Dedi Ardinata, M.Kes selaku dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara,

2. Ibu Nur Asnah Sitohang, S.Kep, Ns, M.Kepselaku Ketua Program Studi D-IV Bidan pendidik.

3. Direktur RSU dr. Pirngadi kota Medan yang telah memberikan kesempatan untuk tempat penelitian.

(7)

memberikan arahan dan dukungan moral dalam proses bimbingan penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

5. Ibu Farida Linda Sari Siregar, S.Kep, Ns, M.Kep, Dr. Riza Rivani, SPOG (K) dan Ibu Diah Lestari Nasution, SST, M.keb, selaku penguji 1 dan 2 yang telah membantu mengkoreksi, menyempurnakan, menguji, dan menilai Karya Tulis Ilmiah ini.

6. Seluruh staf dan dosen program DIV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

7. Staf unit terjemahan Pusat Bahasa Universitas Sumatera Utara yang sudah membantu menerjemahkan kuesioner penelitian.

8. Teman-teman seperjuangan yang telah membantu dan memberi berbagai dukungan serta keceriaan selama penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

Akhirnya, penulis mengharapkan masukan dan saran demi perbaikan dan penyempurnaan penelitian ini dan juga untuk menambah ilmu dan pengetahuan penulis untuk masa yang akan datang.

Medan, Juli 2015

Penulis

(Lili Umairoh)

(8)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... iv

DAFTAR SKEMA ... v

DAFTAR LAMPIRAN ... vi

BAB I PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Kanker Payudara

F. Efek Samping Pengobatan ... 14

(9)

BAB III KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN DEFENISI

OPERASIONAL

A. Kerangka Konsep ... 26

B. Hipotesis ... 27

C. Defenisi Operasional ... 27

BAB IV METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 29

B. Populasi dan Sampel ... 28

C. Tempat Penelitian ... 29

D. Waktu Penelitian ... 30

E. Etika Penelitian ... 30

F. Alat Pengumpulan Data ... 31

G. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 31

H. Prosedur Pengumpulan Data ... 32

I. Analisis Data ... 33

BAB V PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 36

B. Analisa Univariat ... 36

C. Analisa Bivariat ... 38

D. Pembahasan ... 39

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 43

B. Saran ... 43

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Definisi operasional penelitian hubungan mekanisme koping dengan kecemasan pada pasien kanker payudara di RSU dr. Pirngadi kota medan tahun 2015 ... 26 Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Karateristik Responden Pasien Kanker Payudara di

Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Tahun 2015 ... 36 Tabel 5.2 Distribusi Berdasarkan Mekanisme Koping Pasien Kanker Payudara Di

Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Tahun 2015 ... 37 Tabel 5.3 Distribusi Kecemasan Pasien Kanker Payudara Di Rumah Sakit Umum Dr.

Pirngadi Tahun 2015 ... 37 Tabel 5.4 Distribusi Responden Berdasarkan Hubungan Mekanisme Koping Dengan

(11)

DAFTAR SKEMA

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar Penjelasan Kepada Calon Responden Lampiran 2 : Lembar Persetujuan Menjadi Responden Lampiran 3 : Lembar Kuesioner

Lampiran 4 : Lembar Konsultasi Proposal dan Karya Tulis Ilmiah Lampiran 5 : Surat Izin Penelitian Dari Fakultas Keperawatan USU Lampiran 6 : Balasan Surat Penelitian Dari RSU Dr. Pirngadi Kota Medan Lampiran 7 : Surat Selesai Peneltian

(13)

Hubungan Mekanisme Koping Dengan Kecemasan Pada Pasien Kanker Payudara Di Rumah Sakit Umum

dr. Pirngadi Tahun 2015

Abstrak

Latar Belakang : Setiap ada stressor penyebab individu mengalami ansietas, maka secara otomatis muncul upaya untuk mengatasinya dengan berbagai mekanisme koping. Penggunaan mekanisme koping menjadi efektif bila didukung oleh kekuatan lain dan adanya keyakinan pada individu yang bersangkutan bahwa mekanisme koping yang digunakan dapat mengatasi ansietasnya. Sumber koping merupakan modal kemampuan yang dimiliki individu guna mengatasi ansietas.

Tujuan penelitian : Untuk mengetahui hubungan mekanisme koping dengan kecemasan pada pasien kanker payudara di rumah sakit umum dr. Pirngadi kota medan tahun 2015.

Metodologi : Penelitian Deskriptif korelatif dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilakukan selama bulan Maret sampai April 2015. Subjek penelitian adalah wanita yang menderita penyakit kanker payudara yang terdapat di rumah sakit umum dr. Pirngadi yang memenuhi kriteria sampel. Total sampel sebanyak 37 orang. Analisis data dilakukan dengan teknik Chi Square fisher’s exact test.

Hasil penelitian : Dari hasil penelitian didapatkan mayoritas responden degan mekanisme koping yang berorientasi pada masalah yaitu 24 orang (64,9%) dan mayoritas responden yang memiliki tingkat kecemasan yaitu cemas sebanyak 22 orang (59,5%). Hasil uji Chi Square menunjukkan bahwa secara statistik terdapat hubungan signifikan antara mekanisme koping dengan kecemasan (p = 0,035).

Kesimpulan : Penelitian ini memberikan hasil bahwa ada hubungan antara mekanisme koping dengan kecemasan pada pasien kanker payudara sehingga diharapkan kepada petugas kesehatan agar memberikan penanganan yang holistik kepada pasien kanker payudara baik secara fisik maupun psikologis agar kecemasan dapat berkurang.

(14)

Relations With Anxiety Coping Mechanisms In Breast Cancer Patients In General Hospital dr. Pirngadi 2015

Abstract

Background : Every stressor causes individuals experiencing anxiety, it will automatically appear an attempt to cope with a variety of coping mechanisms. The use of coping mechanisms become effective when supported by other forces and their confidence in the individuals concerned that the coping mechanisms used to overcome anxiety. Coping is a source of capital owned by an individual's ability to cope with anxiety..

Objective : To determine the relationship of coping mechanisms with anxiety in breast cancer patients in the general hospital dr. Pirngadi 2015 the city field.

Methodology : Descriptive correlative study with cross sectional approach. This research was conducted during March and April 2015. The subjects were women who suffer from breast cancer contained in the general hospital dr. Pirngadi that meet the criteria of the sample. The total sample of 37 people. Data analysis was performed using Chi Square fisher's exact test.

Results : From the results, the majority of respondents with coping mechanisms problem-oriented 24 persons (64.9%) and the majority of respondents who have high levels of anxiety are anxious as many as 22 people (59.5%). Chi Square test results indicate that there is a statistically significant relationship between coping mechanisms with anxiety (p = 0.035).

Conclusion : This study provides results that there is a relationship between coping mechanisms with anxiety in patients with breast cancer so expect to health workers to provide holistic treatment to breast cancer patients both physically and psychologically so that anxiety can be reduced.

(15)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kanker payudara adalah kanker pada jaringan payudara. Ini adalah jenis kanker paling umum yang diderita kaum wanita. Kaum pria juga dapat terserang kanker payudara, walaupun kemungkinannya lebih kecil dari 1 diantara 1000. Pengobatan yang paling lazim adalah dengan pembedahan, kemoterapi maupun radiasi (Rukiyah & Yulianti, 2012).

Menurut WHO (2013) Terjadi peningkatan penderita kanker payudara pada tahun 2012 sebanyak 1,7 juta wanita didiagnosis menderita penyakit ini. Pada tahun 2013 ditemukan 2240 kasus baru dan setiap tahun jumlah penderita kanker payudara bertambah 7 juta orang. Jika tidak dikendalikan WHO memperkirakan pada tahun 2030 rata-rata penderita kanker di dunia akan naik sebesar 300% dan 70% penyumbangnya adalah negara berkembang termasuk Indonesia. sedangkan menurut Kementrian Kesehatan pada tahun 2012 jumlah wanita indonesia yang menderita kanker payudara adalah 4,3:1000 orang. Tahun 2013 sebanyak 1,4/1000 penduduk atau sekitar 330.000 wanita yang menderita kanker payudara.

(16)

Rumah Sakit di Indonesia 28,7%, disusul kanker leher rahim 12,8% (Kemenkes RI, 2014 ¶ 4 ).

Menurut Manan (2011) untuk mengobati kanker yang terbatas pada payudara, bisa dilakukan pembedahan yang dilakukan segera setelah diagnosis guna mengangkat tumor. Sebenarnya ada beberapa pilihan pembedahan. Di antaranya ialah mastektomi (pengangkatan seluruh payudara) dan pembedahan breast conserving (hanya mengangkat tumor dan jaringan normal disekitarnya).

Efek samping dalam segi fisik selama pengobatan paling umum adalah kelelahan atau merasa letih. Tubuh mengalami dehidrasi atau sulit buang air besar, Anemia, diare, perubahan rambut, infeksi, kehilangan daya ingat, luka pada mulut dan kerongkongan, perubahan pada kuku, mual, neuropati, atau masalah pada tangan dan kaki, perubahan dalam merasa dan membau, kering pada vagina, muntah dan perubahan berat badan (Zaviera, 2011). Menurut hasil penelitian Oetami dkk (2014) diperoleh responden mengalami ketidakberdayaan berupa gangguan emosi ialah menangis (68,0%), kecemasan berupa khawatir memikirkan dampak pengobatan (84,0%), tidak merasa malu menderita kanker payudara (72,0%), tidak merasa harga diri menurun berupa pesimis dalam menjalani kehidupan (80,0%), tidak mengalami stress (64,0%), dan tidak mengalami reaksi amarah berupa tidak suka melaksanakan pengobatan (64,0%).

(17)

ringan sering ditanggulangi tanpa pemikiran yang sadar. Ansietas sedang dan berat menimbulkan dua jenis mekanisme koping.

Setiap ada stressor penyebab individu mengalami ansietas, maka secara otomatis muncul upaya untuk mengatasinya dengan berbagai mekanisme koping. Penggunaan mekanisme koping menjadi efektif bila didukung oleh kekuatan lain dan adanya keyakinan pada individu yang bersangkutan bahwa mekanisme koping yang digunakan dapat mengatasi ansietasnya. Sumber koping merupakan modal kemampuan yang dimiliki individu guna mengatasi ansietas. Ansietas perlu diatasi untuk mencapai untuk mencapai keadaan homeostatis dalam diri individu, baik secara fisiologis maupun psikologis. Apabila individu tidak mampu mengatasi ansietas secara konstruktif, maka ketidakmampuan tersebut dapat menjadi penyebab utama terjadinya perilaku yang patologis (Asmadi, 2008).

Candra & Sari (2012) meneliti tentang hubungan mekanisme koping dengan tingkat kecemasan pada pasien kanker payudara, hasilnya menunjukkan sebagian besar memiliki mekanisme koping yang berorientasi pada masalah yaitu 21 (70,0%) dan tingkat kecemasan yang dirasakan adalah tingkat kecemasan sedang yaitu 14 (46,7%).

Dampak lain dari segi psikologis yakni mempengaruhi perilaku dan keadaan klien dapat meringankan atau memperberat penyakit klien. bila klien tidak dapat menggunakan kopingnya, maka klien akan stress yang akan memperberat penyakitnya dan akan lebih berat lagi bila klien malu bertemu dengan masyarakat sehingga klien akan menarik diri dan merasa terasing (Dalami dkk, 2009).

(18)

koping dalam upaya mempertahankan diri dari ansietas. Intensitas perilaku akan meningkat sejalan dengan peningkatan ansietas (Dalami dkk, 2009).

Berdasarkan latar belakang diatas menimbulkan ketertarikan bagi peneliti untuk meneliti tentang Hubungan Mekanisme Koping Dengan Kecemasan Pada Pasien Kanker Payudara di Rumah Sakit Umum Pirngadi Kota Medan Tahun 2015.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian adalah “Bagaimana Hubungan Mekanisme Koping dengan Kecemasan Pada Pasien Kanker Payudara di Rumah Sakit Umum Pirngadi Kota Medan Tahun 2015”.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui Hubungan Mekanisme Koping Dengan Kecemasan Pada Pasien Kanker Payudara di Rumah Sakit Umum Pirngadi Kota Medan Tahun 2015.

2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi karateristik pada pasien kanker payudara di Rumah Sakit Umum Pirngadi Kota Medan Tahun 2015.

b. Mengidentifikasi mekanisme koping pada pasien kanker payudara di Rumah Sakit Umum Pirngadi Kota Medan Tahun 2015.

(19)

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian dapat dijadikan data dasar untuk penelitian selanjutnya dan tambahan referensi tentang pengukuran kecemasan dan mekanisme koping pada pasien kanker payudara.

2. Bagi Institusi Rumah Sakit

Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi kepada rumah sakit dalam memberikan pelayanan yang tepat kepada pasien dan seberapa besar hubungan mekanisme koping dengan kecemasan.

3. Bagi Tenaga Kesehatan

(20)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. Kanker payudara

A. Pengertian

Kanker payudara adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam jaringan payudara. Kanker ini mulai tumbuh di dalam kelenjar susu, saluran susu, jaringan lemak, maupun jaringan ikat pada payudara (Manan, 2013). Definisi lain dari kanker payudara yaitu suatu penyakit dimana terjadi pertumbuhan berlebihan atau perkembangan tidak terkontrol dari sel-sel jaringan payudara (Nugroho, 2011).

B. Jenis-jenis Kanker Payudara

Pada dasarnya ada beberapa jenis kanker payudara, berbagai kanker payudara yang dimaksud (Manan, 2013) adalah sebagai berikut:

a. Karsinoma in situ

Karsinoma in situ adalah kanker yang masih berada di tempatnya. Karsinoma in situ merupakan kanker dini yang belum menyebar maupun menyusup keluar dari tempat asalnya.

b. Karsinoma Duktal

(21)

melalui pembedahan. Sekitar 25-35 % penderita karsinoma duktal akan menderita kanker invasif (biasanya pada payudara yang sama).

c. Karsinoma Lobuler

Karsinoma lobuler mulai tumbuh di dalam kelenjar susu, dan biasanya terjadi setelah menopause. Kanker ini tidak dapat diraba dan tidak terlihat pada mammogram. Meskipun begitu, kanker tersebut biasa ditemukan secara tidak sengaja pada mammografi yang dilakukan untuk keperluan lain. Sekitar 25-30 % penderita karsinoma lobuler akan menderita kanker invasif (pada payudara yang sama ataupun payudara lainnya, bahkan kedua payudara).

d. Kanker Invasif

Kanker invasif adalah kanker yang telah menyebar dan merusak jaringan lainnya. Kanker ini bisa terlokalisir (terbatas pada payudara) maupun metastatik (menyebar ke bagian tubuh lainnya). Sekitar 80 %. Kanker payudara invasif ialah kanker duktal, sedangkan 10 % adalah kanker lobuler.

e. Karsinoma Meduler

Kanker tersebut berasal dari kelenjar susu. f. Karsinoma Tubuler

Kanker ini berasal dari kelenjar susu.

C. Stadium

(22)

penunjang lainnya yaitu histopatologi atau PA, rontgen, USG, dan bila memungkinkan dengan CT scan, scintigrafi, dll. Banyak sekali cara untuk menentukan stadium, namun yang paling banyak dianut saat ini adalah stadium kanker berdasarkan klasifikasi sistem TNM yang direkomendasikan oleh UICC (International Union Against Cancer dari World Health Organization)/ AJCC (American Joint Committee On cancer yang disponsori oleh American Cancer Society dan American College of Surgeons) (Rukiyah & Yulianti, 2012).

a. Stadium 1 : Pada stadium ini, benjolan kanker tak lebih dari 2 cm dan tidak dapat terdeteksi dari luar. Perawatan yang sangat sistematis akan diberikan pada kanker stadium ini, tujuannya adalah agar sel kanker tidak dapat menyebar dan tidak berlanjut pada stadium selanjutnya. Pada stadium ini, kemungkinan sembuh total pada pasien adalah 70 %.

b. Stadium 2 : Pada stadium ini, kemungkinan sembuh penderita adalah 30 - 40 % tergantung dari luasnya penyebaran sel kanker. Biasanya besarnya benjolan kanker sudah lebih dari 2 bahkan bisa sampai 5 cm dan tingkat penyebarannya pun sudah sampai daerah ketiak. Atau bisa juga ukuran kanker sudah mencapai 5 cm tapi belum menyebar kemana-mana. Biasanya dilakukan operasi untuk mengangkat sel-sel kanker yang ada pada seluruh bagian penyebaran, dan setelah operasi dilakukan penyinaran untuk memastikan tidak ada lagi sel-sel kanker yang tertinggal.

c. Stadium 3A : Menurut data dari Depkes, 87 % kanker payudara ditemukan di stadium ini. Benjolan kanker sudah berukuran lebih dari 5 cm dan sudah menyebar ke kelenjar limfa.

(23)

penyebarannya juga sudah menyerang secara tuntas kelenjar limfa. Jika sudah demikian tidak ada alternatif lain selain pengangkatan payudara.

e. Stadium 4 : Sel-sel kanker sudah merembet menyerang bagian tubuh lainnya, biasanya tulang, paru-paru, hati atau otak. Atau bisa juga menyerang kulit, kelenjar limfa yang ada di dalam batang leher. Sama seperti stadium 3, tindakan yang harus dilakukan adalah pengangkatan payudara.

D. Faktor-Faktor Penyebab

Ada beberapa faktor resiko yang menyebabkan seorang wanita menjadi lebih mungkin menderita kanker payudara. menurut Pamungkas (2011) adalah sebagai berikut:

a. Faktor resiko yang tidak dapat dihindari 1. Gender

Wanita adalah resiko utama kanker payudara. Pria juga bisa mengidap namun perbandingannya adalah seratus banding satu.

2. Usia

Sekitar dua dari tiga wanita menderita kanker payudara yang berusia diatas 55 tahun sedangkan 1 dari 8 wanita menderita kanker payudara yang berumur di bawah 45 tahun.

3. Pernah Menderita Kanker Payudara

Wanita yang pernah menderita kanker in situ atau kanker invasif beresiko tinggi menderita kanker payudara. Setelah payudara yang terkena kanker diangkat, maka resiko terjadinya kanker pada payudara yang sehat meningkat sebsesar 0,5-1% per tahun.

(24)

Wanita yang mempunyai ibu, saudara perempuan, dan anak yang menderita kanker, ternyata memiliki resiko 3 kali lebih besa untuk menderita kanker payudara.

5. Faktor Genetik Dan Hormonal

Diketahui bahwa dua varian gen yang tampaknya berperan dalam terjadinya kanker payudara, yaitu BRCA1 dan BRCA2. Jika seseorang wanita memiliki salah satu dari gen tersebut, maka ia berkemungkinan besar menderita kanker payudara.

Gen lainnya yang juga diduga berperan dalam terjadinya kanker paydara, yakni p53, BARD1, BRCA3, dan Noey2, ATM, CHEK2, PTEN,. Kenyataan ini menimbulkan dugaan bahwa kanker payudara disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel yang secara genetik mengalami kerusakan.

6. Pernah Menderita Penyakit Payudara Nonkanker

Resiko menderita kanker payudara agak lebih tinggi pada wanita yang pernah menderita penyakit payudara nonkanker yang menyebabkan bertambahnya jumlah saluran air susu dan terjadinya kelainan struktur jaringan payudara (hiperflasia atifik).

7. Menarche

Semakin dini menarche, semakin besar resiko wanita menderita kanker payudara. Resiko menderita kanker payudara adalah 2-4 kali lebih besar pada wanita yang mengalami menarche sebelum usia 12 tahun.

8. RAS

(25)

mungkin adalah bahwa wanita Afrika-Amerika mempunyai tumor yang berkembang lebih cepat.

9. Tingkat ketebalan jaringan payudara

Jaringan payudara yang tebal menandakan terdapatnya jaringan kelenjar yang lebih banyak dan jaringan lemak yang lebih sedikit.

b. Faktor resiko yang bisa dihindari

1. Pemakaian Pil KB Atau Terapi Sulih Esterogen

Belum diketahui seberapa lama efek pil setelah pemakaian pil dihentikan. Sepertinya, terapi sulih esterogen yang dijalani selama lebih dari 5 tahun sedikit meningkatkan resiko kanker payudara. Dan, resikonya meningkat jika pemakaiannya berlangsung lebih lama.

2. Obesitas Pasca Menopause

Obesitas sebagai faktor resiko kanker payudara masih diperdebatkan. Beberapa hasil penelitian menyebutkan bahwa obesitas sebagai faktor resiko kanker payudara dikarenakan tigginya kadar esterogen pada wanita yang mengalami obesitas.

3. Pemakaian Alkohol

Pemakaian alkohol lebih dari 1-2 gelas/hari bisa meningkatkan resiko terjadinya kanker payudara.

4. Bahan Kimia

(26)

Wanita yang menkonsumsi DES guna mencegah keguguran beresiko tinggi menderita kanker payudara.

6. Penyinaran

Pemaparan terhadap penyinaran, terutama penyinaran pada dada, semasa kanak-kanak bisa meningkatkan resiko terjadinya kanker payudara.

c. Faktor Resiko yang tidak pasti 1. Makanan tinggi lemak

2. Penggunaan bra dan antikeringat 3. Susuk payudara

4. Asap rokok 5. Bekerja malam

E. Pengobatan

Ada beberapa pengobatan kanker payudara yang penerapannya banyak tergantung pada stadium klinik penyakit (Nugroho, 2011) yaitu:

1. Mastektomi adalah operasi pengangkatan payudara. Ada 3 jenis mastektomi: a. Modified Radical Mastectomy

Yaitu operasi pengangkatan seluruh payudara, jaringan payudara di tulang dada, tulang selangka dan tulang iga, serta benjolan di sekitar ketiak.

b. Total (Simple) Mastectomy

Yaitu operasi pengangkatan seluruh payudara saja, tetapi bukan kelenjar di ketiak.

c. Radical Mastectomy

(27)

radioterapi. Biasanya lumpectomy direkomendasikan pada pasien yang besar tumornya kurang dari 2 cm dan letaknya di pinggir payudara.

2. Radiasi

a. Penyinaran / radiasi adalah proses penyinaran pada daerah yang terkena kanker menggunakan sinar x dan sinar gamma yang bertujuan membunuh sel kanker yang masih tersisa di payudara setelah operasi.

b. Efek pengobatan ini tubuh menjadi lemah, nafsu makan berkurang, warna kulit di sekitar payudara menjadi hitam, serta Hb dan leukosit cenderung menurun sebagai akibat dari radiasi.

3. Kemoterapi

a. Kemoterapi adalah proses pemberian obat-obatan anti kanker dalam bentuk pil cair atau kapsul atau melalui infus yang bertujuan membunuh sel kanker. Tidak hanya sel kanker pada payudara, tapi juga di seluruh tubuh.

b. Efek dari kemoterapi adalah pasien mengalami mual dan muntah serta rambut rontok karena pengaruh obat-obatan yang diberikan pada saat kemoterapi. 4. Therapy Hormon

Hal ini dikenal sebagai ‘Therapy anti-estrogen’ yang system kerjanya memblock kemampuan hormon estrogen yang ada dalam menstimulus perkembangan kanker pada payudara.

5. Pengobatan Herceptin

(28)

F. Efek Samping Pengobatan

(29)

2. Mekanisme Koping

A. Pengertian

Mekanisme Koping adalah mekanisme yang digunakan individu untuk menghadapi perubahan yang diterima. Apabila mekanisme koping berhasil, maka orang tersebut akan dapat beradaptasi terhadap perubahan yang terjadi. Mekanisme koping dapat dipelajari, sejak awal timbulnya stressor tersebut. Kemampuan individu tergantung dari temperamen, persepsi, dan kognisi serta latar belakang budaya/norma tempatnya dibesarkan (Carlson, 1994).

B. Sumber Koping

Menurut Stuart (2006) individu dapat mengatasi stres dan ansietas dengan menggerakkan sumber koping di lingkungan. Sumber koping tersebut yang berupa modal ekonomi, kemampuan penyelesaian masalah, dukungan sosial dan keyakinan budaya dapat membantu individu mengintregasikan pengalaman yang menimbulkan stres dan mengadopsi strategi koping yang berhasil.

Jika setiap individu mempunyai koping yang siap dipakai setiap saat dalam mengatasi masalah, dan sebaliknya jika individu tidak tahu apa yang dilakukan, maka akan terjadi kecemasan yang meningkat sehingga masalah tidak ada penyelesaiannya yang akan menimbulkan krisis (Dalami dkk, 2009).

C. Jenis Mekanisme Koping

(30)

1. Strategi Pemecahan Masalah (problem solving strategic)

Strategi pemecahan masalah bertujuan untuk mengatasi dan menanggulangi masalah/ancaman yang ada dengan kemampuan pengamatan secara realistis. Beberapa contoh strategi pemecahan masalah yang dapat digunakan antara lain:

a. Meminta bantuan kepada orang lain

b. Secara besar hati, mampu mengungkapkan perasaan sesuai dengan situasi yang ada.

c. Mencari lebih banyak informasi yang terkait dengan masalah yang dihadapi, sehingga masalah tersebut dapat diatasi secara realistis.

d. Menyusun beberapa rencana untuk memecahkan masalah.

e. Meluruskan pikiran atau persepsi terhadap masalah. Sesungguhnya bayangan pikiran yang dimiliki setiap orang memberikan pengaruh yang besar dalam kehidupan pribadi. Pikiran tersebut mengenai diri sendiri maupun bayangan pikiran mengenai apa yang dilakukan. Sebab, segala sesuatu yang dilakukan seseorang adalah reaksi langsung dari apa yang ada dalam pikirannya.

Strategi pemecahan masalah ini secara ringkas dapat digunakan dengan metode STOP (source, trial and error, others, serta pray and patient). Source berarti mencari dan mengidentifikasi apa yang menjadi sumber masalah, Trial

and Error berarti mencoba berbagai rencana pemecahan masalah yang telah

(31)

berdoa kepada tuhan sebab dia adalah zat yang maha mengetahui segala sesuatu yang ada di dunia ini, dia pula yang memberikan jalan yang terbaik buat manusia sebab manusia memiliki banyak keterbatasan . dengan berdoa, maka hati, jiwa, dan pikiran seseorang akan menjadi tenteram dan tenang. Juga harus sabar dengan berlapang dada menerima kenyataan yang ada pada dirinya. Penerimaan terhadap apa yang ada pada diri akan membuat seseorang menjadi lebih menikmati hidup dan ringan beban psikologisnya, walaupun dalam pandangan orang lain orang tersebut berada dalam kehinaan.

2. Mekanisme Pertahanan Diri (defence mechanism)

Mekanisme pertahanan diri merupakan mekanisme penyesuaian ego yaitu usaha untuk melindungi diri dari perasaan tidak adekuat. Beberapa ciri mekanisme pertahanan diri antara lain:

a. Bersifat hanya sementara karena berfungsi hanya untuk melindungi atau bertahan dari hal – hal yang tidak menyenangkan dan secara tidak langsung mengatasi masalah.

b. Mekanisme pertahanan diri terjadi diluar kesadaran. Individu idak menyadari bahwa mekanisme pertahanan diri tersebut sedang terjadi. c. Sering kali tidak berorientasi pada kenyataan.

Mekanisme pertahanan diri yang sering digunakan ialah:

a. Displacement yaitu memindahkan perasaan yang tidak menyenangkan dari

(32)

seorang pegawai yang melampiaskan emosinya ke istrinya lantaran waktu dikantor dimarahi pimpinannya.

b. Undoing yaitu tindakan atau komunikasi tertentu yang bertujuan

menghapuskan atau meniadakan tindakan sebelumnya. Misalnya meminta maaf.

c. Reaction Formation yaitu mengembangkan pola sikap dan perilaku tertentu

yang disadari, tetapi berlawanan dengan perasaan dan keinginannya. Misalnya seorang lelaki yang mencintai seseorang perempuan. Lalu ditanya oleh temannya ia menjawab “saya benci dengan gadis itu”

d. Kompensasi yaitu menutupi kekurangan dengan meningkatkan kelebihan

yang ada pada dirinya. Misalnya mahasiswa yang kemampuan belajarnya kurang lalu menekuni musik karena musik merupakan kelebihannya. e. Sublimasi yakni penyaluran rangsangan/nafsu yang tidak tercapai ke dalam

kegiatan lain yang bisa diterima oleh masyarakat. Misalnya seseorang yang senang berkelahi lalu disalurkan ke dalam bentuk olahraga tinju.

Menurut Stuart (2006) ansietas ringan sering ditanggulangi tanpa pemikiran yang sadar. Ansietas sedang dan berat menimbulkan dua jenis mekanisme koping yaitu

1. Reaksi yang berorientasi pada tugas yaitu upaya yang disadari dan berorientasi pada tindakan untuk memenuhi tuntutan situasi stress secara realistis.

a. Perilaku menyerang digunakan untuk menghilangkan atau mengatasi hambatan pemenuhan kebutuhan.

(33)

c. Perilaku kompromi digunakan untuk mengubah cara yang biasa dilakukan individu, mengganti tujuan, atau mengorbankan aspek kebutuhan personal. 2. Mekanisme pertahanan ego membantu mengatasi ansietas ringan dan sedang. Tetapi karena mekanisme tersebut langsung secara relatif pada tingkat tidak sadar dan mencakup penipuan diri dan distorsi realitas, mekanisme ini dapat menjadi respon maladaptif terhadap stress. Beberapa mekanisme pertahanan ego yang paling sering digunakan yakni:

a. Disosiasi adalah pemisahan dari proses mental atau perilaku dari kesadaran atau identitasnya. Contoh seorang pria yang dibawa ke ruang kedaruratan oleh polisi tidak mampu menjelaskan siapa dirinya dan dimana rumahnya atau tempat kerjanya.

b. Identifikasi adalah proses dimana seorang untuk menjadi yang ia kagumi berupaya dengan mengambil / meniru pikiran – pikiran, perilaku dan selera orang tersebut.

c. Intelektualisasi adalah penggunaan logika dan alasan yang berlebihan untuk menghindari pengalaman yang mengganggu perasaannya.

d. Interojeksin adalah suatu jenis identifikasi yang dimana seseorang mengambil dan melebur nilai – nilai dan kualitas seseorang atau suatu kelompok kedalam struktur egonya sendiri berupa hati nurani.

(34)

f. Penyangkalan (denial) adalah menyatakan ketidaksetujuan terhadap realitas dengan mengingkari realitas tersebut. Mekanisme pertahanan ini adalah penting sederhana dan primitif. Contoh Ny. P baru saja diberitahukan bahwa hasil pemeriksaan biopsi payudaranya menunjukkan keganasan. Ketika suaminya mengunjunginya malam itu, Ny. P mengatakan bahwa tidak ada seorang pun menceritakan tentang hasil pemeriksaan laboratorium kepadanya.

g. Pengalihan (Displacement) adalah mengalihkan emosi yang semula ditujukan pada seseorang/benda kepada orang lain/benda lain yang biasanya netral atau kurang mengancam dirinya. Contoh Timmy berusia 4 tahun marah karena ia dihukum oleh ibunya akibat menggambar diinding kamar tidurnya. ia mulai bermain “perang – perangan” dengan boneka tentaranya dan membiarkannya bertarung satu sama lain.

h. Isolasi adalah pemisahan unsur emosional dari suatu pikiran yang mengganggu dapat bersifat sementara atau berjangka lama.

i. Proyeksi adalah pengaliha buah pikiran atau impuls pada diri sendiri kepada orang lain terutama keinginan, perasaan emosional dan motivasi yang tidak dapat ditoleransi.

j. Rasionalisasi adalah mengemukakan penjelasan yang tampak logis da dapat diterima masyarakat untuk membenarkan perasaan perilaku dan motif yang tidak dapat diterima.

(35)

l. Regresi adalah kemunduran akibat stress terhadap perilaku dan merupakan ciri khas dari suatu taraf perkembangan yang lebih dini. Contoh nina yang berumur 4 tahun sudah memperoleh toliet training selama 1 tahun mulai mengompol lagi sejak kelahiran adiknya.

m.Represi adalah pengenyampingkan secara tidak sadar tentang pikiran, ingatan yang menyakitkan atau bertentangan, dari kesadaran seseorang, merupakan pertahanan ego yang primer yang cenderung diperkuat oleh mekanisme lain contoh seorang anak yang sangat sedih ditinggal pergi ibunya, tidak merasakan kesedihan tersebut.

n. Pemisahan (spilitting) adalah sikap mengelompokkan orang dianggap semuanya baik atau semuanya buruk, kegagalan untuk memajukan nilai-nilai positif dan negatif didalam diri seseorang contohnya, seorang teman mengatakan kepada anda bahwa anda adalah orang yang paling hebat, kemudian besoknya mengatakan ia membenci anda.

o. Sublimasi penerimaan suatu sasaran pengganti yang mulia artinya dimata masyarakat untuk suatu dorongan yang mengalami halangan normal contohnya, edi gagal mencapai cita-citanya memasuki AU maka ia mengalihkan menjadi penerbang.

p. Supresi suatu proses yang digolongkan sebagai mekanisme pertahanan tetapi sebetulnya merupakan analog represi yang disadari, pengesampingan yang disengaja tentang suatu bahan dari kesadaran seseorang. Kadang-kadang dapat mengarah pada represi yang berikutnya. q. Undoing tindakan/perilaku atau komunikasi yang menghapuskan sebagian

(36)

karena telah memukul anaknya akan segera memperlakukannya penuh dengan kasih sayang.

3. Kecemasan

A. Pengertian

Menurut Stuart (2006) Ansietas (Kecemasan) adalah kekhawatiran yang tidak jelas dan menyebar, yang berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya. Keadaan emosi ini tidak memiliki objek yang spesifik.

Kecemasan adalah respon emosional terhadap penilaian individu yang subjektif, yang dipengaruhi alam bawah sadar dan tidak diketahui secara khusus penyebabnya (Dalami dkk, 2009).

B. Tingkat Kecemasan

Tingkat kecemasan atau ansietas menurut Dalami dkk (2009) yaitu ringan, sedang, berat dan panik.

a. Ansietas Ringan berhubungan dengan ketegangan akan peristiwa kehidupan sehari- hari. Pada tingkat ini lapangan persepsi melebar dan individu akan berhati – hati dan waspada. Individu terdorong untuk belajar yang akan menghasilkan pertumbuhan dan kreatifitas.

b. Ansietas Sedang. Pada tingkat ini lapangan persepsi terhadap lingkungan menurun. Individu lebih memfokuskan hal – hal penting saat itu dan mengenyampingkan hal lain.

(37)

d. Panik. Pada tingkatan ini lapangan persepsi individu sudah sangat menyempit dan sudah terganggu sehingga tidak dapat mengendalikan diri lagi dan tidak dapat melakukan apa – apa walaupun telah diberikan pengarahan.

C. Alat Ukur Kecemasan

Menurut Hawari (2013) Untuk mengetahuit sejauh mana derajat kecemasan seseorang apakah ringan, sedang, berat atau berat sekali orang menggunakan alat ukur (instrumen) yang dikenal dengan nama Hamilton Rating Scale For Anxiety (HRS-A). Alat ukur ini terdiri dari 14 kelompok

gejala yang masing – masing kelompok dirinci lagi dengan gejala –gejala yang lebih spesifik. Masing-masing kelompok gejala yang diberi penilaian (score) antara 0-4 yang artinya adalah : Nilai 0 : Tidak Ada gejala (keluhan), 1 : Gejala Ringan, 2 : Gejala Sedang, 3 : Gejala Berat , 4 : Gejala Berat sekali .

(38)

D. Faktor – Faktor Mempengaruhi Kecemasan

Menurut Stuart (2006) Faktor Predisposisi kecemasan ditinjau dari berbagai teori yang telah dikembangkan:

1. Teori psikoanaltik

Dalam pandangan Psikoanalitis, ansietas adalah konfilik emosional yang terjadi antara dua elemen kepribadian id dan superego. Id melambangkan dorongan insting dan impuls primitif, sedangkan super ego mencerminkan hati nurani seseorang yang dikendalikan oleh norma – norma budaya seseorang. ego atau aku berfungsi menengahi tuntutan dari dua elemen yang bertentangan tersebut, dan fungsi ansietas adalah mengingatkan ego bahwa ada bahaya.

2. Teori interpersonal

Menurut pandangan interpesonal Kecemasan timbul dari ketakutan terhadap ketidaksetujuan dan penolakan interpersonal. Hal ini juga dihubungkan dengan trauma pada masa pertumbuhan seperti kehilangan, perpisahan yang menyebabkan seseorang menjadi tidak berdaya. Individu yang mempunyai harga diri rendah biasanya sangat mudah untuk terjadi kecemasan yang berat.

3. Teori perilaku

(39)

kemungkinan yang terjadi kecemasan yang berat pada kehidupan masa dewasanya. ahli teori konflik memandang ansietas sebagai pertentangan antara dua kepentingan yang berlawanan. Mereka meyakini adanya hubungan timbal balik antara konflik dan ansietas, konflik yang menimbulkan ansietas dan ansietas menimbulkan perasaan tidak berdaya yang pada gilirannya meningkatkan konflik yang dirasakan.

4. Kajian keluarga menunjukkan bahwa gangguan ansietas biasanya terjadi dalam keluarga. Gangguan ansietas juga tumpang tindih antara gangguan ansietas dengan depresi.

(40)

BAB III

KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN DEFINISI

OPERASIONAL

A.Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah suatu uraian dan visualisasi hubungan atau kaitan antara konsep satu terhadap konsep yang lainnya, atau antara variabel yang satu dengan variabel yang lain dari masalah yang ingin diteliti (Notoatmojo, 2010, hal. 83). Berdasarkan teori yang telah di uraikan maka kerangka konsep dalam penelitian tentang “Hubungan Mekanisme Koping Dengan Kecemasan Pada Pasien Kanker Payudara di Rumah Sakit Umum Pirngadi Kota Medan“ terdiri dari variabel independen adalah Mekanisme Koping dan variabel dependen adalah Kecemasan.

Skema 3.1 Kerangka Konsep

Variabel independen Variabel dependen

> Mekanisme koping

- Berorientasi pada

masalah - Berorientasi

pada ego

Kecemasan

- Cemas

(41)

B.Hipotesis

Ha : Ada hubungan antara mekanisme koping dengan kecemasan pada pasien kanker payudara di Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi kota medan.

C.Defenisi Operasional

Tabel 3.1 Definisi operasional penelitian hubungan mekanisme koping dengan

kecemasan pada pasien kanker payudara di RSU dr. Pirngadi kota

medan tahun 2015

(42)
(43)

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian.

Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah Deskriptif corelatif dengan pendekatan crossectional. Survey crosssectional ialah suatu

penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor resiko dengan efek, dengan carapendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (point time). Approacartinya, tiap subjek penelitian hanya di observasi sekali saja dan pengukuran dilakukan terhadap status karakter atau variabel subjek pada saat pemeriksaan (Notoadmodjo, 2010). Penelitian ini untuk meneliti Hubungan Mekanisme Koping Dengan Kecemasan Pada Pasien Kanker Payudara di Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Kota Medan.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien di Rumah Sakit Pirngadi yang mengalami kanker payudara sebanyak 672 orang di rumah sakit umum dr. Pirngadi Kota Medan tahun 2015.

2. Sampel

(44)

Kriteria sampel yang digunakan yaitu :

Kriteria inklusi : - Pasien dengan kesadaran yang baik (composmentis) - Pasien yang ada saat penelitian dilakukan

Kriteria ekslusi : - Pasien yang tidak bersedia menjadi responden

pada saat penelitian yang dilakukan pada bulan Maret sampel yang di peroleh yaitu 37 orang dikarenakan pasien tidak banyak yang sakit atau dirawat.

C. Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan ruang onkologi Rumah Sakit dr. Pirngadi kota Medan. Peneliti memilih lokasi ini dengan pertimbangan adanya populasi yang mencukupi untuk dijadikan responden serta belum pernah dilakukan penelitian.

D. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan mulai pada November tahun 2014 yaitu dimulai dari pengajuan judul proposal hingga penyusunan proposal dan dilanjutkan dengan penelitian hingga hasil penelitian pada bulan Juni tahun 2015.

E. Etika Penelitian

Penelitian ini dilakukan setelah mendapat izin dari program studi D-IV Bidan Pendidik Universitas Sumatera Utara dan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah dr. Pirngadi Medan.

Pertimbangan etik yang harus diperhatikan pada penelitian ini yaitu :

(45)

2) Respect freom human dignity (menghargai marbatat manusia), yaitu hak untuk bebas menentukan apakah calon responden ikut berpartisipasi dalam penelitian atau tidak (the right to self determination) dengan membuat informed consent sehingga calon responden tidak merasa terpaksa untuk dijadikan responden dalam penelitian ini, dan hak untuk mendapatkan informasi mengenai penelitian (the right to full disclosure) dengan member tahu calon responden maksud dan tujuan penelitian

3) Justice (keadilan) yaitu hak untuk mendapatkan perlakuan yang adil (the right to fair treatment) dengan memberikan kesempatan kepada semua aseptor

untuk menjadi responden (the right to privacy), dimana pada kuesioner tidak dicantumkan nama responden, namun hanya memberikan nomor responden (Polit & Hungler, 1999) .

F. Alat Pengumpulan Data

Alat pengumpulan data pada penelitian ini Yaitu terdiri dari dua bagian yaitu kuesioner mekanisme koping dan kuesioner HRS. Kuesioner mekanisme koping diadaptasi dari David L Tobin maka sebelum kuesioner digunakan harus diartikan terlebih dahulu di pusat bahasa Universitas Sumatera Utara. Setelah diterjemahkan oleh pusat bahasa berarti kuesioner tersebut sudah layak disebarkan kepada responden. Begitu juga dengan kuesioner HRS sebelum kuesioner digunakan harus diartikan terlebih dahulu di pusat bahasa Universitas Sumatera Utara.

(46)

bernilai 1 dan menjawab tidak bernilai 0. Maka nilai maksimal untuk ego dan masalah masing – masing bernilai 36.

G. Uji Validitas dan Reliabilitas

1. Validitas

Uji validitas adalah uji yang dilakukan untuk menunjukkan tingkat kevalidan dan kesahihan sebuah instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah (Arikunto,2010).

Reliabilitas merupakan suatu instrumen yang dapat dipercaya untuk

digunakan sebagai alat pengumpulan data karena instrumen tersebut sudah baik (Arikunto, 2010).). Data dikatakan reliabel apabila diperoleh hasil cronbach alpha > 0,07

(47)

H. Prosedur Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan data adalah mengajukan surat permohonan izin penelitian pada institusi pendidikan yaitu Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dan mengajukan surat permohonan izin melaksanakan penelitian di rumah sakit umum dr. Pirngadi kota Medan. Setelah mendapat izin, peneliti melaksanakan pengumpulan data pada pasien kanker payudara sesuai kriteria penelitian. Data penelitian ini dikumpulkan dengan cara sebagai berikut:

1. Peneliti menyerahkan lembar kuesioner kepada responden dengan terlebih dahulu meminta persetujuan (informed consent) apakah bersedia untuk dijadikan sebagai responden dengan menanda tangani surat persetujuan penelitian.

2. Selanjutnya peneliti menjelaskan cara pengisian kuesioner tersebut.

3. Agar pengumpulan data berjalan dengan cermat dan teliti peneliti mengawasi dan mendampingi responden saat mengisi kuesioner.

4. Setelah responden selesai menjawab kuesioner yang dibagikan,selanjutnya peneliti mengumpulkan kuesioner kembali dengan terlebih dahulu memeriksakan jawaban responden apakah sudah terisi seluruhnya sehingga dalam pengolahan data tidak terjadi kesalahan.

I. Analisis Data

(48)

a. Editing (Pemeriksaan Data)

Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang diperoleh atau dikumpulkan. Pada penelitian ini melakukan editing dengan cara memeriksa kelengkapan data responden.

b. Coding (Pengkodean Data)

Untuk memudahkan peneliti dalam melakukan analisa data dan pengolahan data serta pengambilan kesimpulan data yang dimasukkan kedalam bentuk tabel.

c. Processing

Dilakukan pengolahan data dengan menggunakan teknik komputerisasi.

d. Cleansing (Pembersihan data)

Pembersihan Data (cleaning) adalah pengecekan kembali untuk melihat kemungkinan-kemungkinan adanya kesalahan-kesalahan kode, ketidaklengkapan dan sebagainya, kemudian dilakukan pembetulan atau koreksi (Notoatmodjo, 2010).

Setelah semua data terkumpul, maka peneliti melakukan analisis data dan melalui beberapa tahap :

a. Analisis Univarat

(49)

b. Analisis Bivariat

Apabila telah dilakukan analisis univariat tersebut di atas, hasilnya akan diketahui karakteristik dan distribusi setiap variabel, dan dapat dilanjutkan dengan analisis bivariat. Analisa bivariat pada penelitian ini adalah untuk menganalisa hubungan mekanisme koping dengan kecemasan pada pasien kanker payudara.

(50)

BAB V

PEMBAHASAN

A.Hasil Penelitian

Pada bab ini diuraikan hasil penelitian dan pembahasan penelitian mengenai hubungan mekanisme koping dengan kecemasan pada pasien kanker payudara di Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Tahun 2015. Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan November 2014 sampai Juni 2015 di Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Tahun 2015 dengan jumlah responden sebanyak 37 orang.

B.Analisa Univariat

Pada penelitian ini karakteristik responden yang diteliti mencakup umur, pendidikan, dan pekerjaan. Secara rinci dapat dilihat pada tabel 5.1.

1. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Karateristik Responden Pasien Kanker

Payudara di Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Tahun 2015.

Tabel 5.1

Distribusi Frekuensi Karateristik Responden Pasien Kanker Payudara di Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Tahun 2015

Karakteristik Frekuensi (n) Persentase (%)

(51)

Dari tabel 5.1 dapat diamati bahwa mayoritas responden berumur <45 tahun yaitu sebanyak 21 orang (56,8%). Mayoritas responden mempunyai latar belakang pendidikan SMA sebanyak 28 orang (75,7%), dan mayoritas responden bekerja sebagai ibu rumah tangga (IRT) sebanyak 33 orang (89,2%).

2. Distribusi Berdasarkan Mekanisme Koping Pasien Kanker Payudara Di

Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Tahun 2015

Tabel 5.2

Distribusi Berdasarkan Mekanisme Koping Pasien Kanker Payudara di Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Tahun 2015

Mekanisme Koping Frekuensi (n) Persentase (%)

Berorientasi pada ego Berorientasi pada masalah

13 24

35,1 64,9

Total 37 100

Dari tabel 5.2 dapat diketahui bahwa mekanisme koping responden pasien kanker payudara terhadap kecemasan mayoritas yang berorientasi pada masalah sebanyak 24 orang (64,9%)

3. Distribusi Berdasarkan Kecemasan Pada Pasien Kanker Payudara Di

Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Tahun 2015

Tabel 5.3

Distribusi Berdasarkan Kecemasan Pasien Kanker Payudara di Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Tahun 2015

Kecemasan Frekuensi (n) Persentase (%)

Tidak cemas

(52)

C.Analisa Bivariat

Analisa hubungan antara mekanisme koping dengan kecemasan pada pasien kanker payudara di rumah sakit umum dr. Pirngadi Kota Medan menggunakan uji statistik kai kuadrat (chi square) karena kedua variable merupakan data kategori. Hasil uji statistik kai kuadrat dapat dilihat pada tabel 5.4.

Tabel 5.4

Distribusi responden berdasarkan Hubungan Mekanisme Koping dengan Kecemasan Pasien Kanker Payudara di Rumah sakit Umum dr.

Pirngadi Kota Medan Tahun 2015

Mekanisme

(53)

D.Pembahasan

1. Karakteristik responden kanker payudara di Rumah Sakit Umum dr.

Pirngadi tahun 2015

Secara rinci pada tabel 5.1 sebagian besar responden pasien kanker payudara berumur <45 tahun. Menurut WHO (2011) menyatakan bahwa 80% pasien kanker payudara berada pada umur diatas 50 tahun dan sekitar 24 % dibawah 75 tahun. Menurut Ariani (2014) umur merupakan rentang waktu seseorang yang dimulai sejak dia dilahirkan hingga berulang tahun. Jika seseorang itu memiliki umur yang cukup maka akan memiliki pola pikir dan pengalaman yang matang pula. Umur akan sangat berpengaruh terhadap daya tangkap sehingga pengetahuan diperolehnya akan semakin baik. Menurut asumsi peneliti semakin bertambah umur tidak berarti kemampuan individu dalam menggunakan mekanisme koping dapat dilakukan secara tepat (realistis) dikarenakan dari sifat yang berbeda setiap orang, temperamen, dan persepsi.

(54)

Sebagian besar responden pekerjaan sebagai ibu rumah tangga. Hal ini mendukung dari penelitian Arman (2013) pada pasien kanker payudara yaitu sebagian besar 73,3 % pekerjaan sebagai ibu rumah tangga. Menurut Ariani (2014), pekerjaan merupakan suatu aktifitas yang dilakukan seseorang untuk memperoleh penghasilan guna memenuhi kebutuhan setiap hari. Pekerjaan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi dukungan, kecemasan dan depresi, dimana seseorang yang bekerja akan berinteraksi dengan orang lain sehingga akan memiliki informasi dan pengetahuan yang lebih baik. menurut asumsi peneliti ibu rumah tangga cenderung kurang dalam mencari informasi sehingga pada saat masalah timbul tidak mampu beradaptasi sehingga menimbulkan kecemasan.

2. Mekanisme koping pada pasien kanker payudara

Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa mekanisme koping kepada pasien kanker payudara yaitu sebagian besar berorientasi pada masalah. Hal ini mendukung hasil dari penelitian Candra & Sari (2012) bahwa pasien kanker payudara memiliki mekanisme koping mayoritas adalah yang berorientasi pada masalah. Yakni berarti individu dapat mengatasi dan menanggulangi masalah/ancaman yang ada dengan kemampuan pengamatan secara realistis (Asmadi, 2008)

(55)

tidak sadar dan mencakup penipuan diri dan distorsi realitas, mekanisme ini dapat menjadi respon maladaptif terhadap stress. Yang berarti mekanisme koping ini dapat menjadi tindakan patologis bila tidak digunakan dengan benar pada individu.

3. Kecemasan pada pasien kanker payudara

Dari hasil penelitian diketahui bahwa kecemasan pada pasien kanker payudara yaitu sebagian besar mengalami rasa cemas.

Ansietas atau kecemasan dapat diekspresikan langsung melalui perubahan fisiologis dan perilaku secara tidak langsung timbulnya gejala atau mekanisme koping dalam upaya mempertahankan diri dari ansietas. Intensitas perilaku akan meningkat sejalan dengan peningkatan ansietas (Dalami dkk, 2009).

Seseorang akan menderita gangguan cemas ketika yang bersangkutan tidak mampu mengatasi stressor psikososial yang dihadapinya. Tetapi pada orang-orang tertentu meskipun tidak ada stessor psikososial, yang bersangkutan menunjukkan kecemasan juga, ditandai dengan corak atau tipe kepribadian pencemas.

4. Hubungan mekanisme koping terhadap kecemasan pada pasien

kanker payudara.

Berdasarkan Hasil uji statistik chisquare yang sudah dilakukan koreksi (fisher’s exact test) diperoleh nilai p=0,035 berarti p<0.05 maka dapat disimpulkan bahwa ada Hubungan yang signifikan antara mekanisme koping terhadap kecemasan pada pasien kanker payudara di rumah sakit umum dr. Pirngadi Kota Medan.

(56)

signifikan antara mekanisme koping berorientasi pada ego dengan kecemasan, mekanisme koping berorientasi pada masalah dengan kecemasan dan mekanisme koping dengan kecemasan pada pasien kanker payudara. Hal ini berarti terdapat hubungan signifikan antara mekanisme koping dengan kecemasan pada pasien kanker payudara. Menurut Stuart (2006) individu dapat mengatasi stres dan ansietas dengan menggerakkan sumber koping di lingkungan. Sumber koping tersebut yang berupa modal ekonomi, kemampuan penyelesaian masalah, dukungan sosial dan keyakinan budaya dapat membantu individu mengintregasikan pengalaman yang menimbulkan stres dan mengadopsi strategi

(57)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Dari hasil penelitian bahwa karateristik dari 37 responden yang meliputi umur, pendidikan dan pekerjaan. Sebagian besar responden adalah berumur <45 tahun yaitu sebanyak 21 orang (56,8%), berpendidikan SMA sebanyak 28 orang (75,7%), dan pekerjaan ibu rumah tangga (IRT) sebanyak 33 orang (89,2%).

2. Dari hasil penelitian bahwa dari 37 sebagian besar responden adalah yang memiliki mekanisme koping berorientasi pada masalah sebanyak 24 orang (64,9%).

3. Dari hasil penelitian bahwa dari 37 sebagian besar responden adalah yang memiliki rasa cemas sebanyak 22 orang (59,5%).

4. Hubungan mekanisme koping dengan kecemasan pada pasien kanker payudara di rumah sakit umum dr. Pirngadi kota Medan ada hubungan signifikan yaitu diketahui p = 0,035.

B. Saran

(58)

1. Bagi Peneliti selanjutnya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan data untuk peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian sejenis. Dan diharapkan dapat memanfaatkan hasil penelitian ini sebagai referensi tambahan, serta memberikan masukan dari keterbatasan penelitian yang telah dilakukan yang meliputi keterbatasaan sampel penelitian dan pengawasan dalam pengisian kuesioner serta waktu dalam melakukan penelitian sehingga untuk kedepannya akan menjadi lebih baik lagi.

2. Bagi Institusi Rumah Sakit

Untuk Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi kota Medan, khususnya bagian bedah ginekologi untuk dapat memberikan penanganan yang holistik kepada pasien kanker payudara tidak hanya sekedar terapi fisik tapi juga terapi psikologis. 3. Bagi Tenaga Kesehatan

(59)

DAFTAR PUSTAKA

Ariani, A.P. (2014). Aplikasi metodologi penelitian kebidanan dan kesehatan reproduksi. Yogyakarta: Nuha Medika

Arman,.(2013). Faktor-Faktor Yang Berhubungan dengan Tingkat Kecemasan Klien Kanker Payudara Dengan Kemoterapi Di RSUP dr. Wahidin Sudirohusodo

Makassar

dibuka tanggal 01 Juli 2015

Asmadi,. (2008) Teknik Prosedural Keperawata, Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta : Salemba Medika

Candra ,I.Sari, L, A, N., (2012). Mekanisme Koping Dengan Tingkat Kecemasan Pada Kanker Pasien Kanker Payudara.

2014.

Dalami, E., Suliswati,. Farida, P.,Rochimah., & Banon Endang., (2009). Asuhan Keperawatan Jiwa Dengan Masalah Psikososial. Jakarta: Tim.

Hawari, D. (2013). Manajemen Stress, Cemas, dan Depresi. Jakarta : FKUI.

Hidayat, A,A,A. (2010). Metode Penelitian Kebidanan Teknik Analisis Data. Jakarta : Salemba Medika.

Manan, El. (2013). Kamus Cerdik Kesehatan Wanita. Jogjakarta : Flashbooks.

Notoadmodjo, S. (2010). Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Nugroho, T. (2011). Asi dan Tumor Payudara. Yogyakarta : Nuha Medika.

Nursalam., & Kurniawati., (2007). Asuhan Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika

(60)

Pamungkas, Z. (2011). Deteksi Dini Kanker Payudara. Jogjakarta : Buku Biru.

(61)

LAMPIRAN 1

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON RESPONDEN

Assalamualaikum Wr.Wb Dengan Hormat,

Nama saya Lili Umairoh, sedang menjalani pendidikan di program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU. Saya sedang melakukan penelitian yang berjudul Hubungan Mekanisme Koping Dengan Kecemasan Pada Pasien Kanker Payudara di Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Kota Medan.

Mekanisme Koping adalah mekanisme yang digunakan individu untuk menghadapi perubahan yang diterima. Apabila mekanisme koping berhasil, maka orang tersebut akan dapat beradaptasi terhadap perubahan yang terjadi. Mekanisme koping dapat dipelajari, sejak awal timbulnya stressor tersebut. Kemampuan individu tergantung dari temperamen, persepsi, dan kognisi serta latar belakang budaya/norma tempatnya dibesarkan (Carlson, 1994). Tujuan penelitian ini adalah melihat Hubungan Mekanisme Koping Dengan Kecemasan Pada Pasien Kanker Payudara di Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Kota Medan.

Saya akan melakukan penelitian di Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Kota Medan dengan menyebarkan kuesioner penelitian untuk mohon kesediannya calon responden mengisi dan melengkapi kuesioner penelitian yang dibagikan.

Partisipasi Responden bersifat sukarela dan tanpa paksaan. Setiap data yang ada dalam penelitian ini akan dirahasiakan dan digunakan untuk kepentingan penelitian. Untuk penelitian ini Responden tidak dikenakan biaya apapun. Bila sekiranya Responden membutuhkan penjelasan yang lebih, maka dapat menghubungi saya : Nama : Lili Umairoh

Alamat : Jl. Sidodadi No. 96 Dusun V Marindal I No.Hp : 082276469910

Terimakasih saya ucapkan atas partisipasi Responden. Keikutsertaan menjadi responden akan menyumbangkan sesuatu yang berguna bagi ilmu pengetahuan. Setelah memahami berbagai hal menyangkut penelitian ini diharapkan Saudari bersedia mengisi lembar persetujuan yang telah kami persiapkan.

Medan,………..2015 Peneliti

(62)

LAMPIRAN 2

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI CALON RESPONDEN

(INFORMED CONSENT)

Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama :

Umur : Alamat : No. HP :

Setelah mendapat penjelasan dari penelitian tentang Hubungan Mekanisme Koping Dengan Kecemasan Pada Pasien Kanker Payudara, Maka dengan ini saya secara sukarela menyatakan bersedia ikut serta dalam penelitian tersebut.

Demikianlah surat pernyataan ini untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Medan,………..2015

(63)

LAMPIRAN 3 Kode : Tanggal :

INSTRUMEN PENELITIAN A.Data Demografi

Ibu diharapkan dapat menjawab pertanyaan yang tersedia dengan memberikan dengan memberikan tanda cheklist pada tempat yang disediakan, semua pertanyaan harus dijawab, tiap satu pertanyaan diisi dengan satu jawaban dan bila ada yang kurang dimengerti dapat ditanyakan pada peneliti.

Umur :

Pendidikan : SD SMP SMA SARJANA Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

PNS

Wiraswasta

Dan lain lain... B.Kuesioner Mekanisme Koping

Berikanlah tanda cheklist pada pilihan yang anda anggap benar. a. Ya

b. Tidak

No Pernyataan Ya Tidak

1. Saya hanya berkonsentrasi pada apa yang saya harus lakukan berikutnya ; langkah berikutnya.

2. Saya mengubah sesuatu sehingga sesuatu akan menjadi baik

3. Saya mandiri dan berjuang untuk apa yang saya inginkan

4. Saya membuat sebuah rencana tindakan dan menjalankannya

5. Saya langsung menangani masalah

6. Saya sudah tahu bahwa ini harus diselesaikan, sehingga saya berusaha lebih kuat untuk menyelesaikannya

7. Ini adalah permasalahan yang rumit, sehingga saya harus memahaminya tuntas agar hasilnya baik

(64)

9. Saya berjuang untuk menyelesaikan masalah 10. Saya berusaha mendapatkan sudut pandang baru

dalam situasi

11. Saya melihat sesuatu pada sisi yang baik

12. Saya mengatakan pada diri sendiri hal yang membuat saya merasa lebih baik

13. Saya melihat sesuatu dari sisi yang berbeda dan berusaha membuat yang terbaik dari apa yang ada 14. Saya menanyakan diri sendiri apa yang benar-benar

penting dan menemukan hal sebenarnya tidaklah begitu buruk.

15. Saya yakinkan diri saya bahwa masalah tidak seburuk kelihatannya

16. Saya mundur dari situasi dan meletakkan segala sesuatu dalam perspektif

17. Saya mengatur ulang cara saya melihat situasi, sehingga ia tidak kelihatan begitu buruk

18. Saya terus memikirkan masalah sampai akhirnya menemukan titik terang

19. Saya tidur lebih dari biasanya

20. Saya berlaku seperti seolah – olah tidak ada yang terjadi

21. Saya berusaha melupakan segalanya

22. Saya tidak membiarkannya terjadi pada saya, saya menolak untuk terlalu memikirkannya

23. Saya memutuskan bahwa ini adalah masalah orang lain, bukan masalah saya

24. Saya menghindari orang penyebab masalah ini

25. Saya membuat permasalahan menjadi ringan dan menolak untuk serius menanganinya

26. Setiap saya memikirkannya saya sedih ; jadi saya berhenti memikirkannya

27. Saya menghindari memikirkan atau melakukan apapun tentang situasi itu

28. Saya berharap permasalahan saya teratasi sendiri begitu saja

29. Saya berharap keajaiban akan terjadi

30. Saya berharap bahwa saya tidak akan pernah membiarkan diri saya terlibat dengan situasi itu

(65)

33. Saya punya fantasi dan keinginan atas bagaimana segalanya bisa teratasi

34. Saya berharap, jika saya menunggu lebih lama, semua akan menjadi baik

35. Saya harap saya dapat mengubah apa yang terjadi 36. Saya memikirkan hal yang fantastis dan tidak nyata

yang membuat saya merasa lebih baik

37. Saya menemukan cara untuk membuat saya tetap kuat

38. Saya melakukan sesuatu agar ia tidak mengganggu saya

39. Saya membiarkan emosi saya lepas

40. Saya meluapkan perasaan saya untuk mengurangi stress

41. Saya meluapkan perasaan saya

42. Saya meluapkan emosi saya 43. Saya kelelahan dan meledak

44. Saya mengikuti perasaan saya dan membiarkannya 45. Saya marah dan meledak

46. Saya menerima simpati dan pengertian dari seseorang

47. Saya menemukan seorang pendengar yang baik 48. Saya menceritakan kepada seseorang tentang apa

yang saya rasaka

49. Saya hanya menghabiskan waktu dengan orang yang saya suka

50. Saya berbicara kepada seseorang yang sangat dekat dengan saya

51. Saya berbicara kepada seseorang yang sangat dekat dengan saya

52. Saya meminta nasehat dari teman atau keluarga 53. Saya menghabiskan waktu bersama teman-teman

saya

54. Saya berbicara dengan seseorang yang memiliki situasi yang sama

55. Saya mengatakan kepada diri sendiri bahwa jika saya tidak ceroboh hal ini tidak akan terjadi

(66)

57. Saya menyalahkan diri sendiri

58. Saya mengkritik diri saya atas atas apa yang terjadi

59. Karena apa yang terjadi bukanlah salah saya, saya tidak ikut campur

60. Saya sadar bahwa saya sendiri yang bertanggung jawab atas kesusahan dan benar-benar menjadi pelajaran bagi saya

61. Saya tidak mengharapkan ini terjadi

62. Ini adalah salah saya oleh karena itu saya harus menanggung akibatnya

63. Saya mengatakan pada diri sendiri betapa bodohnya saya

64. Saya mencoba menjaga perasaan sendiri

65. Saya menghabiskan lebih banyak waktu sendiri 66. Saya menghindari keluarga dan teman saya 67. Saya menghindari bersama dengan orang

68. Saya tidak berbicara kepada orang lain tentang masalah ini

69. Saya menghabiskan waktu sendiri kadang-kadang 70. Saya memendam pikiran dan perasaan sendiri

71. Saya tidak membiarkan teman dan keluarga saya tahu apa yang terjadi

(67)

NO PERNYATAAN JAWABAN

1. Perasaan cemas seperti: Khawatir

Rasa tidak aman (firasat buruk) Takut akan pikiran sendiri Mudah tersinggung 2. Ketegangan seperti :

Tidak mampu untuk rileks Merasa gugup

4. Gangguan tidur seperti: Susah untuk tidur

5. Gangguan kecerdasan seperti: Sukar konsentrasi

Daya ingat menurun Daya ingat buruk

6. Perasaan tertekan seperti: Putus asa

Sedih

Perasaan berubah-ubah sepanjang hari Kurangnya kesenangan pada hobi Tak punya daya

Kuesioner Hamilton Rating Scale (HRS)

(68)

7. Gangguan tubuh otot seperti: Sakit dan nyeridi otot-otot Terasa kaku

Kedutan otot Lemah

Sakit disalah satu otot

8. Gangguan panca indra seperti: Telinga berdenging

Penglihatan kabur Muka merah atau pucat Perasaan ditusuk-tusuk

9. Gejala sakit jantung dan pembuluh darah Jantung berdenyut cepat

Jantung berdebar-debar Nyeri di dada

Denyut nadi menguat Rasa ingin pingsan

Denyut jantung berhennti sebentar 10. Gejala pernafasan

Rasa tertekan dan sempit di dada (sesak) Sulit bernafas

Rasa tersedak Susah bernafas 11. Gejala pencernaan

Sulit menelan Perut mulas

Gangguan pencernaan

Nyeri sebelum dan sesudah makan Perasaan terbakar di perut

Perut terasa penuh/kembung Mual

Muntah Mencret

Sulit buang air besar 12. Gejala kelamin

Sulit buang air besar/kecil Haid tidak teratur

Tidak ada nafsu seksual Tidak datang bulan Haid berlebihan Haid sedikit

(69)

13 Gangguan sistem syaraf Mulut kering

Muka merah Mudah berkeringat Kepala pusing Kepala terasa berat

Kepala terasa sakitbulu-bulu berdiri/merinding

14 Tingkah laku Gelisah Tidak tenang Jari gemetar Muka tegang Otot tegang

Nafas pendek dan cepat Muka merah

(70)
(71)
(72)
(73)
(74)
(75)
(76)
(77)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Lili Umairoh

T.T.Lahir : Marindal, 19 Desember 1990

Agama : Islam

Nama Ayah : Sudarsono S.Sos

Nama Ibu : Nurainun

Anak ke : 4 dari 4 bersaudara

Alamat : Jln. Sidodadi No. 96 Dusun V Marindal I Medan

Pendidikan Formal

Tahun 1996-2002 : SD Negeri 106815 Medan

Tahun 2002-2005 : SMP Negeri 22 Medan

Tahun 2005-2008 : SMA Harapan 2 Medan

Tahun 2008-2011 : Akademi Kebidanan Pemkab Langkat

Tahun 2014-2015 : Program D-IV Bidan Pendidik Fak. Keperawatan

Gambar

Tabel 3.1 Definisi operasional penelitian hubungan mekanisme koping dengan
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Karateristik Responden Pasien Kanker Payudara di
Tabel 5.2

Referensi

Dokumen terkait

Surat undangan ini disamping dikirimkan melalui e-mail juga akan ditempatkan dalam pojok berita website LPSE Provinsi Jawa Tengah, oleh karenanya Pokja 3 ULP Provinsi

Pada umumnya para guru juga masih ragu atas implementasi yang dilakukan berdasarkan tuntunan kurikulum 2013, ini terjadi disebabkan pemahaman Kompetensi Inti baik sikap

The Big News ABC Channel 5 (kemudian TV5) dan Dunia Malam di ABS-CBN Channel 2 adalah program berita pertama di televisi Filipina, diikuti dalam periode yang sama oleh ABS-CBN Channel

Akan tetapi Kisah Para Rasul juga menunjukkan perlakuan orang-orang Yahudi kepada orang- orang Kristen, tuduhan oleh orang Yahudi yang ingin sekali membedakan Kristen dari

Dari pengertian diatas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa kode etik jurnalistik adalah norma atau landasan moral yang mengatur tindak-tanduk seorang wartawan

1 On-balance sheet items (excluding derivatives and SFTs, but including collateral) 185,812,528 2 (Assets amounts deducted in determining Basel III Tier 1 capital)

In this paper, we have proposed a method for the modelling of simple room shape structure from sparse 3D point information obtained by photogrammetry. Our method consists

In this research, the fuzzy inference system with the Sugeno method is used to analyze employee performance assessment based on the variables input of criteria