• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Dukungan Keluarga Terhadap Kecemasan Dan Depresi Pada Pasien Kanker Payudara Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan Dukungan Keluarga Terhadap Kecemasan Dan Depresi Pada Pasien Kanker Payudara Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2015"

Copied!
91
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON RESPONDEN

Assalamualaikum Wr.Wb

Dengan Hormat

Nama saya Rahayu Ningsih, sedang menjalani pendidikan di program studi D-IV

Bidan Pendidik Fakultas keperawatan Universitas Sumatera Utara. Saya sedang

melakukan penelitian yang berjudul hubungan dukungan keluarga terhadap

kecemasan dan depresi pada pasien kanker payudara di Rumah Sakit umum Pusat

haji Adam Malik Medan.

Menurut Cohen (1996:241) Dukungan keluarga adalah suatu keadaan yang

bermanfaat bagi individu yang diperoleh dari orang lain yang dapat dipercaya,

sehingga seseorang akan tabu bahwa ada orang lain yang memperhatikan,

menghargai dan mencintainya.

Kecemasan (ansietas/anxiety) adalah gangguan dalam paresaan (affective) yang

ditandai dengan perasaan ketakutan atau kekhawatiran yang mendalam dan

berkelanjutan, tidak mengalami gangguan dalam menilai realitas (Realty Testing

Ability/ RTA, masih baik), kepribadian masih tetap utuh (tidak mengalami keretakan

kepribadian/ Spitting of Personality), perilaku dapat terganggu tetapi masih dalam

batas-batas normal.

Depresi adalah salah satu bentuk gangguan kejiwaan pada alam perassaan

(effective/mood disorder), yang ditandai dengan kemurungan, kelesuan, ketiadaan

(5)

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga

terhadap kecemasan daan depresi pada pasien kanker payudara di Rumah Sakit

Umum Pusat Haji Adam Malik Tahun 2015.

Saya akan melalukan penelitian di Ruang Onkologi Rumah Sakit Umum Pusat Haji

Adam Malik dengan menyebarkan kuessioner penelitian untuk mohon kesediaanyya

calon responden mengisi dan melengkapi kuesioner penelitian yang dibagikan.

Partisipasi responden bersifat sukarela dan tanpa paksaan. Setiap data yang

ada dalam penelitian ini akan dirahasiakan dan digunakan untuk kepentingan

penelitian. Untuk penelitian ini responden tidak dikenakan biaya apapun. Bila

sekiranya respnden membutuhkan penjelasan yang lebih maka dapat menghubungi

saya :

Nama : Rahayu Ningsih

Alamat : Jalan Garu II A Komplek Perumahan Harjosari II Nomor 28.

Nomor Hp : 08566006322

Terimakasih saya ucapkan atas partisipasi responden. Keikutsertaan ibu – ibu

menjadi responden akan menyumbangkan sesuatu yang berguna bagi ilmu

pengetahuan.

Setelah memahami berbagai hal yang menyangkut penelitian ini diharapkan

saudari bersedia mengisi lembar persetujuan yang telah kami persiapkan.

Medan, Maret 2015

Peneliti

(6)

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI CALON RESPONDEN (INFORMED CONSENT)

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama :

Umur :

Alamat :

No HP :

Setelah mendapat penjelasan dari penelitian tentang hubungan dukungan keluarga

terhadap kecemasan dan depresi pada pasien kanker payudara di Rumah Sakit Umum

Pusat Haji Adam Malik, maka dengan ini saya secara sukarela menyatakan bersedia

ikut serta dalam penelitian tersebut.

Demikianlah surat pernyataan ini untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Medan,….. …….2015

(7)

Kuesioner A. Data Demografi

Usia :

Agama :

Suku :

Status Perkawinan : ( ) Kawin, ( ) Belum Kawin

Pekerjaan :

Stadium kanker :

Pendidikan :

Instruksi :Kuesioner HADS ini terdiri dari 7 pertanyaan kecemasan dan 7 pertanyaan depresi. Silahkan membaca masing-masing kelompok pertanyaan

dengan seksama dan pilih salah satu jawaban pertanyaan dengan memberi tanda

ceklist (√) pada kolom jawaban sebelah kanan yang menurut anda yang paling

anda rasakan saat ini.Pastikan hanya memilih satu jawaban.

Untuk pertanyaan HADS terdiri dari 4 katagori jawaban yaitu :

Tidak ada, kadang-kadang, sering dan sering sekali.

Total nilai

0-7 = Normal

8-14 = Ringan

(8)
(9)
(10)
(11)

Kuesioner B. Data Demografi

Usia :

Agama :

Suku :

Status Perkawinan : ( ) Kawin, ( ) Belum Kawin

Pekerjaan :

Stadium kanker :

Pendidikan :

Instruksi :Kuesioner dukungan keluarga ini terdiri dari 12 pertanyaan. Silahkan membaca masing-masing kelompok pertanyaan dengan seksama dan pilih salah

satu jawaban pertanyaan dengan memberi tanda ceklist (√) pada kolom jawaban

sebelah kanan yang menurut anda yang paling anda rasakan saat ini.Pastikan

hanya memilih satu jawaban.

Untuk pertanyaan dukungan keluarga terdiri dari 2 katagori jawaban yaitu :

Ya dan Tidak

Total nilai

0-4 = Rendah

8-14 = Sedang

(12)

B. Kuesioner Dukungan Keluarga

Pernyataan Ya Tidak

Dukungan Emosional

1. Keluarga selalu meluangkan waktu untuk memberikan perhatian dan menemani anda

2. Keluarga selalu mengingatkan anda untuk makan obat secara teratur

3. Keluarga merasa sedih dan khawatir saat anda sakit

Dukungan Instrumental

4. Keluarga menyediakan makanan dan minuman yang baik untuk anda

5. Keluarga selalu memenuhi kebutuhan anda

6. Keluarga menyediakan fasilitas istirahat yang nyaman bagi anda

Dukungan Informatif

7. Keluarga memberitahukan informasi tentang cara pengobatan kanker payudara baik secara medis maupun alternative

8. Keluarga selalu memberikan informasi untuk mengunjungi fasilitas pelayanan kesehatan secara berkala kepada anda

Dukungann Penilaian

9. Keluarga tidak mengasingkan anda karena penyakit yang anda derita

10.Keluarga selalu memberikan pujian dan semangat agar anda tetap bersemangat menjalani pengobatan

Dukungan Spiritual

11.Keluarga membayar biaya pengobatan anda setiap kali anda berobat ke fasilitas kesehatan

(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)

DAFTAR PUSTAKA

Anindita, Y.P.C. (2010). Hubungan antara pemberian radioterapi dengan terjadinya

distress, anxiety, dan depresi pada penderita kanker payudara. (26)(1)

Ariani, P. (2014). Aplikasi metodologi penelitian kebidanan dan kesehatan

reproduksi. Yogyakarta. Nuha Medika

Dalami, E., Suliswati., Farida, P., Rochhimah., Banon, E. (2014). Asuhan

Keperawatan Jiwadengan masalah psikososial. Jakarta Timur. Trans Info

Media

Hadi, P. (2004). Depresi & Solusinya. Tugu Publisher

Hakim, R., Baskoro, T. A., Rusmariana, A., Atabaki, Z. (2013). Hubungan dukungan

keluarga dengan kualitas hidup pasien kanker yang menjalani kemoterapi

di RSUD Kraton Pekalongan

Hawari, D. (2013). Manajemen stress cemas dan depresi. Jakarta. Badan Penerbit

FKUI

Hidayat, A.A. (2010). Metode penelitian teknik analisa Kebidanan. Jakarta. Salemba

Medika

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Hilangkan Mitos Tentang Kanker. (8 mei

2014)

Machfoedz, I. (2009). Metodologi Penelitian. Yogyakarta. Fitramaya

Manan, E. (2011). Kamus Kesehatan Wanita. Jogjakarta. Bukubiru

Mulyani, N. S., & Nuryani. (2013). Kanker Payudara dan PMS Pada Kehamilan.

Yogyakarta. Nuha Medika

Nadeak, R.J.(2011). Hubungan dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan pasien

pre operasi di ruangan RB2NRSUP HAM Medan.

Olfah, Y., Mendri, N.K., Badi’ah, A. (2013). Kanker Payudara Dan Sadari.

Yogyakarta. Nuha Medika

(19)

Prevalensi Kanker Di Indonesia Dan Dunia. (12 desember 2014). Harian Terbit

Saragih, R. (2010). Peranan dukungan keluarga dan koping pasien dengan penyakit

kanker terhadap pengobatan kemoterapi di RB I Rumah Sakit Umum Pusat

Haji Adam Malik. Hal 3, 4 & 5.

Sari, M., Dewi, Y.I., Utami, A. (2011). Hubungan dukungan keluarga terhadap

motivasi pasien kanker payudara dalam menjalani kemoterapi di Ruang

cendrawasih I RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau. 2 (2)

Setiawan, A. & Saryono. (2011). Metodologi Penelitian Kebidanan. Yogyakarta.

Nuha Medika

Setyaningsih, dkk. (2011). Faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat depresi

pada pasien kanker payudara yang sudah mendapatkan terapi di Rumah

Sakit Margono Soekarjo Purwokerto. Tesis Universitas Jendral Sudirman

Purwokerto

Setyaningsih, D.F., Machmuroh, Andayani, R.A. (2010). Hubungan antara

dukungan emosional keluarga dan reliensi dengan kecemasan menghadapi

kemoterapi pada pasien kanker di RSUD Moewardi Surakarta

Sulistyaningsih. (2011). Metodologi penelitian Kebidanan Kualitatif-Kuantitatif.

Yogyakarta. Graha Ilmu

Suprajitno. (2012). Asuhan Keperawatan Keluarga Aplikasi Dalam Praktik. Jakarta.

Penerbit Buku Keddokteran EGC

Utami, D., Andriyani, A., Fatmawati, S. Hubungan dukungan keluarga terhadap

tingkat kecemasaan kemoterapi pada pasien kanker serviks di RSUD

Moewardi. Hal : 10.

Wilda, dkk. (2012). Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat depresi pasien kanker

(20)

BAB III

KERANGKA KONSEP

A. Kerangka Penelitian

Konsep merupakan abstraksi yang terbentuk oleh generalisasi dari hal-hal

yang khusus. Kerangka konsep merupakan formulasi atau simplifikasi dari kerangka

teori atau teori-teori yang mendukung penelitian tersebut. Oleh sebab itu, kerangka

konsep ini terdiri dari variabel-variabel serta hubungan variabel yang satu dengan

yang lain. Dengan adanya kerangka konsep akan mengarahkan kita untuk

menganalisis hasil penelitian (Notoatmodjo, 2010).

Kerangka konsep yang di gunakan dalam penelitian ini terdiri dari variabel

Independen yaitu dukungan keluarga dan variabel Dependen yaitu kecemasan dan

depresi.

Skema 3.1 Kerangka Konsep

Variabel Independen Variabel Dependen Dukungan keluarga

 Rendah

 Sedang

 Tinggi

Kecemasan

 Normal

 Ringan

 Berat

Depresi

 Normal

 Ringan

(21)

B. Hipotesis

Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Hipotesis kerja atau

yang disebut hipotesis alternatif, hipotesis riset. Soeramto (1989) menyebut hipotesis

kerja ini sebagai hipotesis asli, hipotesis riil, hipotesis teori, hipotesis subtantif

(Machfoedz, 2009).

Ha : Ada hubungan antara dukungan keluarga terhadap kecemasan dan depresi pada

pasien kanker payudara di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik

C. Defenisi Operasional

No Variabel diberikan oleh pihak kerabat terdekat maupun keluarga pada individu baik berupa dukungan emosional, instrumental,

informatif, penilaian, finansial maupun spiritual yang

mengalami masalah maupun

ketidaknyamanan .

Kuesioner yang digunakan berupa pertanyaan-pertanyaan yang menggambarkan tentang dukungan keluarga yang terdiri dari 12 butir pertanyaan tentang dukungan emosional pada pertanyaan ke 1,2, 3,dan , dukungan instrumental pada pertanyaan ke 4,5,6, dukungan informatif pada pertanyaan ke 7, 8,9, dukungan penilaian pada pertanyaan ke10, dukungan finansial pada pertanyaan no 11 serta dukungan spiritual pada pertanyaan ke 12.

Kuesioner total skore 0-4 point,

menunjukkan dukungan sedang dengan total skore 5-8, dan takut, tidak nyaman dan perasaan gelisah yang umumnya yang terdiri dari 14 pertanyaan, yang meliputi 7 pertanyaan tentang kecemasan

(22)

mengalami gangguan atau masalah yang terdiri dari kecemasan ringan, kecemasan sedang dan

kecemasan berat.

yaitu pada pertanyaan nomor 1, 3, 5, 7, 9, 11 perasaan takut yang berlebihan hingga menimbulkan gejala somatik maupun psikologis yang berefek pada tingkah laku yang terdiri dari depresi normal, depresi sedang dan depresi berat. Scale) yang terdiri dari 14 pertanyaan, yang meliputi 7 pertanyaan tentang depresi yaitu pada pertanyaan no 2, 4, 6, 8, 10 dan 12

Dengan menggunaka n skala likert yang terdiri kategori berat.

(23)

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah Deskriptif

corelatif dengan pendekatan crossectional. Survey crosssectional ialah suatu

penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor resiko dengan

efek, dengan carapendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu

saat (point time). Approacartinya, tiap subjek penelitian hanya di observasi sekali

saja dan pengukuran dilakukan terhadap status karakter atau variabel subjek pada

saat pemeriksaan (Notoadmodjo, 2010). Penelitian ini untuk meneliti hubungan

dukungan keluarga terhadap kecemasan dan depresi pada pasien kanker payudara di

Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh pasien yang mengalami

kanker payudara yang di rawat inap di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam

Malik Medan. Populasi pada penelitian ini pada tahun 2014 adalah 572

pasien.

2. Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

non probability dengan pendekatan consecutive sampling, yaitu sampel

didapatkan saat peneliti melakukan penelitian dengan kriteria yang telah

ditentukan.

(24)

1) Pasien yang di diagnosa mengalami kanker payudara stadium II-IV

2) Pasien yang melakukan kunjungan ke Rumah Sakit Adam Malik saat

dilakukan penelitian

3) Pasien yang belum pernah mendapatkan terapi psikiatri.

4) Bersedia menjadi responden

b. Kriteria Inklusi

1) Pasien kanker payudara stadium I

2) Pasien dengan gangguan psikis

3) Pasien yang telah mendapatkan terapi psikiatri

4) Tidak bersedia menjadi responden

Pengumpulan data dilakukan pada bulan April tahun 2015 sehingga sampel

yang di peroleh pada saat penelitian yaitu 46 orang.

C. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di ruang Onkologi Rumah Sakit Umum Pusat Haji

Adam Malik Medan. Tempat penelitian ini dipilih karena dianggap memenuhi

jumlah yang dibutuhkan oleh peneliti dalam melakukan penelitian tentang

hubungan dukungan keluarga terhadap kecemasan dan depresi pada pasien

kanker payudara.

D. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan sejak bulan November Tahun 2014 yaitu dimulai

dari pengajuan judul proposal hingga penyusunan Proposal dan dilanjutkan

dengan penelitian hingga hasil penelitian pada bulan Juni Tahun 2015.

E. Etika Penelitian

Penelitian ini menggunakan obyek manusia yang memiliki kebebasan

(25)

(Hidayat, 2010). Pada penelitian ini menjunjung tinggi prinsip etika penelitian

yang merupakan standar etika dalam melakukan penelitian yang merupakan

standar penelitian dalam melakukan sebagaimana dikemukakan oleh Polit dan

Back (2006) sebagai berikut :

1. Prinsip Manfaat

Prinsip ini mengharuskan peneliti untuk memperkecil resiko dan

memaksimalkan manfaat. Penelitian terhadap manusia di harapkan dapat

memberikan manfaat untuk kepentingan manusia secara individu atau

masyarakat secara keseluruhan. Prinsip ini meliputi hak untuk mendapatkan

perlindungan dari kejahatan dan kegelisahan dan hak untuk mendapatkan

perlindungan dari eksploitasi.

2. Prinsip menghormati martabat manusia

Prinsip ini meliputi :

a. Hak untuk menentukan pilihan

Yaitu hak untuk memutuskan dengan sukarela apakah ikut ambil

bagian dalam suatu penelitian tanpa resiko yang merugikan. Hak ini

meliputi hak mendapat pertanyaan, mengungkapkan keberatan, dan

menarik diri.

b. Hak mendapatkan data yang lengkap

Menghormati martabat manusia meliputi hak-hak masyarakat untuk

memberi informasi, keputusan sukarela tentang keikutsertaan penelitian

yang memerlukan ungkapan data lengkap.

(26)

Prinsip ini bertujuan untuk menjunjung tinggi keadilan manusia

dengan menghargai hak-hak memberikan perawatan secara adil dan hak

untuk menjaga privasi manusia.

Masalah etika yang harus diperhatikan dalam penelitian ini antara lain:

1) Dalam mengambil karya orang lain harus mencantumkan nama dan

sumbernya

2) Mengaplikasikan informed consent. Informed consent diberikan

sebelum penelitian dilakukan dengan memberikan lembar persetujuan

untuk menjadi responden. Informasi yag harus ada dalam informed

consent tersebut antara lain : partisipasi pasien, tujuan dilakukan

tindakan, jenis data yang dibutuhkan, komitmen, prosedur

pelaksanaan, potensial masalah yang akan terjadi, manfaat,

kerahasiaan, informasi yang mudah dihubungi, dan lain-lain. Peneliti

menjelaskan tujuan dan kemungkinan dampak yang akan terjadi dari

penelitian yang akan dilakukan kepada responden. Responden dapat

memutuskan bersedia ataupun menolakuntuk menjadi sampel

penelitian.

Apabila responden bersedia menjadi sampel penelitian, maka

responden di anjurkan untuk mengisi inform consent. Selama

pelaksanaan penelitian berlangsung, tidak ditemukannya responden

yang menolak untuk menjadi sampel penelitian, sehingga seluruh

responden beredia mengisi formulir inform consent (lembar

(27)

3) Tidak mencantumkan nama (anonymity) responden pada lembar

observasi. Hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data

atau hasil penelitian yang akan di sampaikan.

4) Semua informasi yang telah dikumpulkan di jamin kerahasiaannya

oleh peneliti (confidentiality).

F. Alat Pengumpul Data

Alat pengumpulan data berupa kuesioner yang terdiri dari dua bagian yaitu

kuesioner dukungan keluarga dan kuesioner HADS.Kuesioner dukungan

keluarga meliputi dukungan emosional, dukungan instrumental, dukungan

informatif , dukungan penilaian, dukungan finansial dan dukungan

spiritual.Bagian kedua adalah kelompok gejalakecemasan dan depresi

berdasarkan kuesioner HADS. Karena kusioner HADS tersebut adalah kuesioner

yang diadaptasi dari bahasa Inggris maka sebelum kuesioner tersebut digunakan

harus diartikan terlebih dahulu di pusat bahasa Universitas Sumatera Utara.

Setelah diterjemahkan oleh pusat bahasa berarti kuesioner tersebut sudah layak

disebarkan kepada responden.

Kuesioner yang digunakan untuk mengumpulkan data pada penelitian ini

terdiri dari 26 pertanyaan yang berkaitan dengan judul penelitian, yang terdiri

dari 12 pertanyaan tentang dukungan keluarga yang terdiri dari dukungan

emosional pada pertanyaan nomor 1,2,dan 3 dukungan instrumental pada

pertanyaan ke 4, 5 dan 6 , dukungan informatif pada pertanyaan nomor 7, 8 dan 9

dukungan penilaian pada pertanyaan no 10, dukungan finansial pada pertanyaan

nomor 11 dan dukungan spiritual pada pertanyaan nomor 12 dengan skore total

12 point. Menunjukkan dukungan rendah dengan total skore 0-4 point,

(28)

dukungan tinggi dengan total skore 9-12 point., 7 pertanyaan point A untuk

ansietas (yaitu pertanyaan no 1,3,5,7,9,11, dan 13) serta point D untuk depresi

(yaitu pertanyaan nomor 2,4,6,8,10,12,14). Skor total 0-7 menunjukkan rentang

normal, skore total 8-14 menunjukkan kategori ringandan 15-21 menunjukkan

kategori berat.

G. Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas adalah uji yang dilakukan untuk menunjukkan tingkat

kevalidan dan kesahihan sebuah instrumen. Suatu instrumen yang valid atau

sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid

berarti memiliki validitas rendah (Arikunto,2010).

Reliabilitas merupakan suatu instrumen yang dapat dipercaya untuk

digunakan sebagai alat pengumpulan data karena instrumen tersebut sudah baik

(Arikunto, 2010).). Data dikatakan reliabel apabila diperoleh hasil cronbach

alpha >0,07.

Alat ukur harus diuji validitas dan realibitasnya. Dalam penelitian ini, alat

ukur yang digunakan adalah alat ukur yang sudah baku berdasarkan literatur

sehingga tidak perlu lagi diuji validitas dan realibilitasnya. Alat ukur kecemasan

dan depresi yang digunakan adalah kuesioner HADS yang diadaptasi dari

Zigmond dan Snaith tahun 1983 yang kemudian diuji validitas dan reabilitasnya

terhadap pasien kanker payudara oleh Anindita, dkk (2010) dengan nilai r yang

signifikan yaitu 0,736 .

Sementara kuesioner dukungan keluarga telah dilakukan uji validitas dan

reliabilitaskepada 30 orang pasien kanker yang memiliki karakteristik sama

(29)

H. Prosedur pengumpulan data

Pengumpulan data pada penelitian ini di Teknik pengumpulan data yang

dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh sendiri oleh peneliti dari yang

sebelumnya tidak ada, dan tujuannya disesuaikan dengan keperluan penelitian

(Hidayat, 2010). Pada penelitian ini data primer yang harus diteliti adalah

derajat kecemasan dan depresi terhadap dukungan keluarga dalam bentuk

lembar kuesoiner yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang mencakup judul

penelitian yang dilakukan peneliti.

2. Data Sekunder

Pada penelitian ini data sekunder dapat diperoleh dari pejabat yang

berwenang untuk dapat memberikan informasi tentang data-data yang

diperlukan. Data sekunder yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data

yang mencakup jumlah populasi pasien yang mengalami kanker payudara di

Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik.

1. Meminta izin etik di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

2. Peneliti menyerahkan lembar kuesioner kepada responden dengan terlebih

dahulu meminta persetujuan (informed consent) apakah bersedia untuk

dijadikn sebagai responden dengan menandatangani surat persetujuan

penelitian.

3. Selanjutnya peneliti menjelaskan cara pengisian kuesioner tersebut.

4. Agar pengumpulan data berjalan dengan cermat dan teliti peneliti

(30)

5. Setelah responden selesai menjawab kuesioner yang dibagikan

selanjutnya peneliti mengumpulkan kuesioner kembali dengan terlebih

dahulu memeriksa jawaban responden apakah sudah terisi seluruhnya

sehingga dalam pengolahan data tidak terjadi kesalahan.

I. Rencana analisa data

Dalam proses analisa data terdapat langkah-langkah yang harus dilakukan, yaitu

sebagai berikut :

1. Editing

Editing adalah kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan isian

formulir atau kuesioner tersebut.

2. Coding

Coding adalah kegitan mengubah data berbentuk kalimat atau huruf

menjadi data angka atau bilangan yaitu dengan cara pengkodean.

3. Entry

Entry yaitu semua jawaban-jawaban dari masing-masing responden

yang dalam bentuk “kode” dimasukkan kedalam program .

a. Analisa Univariate

Analisa univariate bertujuan untuk menjelaskan atau

mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian. Bentuk analisis

univariate tergantung dari jenis datanya.

Pada penelitian ini analisis univariate di gunakan untuk

menganalisis data demografi, dukungan keluarga, kecemasan, dan depresi

yang disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.

(31)

Apabila telah dilakukan analisis univariatetersebut di atas, hasilnya

akan diketahui karakteristik dan distribusi setiap variabel, dan dapat

dilanjutkan dengan analisis bivariate. Analisa bivariatepada penelitian ini

adalah untuk menganalisa hubungan dukungan keluarga terhadap

kecemasan dan menganalisa hubungan dukungan keluarga terhadap

depresi pada pasien kanker payudara.

Analisa bivariate yang dilakukan pada penelitian ini adalah

KorelasiProduct Moment atau korelasi pearsonyang digunakan untuk

menguji hipotesis assosiasi/hubungan (korelasi) dua variabel bila datanya

berbentuk numerik.

4. Pembersihan Data (cleaning)

Pembersihan Data (cleaning) adalah pengecekan kembali untuk

melihat kemungkinan-kemungkinan adanya kesalahan-kesalahan kode,

ketidaklengkapan dan sebagainya, kemudian dilakukan pembetulan atau

(32)

BAB V PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Pada bab ini diuraikan hasil penelitian dan pembahasan penelitian

mengenai dukungan keluarga terhadap kecemasan dan depresi pada pasien

kanker payudara di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Tahun 2015.

Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan November 2014 sampai Juni 2015 di

Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2015 dengan jumlah

responden sebanyak 46 orang.

1. Analisa Univariat

Pada penelitian ini karakteristik responden yang diteliti mencakup

pendidikan, pekerjaan dan stadium kanker payudara.Secara rinci dapat dilihat

(33)

a. Distribusi frekuensi berdasarkan karakteristik responden kanker payudara di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Tahun 2015

Tabel 5.1

Distribusi frekuensi berdasarkan karakteristik responden kanker payudara Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Tahun 2015 Karakteristik Frekuensi (n) Persentase (%)

Pendidikan

Dari tabel 5.1 dapat digambarkan bahwa mayoritas respondenmempunyai

latar belakang pendidikan Sekolah Dasar(SD) sebanyak 18 orang (39,1%).

Mayoritas responden bekerja sebagai Ibu Rumah Tangga (IRT) sebanyak 34

orang (73,9 %). Dan mayoritas responden dengan kanker payudara stadium III

(34)

b. Distribusi berdasarkan dukungan keluarga kepada pasien yang mengalami kanker payudara di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Tahun 2015

Tabel5.2

Distribusi berdasarkan dukungan keluarga kepada pasien yang mengalamikanker payudara di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik

Tahun 2015

Dukungan Keluarga Frekuensi (n) Persentase (%)

Rendah

Dari tabel 5.2 dapat diketahui bahwa dukungan keluarga responden kepada

pasien kanker payudara terhadap kecemasan dan depresi mayoritas memberikan

dukungan baik yaitu sebanyak 43 orang (93,5%).

c. Distribusi berdasarkan kecemasan pada pasien yang mengalami kanker payudara di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Tahun 2015

Tabel 5.3

Distribusi berdasarkan kecemasan pada pasien yang mengalami kankerpayudara di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik

Tahun 2015

Kecemasan Frekuensi (n) Persentase (%)

(35)

Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa sebagian besar responden memiliki

kecemasan ringan yaitu 36 responden (78,3%).

d. Distribusi berdasarkan depresi pada pasien yang mengalami kanker payudara di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Tahun 2015

Tabel 5.4.

Distribusi berdasarkan depresi pada pasien yang mengalami kanker payudara diRumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Tahun 2015

Depresi Frekuensi (n) Persentase (%)

Normal

Dari tabel 5.3 hasil penelitian dapat diketahui bahwa mayoritas

responden memilikidepresi ringan yaitu 38 responden (82,6%).

2. Analisa Bivariat

Tabel 5.5

Hubungan Dukungan Keluarga terhadap kecemasan dan depresi pada pasienkanker payudara di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan

Tahun 2015

Variabel yang dikorelasi r Nilai p

Dukungan keluarga dan kecemasan pada pasien

kanker payudara

-0,649 0,001

Dukungan keluarga dan depresi pada pasien

kanker payudara

- 0,720 0,001

Analisa data yang digunakan adalah korelasiproductmoment yang

(36)

kecemasan dan depresi pada pasien kanker payudara. Berdasarkan uji statistik

hubungan antara dukungan keluarga dengan kecemasan pada pasien kanker

payudara pada tabel 5.5 diperoleh nilai r= - 0,649 yang berarti terdapat

hubungan yang kuat antar variabel dengan hubungan negative.

Berdasarkan uji statistik hubungan antara dukungan keluarga dengan depresi

pada pasien kanker payudara diperoleh nilai r = - 0,720 yang berarti terdapat

hubungan yang kuat antar variabel dengan hubungan negative . Dari hasil uji

statistik diperoleh nilai p = 0,01< 0,05 maka dapat disimpulkan ada hubungan

signifikan antara dukungan keluarga terhadap kecemasan dan depresi pada pasien

(37)

B. Pembahasan

1. Karakteristik responden kanker payudara di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Tahun 2015

Dari hasil penelitian dapat digambarkan bahwa sebagian besar

respondenmempunyai latar belakang pendidikan SD sebanyak 18 orang (39,1%),

sesuai dengan pendapat Ariani (2014), pendidikan berarti bimbingan yang

diberikan oleh seseorang kepada perkembangan orang lain untuk menuju ke arah

cita-cita tertentu untuk mengisi kehidupan sehingga dapat mencapai kebahagiaan.

Dimana makin tinggi pendidikan seseorang maka semakin mudah orang tersebut

menerima informasi. Dengan pendidikan yang tinggi maka seseorang akan

cenderung untuk mendapatkan informasi baik dari orang lain maupun dari media

massa. Pengetahuan erat hubungannya dengan pendidikan, seseorang dengan

pendidikan yang tinggi maka semakin luas pula pengetahuan yang dimiliki

sehingga lebih mudah untuk mengakses informasi-informasi yang berkaitan

dengan segala hal yang di alami setiap individu.

Sebagian besar responden bekerja sebagai Ibu Rumah Tangga (IRT)

sebanyak 34 orang (73,9 %). Menurut Ariani (2014), pekerjaan merupakan suatu

aktifitas yang dilakukan seseorang untuk memperoleh penghasilan guna

memenuhi kebutuhan setiap hari. Pekerjaan merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi dukungan, kecemasan dan depresi, dimana seseorang yang bekerja

akan berinteraksi dengan orang lain sehingga akan memiliki informasi dan

pengetahuan yang lebih baik.

Pada tabel 5.1 Mayoritas responden dengan kanker payudara stadium III

(38)

2. Dukungan keluarga pada pasien kanker payudara

Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa dukungan keluarga responden

kepada pasien kanker payudara terhadap kecemasan dan depresi yaitu sebagian

besar dukungan baik yaitu sebanyak 43 orang (93,5%) dari keseluruhan

responden.

Ketika keluarga mengetahui bahwa salah satu anggotanya menderita kanker,

maka lazimnya pihak keluarga tidak dapat melepaskan diri dari keterlibatan

dalam menghadapi penderitaan ini. Sebagian keluarga menunjukkan rasa simpati

dan kasihan, namun sebahagian lain bersikap menolak akan kenyatan ini.

Peranan keluarga amat penting, pihak keluarga yang penuh pengertian dan

kooperatif dengan pihak perawatan dan memberikan dorongan moril penuh

kepada penderita, akan banyak membantu dalam penatalaksanaan penderita

kanker. Dalam banyak hal, ternyata respon penderita terhadap pengobatan

banyak sedikitnya ditentukan oleh faktor keluarga dan lainnya dalam

memberikan reaksi terhadap penyakit yang dideritanya (Dadang, 2004).

Dalam pengalaman praktek sering di jumpai sikap negativistik (penolakan)

dari pihak keluarga.Mungkin karena ketidaktahuan (ignorancy) ataupun

kepercayaan tradisional tentang penyebab dan pengobatan kanker, maka dokter

seringkali kehilangan peluang yang baik (momentum) untuk melakukan tindakan

ini (Suprajitno, 2012).

Sedangkan menurut Friedman, dukungan keluarga adalah sebagai suatu

proses hubungan antara keluarga dengan lingkungan sosial. Dari uraian tersebut

diatas maka dapat disimpulkan bahwa dukungan keluarga adalah suatu keadaan

(39)

Dukungan keluarga merupakan faktor yang sangat penting bagi seseorang

yang sedang menghadapi masalah dan dapat memotivasi orang

tersebut.Dukungan keluarga terhadap pasien kanker sangat dibutuhkan untuk

meningkatkan mental dan semangat hidup pasien kanker.Ahli onkologi Cora

Liave, MD dan Denky Dela Rosa mengatakan, keluarga adalah teman terbaik

bagi pasien kanker dalam menghadapi masalah dengan penyakitnya. Setiap orang

yang terkena kanker, akan berpengaruh juga kepada seluruh keluarga baik berupa

emosional, psikologi, finansial maupun fisik (Rijalul, 2013).

Menurut asumsi peneliti dukungan keluarga mayoritas dukungan baik yaitu

43 orang (93,5%), hal ini dipengaruhi karena pengetahuan dari para keluarga

mengenai penting nya dukungan kepada pasien yang mengalami kanker yang

dipengaruhi oleh adanya hubungan yang baik antar sesama keluarga dengan

lingkungan sosial.

3. Kecemasan pada pasien kanker payudara

Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa sebagian besar responden

memilikikecemasan ringan yaitu 36 responden (78,3%).

Seseorang akan menderita gangguan cemas ketika yang bersangkutan tidak

mampu mengatasi stressor psikososial yang dihadapinya. Tetapi pada

orang-orang tertentu meskipun tidak ada stessor psikososial, yang bersangkutan

menunjukkan kecemasan juga, ditandai dengan corak atau tipe kepribadian

pencemas.

Kecemasan dan depresi bisa terjadi karena munculnya rasa kehilangan,

misalnya pada penderita kanker payudara yang merasa bahwa ia akan kehilangan

(40)

merupakan komponen utama bagi hampir semua gangguan kejiwaan

(psychiatrikdisorder). Secara klinis gejala kecemasan di bagi dalam beberapa

kelompok, yaitu: gangguan cemas menyeluruh (generalized anxiety

disorder/GAD), gangguan panik (panic disorder), gangguan phobic ( phobic

disorder), dan gangguan obsesif-kompulsif (obsessive-compulsive disorder).

Diperkirakan jumlah mereka yang menderita gangguan kecemasan ini baik

akut maupun kronik mencapai 5% dari jumlah penduduk, dengan perbandingan

antara wanita dan pria adalah 2 banding 1.Dan diperkirakan antara 2%-4% di

antara penduduk di suatu saat dalam kehidupannya pernah mengalami gangguan

cemas.

Menurut penelitian Patmawati (2011) diperoleh bahwa responden yang

memiliki dukungan keluarga positif dengan tingkat kecemasan sedang sebanyak

12 orang (75,0%) dan dukungan keluarga positif dengan tingkat kecemasan panik

sebanyak 4 orang (25,0%). Sedangkan responden yang memiliki dukungan

keluarga negatif dengan tingkat kecemasan sedang sebanyak 10 orang (71, 4%)

dan responden yang mengalami dukungan keluarga negatif dengan tingkat

kecemasan panik sebanyak 4 orang (28,6%).

4. Depresi pada pasien kanker payudara

Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa sebagian besar responden

memilikidepresi ringan yaitu 38 responden (82,6%).

Depresi merupakan masalah kesehatan jiwa yang utama dewasa ini.

Hal ini amat penting karena orang dengan depresi produktivitasnya akan

menurun dan ini amat buruk akibatnya bagi suatu masyarakat, bangsa dan

negara yang sedang membangun. Orang yang menderita depresi adalah orang

(41)

Cash, H (1998) dalam penelitiannya mengemukakan bahwa 1 dari 5

orang, pernah mengalami depresi dalam kehidupanya.Selanjutnya ditemukan

5%- 15% depresi melakukan bunuh diri setiap tahun. Dimatteo, M.R., dkk

(2000) dalam penelitiannya menemukan data bahwa depresi terjadi pada 25%

pasien yang menjalani pengobatan medis.

5. Hubungan dukungan keluarga terhadap kecemasan dan depresi pada pasien kanker payudara

Analisa data yang digunakan adalah korelasiproductmoment yang digunakan

untuk mencari kekuatan hubungan dukungan keluarga terhadap kecemasan

dan depresi pada pasien kanker payudara. Berdasarkan uji statistik hubungan

antara dukungan keluarga dengan kecemasan pada pasien kanker payudara

diperoleh nilai r = -0,649 yang berarti terdapat hubungan yang kuat antar

variabel dengan hubungan negatif. Dari hasil uji statistik diperoleh nilai p =

0,001 < 0,05 maka dapat disimpulkan ada hubungan signifikan antara

dukungan keluarga terhadap kecemasan pada pasien kanker payudara.

Berdasarkan uji statistik hubungan antara dukungan keluarga dengan depresi

pada pasien kanker payudara diperoleh nilai r = -0,720 yang berarti terdapat

hubungan yang kuat antar variabel dengan hubungan negatif. Dari hasil uji

statistik diperoleh nilai p = 0,001 < 0,05 maka dapat disimpulkan ada

hubungan signifikan antara dukungan keluarga terhadap depresi pada pasien

kanker payudara.

Penelitian ini juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Febi

(2010), yang menunjukkan bahwa dari 50 responden penelitian, 3 responden

(42)

responden (34%) berada dalam kategori dukungan emosional keluarga

sedang dan 30 responden (60%) berada dalam kategori dukungan emosional

keluarga tinggi. Berdasarkan penelitian ini rata-rata responden mengalami

kecemasan yang rendah.Ada hubungan negatif signifikan antara dukungan

emosional keluarga dan kecemasan menghadapi kemoterapi.

C. Keterbatasan Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menghadapi beberapa keterbatasan yang

meliputi :

1. Keterbatasan dari jumlah sampel yang diperoleh dalam penelitian

2. Keterbatasan dalam pengawasan pengisian kuesioner sehingga hasil yang

diperoleh kurang efektif

3. Penelitian ini dilakukan secara crossectional yang artinya pengambilan data

penelitian dilakukan hanya satu kali sehingga hasil yang diperoleh kurang

akurat.

D. Implikasi Untuk Asuhan Kebidanan / Pendidikan Kebidanan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan yang dapat

meningkatkan kemampuan dan kualitas pelayanan kesehatan yang berperan penting

untuk menginformasikan kepada pihak keluarga untuk memberikan dukungan dan

motivasi kepada pasien sehingga menurunkan tingkat kecemasan dan depresi yang

(43)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Dari hasil penelitian diketahui bahwa mayoritas responden mempunyai latar

belakang pendidikan Sekolah Dasar (SD) sebanyak 18 orang (39,1%).

Mayoritas responden bekerja sebagai Ibu Rumah Tangga (IRT) sebanyak 34

orang (73,9 %), dan mayoritas responden dengan kanker payudara stadium III

sebanyak 23 orang (50 %).

2. Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa dukungan keluarga responden

kepada pasien kanker payudara terhadap kecemasan dan depresi yaitu

sebagian besar dukungan baik yaitu sebanyak 43 orang (93,5%) sedangkan

dukungan yang sedang sebanyak 3 orang (6.5%) dari keseluruhan responden.

3. Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa sebagian besar responden

memiliki kecemasan ringan yaitu 36 responden (78,3%), tidak ada kecemasan

8 orang (17,4%) dan kecemasan berat 2 orang (4,3%).

4. Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa sebagian besar responden

memiliki depresi ringan yaitu 38 responden (82,6%), tidak ada depresi 7

orang (15,2%) dan depresi berat 1 orang (2,2%).

5. Analisa data yang digunakan adalah korelasiproductmoment yang digunakan

untuk mencari kekuatan hubungan dukungan keluarga terhadap kecemasan

dan depresi pada pasien kanker payudara. Berdasarkan uji statistik hubungan

antara dukungan keluarga dengan kecemasan pada pasien kanker payudara

diperoleh nilai r =-0,649 yang berarti terdapat hubungan yang kuat antar

(44)

kecemasan pada pasien kanker payudara di Rumah Sakit Umum Pusat Haji

Adam Malik Medan tahun 2015

6. Berdasarkan uji statistik hubungan antara dukungan keluarga dengan depresi

pada pasien kanker payudara diperoleh nilai r =-0,720 yang berarti terdapat

hubungan yang kuat antar variabel. Dari hasil uji statistik diperoleh nilai p =

0,01 < 0,05 maka dapat disimpulkan ada hubungan signifikan antara

dukungan keluarga terhadap depresi pada pasien kanker payudara di Rumah

Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan tahun 2015.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian, maka peneliti dapat menyusun

beberapa saran yang dapat digunakan untuk meningkatkan keberhasilan

dalam memberikan pelayanan dan mengurangi depresi dan cemas pada

penderita kanker payudara adalah:

1. Untuk Masyarakat (keluarga responden/penderita kanker payudara)

Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk memberikan informasi kepada

keluarga sehingga meningkatkan pengetahuan bagi keluarga dalam

memberikan dukungan baik secara instrumental, informasional, penilaian,

finansial, emosianal dan dukungan spiritual kepada penderita kanker

payudara sehingga menurunkan tingkat kecemasan dan depresi pada

pasien kanker payudara.

2. Petugas/Tenaga Kesehatan

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan dan informasi yang

dapat meningkatkan pengetahuan dan kualitas pelayanan kesehatan yang

(45)

dapat memberikan dukungan secara maksimal sehingga meningkatkan

motivasi dan harapan hidup pasien kanker payudara.

3. Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan data

untuk peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian sejenis. Dan

diharapkan dapat memanfaatkan hasil penelitian ini sebagai referensi

tambahan, serta memberikan masukan dari keterbatasan penelitian yang

telah dilakukan yang meliputi keterbatasaan sampel penelitian dan

pengawasan dalam pengisian kuesioner serta waktu dalam melakukan

(46)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kanker Payudara 1. Pengertian

Kanker payudara merupakan keganasan yang berasal dari kelenjar,

saluran kelenjar dan jaringan penunjang tidak termasuk kulit payudara.

Payudara secara umum terdiri dari dua tipe jaringan, jaringan glangular

(kelenjar) dan jaringan stomal(penopang). Jaringan kelenjar mencakup

kelenjar susu (lobules) dan saluran susu (the milk passage, milk duct). Untuk

jaringan penopang meliputi jaringan lemak dan jaringan serat konektif.

Payudara juga dibentuk oleh jaringan lymphatik, sebuah jaringan yang berisi

sistem kekebalan yang bertugas mengeluarkan cairan serta kotoran selular.

Sel kanker payudara yang pertama dapat tumbuh menjadi tumor sebesar 1 cm

dalam waktu 8-12 tahun. Sel kanker tersebut berada pada kelenjar payudara.

Sel-sel kanker payudara ini dapat menyebar melalui aliran darah ke seluruh

tubuh. Kapan penyebaran itu berlangsung, kita tidak dapatmengetahui secara

pasti. Sel kanker payudara dapat bersembunyi didalam tubuh kita selama

bertahun-tahun tanpa kita ketahui dan tiba-tiba aktif menjadi tumor ganas

atau kanker (Mulyani, 2013).

Kanker payudara adalah tumor ganas pada payudara atau salah satu

payudara, kanker payudara juga merupakan benjolan atau masa tunggal yang

sering terdapat di daerah kuadran atas bagian luar, benjolan ini keras dan

bentuknya tidak beraturan dan dapat digerakkan.

Kanker payudara terjadi karena adanya kerusakan pada gen yang

(47)

berkembang tanpa bisa dikendalikan. Penyebaran kanker payudara terjadi

melalui kelenjar getah bening sehingga kelenjar getah bening aksila ataupun

supraklavikula membesar. Kemudian melalui pembuluh darah kanker

menyebar ke organ tubuh lain seperti hati, otak, dan paru-paru (Olfah , 2013).

2. Tahapan Perkembangan Kanker

Menurut Olfah (2013) tahapan perkembangan kanker payudara meliputi :

a. Inisiasi

Agen penyebab kanker merusak materi genetik sebuah sel. Pada tahap

ini terjadi suatu perubahan dalam bahan genetik sel yang memancing sel

menjadi ganas. Perubahan dalam bahan genetik sel ini disebabkan oleh suatu

agen yang disebut karsinogen, yang bisa berupa virus, bahan kimia, radiasi

atau sinar matahari tetapi tidak semua sel memiliki kepekaan yang sama

terhadap suatu karsinogen. Kelainan genetik dalam sel atau bahan lainnya

yang disebut promotor, menyebabkan sel lebih rentan terhadap karsinogen

bahkan pada gangguan fisik menahunpun dapat membuat sel menjadi lebih

peka untuk mengalami suatu keganasan.

b. Promosi

Sel-sel yang rusak terpajan bahan kimia akan mempercepat proses

pembelahan sel, diperlukan pajanan jangka panjang pada pemicu-pemicu ini

agar kanker dapat berkembang dan faktor gizi diperkirakan memberikan

kontribusi terbesar pada kanker tahap ini.

c. Progresi

Sel-sel menjadi sangat ganas dan mampu bermetastasis (menyebar)

ke bagian-bagian tubuh lain. Pembentukan benjolan kanker merupakan suatu

(48)

payudara normal hingga menjadi benjolan kanker, diperlukan satu miliar sel

untuk membentuk tumor ukuran 1 cm. Para peneliti meyakini bahwa kanker

dapat tumbuh selama 8 tahun sebelum terdeteksi oleh sinar X. Sel-sel tumor

payudara seiring berjalannya waktu dapat masuk ke peredaran darah dan ke

sistem getah bening serta mulai tumbuh di organ-organ lain seperti hati,

paru-paru atau tulang.

3. Klasifikasi Kanker Payudara

Kanker payudara dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa hal, antara

lain :

a. Berdasarkan sifat serangannya terbagi menjadi dua yaitu :

1) Kanker Payudara Invasif

Pada kanker payudara invasif, sel kanker merusak saluran serta

dinding kelenjar susu, menyerang lemak dan jaringan konektif

disekitarnya. Kanker dapat bersifat invasif/menyerang tanpa selalu

menyebar (metastatik) ke simpul limfe atau organ lain dalam tubuh.

2) Kanker Payudara Non-Invasif

Sel kanker terkunci pada saluran susu dan tidak menyerang lemak

serta jaringan konektif disekitarnya. DCIS (Ductal Carcinoma In Situ)

merupakan bentuk kanker payudara non-invasif yang paling umum terjadi

sedangkan LICS (Lobular Carsinoma In Situ) lebih jarang terjadi tetapi

justru lebih diwaspadai karena merupakan tanda meningkatnya resiko

(49)

3) Berdasarkan stadiumnya kanker payudara dibagi menjadi :

1) Stadium 0

Disebut Ductal Carsinoma In Situ atau Noninvasive Cancer yaitu

kanker tidak menyebar keluar ari pembuluh/saluran payudara dan

kelenjar-kelenjar (lobules) susu pada payudara.

2) Stadium I

Pada stadium ini tumor masih sangat kecil dan tidak menyebar serta

tidak ada titik pada pembuluh getah bening.

3) Stadium II A

Pada stadium ini, diameter tumor lebih kecil atau sama dengan 2 cm

dan telah ditemukan pada titik-titik pada saluran getah bening di ketiak

(axillary limp nodes). Diameter tumor lebih lebar dari 2 cm tapi tidak

lebih dari 5 cm, belum menyebar ke titik-titik pembuluh getah bening

pada ketiak (axillary limp nodes). Tidak adanya tanda-tanda tumor pada

payudara, tetapi ditemukan pada titik-titik di pembuluh getah bening

ketiak.

4) Stadium II B

Pada kondisi ini, diameter tumor lebih lebar dari 2 cm tetapi tidak

melebihi 5 cm, telah menyebar pada titik-titik di pembuluh getah bening

ketiak.

5) Stadium III A

Pasien pada kondisi ini, diameter tumor lebih kecil dari 5 cm dan telah

(50)

6) Stadium III B

Tumor telah menyebar ke dinding dada atau menyebabkan

pembengkakanbisa juga luka bernanah di payudara dapat didiagnosis

sebagai Inflamantory Breast Cancer. Dapat juga sudah atau bisa juga

belum menyebar ke titik-titik pada pembuluh getah bening di ketiak dan

lengan atas, tetapi tidak menyebar ke bagian lain dari organ tubuh.

7) Stadium III C

Seperti stadium III, tetapi telah menyebar ke titik-titik pada

pembuluh getah bening dalam group N3 (kanker telah menyebar lebih

dari 10 titik di saluran getah bening di bawah tulang selangka.

8) Stadium IV

Pada stadium IV ukuran tumor dapat berapa saja, tetapi telah

menyebar pada lokasi yang jauh, seperti tulang, paru-paru, liver atau

tulang rusuk.

4. Penyebab Kanker Payudara

Kanker payudara belum diketahui secara pasti penyebabnya, ada

beberapa faktor kemungkinannya, antara lain :

a. Faktor Usia

Semakin tua usia seorang wanita, maka resiko untuk menderita kanker

payudara akan semakin tinggi. Pada usia 50-69 tahun adalah kategori usia

paling beresiko terkena kanker payudara, terutama mereka yang mengalami

menopause terlambat.

b. Faktor Genetik

Ada dua jenis gen BRCA 1 dan BRCA 2 yang sangat mungkin menjadi

(51)

mengidap kanker payudara maka ada kemungkinan untuk memiliki resiko

terkena kanker payudara dua kali lipat dibandingkan wanita yang lain yang

tidak mempunyai riwayat keluarga yang terkena kanker payudara.

c. Penggunaan Hormon Estrogen

Penggunaan hormon estrogen misalnya pada penggunaan terapi

estrogen replacement, penggunaan terapi replacement mempunyai

peningkatan resiko yang signifikan untuk mengidap penyakit kanker

payudara.

d. Gaya Hidup yang Tidak Sehat

Jarang berolahraga atau kurang gerak, pola makan yang tidak sehat

dan tidak teratur, merokok serta mengkonsumsi alkohol akan meningkatkan

resiko kanker payudara.

e. Perokok Pasif

Merupakan orang yang tidak merokok tetapi orang yang tidak sengaja

menghisap asap rokok yang dikeluarkan oleh orang perokok seringkali di

dengar perokok pasifterkena resiko dari bahaya asap rokok di banding

perokok aktif.

f. Penggunaan Kosmetik

Bahan-bahan kosmetik yang bersifat seperti hormon estrogen beresiko

menyebabkan peningkatan resiko mengalami penyakit kanker payudara,

sehingga berhati-hatilah dalam penggunaan alat kosmetik untuk kesehatan

diri kita.

g. Penggunaan pil KB

Penggunaan pil KB pada waktu yang lama dapat meningkatkan resiko

(52)

rangsangan hormonal mungkin mengalami perubahan degenerasi jinak atau

menjadi ganas dan resiko ini akan menurun secara otomatis bila penggunaan

pil KB berhenti.

5. Faktor Resiko Kanker Payudara

Hampir seluruh faktor resiko kanker payudara berhubungan langsung

maupun tidak langsung dengan estrogen yang tidak terpakai dan tersisa dalam

tubuh ataupun estrogen yang tidak diimbangi dengan progesteron.

Adapun faktor-faktor resiko kanker payudara, yaitu :

a. Umur

Sebagian besar wanita penderita kanker payudara berusia di atas 50

tahun. Resiko terkena kanker payudara meningkat seiring bertambahnya usia.

Pada wanita yang mengalami menopause terlambat, setelah umur 55 tahun

dapat meningkatkan resiko terkena kanker payudara. Secara umum, resiko

terkena kanker payudara mencapai puncaknya pada usia lebih dari 60 tahun.

b. Usia saat menstruasi pertama (menarche)

Jika seorang wanita mengalami menstruasi diusia dini, sebelum 12

tahun wanita akan memiliki peningkatan resiko kanker payudara. Karena

semakin cepat seorang wanita mengalami pubertas maka makin panjang pula

jaringan payudaranya dapat terkena oleh unsur-unsur berbahaya yang

menyebabkan kanker seperti bahan kimia, estrogen ataupun radiasi.

c. Penyakit fibrokistik

Wanita dengan adenosis, fibroadenoma serta fibrosis tidak ada

peningkatan resiko terjadinya kanker payudara. Sedangkan pada hiperplasis

dan papiloma resiko sedikit meningkat 1,5 sampai 2 kali. Sedangkan pada

(53)

d. Riwayat keluarga dengan kanker payudara

Jika keluarga seperti ibu, saudara perempuan, adik, kakak mempunyai

kanker payudara (terutama sebelum usia 40 tahun) resiko terkena kanker

payudara lebih tinggi.

e. Riwayat kanker payudara

Seorang wanita yang pernah memiliki kanker di salah satu payudaranya,

akan beresiko lebih tinggi untuk payudara lainnya juga akan terkena.

f. Usia saat melahirkan anak pertama

Semakin tua memiliki anak pertama, semakin besar resiko untuk terkena

kanker payudara. Pada usia 30 tahun atau lebih dan belum pernah melahirkan

anak resiko terkena kanker payudara juga akan meningkat.

g. Obesitas setelah menopause

Seorang wanita yang mengalami obesitas setelah menopause, akan

beresiko1,5 kali lebih besar untuk terkena kanker payudara dibandingkan

dengan wanita yang memiliki berat badan normal.

h. Perubahan Payudara

Hampir setiap wanita mengalami perubahan pada payudaranya. Sebagian

besar perubahan itu bukan kanker. Tetapi ada beberapa perubahan yang

mungkin merupakan tanda-tanda kanker. Jika seorang wanita memiliki

perubahan jaringan payudara yang dikenal sebagai hiperplasia atipikal (sesuai

hasil biopsi), maka seorang wanita memiliki peningkatan resiko kanker

payudara.

i. Terapi radiasi di dada

Sebelum usia 30 tahun, seorang wanita yang harus menjalani terapi

(54)

kanker payudara. Semakin muda ketika menerima pengobatan radiasi,

semakin tinggi resiko untuk terkena kanker payudara.

j. Penggunaan hormon estrogen dan progestin

Seorang wanita yang mendapatkan terapi penggantian hormon estrogen

saja atau estrogen plus progestin selama lima tahun atau lebih setelah

menopause akan memiliki peningkatan resiko mengembangkan kanker

payudara.

k. Mengkonsumsi alkohol

Wanita yang sering mengkonsumsi alkohol akan beresiko terkena

kanker payudara karena alkohol menyebabkan perlemakan hati, sehingga hati

bekerja lebih keras dan lebih sulit memproses estrogen agar keluar dari tubuh.

l. Mengkonsumsi makanan siap saji (junk food)

Mengkonsumsi makanan siap saji atau junk food secara berlebihan dari

usia dini dapat membuat tubuh menjadi gemuk, sehingga meningkatkan

resiko terkena kanker payudara, lemak tubuh akan meningkat jika tidak

diimbangi olahraga sehingga akan berlanjut resistansi insulin, akan

menyebabkan keinginan untuk mengkonsumsi karbohidrat meningkat. Insulin

yang dihasilkan bertambah seiring dengan pertambahan berat badan. Lemak

pada tubuh yang berlebih akan berlanjut lebih banyak kadar estrogen

sehingga pertumbuhan payudara dan menstruasi lebih cepat.

m. Aktivitas fisik

Penelitian terbaru dari women’s Health Initiative menemukan bahwa

aktivitas fisik pada wanita menopause yang berjalan sekitar 30 menit per hari

dikaitkan dengan penurunan 20 % resiko kanker payudara. Namun,

(55)

6. Pengobatan

Pengobatan kanker payudara tergantung tipe dan stadium yang di alami

penderita. Pada umumnya seseorang diketahui menderita penyakit kanker

payudara ketika sudah stadium lanjut. Hal tersebut dikarenakan tentang

kurangnya pengetahuan dan kesadaran akan deteksi dini. Pengobatan kanker

payudara itu sendiri meliputi pembedahan, kemoterapi, terapi hormon, terapi

radiasi dan yang terbaru adalah terapi imunologi (antibodi). Pengobatan ini

bertujuan untuk memusnahkan kanker atau membatasi perkembangan penyakit

serta menghilngkan gejala-gejalanya.

Macam-macam pengobatan kanker payudara, yaitu :

1) Pembedahan

Tumor primer biasanya dihilngkan dengan pembedahan. Prosedur

pembedahan yang dilkukan pada tahapan penyakit, jenis tumor, uur dan

kondisi kesehatan pasien secara umum. Seorang ahli bedah dapat mengangkat

tumor serta area kecil sekitarnya yang lalu menggantikannya dengan jaringan

otot lain sedangkan mastektomi merupakan operasi pengangkatan payudara.

2) Terapi Radiasi

Terapi radiasi ini dilakukan dengan sinar-X dengan intensitas tinggi

untuk membunuh sel kanker yang tidak terangkat saat pembedahan. Terapi

radiasi ini bertujuan untuk menyembuhkan atau mengecilkan kanker pada

stadium dini. Ada bebrapa kanker yang sensitive pada radiasi dan untuk kasus

kanker lain dapat digunakan untuk mengecilkan tumor sebelum operasi atau

sesudah operasi yang tujuannya untuk menjaga agar kanker tidak kambuh

lagi. Terapi ini dapat juga digunakan bersamaan dengan kemoterapi. Efek

(56)

menjadi hitam, nafsu makan berkurang, hemoglobin dan leukosit cenderung

menurun.

3) Terapi hormon

Terapi hormon adalah bentuk pengobatan seluruh tubuh yang sangat

efektif untuk menurunkan risiko reseptor hormon positif kanker payudara

datang kembali atau berkembang. Terapi hormon dapat digunakan untuk

menurunkan risiko kanker payudara jika berisiko tinggi, pada kanker

payudara non-invasif digunakan untuk menurunkan risiko kanker datang

kembali, penyakit metastatik (lanjutan), pada kanker payudara invasif

digunakan untuk menyusutkan tumor besar, dan menurunkan risiko kanker

datang kembali setelah pengobatan pertama kanker payudara (operasi,

kemoterapi,dan radiasi).

4) Terapi bertarget

Terapi kanker bertarget merupakan pengobatan kanker yang

menetapkan sasaran ciri khusus sel kanker seperti protein dan enzim. Terapi

bertarget tidak membahayakan sel sehat atau normal. Terapi bertarget berupa

antibodi yang bekerja seperti antibodi yang dibuat sistem imun. Terapi

bertarget disebut juga terapi bertarget imun.

5) Kemoterapi

Berbeda dengan terapi radiasi dan pembedahan, kemoterapi adalah

pengobatan kanker dengan menggunakan obat-obatan atau hormon.

Kemoterapi adalah proses pemberian obat-obatan anti kanker atau sitokina

dalam bentuk pil cair, atau kapsul, atau melaluiinfus yang bertujuan

membunuh sel kanker. Tidak hanya sel kanker pada payudara, tapi juga di

(57)

Banyak efek samping kemoterapi yang hilang setelah menyelesaikan

kemoterapi. Selain itu, sebagian efek samping mungkin membutuhkan waktu

beberapa bulan atau lebih lama lagi untuk hilang sama sekali. Beberapa efek

samping yang mungkin di alami adalah anemia, diare, kelelahan, masalah

kesuburan, perubahan rambut, infeksi, kehilangan daya ingat, gejala-gejala

menopause atau malah terjadi menopause, luka pada mulut dan

kerongkongan, perubahan pada kuku, mual, neuropati atau masalah pada

tangan dan kaki, perubahan dalam merasa dan membau, kering pada vagina,

muntah, dan perubahan berat badan.

B. Keluarga

1. Pengertian Keluarga

Menurut Setiacd (2008), keluarga adalah bagian dari masyarakat yang

peranannya sangat penting untuk membentuk kebudayaan yang sehat. Dari

keluarga inilah pendidikan kepada individu dimulai dan dari keluarga inilah

akan tercipta tatanan masyarakat yang baik, sehingga untuk membengun

suatu kebudayaan maka seyogyanya dimulai dari keluarga, sedangkan

menurut Sayekti (1994), keluarga adalah suatu ikatan atau persekutuan hidup

atas dasar perkawinan antara orang dewasa yang berlainan jenis yang hidup

bersama atau seorang laki-laki atau seorang perempuan yang sudah sendirian

dengan atau tanpa anak, baik anaknya sendiri atau adopsi, dan tinggal dalam

sebuah rumah tangga. Dari uraian tersebut diatas maka dapat disimpulkan

bahwa keluarga adalah bagian dari masyarakat yang terkecil yang dapat

melahirkan suatu ikatan atas dasar perkawinan, pertalian darah ataupun

(58)

Pembagian tipe keluarga tergantung pada konteks keilmuan dan orang

yang mengelompokkan. Secara tradisional keluarga dikelompokkan menjadi

dua yaitu:

a. Keluarga inti (nuclear family) adalah keluarga yang hanya terdiri dari hanya

terdiri dari ayah, ibu, dan anak yang diperoleh dari keturunannya atau adopsi

atau keduanya,

b. Keluarga besar (extended family) adalah keluarga inti ditambah anggota

keluarga lain yang masih mempunyai hubungan darah (kakek- nenek,

paman-bibi).

Namun, dengan berkembangnya peran individu dan meningkatnya rasa

individualisme, pengelompokkan tipe keluarga selain kedua diatas berkembang

menjadi :

a. Keluarga bentukan kembali (dyadic family) adalah keluarga baru yang

terbentuk dari pasangan yang telah cerai atau kehilangan pasangannya,

b. Orangtua tunggal (single parent family) adalah keluarga yang terdiri dari

salah satu orang tua dengan anakanak akibat perceraian atau ditinggal

pasangannya,

c. Ibu dengan anak tanpa perkawinan,

d. Orang dewasa (laki-laki atau perempuan) yang tinggal sendiri tanpa pernah

menikah,

e. Keluarga dengan anak tanpa pernikahan sebelumnya,

(59)

2. Struktur Keluarga

Struktur keluarga meliputi meliputi tugas-tugas keluarga, fungsi

pokok keluarga, dan peranan keluarga :

a. Tugas-Tugas Keluarga

Pada dasarnya tugas keluarga terdiri dari delapan tugas pokok sebagai

berikut:

1) Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya,

2) Pemeliharaan sumber-sumber daya yang ada dalam keluarga,

3) Pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai dengan kedudukannya

masing-masing,

4) Sosialisasi antar anggota keluarga,

5) Pengaturan jumlah anggota keluarga,

6) Pemeliharan ketertiban anggota keluarga,

7) Penempatan anggota-anggota keluarga dalam masyarakat yang lebih luas,

8) Membangkitkan dorongan dan semangat para anggota keluarga (Effendi,

1998).

b. Fungsi Pokok keluarga

Secara umun fungsi keluarga adalah sebagai berikut:

1) Fungsi efektif, fungsi keluarga yang utara untuk mengajarkan segala sesuatu

untuk mempersiapkan anggota keluarga berhubungan dengan orang lain.

2) Fungsi sosialisasi, fungsi mengembangkan dan tempat mclatih anak untuk

kehidupan sosial sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan

prang lain di luar rumah.

3) Fungsi reproduksi, untuk mempertahankan generasi dan menjaga

(60)

4) Fungsi ekonomi, keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga

secara ekonomi dan tempat untuk mengembangkan kemampuan individu

dalam meningkatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

5) Fungsi perawatan / pemeliharaan kesehatan, untuk mempertahankan keadaan

kesehatan anggota keluarga agar tetap memiliki produktivitas tinggi

(Friedman, 1998).

c. Peranan Keluarga

Manakala keluarga tahu bahwa salah satu anggotanya menderita

kanker, maka lazimnya pihak keluarga tidak dapat melepaskan diri dari

keterlibatan dalam menghadapi penderitaan ini. Sebahagian keluarga

menunjukkan rasa simpati dan kasihan, namun sebahagian lain bersikap

menolak akan kenyatan ini. Peranan keluarga amat penting, pihak keluarga

yang penuh pengertian dan kooperatif dengan pihak perawatan dan

memberikan dorongan moril penuh kepada penderita, akan banyak membantu

dalam penatalaksanaan penderita kanker. Dalam banyak hal, temyata respon

penderita terhadap pengobatan banyak sedikitnya ditentukan oleh faktor

keluarga dan lainnya dalam memberikan reaksi terhadap penyakit yang

dideritanya (Dadang, 2004). Dalam pengalaman praktek sering di jumpai

sikap negativistik (penolakan) dari pihak keluarga. Mungkin karena

ketidaktahuan (ignorancy) ataupun kepercayaan tradisional tentang penyebab

dan pengobatan kanker, maka dokter seringkali kehilangan peluang yang baik

(momentum)untuk melakukan tindakan ini (Suprajitno, 2012).

C. Dukungan Keluarga

Menuntt Cohen ( 1996:241) Dukungan keluarga adalah suatu keadaan yang

(61)

sehingga seseorang akan tabu bahwa ada orang lain yang memperhatikan,

menghargai dan mencintainya. Sedangkan menurut Friedman (1998:174) Dukungan

keluarga adalah sebagai suatu proses hubungan antara keluarga dengan lingkungan

sosial. Dari uraian tersebut diatas maka dapat disimpulkan bahwa dukungan keluarga

adalah suatu keadaan atau proses hubungan antara keluarga yang memberi manfaat

kepada orang lain. Jenis dukungan keluarga ada enam, yaitu:

1. Dukungan Instrumental, yaitu keluarga merupakan sumber pertolongan

praktis dan konkrit.

2. Dukungan informasional, yaitu keluarga berfungsi sebagai sebuah kolektor

dan diseminator (penyebar informasi).

3. Dukungan penilaian (apprasial), yaitu keluarga bertindak sebagai sebuah

umpan balik, membimbing dan menengahi pemecahan masalah dan sebagai

sumber dan validator identitas keluarga.

4. Dukungan emosional, yaitu keluarga sebagai sebuah tempat yang aman dan

damai untuk istirahat dan pemulihan serta membantu penguasaan terhadap

emosi.

5. Dukungan finansial, stress finansial biasanya mempengaruhi sistem keluarga

dan mengakibatkan hancumya keluarga. Tagihan - tagihan medis

mengharuskan ibu bekerja dan ayah melakukan pekerjaan sambilan, sehingga

liburan dan aktivitas-aktivitas waktu Luang hilang, ketegangan perkawinan

memuncak sehingga mengancam hubungan keluarga. Perceraian, pisah,

anak-anak yang berandal, masalah-masalah psikosomatis, penyalahgunaan

obatobatan merupakan gejala dari efek-efek kacau balau jangka panjang yang

(62)

6. Dukungan spiritual, sesungguhnya kepercayan terhadap Tuhan dan berdoa

diidentifikasikan oleh keluarga sebagai cam paling penting bagi keluarga

untuk mengatasi suatu stressor yang berkaitan dengan kesehatan atau sebagai

suatu metode dan sangat penting dan sangat sering digunakan, karena agama

sebagai cara paling penting untuk menanagani kanker (Suprajitno, 2012).

Menurut Cohen (1984), ada tiga tipe mekanisme dukungan :

1. Dukungan nyata, mekispun sebenamya setiap orang dengan sumber- sumber

yang tercukupi dalam bentuk uang atau perhatian, dukungan nyata

merupakan paling etktif bila dihargai oleh penerima dengan tepat. Pemberian

dukungan nyata yang berakibat pada perasaan ketidakadekuatan dan

berhutang akan benar-benar menambah stress individu.

2. Dukungan pengharapan, kelompok. dukungan dapat mempengaruhi persepsi

individu akan ancaman dukungan sosial menyangga orang-orang untuk

melawan stress dengan membantu mereka mendefinisikan kembali situasi

tersebut sebagai ancaman kecil, bagaimanapun dukungan sosial hanya

membantu jika stressor tersebut dapat diterima, pasien kanker umumnya tidak

ingin mendiskusikan penyakitnya karena cacat yang didapat pada kondisi

tersebut dan tidak mencari bantuan dari pasien kanker lain agar terhindar dari

ucapan umum bahwa mereka mengalami kanker.

3. Dukungan emosional, jika stress mengurangi perasaan seseorang akan hal

yang dimiliki dan dicintai, dukungan emosional dapat menggantikanya atau

menguatkan perasaan- perasaan ini. Stress yang tidak terkontrol dapat

berakibat pada hilangnya harga diri. Jika hal ini terjadi, jaringan pendukung

memainkan peran yang berarti dalam meningkatkan pendapat yang rendah

(63)

hilang perasaan memilki dapat diperbaiki dengan bentuk dukungan yang

mengembangkan hubungan personal yang relatif.

Tahapan Dukungan adalah sebagai berikut:

1. Tahap dukungan dalam pengambilan keputusan,

2. Tahap dukungan dalam perencanaan kegiatan,

3. Tahap dukungan dalam pelaksanaan kegiatan,

4. Tahap dukungan dalam pemantauan dan evaluasi kegiatan,

Gambar

Tabel 5.1 Distribusi frekuensi berdasarkan karakteristik responden kanker payudara Di
Tabel 5.4.

Referensi

Dokumen terkait

Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan tahun 2013 tentang kanker payudara adalah.. kategori baik, yaitu

Hasil penelitian menunjukkan kualitas hidup pasien kanker payudara yang dirawat di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan adalah mayoritas baik

Konsep Diri dan Kecemasan Wanita Penderita Kanker Payudara di Poli Bedah Onkologi Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam..

Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan tahun 2013 tentang kanker payudara adalah.. kategori baik, yaitu

Objective of the study: to identify Correlation Between Family Support in Anxiety And Depression Feeling For Breast Cancer Patients At General Hospital Haji Adam Malik Medan

Faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat depresi pada pasien kanker payudara yang sudah mendapatkan terapi di Rumah. Sakit Margono

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN TINGKAT DEPRESI PASIEN KANKER PAYUDARA PASKA MASTEKTOMI DI RSUP H.ADAM MALIK

Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kepercayaan terhadap pengobatan medis pada pasien kanker payudara di RSUP Haji Adam Malik Medan pada tahun 2012.. Metode :