LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON RESPONDEN
Assalamualaikum Wr.Wb
Dengan Hormat
Nama saya Rahayu Ningsih, sedang menjalani pendidikan di program studi D-IV
Bidan Pendidik Fakultas keperawatan Universitas Sumatera Utara. Saya sedang
melakukan penelitian yang berjudul hubungan dukungan keluarga terhadap
kecemasan dan depresi pada pasien kanker payudara di Rumah Sakit umum Pusat
haji Adam Malik Medan.
Menurut Cohen (1996:241) Dukungan keluarga adalah suatu keadaan yang
bermanfaat bagi individu yang diperoleh dari orang lain yang dapat dipercaya,
sehingga seseorang akan tabu bahwa ada orang lain yang memperhatikan,
menghargai dan mencintainya.
Kecemasan (ansietas/anxiety) adalah gangguan dalam paresaan (affective) yang
ditandai dengan perasaan ketakutan atau kekhawatiran yang mendalam dan
berkelanjutan, tidak mengalami gangguan dalam menilai realitas (Realty Testing
Ability/ RTA, masih baik), kepribadian masih tetap utuh (tidak mengalami keretakan
kepribadian/ Spitting of Personality), perilaku dapat terganggu tetapi masih dalam
batas-batas normal.
Depresi adalah salah satu bentuk gangguan kejiwaan pada alam perassaan
(effective/mood disorder), yang ditandai dengan kemurungan, kelesuan, ketiadaan
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga
terhadap kecemasan daan depresi pada pasien kanker payudara di Rumah Sakit
Umum Pusat Haji Adam Malik Tahun 2015.
Saya akan melalukan penelitian di Ruang Onkologi Rumah Sakit Umum Pusat Haji
Adam Malik dengan menyebarkan kuessioner penelitian untuk mohon kesediaanyya
calon responden mengisi dan melengkapi kuesioner penelitian yang dibagikan.
Partisipasi responden bersifat sukarela dan tanpa paksaan. Setiap data yang
ada dalam penelitian ini akan dirahasiakan dan digunakan untuk kepentingan
penelitian. Untuk penelitian ini responden tidak dikenakan biaya apapun. Bila
sekiranya respnden membutuhkan penjelasan yang lebih maka dapat menghubungi
saya :
Nama : Rahayu Ningsih
Alamat : Jalan Garu II A Komplek Perumahan Harjosari II Nomor 28.
Nomor Hp : 08566006322
Terimakasih saya ucapkan atas partisipasi responden. Keikutsertaan ibu – ibu
menjadi responden akan menyumbangkan sesuatu yang berguna bagi ilmu
pengetahuan.
Setelah memahami berbagai hal yang menyangkut penelitian ini diharapkan
saudari bersedia mengisi lembar persetujuan yang telah kami persiapkan.
Medan, Maret 2015
Peneliti
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI CALON RESPONDEN (INFORMED CONSENT)
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama :
Umur :
Alamat :
No HP :
Setelah mendapat penjelasan dari penelitian tentang hubungan dukungan keluarga
terhadap kecemasan dan depresi pada pasien kanker payudara di Rumah Sakit Umum
Pusat Haji Adam Malik, maka dengan ini saya secara sukarela menyatakan bersedia
ikut serta dalam penelitian tersebut.
Demikianlah surat pernyataan ini untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya.
Medan,….. …….2015
Kuesioner A. Data Demografi
Usia :
Agama :
Suku :
Status Perkawinan : ( ) Kawin, ( ) Belum Kawin
Pekerjaan :
Stadium kanker :
Pendidikan :
Instruksi :Kuesioner HADS ini terdiri dari 7 pertanyaan kecemasan dan 7 pertanyaan depresi. Silahkan membaca masing-masing kelompok pertanyaan
dengan seksama dan pilih salah satu jawaban pertanyaan dengan memberi tanda
ceklist (√) pada kolom jawaban sebelah kanan yang menurut anda yang paling
anda rasakan saat ini.Pastikan hanya memilih satu jawaban.
Untuk pertanyaan HADS terdiri dari 4 katagori jawaban yaitu :
Tidak ada, kadang-kadang, sering dan sering sekali.
Total nilai
0-7 = Normal
8-14 = Ringan
Kuesioner B. Data Demografi
Usia :
Agama :
Suku :
Status Perkawinan : ( ) Kawin, ( ) Belum Kawin
Pekerjaan :
Stadium kanker :
Pendidikan :
Instruksi :Kuesioner dukungan keluarga ini terdiri dari 12 pertanyaan. Silahkan membaca masing-masing kelompok pertanyaan dengan seksama dan pilih salah
satu jawaban pertanyaan dengan memberi tanda ceklist (√) pada kolom jawaban
sebelah kanan yang menurut anda yang paling anda rasakan saat ini.Pastikan
hanya memilih satu jawaban.
Untuk pertanyaan dukungan keluarga terdiri dari 2 katagori jawaban yaitu :
Ya dan Tidak
Total nilai
0-4 = Rendah
8-14 = Sedang
B. Kuesioner Dukungan Keluarga
Pernyataan Ya Tidak
Dukungan Emosional
1. Keluarga selalu meluangkan waktu untuk memberikan perhatian dan menemani anda
2. Keluarga selalu mengingatkan anda untuk makan obat secara teratur
3. Keluarga merasa sedih dan khawatir saat anda sakit
Dukungan Instrumental
4. Keluarga menyediakan makanan dan minuman yang baik untuk anda
5. Keluarga selalu memenuhi kebutuhan anda
6. Keluarga menyediakan fasilitas istirahat yang nyaman bagi anda
Dukungan Informatif
7. Keluarga memberitahukan informasi tentang cara pengobatan kanker payudara baik secara medis maupun alternative
8. Keluarga selalu memberikan informasi untuk mengunjungi fasilitas pelayanan kesehatan secara berkala kepada anda
Dukungann Penilaian
9. Keluarga tidak mengasingkan anda karena penyakit yang anda derita
10.Keluarga selalu memberikan pujian dan semangat agar anda tetap bersemangat menjalani pengobatan
Dukungan Spiritual
11.Keluarga membayar biaya pengobatan anda setiap kali anda berobat ke fasilitas kesehatan
DAFTAR PUSTAKA
Anindita, Y.P.C. (2010). Hubungan antara pemberian radioterapi dengan terjadinya
distress, anxiety, dan depresi pada penderita kanker payudara. (26)(1)
Ariani, P. (2014). Aplikasi metodologi penelitian kebidanan dan kesehatan
reproduksi. Yogyakarta. Nuha Medika
Dalami, E., Suliswati., Farida, P., Rochhimah., Banon, E. (2014). Asuhan
Keperawatan Jiwadengan masalah psikososial. Jakarta Timur. Trans Info
Media
Hadi, P. (2004). Depresi & Solusinya. Tugu Publisher
Hakim, R., Baskoro, T. A., Rusmariana, A., Atabaki, Z. (2013). Hubungan dukungan
keluarga dengan kualitas hidup pasien kanker yang menjalani kemoterapi
di RSUD Kraton Pekalongan
Hawari, D. (2013). Manajemen stress cemas dan depresi. Jakarta. Badan Penerbit
FKUI
Hidayat, A.A. (2010). Metode penelitian teknik analisa Kebidanan. Jakarta. Salemba
Medika
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Hilangkan Mitos Tentang Kanker. (8 mei
2014)
Machfoedz, I. (2009). Metodologi Penelitian. Yogyakarta. Fitramaya
Manan, E. (2011). Kamus Kesehatan Wanita. Jogjakarta. Bukubiru
Mulyani, N. S., & Nuryani. (2013). Kanker Payudara dan PMS Pada Kehamilan.
Yogyakarta. Nuha Medika
Nadeak, R.J.(2011). Hubungan dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan pasien
pre operasi di ruangan RB2NRSUP HAM Medan.
Olfah, Y., Mendri, N.K., Badi’ah, A. (2013). Kanker Payudara Dan Sadari.
Yogyakarta. Nuha Medika
Prevalensi Kanker Di Indonesia Dan Dunia. (12 desember 2014). Harian Terbit
Saragih, R. (2010). Peranan dukungan keluarga dan koping pasien dengan penyakit
kanker terhadap pengobatan kemoterapi di RB I Rumah Sakit Umum Pusat
Haji Adam Malik. Hal 3, 4 & 5.
Sari, M., Dewi, Y.I., Utami, A. (2011). Hubungan dukungan keluarga terhadap
motivasi pasien kanker payudara dalam menjalani kemoterapi di Ruang
cendrawasih I RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau. 2 (2)
Setiawan, A. & Saryono. (2011). Metodologi Penelitian Kebidanan. Yogyakarta.
Nuha Medika
Setyaningsih, dkk. (2011). Faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat depresi
pada pasien kanker payudara yang sudah mendapatkan terapi di Rumah
Sakit Margono Soekarjo Purwokerto. Tesis Universitas Jendral Sudirman
Purwokerto
Setyaningsih, D.F., Machmuroh, Andayani, R.A. (2010). Hubungan antara
dukungan emosional keluarga dan reliensi dengan kecemasan menghadapi
kemoterapi pada pasien kanker di RSUD Moewardi Surakarta
Sulistyaningsih. (2011). Metodologi penelitian Kebidanan Kualitatif-Kuantitatif.
Yogyakarta. Graha Ilmu
Suprajitno. (2012). Asuhan Keperawatan Keluarga Aplikasi Dalam Praktik. Jakarta.
Penerbit Buku Keddokteran EGC
Utami, D., Andriyani, A., Fatmawati, S. Hubungan dukungan keluarga terhadap
tingkat kecemasaan kemoterapi pada pasien kanker serviks di RSUD
Moewardi. Hal : 10.
Wilda, dkk. (2012). Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat depresi pasien kanker
BAB III
KERANGKA KONSEP
A. Kerangka Penelitian
Konsep merupakan abstraksi yang terbentuk oleh generalisasi dari hal-hal
yang khusus. Kerangka konsep merupakan formulasi atau simplifikasi dari kerangka
teori atau teori-teori yang mendukung penelitian tersebut. Oleh sebab itu, kerangka
konsep ini terdiri dari variabel-variabel serta hubungan variabel yang satu dengan
yang lain. Dengan adanya kerangka konsep akan mengarahkan kita untuk
menganalisis hasil penelitian (Notoatmodjo, 2010).
Kerangka konsep yang di gunakan dalam penelitian ini terdiri dari variabel
Independen yaitu dukungan keluarga dan variabel Dependen yaitu kecemasan dan
depresi.
Skema 3.1 Kerangka Konsep
Variabel Independen Variabel Dependen Dukungan keluarga
Rendah
Sedang
Tinggi
Kecemasan
Normal
Ringan
Berat
Depresi
Normal
Ringan
B. Hipotesis
Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Hipotesis kerja atau
yang disebut hipotesis alternatif, hipotesis riset. Soeramto (1989) menyebut hipotesis
kerja ini sebagai hipotesis asli, hipotesis riil, hipotesis teori, hipotesis subtantif
(Machfoedz, 2009).
Ha : Ada hubungan antara dukungan keluarga terhadap kecemasan dan depresi pada
pasien kanker payudara di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik
C. Defenisi Operasional
No Variabel diberikan oleh pihak kerabat terdekat maupun keluarga pada individu baik berupa dukungan emosional, instrumental,
informatif, penilaian, finansial maupun spiritual yang
mengalami masalah maupun
ketidaknyamanan .
Kuesioner yang digunakan berupa pertanyaan-pertanyaan yang menggambarkan tentang dukungan keluarga yang terdiri dari 12 butir pertanyaan tentang dukungan emosional pada pertanyaan ke 1,2, 3,dan , dukungan instrumental pada pertanyaan ke 4,5,6, dukungan informatif pada pertanyaan ke 7, 8,9, dukungan penilaian pada pertanyaan ke10, dukungan finansial pada pertanyaan no 11 serta dukungan spiritual pada pertanyaan ke 12.
Kuesioner total skore 0-4 point,
menunjukkan dukungan sedang dengan total skore 5-8, dan takut, tidak nyaman dan perasaan gelisah yang umumnya yang terdiri dari 14 pertanyaan, yang meliputi 7 pertanyaan tentang kecemasan
mengalami gangguan atau masalah yang terdiri dari kecemasan ringan, kecemasan sedang dan
kecemasan berat.
yaitu pada pertanyaan nomor 1, 3, 5, 7, 9, 11 perasaan takut yang berlebihan hingga menimbulkan gejala somatik maupun psikologis yang berefek pada tingkah laku yang terdiri dari depresi normal, depresi sedang dan depresi berat. Scale) yang terdiri dari 14 pertanyaan, yang meliputi 7 pertanyaan tentang depresi yaitu pada pertanyaan no 2, 4, 6, 8, 10 dan 12
Dengan menggunaka n skala likert yang terdiri kategori berat.
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah Deskriptif
corelatif dengan pendekatan crossectional. Survey crosssectional ialah suatu
penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor resiko dengan
efek, dengan carapendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu
saat (point time). Approacartinya, tiap subjek penelitian hanya di observasi sekali
saja dan pengukuran dilakukan terhadap status karakter atau variabel subjek pada
saat pemeriksaan (Notoadmodjo, 2010). Penelitian ini untuk meneliti hubungan
dukungan keluarga terhadap kecemasan dan depresi pada pasien kanker payudara di
Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan.
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh pasien yang mengalami
kanker payudara yang di rawat inap di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam
Malik Medan. Populasi pada penelitian ini pada tahun 2014 adalah 572
pasien.
2. Sampel
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
non probability dengan pendekatan consecutive sampling, yaitu sampel
didapatkan saat peneliti melakukan penelitian dengan kriteria yang telah
ditentukan.
1) Pasien yang di diagnosa mengalami kanker payudara stadium II-IV
2) Pasien yang melakukan kunjungan ke Rumah Sakit Adam Malik saat
dilakukan penelitian
3) Pasien yang belum pernah mendapatkan terapi psikiatri.
4) Bersedia menjadi responden
b. Kriteria Inklusi
1) Pasien kanker payudara stadium I
2) Pasien dengan gangguan psikis
3) Pasien yang telah mendapatkan terapi psikiatri
4) Tidak bersedia menjadi responden
Pengumpulan data dilakukan pada bulan April tahun 2015 sehingga sampel
yang di peroleh pada saat penelitian yaitu 46 orang.
C. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di ruang Onkologi Rumah Sakit Umum Pusat Haji
Adam Malik Medan. Tempat penelitian ini dipilih karena dianggap memenuhi
jumlah yang dibutuhkan oleh peneliti dalam melakukan penelitian tentang
hubungan dukungan keluarga terhadap kecemasan dan depresi pada pasien
kanker payudara.
D. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan sejak bulan November Tahun 2014 yaitu dimulai
dari pengajuan judul proposal hingga penyusunan Proposal dan dilanjutkan
dengan penelitian hingga hasil penelitian pada bulan Juni Tahun 2015.
E. Etika Penelitian
Penelitian ini menggunakan obyek manusia yang memiliki kebebasan
(Hidayat, 2010). Pada penelitian ini menjunjung tinggi prinsip etika penelitian
yang merupakan standar etika dalam melakukan penelitian yang merupakan
standar penelitian dalam melakukan sebagaimana dikemukakan oleh Polit dan
Back (2006) sebagai berikut :
1. Prinsip Manfaat
Prinsip ini mengharuskan peneliti untuk memperkecil resiko dan
memaksimalkan manfaat. Penelitian terhadap manusia di harapkan dapat
memberikan manfaat untuk kepentingan manusia secara individu atau
masyarakat secara keseluruhan. Prinsip ini meliputi hak untuk mendapatkan
perlindungan dari kejahatan dan kegelisahan dan hak untuk mendapatkan
perlindungan dari eksploitasi.
2. Prinsip menghormati martabat manusia
Prinsip ini meliputi :
a. Hak untuk menentukan pilihan
Yaitu hak untuk memutuskan dengan sukarela apakah ikut ambil
bagian dalam suatu penelitian tanpa resiko yang merugikan. Hak ini
meliputi hak mendapat pertanyaan, mengungkapkan keberatan, dan
menarik diri.
b. Hak mendapatkan data yang lengkap
Menghormati martabat manusia meliputi hak-hak masyarakat untuk
memberi informasi, keputusan sukarela tentang keikutsertaan penelitian
yang memerlukan ungkapan data lengkap.
Prinsip ini bertujuan untuk menjunjung tinggi keadilan manusia
dengan menghargai hak-hak memberikan perawatan secara adil dan hak
untuk menjaga privasi manusia.
Masalah etika yang harus diperhatikan dalam penelitian ini antara lain:
1) Dalam mengambil karya orang lain harus mencantumkan nama dan
sumbernya
2) Mengaplikasikan informed consent. Informed consent diberikan
sebelum penelitian dilakukan dengan memberikan lembar persetujuan
untuk menjadi responden. Informasi yag harus ada dalam informed
consent tersebut antara lain : partisipasi pasien, tujuan dilakukan
tindakan, jenis data yang dibutuhkan, komitmen, prosedur
pelaksanaan, potensial masalah yang akan terjadi, manfaat,
kerahasiaan, informasi yang mudah dihubungi, dan lain-lain. Peneliti
menjelaskan tujuan dan kemungkinan dampak yang akan terjadi dari
penelitian yang akan dilakukan kepada responden. Responden dapat
memutuskan bersedia ataupun menolakuntuk menjadi sampel
penelitian.
Apabila responden bersedia menjadi sampel penelitian, maka
responden di anjurkan untuk mengisi inform consent. Selama
pelaksanaan penelitian berlangsung, tidak ditemukannya responden
yang menolak untuk menjadi sampel penelitian, sehingga seluruh
responden beredia mengisi formulir inform consent (lembar
3) Tidak mencantumkan nama (anonymity) responden pada lembar
observasi. Hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data
atau hasil penelitian yang akan di sampaikan.
4) Semua informasi yang telah dikumpulkan di jamin kerahasiaannya
oleh peneliti (confidentiality).
F. Alat Pengumpul Data
Alat pengumpulan data berupa kuesioner yang terdiri dari dua bagian yaitu
kuesioner dukungan keluarga dan kuesioner HADS.Kuesioner dukungan
keluarga meliputi dukungan emosional, dukungan instrumental, dukungan
informatif , dukungan penilaian, dukungan finansial dan dukungan
spiritual.Bagian kedua adalah kelompok gejalakecemasan dan depresi
berdasarkan kuesioner HADS. Karena kusioner HADS tersebut adalah kuesioner
yang diadaptasi dari bahasa Inggris maka sebelum kuesioner tersebut digunakan
harus diartikan terlebih dahulu di pusat bahasa Universitas Sumatera Utara.
Setelah diterjemahkan oleh pusat bahasa berarti kuesioner tersebut sudah layak
disebarkan kepada responden.
Kuesioner yang digunakan untuk mengumpulkan data pada penelitian ini
terdiri dari 26 pertanyaan yang berkaitan dengan judul penelitian, yang terdiri
dari 12 pertanyaan tentang dukungan keluarga yang terdiri dari dukungan
emosional pada pertanyaan nomor 1,2,dan 3 dukungan instrumental pada
pertanyaan ke 4, 5 dan 6 , dukungan informatif pada pertanyaan nomor 7, 8 dan 9
dukungan penilaian pada pertanyaan no 10, dukungan finansial pada pertanyaan
nomor 11 dan dukungan spiritual pada pertanyaan nomor 12 dengan skore total
12 point. Menunjukkan dukungan rendah dengan total skore 0-4 point,
dukungan tinggi dengan total skore 9-12 point., 7 pertanyaan point A untuk
ansietas (yaitu pertanyaan no 1,3,5,7,9,11, dan 13) serta point D untuk depresi
(yaitu pertanyaan nomor 2,4,6,8,10,12,14). Skor total 0-7 menunjukkan rentang
normal, skore total 8-14 menunjukkan kategori ringandan 15-21 menunjukkan
kategori berat.
G. Uji Validitas dan Reliabilitas
Uji validitas adalah uji yang dilakukan untuk menunjukkan tingkat
kevalidan dan kesahihan sebuah instrumen. Suatu instrumen yang valid atau
sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid
berarti memiliki validitas rendah (Arikunto,2010).
Reliabilitas merupakan suatu instrumen yang dapat dipercaya untuk
digunakan sebagai alat pengumpulan data karena instrumen tersebut sudah baik
(Arikunto, 2010).). Data dikatakan reliabel apabila diperoleh hasil cronbach
alpha >0,07.
Alat ukur harus diuji validitas dan realibitasnya. Dalam penelitian ini, alat
ukur yang digunakan adalah alat ukur yang sudah baku berdasarkan literatur
sehingga tidak perlu lagi diuji validitas dan realibilitasnya. Alat ukur kecemasan
dan depresi yang digunakan adalah kuesioner HADS yang diadaptasi dari
Zigmond dan Snaith tahun 1983 yang kemudian diuji validitas dan reabilitasnya
terhadap pasien kanker payudara oleh Anindita, dkk (2010) dengan nilai r yang
signifikan yaitu 0,736 .
Sementara kuesioner dukungan keluarga telah dilakukan uji validitas dan
reliabilitaskepada 30 orang pasien kanker yang memiliki karakteristik sama
H. Prosedur pengumpulan data
Pengumpulan data pada penelitian ini di Teknik pengumpulan data yang
dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh sendiri oleh peneliti dari yang
sebelumnya tidak ada, dan tujuannya disesuaikan dengan keperluan penelitian
(Hidayat, 2010). Pada penelitian ini data primer yang harus diteliti adalah
derajat kecemasan dan depresi terhadap dukungan keluarga dalam bentuk
lembar kuesoiner yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang mencakup judul
penelitian yang dilakukan peneliti.
2. Data Sekunder
Pada penelitian ini data sekunder dapat diperoleh dari pejabat yang
berwenang untuk dapat memberikan informasi tentang data-data yang
diperlukan. Data sekunder yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data
yang mencakup jumlah populasi pasien yang mengalami kanker payudara di
Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik.
1. Meminta izin etik di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara
2. Peneliti menyerahkan lembar kuesioner kepada responden dengan terlebih
dahulu meminta persetujuan (informed consent) apakah bersedia untuk
dijadikn sebagai responden dengan menandatangani surat persetujuan
penelitian.
3. Selanjutnya peneliti menjelaskan cara pengisian kuesioner tersebut.
4. Agar pengumpulan data berjalan dengan cermat dan teliti peneliti
5. Setelah responden selesai menjawab kuesioner yang dibagikan
selanjutnya peneliti mengumpulkan kuesioner kembali dengan terlebih
dahulu memeriksa jawaban responden apakah sudah terisi seluruhnya
sehingga dalam pengolahan data tidak terjadi kesalahan.
I. Rencana analisa data
Dalam proses analisa data terdapat langkah-langkah yang harus dilakukan, yaitu
sebagai berikut :
1. Editing
Editing adalah kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan isian
formulir atau kuesioner tersebut.
2. Coding
Coding adalah kegitan mengubah data berbentuk kalimat atau huruf
menjadi data angka atau bilangan yaitu dengan cara pengkodean.
3. Entry
Entry yaitu semua jawaban-jawaban dari masing-masing responden
yang dalam bentuk “kode” dimasukkan kedalam program .
a. Analisa Univariate
Analisa univariate bertujuan untuk menjelaskan atau
mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian. Bentuk analisis
univariate tergantung dari jenis datanya.
Pada penelitian ini analisis univariate di gunakan untuk
menganalisis data demografi, dukungan keluarga, kecemasan, dan depresi
yang disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.
Apabila telah dilakukan analisis univariatetersebut di atas, hasilnya
akan diketahui karakteristik dan distribusi setiap variabel, dan dapat
dilanjutkan dengan analisis bivariate. Analisa bivariatepada penelitian ini
adalah untuk menganalisa hubungan dukungan keluarga terhadap
kecemasan dan menganalisa hubungan dukungan keluarga terhadap
depresi pada pasien kanker payudara.
Analisa bivariate yang dilakukan pada penelitian ini adalah
KorelasiProduct Moment atau korelasi pearsonyang digunakan untuk
menguji hipotesis assosiasi/hubungan (korelasi) dua variabel bila datanya
berbentuk numerik.
4. Pembersihan Data (cleaning)
Pembersihan Data (cleaning) adalah pengecekan kembali untuk
melihat kemungkinan-kemungkinan adanya kesalahan-kesalahan kode,
ketidaklengkapan dan sebagainya, kemudian dilakukan pembetulan atau
BAB V PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Pada bab ini diuraikan hasil penelitian dan pembahasan penelitian
mengenai dukungan keluarga terhadap kecemasan dan depresi pada pasien
kanker payudara di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Tahun 2015.
Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan November 2014 sampai Juni 2015 di
Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2015 dengan jumlah
responden sebanyak 46 orang.
1. Analisa Univariat
Pada penelitian ini karakteristik responden yang diteliti mencakup
pendidikan, pekerjaan dan stadium kanker payudara.Secara rinci dapat dilihat
a. Distribusi frekuensi berdasarkan karakteristik responden kanker payudara di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Tahun 2015
Tabel 5.1
Distribusi frekuensi berdasarkan karakteristik responden kanker payudara Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Tahun 2015 Karakteristik Frekuensi (n) Persentase (%)
Pendidikan
Dari tabel 5.1 dapat digambarkan bahwa mayoritas respondenmempunyai
latar belakang pendidikan Sekolah Dasar(SD) sebanyak 18 orang (39,1%).
Mayoritas responden bekerja sebagai Ibu Rumah Tangga (IRT) sebanyak 34
orang (73,9 %). Dan mayoritas responden dengan kanker payudara stadium III
b. Distribusi berdasarkan dukungan keluarga kepada pasien yang mengalami kanker payudara di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Tahun 2015
Tabel5.2
Distribusi berdasarkan dukungan keluarga kepada pasien yang mengalamikanker payudara di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik
Tahun 2015
Dukungan Keluarga Frekuensi (n) Persentase (%)
Rendah
Dari tabel 5.2 dapat diketahui bahwa dukungan keluarga responden kepada
pasien kanker payudara terhadap kecemasan dan depresi mayoritas memberikan
dukungan baik yaitu sebanyak 43 orang (93,5%).
c. Distribusi berdasarkan kecemasan pada pasien yang mengalami kanker payudara di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Tahun 2015
Tabel 5.3
Distribusi berdasarkan kecemasan pada pasien yang mengalami kankerpayudara di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik
Tahun 2015
Kecemasan Frekuensi (n) Persentase (%)
Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa sebagian besar responden memiliki
kecemasan ringan yaitu 36 responden (78,3%).
d. Distribusi berdasarkan depresi pada pasien yang mengalami kanker payudara di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Tahun 2015
Tabel 5.4.
Distribusi berdasarkan depresi pada pasien yang mengalami kanker payudara diRumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Tahun 2015
Depresi Frekuensi (n) Persentase (%)
Normal
Dari tabel 5.3 hasil penelitian dapat diketahui bahwa mayoritas
responden memilikidepresi ringan yaitu 38 responden (82,6%).
2. Analisa Bivariat
Tabel 5.5
Hubungan Dukungan Keluarga terhadap kecemasan dan depresi pada pasienkanker payudara di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan
Tahun 2015
Variabel yang dikorelasi r Nilai p
Dukungan keluarga dan kecemasan pada pasien
kanker payudara
-0,649 0,001
Dukungan keluarga dan depresi pada pasien
kanker payudara
- 0,720 0,001
Analisa data yang digunakan adalah korelasiproductmoment yang
kecemasan dan depresi pada pasien kanker payudara. Berdasarkan uji statistik
hubungan antara dukungan keluarga dengan kecemasan pada pasien kanker
payudara pada tabel 5.5 diperoleh nilai r= - 0,649 yang berarti terdapat
hubungan yang kuat antar variabel dengan hubungan negative.
Berdasarkan uji statistik hubungan antara dukungan keluarga dengan depresi
pada pasien kanker payudara diperoleh nilai r = - 0,720 yang berarti terdapat
hubungan yang kuat antar variabel dengan hubungan negative . Dari hasil uji
statistik diperoleh nilai p = 0,01< 0,05 maka dapat disimpulkan ada hubungan
signifikan antara dukungan keluarga terhadap kecemasan dan depresi pada pasien
B. Pembahasan
1. Karakteristik responden kanker payudara di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Tahun 2015
Dari hasil penelitian dapat digambarkan bahwa sebagian besar
respondenmempunyai latar belakang pendidikan SD sebanyak 18 orang (39,1%),
sesuai dengan pendapat Ariani (2014), pendidikan berarti bimbingan yang
diberikan oleh seseorang kepada perkembangan orang lain untuk menuju ke arah
cita-cita tertentu untuk mengisi kehidupan sehingga dapat mencapai kebahagiaan.
Dimana makin tinggi pendidikan seseorang maka semakin mudah orang tersebut
menerima informasi. Dengan pendidikan yang tinggi maka seseorang akan
cenderung untuk mendapatkan informasi baik dari orang lain maupun dari media
massa. Pengetahuan erat hubungannya dengan pendidikan, seseorang dengan
pendidikan yang tinggi maka semakin luas pula pengetahuan yang dimiliki
sehingga lebih mudah untuk mengakses informasi-informasi yang berkaitan
dengan segala hal yang di alami setiap individu.
Sebagian besar responden bekerja sebagai Ibu Rumah Tangga (IRT)
sebanyak 34 orang (73,9 %). Menurut Ariani (2014), pekerjaan merupakan suatu
aktifitas yang dilakukan seseorang untuk memperoleh penghasilan guna
memenuhi kebutuhan setiap hari. Pekerjaan merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi dukungan, kecemasan dan depresi, dimana seseorang yang bekerja
akan berinteraksi dengan orang lain sehingga akan memiliki informasi dan
pengetahuan yang lebih baik.
Pada tabel 5.1 Mayoritas responden dengan kanker payudara stadium III
2. Dukungan keluarga pada pasien kanker payudara
Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa dukungan keluarga responden
kepada pasien kanker payudara terhadap kecemasan dan depresi yaitu sebagian
besar dukungan baik yaitu sebanyak 43 orang (93,5%) dari keseluruhan
responden.
Ketika keluarga mengetahui bahwa salah satu anggotanya menderita kanker,
maka lazimnya pihak keluarga tidak dapat melepaskan diri dari keterlibatan
dalam menghadapi penderitaan ini. Sebagian keluarga menunjukkan rasa simpati
dan kasihan, namun sebahagian lain bersikap menolak akan kenyatan ini.
Peranan keluarga amat penting, pihak keluarga yang penuh pengertian dan
kooperatif dengan pihak perawatan dan memberikan dorongan moril penuh
kepada penderita, akan banyak membantu dalam penatalaksanaan penderita
kanker. Dalam banyak hal, ternyata respon penderita terhadap pengobatan
banyak sedikitnya ditentukan oleh faktor keluarga dan lainnya dalam
memberikan reaksi terhadap penyakit yang dideritanya (Dadang, 2004).
Dalam pengalaman praktek sering di jumpai sikap negativistik (penolakan)
dari pihak keluarga.Mungkin karena ketidaktahuan (ignorancy) ataupun
kepercayaan tradisional tentang penyebab dan pengobatan kanker, maka dokter
seringkali kehilangan peluang yang baik (momentum) untuk melakukan tindakan
ini (Suprajitno, 2012).
Sedangkan menurut Friedman, dukungan keluarga adalah sebagai suatu
proses hubungan antara keluarga dengan lingkungan sosial. Dari uraian tersebut
diatas maka dapat disimpulkan bahwa dukungan keluarga adalah suatu keadaan
Dukungan keluarga merupakan faktor yang sangat penting bagi seseorang
yang sedang menghadapi masalah dan dapat memotivasi orang
tersebut.Dukungan keluarga terhadap pasien kanker sangat dibutuhkan untuk
meningkatkan mental dan semangat hidup pasien kanker.Ahli onkologi Cora
Liave, MD dan Denky Dela Rosa mengatakan, keluarga adalah teman terbaik
bagi pasien kanker dalam menghadapi masalah dengan penyakitnya. Setiap orang
yang terkena kanker, akan berpengaruh juga kepada seluruh keluarga baik berupa
emosional, psikologi, finansial maupun fisik (Rijalul, 2013).
Menurut asumsi peneliti dukungan keluarga mayoritas dukungan baik yaitu
43 orang (93,5%), hal ini dipengaruhi karena pengetahuan dari para keluarga
mengenai penting nya dukungan kepada pasien yang mengalami kanker yang
dipengaruhi oleh adanya hubungan yang baik antar sesama keluarga dengan
lingkungan sosial.
3. Kecemasan pada pasien kanker payudara
Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa sebagian besar responden
memilikikecemasan ringan yaitu 36 responden (78,3%).
Seseorang akan menderita gangguan cemas ketika yang bersangkutan tidak
mampu mengatasi stressor psikososial yang dihadapinya. Tetapi pada
orang-orang tertentu meskipun tidak ada stessor psikososial, yang bersangkutan
menunjukkan kecemasan juga, ditandai dengan corak atau tipe kepribadian
pencemas.
Kecemasan dan depresi bisa terjadi karena munculnya rasa kehilangan,
misalnya pada penderita kanker payudara yang merasa bahwa ia akan kehilangan
merupakan komponen utama bagi hampir semua gangguan kejiwaan
(psychiatrikdisorder). Secara klinis gejala kecemasan di bagi dalam beberapa
kelompok, yaitu: gangguan cemas menyeluruh (generalized anxiety
disorder/GAD), gangguan panik (panic disorder), gangguan phobic ( phobic
disorder), dan gangguan obsesif-kompulsif (obsessive-compulsive disorder).
Diperkirakan jumlah mereka yang menderita gangguan kecemasan ini baik
akut maupun kronik mencapai 5% dari jumlah penduduk, dengan perbandingan
antara wanita dan pria adalah 2 banding 1.Dan diperkirakan antara 2%-4% di
antara penduduk di suatu saat dalam kehidupannya pernah mengalami gangguan
cemas.
Menurut penelitian Patmawati (2011) diperoleh bahwa responden yang
memiliki dukungan keluarga positif dengan tingkat kecemasan sedang sebanyak
12 orang (75,0%) dan dukungan keluarga positif dengan tingkat kecemasan panik
sebanyak 4 orang (25,0%). Sedangkan responden yang memiliki dukungan
keluarga negatif dengan tingkat kecemasan sedang sebanyak 10 orang (71, 4%)
dan responden yang mengalami dukungan keluarga negatif dengan tingkat
kecemasan panik sebanyak 4 orang (28,6%).
4. Depresi pada pasien kanker payudara
Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa sebagian besar responden
memilikidepresi ringan yaitu 38 responden (82,6%).
Depresi merupakan masalah kesehatan jiwa yang utama dewasa ini.
Hal ini amat penting karena orang dengan depresi produktivitasnya akan
menurun dan ini amat buruk akibatnya bagi suatu masyarakat, bangsa dan
negara yang sedang membangun. Orang yang menderita depresi adalah orang
Cash, H (1998) dalam penelitiannya mengemukakan bahwa 1 dari 5
orang, pernah mengalami depresi dalam kehidupanya.Selanjutnya ditemukan
5%- 15% depresi melakukan bunuh diri setiap tahun. Dimatteo, M.R., dkk
(2000) dalam penelitiannya menemukan data bahwa depresi terjadi pada 25%
pasien yang menjalani pengobatan medis.
5. Hubungan dukungan keluarga terhadap kecemasan dan depresi pada pasien kanker payudara
Analisa data yang digunakan adalah korelasiproductmoment yang digunakan
untuk mencari kekuatan hubungan dukungan keluarga terhadap kecemasan
dan depresi pada pasien kanker payudara. Berdasarkan uji statistik hubungan
antara dukungan keluarga dengan kecemasan pada pasien kanker payudara
diperoleh nilai r = -0,649 yang berarti terdapat hubungan yang kuat antar
variabel dengan hubungan negatif. Dari hasil uji statistik diperoleh nilai p =
0,001 < 0,05 maka dapat disimpulkan ada hubungan signifikan antara
dukungan keluarga terhadap kecemasan pada pasien kanker payudara.
Berdasarkan uji statistik hubungan antara dukungan keluarga dengan depresi
pada pasien kanker payudara diperoleh nilai r = -0,720 yang berarti terdapat
hubungan yang kuat antar variabel dengan hubungan negatif. Dari hasil uji
statistik diperoleh nilai p = 0,001 < 0,05 maka dapat disimpulkan ada
hubungan signifikan antara dukungan keluarga terhadap depresi pada pasien
kanker payudara.
Penelitian ini juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Febi
(2010), yang menunjukkan bahwa dari 50 responden penelitian, 3 responden
responden (34%) berada dalam kategori dukungan emosional keluarga
sedang dan 30 responden (60%) berada dalam kategori dukungan emosional
keluarga tinggi. Berdasarkan penelitian ini rata-rata responden mengalami
kecemasan yang rendah.Ada hubungan negatif signifikan antara dukungan
emosional keluarga dan kecemasan menghadapi kemoterapi.
C. Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menghadapi beberapa keterbatasan yang
meliputi :
1. Keterbatasan dari jumlah sampel yang diperoleh dalam penelitian
2. Keterbatasan dalam pengawasan pengisian kuesioner sehingga hasil yang
diperoleh kurang efektif
3. Penelitian ini dilakukan secara crossectional yang artinya pengambilan data
penelitian dilakukan hanya satu kali sehingga hasil yang diperoleh kurang
akurat.
D. Implikasi Untuk Asuhan Kebidanan / Pendidikan Kebidanan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan yang dapat
meningkatkan kemampuan dan kualitas pelayanan kesehatan yang berperan penting
untuk menginformasikan kepada pihak keluarga untuk memberikan dukungan dan
motivasi kepada pasien sehingga menurunkan tingkat kecemasan dan depresi yang
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Dari hasil penelitian diketahui bahwa mayoritas responden mempunyai latar
belakang pendidikan Sekolah Dasar (SD) sebanyak 18 orang (39,1%).
Mayoritas responden bekerja sebagai Ibu Rumah Tangga (IRT) sebanyak 34
orang (73,9 %), dan mayoritas responden dengan kanker payudara stadium III
sebanyak 23 orang (50 %).
2. Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa dukungan keluarga responden
kepada pasien kanker payudara terhadap kecemasan dan depresi yaitu
sebagian besar dukungan baik yaitu sebanyak 43 orang (93,5%) sedangkan
dukungan yang sedang sebanyak 3 orang (6.5%) dari keseluruhan responden.
3. Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa sebagian besar responden
memiliki kecemasan ringan yaitu 36 responden (78,3%), tidak ada kecemasan
8 orang (17,4%) dan kecemasan berat 2 orang (4,3%).
4. Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa sebagian besar responden
memiliki depresi ringan yaitu 38 responden (82,6%), tidak ada depresi 7
orang (15,2%) dan depresi berat 1 orang (2,2%).
5. Analisa data yang digunakan adalah korelasiproductmoment yang digunakan
untuk mencari kekuatan hubungan dukungan keluarga terhadap kecemasan
dan depresi pada pasien kanker payudara. Berdasarkan uji statistik hubungan
antara dukungan keluarga dengan kecemasan pada pasien kanker payudara
diperoleh nilai r =-0,649 yang berarti terdapat hubungan yang kuat antar
kecemasan pada pasien kanker payudara di Rumah Sakit Umum Pusat Haji
Adam Malik Medan tahun 2015
6. Berdasarkan uji statistik hubungan antara dukungan keluarga dengan depresi
pada pasien kanker payudara diperoleh nilai r =-0,720 yang berarti terdapat
hubungan yang kuat antar variabel. Dari hasil uji statistik diperoleh nilai p =
0,01 < 0,05 maka dapat disimpulkan ada hubungan signifikan antara
dukungan keluarga terhadap depresi pada pasien kanker payudara di Rumah
Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan tahun 2015.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian, maka peneliti dapat menyusun
beberapa saran yang dapat digunakan untuk meningkatkan keberhasilan
dalam memberikan pelayanan dan mengurangi depresi dan cemas pada
penderita kanker payudara adalah:
1. Untuk Masyarakat (keluarga responden/penderita kanker payudara)
Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk memberikan informasi kepada
keluarga sehingga meningkatkan pengetahuan bagi keluarga dalam
memberikan dukungan baik secara instrumental, informasional, penilaian,
finansial, emosianal dan dukungan spiritual kepada penderita kanker
payudara sehingga menurunkan tingkat kecemasan dan depresi pada
pasien kanker payudara.
2. Petugas/Tenaga Kesehatan
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan dan informasi yang
dapat meningkatkan pengetahuan dan kualitas pelayanan kesehatan yang
dapat memberikan dukungan secara maksimal sehingga meningkatkan
motivasi dan harapan hidup pasien kanker payudara.
3. Peneliti Selanjutnya
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan data
untuk peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian sejenis. Dan
diharapkan dapat memanfaatkan hasil penelitian ini sebagai referensi
tambahan, serta memberikan masukan dari keterbatasan penelitian yang
telah dilakukan yang meliputi keterbatasaan sampel penelitian dan
pengawasan dalam pengisian kuesioner serta waktu dalam melakukan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kanker Payudara 1. Pengertian
Kanker payudara merupakan keganasan yang berasal dari kelenjar,
saluran kelenjar dan jaringan penunjang tidak termasuk kulit payudara.
Payudara secara umum terdiri dari dua tipe jaringan, jaringan glangular
(kelenjar) dan jaringan stomal(penopang). Jaringan kelenjar mencakup
kelenjar susu (lobules) dan saluran susu (the milk passage, milk duct). Untuk
jaringan penopang meliputi jaringan lemak dan jaringan serat konektif.
Payudara juga dibentuk oleh jaringan lymphatik, sebuah jaringan yang berisi
sistem kekebalan yang bertugas mengeluarkan cairan serta kotoran selular.
Sel kanker payudara yang pertama dapat tumbuh menjadi tumor sebesar 1 cm
dalam waktu 8-12 tahun. Sel kanker tersebut berada pada kelenjar payudara.
Sel-sel kanker payudara ini dapat menyebar melalui aliran darah ke seluruh
tubuh. Kapan penyebaran itu berlangsung, kita tidak dapatmengetahui secara
pasti. Sel kanker payudara dapat bersembunyi didalam tubuh kita selama
bertahun-tahun tanpa kita ketahui dan tiba-tiba aktif menjadi tumor ganas
atau kanker (Mulyani, 2013).
Kanker payudara adalah tumor ganas pada payudara atau salah satu
payudara, kanker payudara juga merupakan benjolan atau masa tunggal yang
sering terdapat di daerah kuadran atas bagian luar, benjolan ini keras dan
bentuknya tidak beraturan dan dapat digerakkan.
Kanker payudara terjadi karena adanya kerusakan pada gen yang
berkembang tanpa bisa dikendalikan. Penyebaran kanker payudara terjadi
melalui kelenjar getah bening sehingga kelenjar getah bening aksila ataupun
supraklavikula membesar. Kemudian melalui pembuluh darah kanker
menyebar ke organ tubuh lain seperti hati, otak, dan paru-paru (Olfah , 2013).
2. Tahapan Perkembangan Kanker
Menurut Olfah (2013) tahapan perkembangan kanker payudara meliputi :
a. Inisiasi
Agen penyebab kanker merusak materi genetik sebuah sel. Pada tahap
ini terjadi suatu perubahan dalam bahan genetik sel yang memancing sel
menjadi ganas. Perubahan dalam bahan genetik sel ini disebabkan oleh suatu
agen yang disebut karsinogen, yang bisa berupa virus, bahan kimia, radiasi
atau sinar matahari tetapi tidak semua sel memiliki kepekaan yang sama
terhadap suatu karsinogen. Kelainan genetik dalam sel atau bahan lainnya
yang disebut promotor, menyebabkan sel lebih rentan terhadap karsinogen
bahkan pada gangguan fisik menahunpun dapat membuat sel menjadi lebih
peka untuk mengalami suatu keganasan.
b. Promosi
Sel-sel yang rusak terpajan bahan kimia akan mempercepat proses
pembelahan sel, diperlukan pajanan jangka panjang pada pemicu-pemicu ini
agar kanker dapat berkembang dan faktor gizi diperkirakan memberikan
kontribusi terbesar pada kanker tahap ini.
c. Progresi
Sel-sel menjadi sangat ganas dan mampu bermetastasis (menyebar)
ke bagian-bagian tubuh lain. Pembentukan benjolan kanker merupakan suatu
payudara normal hingga menjadi benjolan kanker, diperlukan satu miliar sel
untuk membentuk tumor ukuran 1 cm. Para peneliti meyakini bahwa kanker
dapat tumbuh selama 8 tahun sebelum terdeteksi oleh sinar X. Sel-sel tumor
payudara seiring berjalannya waktu dapat masuk ke peredaran darah dan ke
sistem getah bening serta mulai tumbuh di organ-organ lain seperti hati,
paru-paru atau tulang.
3. Klasifikasi Kanker Payudara
Kanker payudara dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa hal, antara
lain :
a. Berdasarkan sifat serangannya terbagi menjadi dua yaitu :
1) Kanker Payudara Invasif
Pada kanker payudara invasif, sel kanker merusak saluran serta
dinding kelenjar susu, menyerang lemak dan jaringan konektif
disekitarnya. Kanker dapat bersifat invasif/menyerang tanpa selalu
menyebar (metastatik) ke simpul limfe atau organ lain dalam tubuh.
2) Kanker Payudara Non-Invasif
Sel kanker terkunci pada saluran susu dan tidak menyerang lemak
serta jaringan konektif disekitarnya. DCIS (Ductal Carcinoma In Situ)
merupakan bentuk kanker payudara non-invasif yang paling umum terjadi
sedangkan LICS (Lobular Carsinoma In Situ) lebih jarang terjadi tetapi
justru lebih diwaspadai karena merupakan tanda meningkatnya resiko
3) Berdasarkan stadiumnya kanker payudara dibagi menjadi :
1) Stadium 0
Disebut Ductal Carsinoma In Situ atau Noninvasive Cancer yaitu
kanker tidak menyebar keluar ari pembuluh/saluran payudara dan
kelenjar-kelenjar (lobules) susu pada payudara.
2) Stadium I
Pada stadium ini tumor masih sangat kecil dan tidak menyebar serta
tidak ada titik pada pembuluh getah bening.
3) Stadium II A
Pada stadium ini, diameter tumor lebih kecil atau sama dengan 2 cm
dan telah ditemukan pada titik-titik pada saluran getah bening di ketiak
(axillary limp nodes). Diameter tumor lebih lebar dari 2 cm tapi tidak
lebih dari 5 cm, belum menyebar ke titik-titik pembuluh getah bening
pada ketiak (axillary limp nodes). Tidak adanya tanda-tanda tumor pada
payudara, tetapi ditemukan pada titik-titik di pembuluh getah bening
ketiak.
4) Stadium II B
Pada kondisi ini, diameter tumor lebih lebar dari 2 cm tetapi tidak
melebihi 5 cm, telah menyebar pada titik-titik di pembuluh getah bening
ketiak.
5) Stadium III A
Pasien pada kondisi ini, diameter tumor lebih kecil dari 5 cm dan telah
6) Stadium III B
Tumor telah menyebar ke dinding dada atau menyebabkan
pembengkakanbisa juga luka bernanah di payudara dapat didiagnosis
sebagai Inflamantory Breast Cancer. Dapat juga sudah atau bisa juga
belum menyebar ke titik-titik pada pembuluh getah bening di ketiak dan
lengan atas, tetapi tidak menyebar ke bagian lain dari organ tubuh.
7) Stadium III C
Seperti stadium III, tetapi telah menyebar ke titik-titik pada
pembuluh getah bening dalam group N3 (kanker telah menyebar lebih
dari 10 titik di saluran getah bening di bawah tulang selangka.
8) Stadium IV
Pada stadium IV ukuran tumor dapat berapa saja, tetapi telah
menyebar pada lokasi yang jauh, seperti tulang, paru-paru, liver atau
tulang rusuk.
4. Penyebab Kanker Payudara
Kanker payudara belum diketahui secara pasti penyebabnya, ada
beberapa faktor kemungkinannya, antara lain :
a. Faktor Usia
Semakin tua usia seorang wanita, maka resiko untuk menderita kanker
payudara akan semakin tinggi. Pada usia 50-69 tahun adalah kategori usia
paling beresiko terkena kanker payudara, terutama mereka yang mengalami
menopause terlambat.
b. Faktor Genetik
Ada dua jenis gen BRCA 1 dan BRCA 2 yang sangat mungkin menjadi
mengidap kanker payudara maka ada kemungkinan untuk memiliki resiko
terkena kanker payudara dua kali lipat dibandingkan wanita yang lain yang
tidak mempunyai riwayat keluarga yang terkena kanker payudara.
c. Penggunaan Hormon Estrogen
Penggunaan hormon estrogen misalnya pada penggunaan terapi
estrogen replacement, penggunaan terapi replacement mempunyai
peningkatan resiko yang signifikan untuk mengidap penyakit kanker
payudara.
d. Gaya Hidup yang Tidak Sehat
Jarang berolahraga atau kurang gerak, pola makan yang tidak sehat
dan tidak teratur, merokok serta mengkonsumsi alkohol akan meningkatkan
resiko kanker payudara.
e. Perokok Pasif
Merupakan orang yang tidak merokok tetapi orang yang tidak sengaja
menghisap asap rokok yang dikeluarkan oleh orang perokok seringkali di
dengar perokok pasifterkena resiko dari bahaya asap rokok di banding
perokok aktif.
f. Penggunaan Kosmetik
Bahan-bahan kosmetik yang bersifat seperti hormon estrogen beresiko
menyebabkan peningkatan resiko mengalami penyakit kanker payudara,
sehingga berhati-hatilah dalam penggunaan alat kosmetik untuk kesehatan
diri kita.
g. Penggunaan pil KB
Penggunaan pil KB pada waktu yang lama dapat meningkatkan resiko
rangsangan hormonal mungkin mengalami perubahan degenerasi jinak atau
menjadi ganas dan resiko ini akan menurun secara otomatis bila penggunaan
pil KB berhenti.
5. Faktor Resiko Kanker Payudara
Hampir seluruh faktor resiko kanker payudara berhubungan langsung
maupun tidak langsung dengan estrogen yang tidak terpakai dan tersisa dalam
tubuh ataupun estrogen yang tidak diimbangi dengan progesteron.
Adapun faktor-faktor resiko kanker payudara, yaitu :
a. Umur
Sebagian besar wanita penderita kanker payudara berusia di atas 50
tahun. Resiko terkena kanker payudara meningkat seiring bertambahnya usia.
Pada wanita yang mengalami menopause terlambat, setelah umur 55 tahun
dapat meningkatkan resiko terkena kanker payudara. Secara umum, resiko
terkena kanker payudara mencapai puncaknya pada usia lebih dari 60 tahun.
b. Usia saat menstruasi pertama (menarche)
Jika seorang wanita mengalami menstruasi diusia dini, sebelum 12
tahun wanita akan memiliki peningkatan resiko kanker payudara. Karena
semakin cepat seorang wanita mengalami pubertas maka makin panjang pula
jaringan payudaranya dapat terkena oleh unsur-unsur berbahaya yang
menyebabkan kanker seperti bahan kimia, estrogen ataupun radiasi.
c. Penyakit fibrokistik
Wanita dengan adenosis, fibroadenoma serta fibrosis tidak ada
peningkatan resiko terjadinya kanker payudara. Sedangkan pada hiperplasis
dan papiloma resiko sedikit meningkat 1,5 sampai 2 kali. Sedangkan pada
d. Riwayat keluarga dengan kanker payudara
Jika keluarga seperti ibu, saudara perempuan, adik, kakak mempunyai
kanker payudara (terutama sebelum usia 40 tahun) resiko terkena kanker
payudara lebih tinggi.
e. Riwayat kanker payudara
Seorang wanita yang pernah memiliki kanker di salah satu payudaranya,
akan beresiko lebih tinggi untuk payudara lainnya juga akan terkena.
f. Usia saat melahirkan anak pertama
Semakin tua memiliki anak pertama, semakin besar resiko untuk terkena
kanker payudara. Pada usia 30 tahun atau lebih dan belum pernah melahirkan
anak resiko terkena kanker payudara juga akan meningkat.
g. Obesitas setelah menopause
Seorang wanita yang mengalami obesitas setelah menopause, akan
beresiko1,5 kali lebih besar untuk terkena kanker payudara dibandingkan
dengan wanita yang memiliki berat badan normal.
h. Perubahan Payudara
Hampir setiap wanita mengalami perubahan pada payudaranya. Sebagian
besar perubahan itu bukan kanker. Tetapi ada beberapa perubahan yang
mungkin merupakan tanda-tanda kanker. Jika seorang wanita memiliki
perubahan jaringan payudara yang dikenal sebagai hiperplasia atipikal (sesuai
hasil biopsi), maka seorang wanita memiliki peningkatan resiko kanker
payudara.
i. Terapi radiasi di dada
Sebelum usia 30 tahun, seorang wanita yang harus menjalani terapi
kanker payudara. Semakin muda ketika menerima pengobatan radiasi,
semakin tinggi resiko untuk terkena kanker payudara.
j. Penggunaan hormon estrogen dan progestin
Seorang wanita yang mendapatkan terapi penggantian hormon estrogen
saja atau estrogen plus progestin selama lima tahun atau lebih setelah
menopause akan memiliki peningkatan resiko mengembangkan kanker
payudara.
k. Mengkonsumsi alkohol
Wanita yang sering mengkonsumsi alkohol akan beresiko terkena
kanker payudara karena alkohol menyebabkan perlemakan hati, sehingga hati
bekerja lebih keras dan lebih sulit memproses estrogen agar keluar dari tubuh.
l. Mengkonsumsi makanan siap saji (junk food)
Mengkonsumsi makanan siap saji atau junk food secara berlebihan dari
usia dini dapat membuat tubuh menjadi gemuk, sehingga meningkatkan
resiko terkena kanker payudara, lemak tubuh akan meningkat jika tidak
diimbangi olahraga sehingga akan berlanjut resistansi insulin, akan
menyebabkan keinginan untuk mengkonsumsi karbohidrat meningkat. Insulin
yang dihasilkan bertambah seiring dengan pertambahan berat badan. Lemak
pada tubuh yang berlebih akan berlanjut lebih banyak kadar estrogen
sehingga pertumbuhan payudara dan menstruasi lebih cepat.
m. Aktivitas fisik
Penelitian terbaru dari women’s Health Initiative menemukan bahwa
aktivitas fisik pada wanita menopause yang berjalan sekitar 30 menit per hari
dikaitkan dengan penurunan 20 % resiko kanker payudara. Namun,
6. Pengobatan
Pengobatan kanker payudara tergantung tipe dan stadium yang di alami
penderita. Pada umumnya seseorang diketahui menderita penyakit kanker
payudara ketika sudah stadium lanjut. Hal tersebut dikarenakan tentang
kurangnya pengetahuan dan kesadaran akan deteksi dini. Pengobatan kanker
payudara itu sendiri meliputi pembedahan, kemoterapi, terapi hormon, terapi
radiasi dan yang terbaru adalah terapi imunologi (antibodi). Pengobatan ini
bertujuan untuk memusnahkan kanker atau membatasi perkembangan penyakit
serta menghilngkan gejala-gejalanya.
Macam-macam pengobatan kanker payudara, yaitu :
1) Pembedahan
Tumor primer biasanya dihilngkan dengan pembedahan. Prosedur
pembedahan yang dilkukan pada tahapan penyakit, jenis tumor, uur dan
kondisi kesehatan pasien secara umum. Seorang ahli bedah dapat mengangkat
tumor serta area kecil sekitarnya yang lalu menggantikannya dengan jaringan
otot lain sedangkan mastektomi merupakan operasi pengangkatan payudara.
2) Terapi Radiasi
Terapi radiasi ini dilakukan dengan sinar-X dengan intensitas tinggi
untuk membunuh sel kanker yang tidak terangkat saat pembedahan. Terapi
radiasi ini bertujuan untuk menyembuhkan atau mengecilkan kanker pada
stadium dini. Ada bebrapa kanker yang sensitive pada radiasi dan untuk kasus
kanker lain dapat digunakan untuk mengecilkan tumor sebelum operasi atau
sesudah operasi yang tujuannya untuk menjaga agar kanker tidak kambuh
lagi. Terapi ini dapat juga digunakan bersamaan dengan kemoterapi. Efek
menjadi hitam, nafsu makan berkurang, hemoglobin dan leukosit cenderung
menurun.
3) Terapi hormon
Terapi hormon adalah bentuk pengobatan seluruh tubuh yang sangat
efektif untuk menurunkan risiko reseptor hormon positif kanker payudara
datang kembali atau berkembang. Terapi hormon dapat digunakan untuk
menurunkan risiko kanker payudara jika berisiko tinggi, pada kanker
payudara non-invasif digunakan untuk menurunkan risiko kanker datang
kembali, penyakit metastatik (lanjutan), pada kanker payudara invasif
digunakan untuk menyusutkan tumor besar, dan menurunkan risiko kanker
datang kembali setelah pengobatan pertama kanker payudara (operasi,
kemoterapi,dan radiasi).
4) Terapi bertarget
Terapi kanker bertarget merupakan pengobatan kanker yang
menetapkan sasaran ciri khusus sel kanker seperti protein dan enzim. Terapi
bertarget tidak membahayakan sel sehat atau normal. Terapi bertarget berupa
antibodi yang bekerja seperti antibodi yang dibuat sistem imun. Terapi
bertarget disebut juga terapi bertarget imun.
5) Kemoterapi
Berbeda dengan terapi radiasi dan pembedahan, kemoterapi adalah
pengobatan kanker dengan menggunakan obat-obatan atau hormon.
Kemoterapi adalah proses pemberian obat-obatan anti kanker atau sitokina
dalam bentuk pil cair, atau kapsul, atau melaluiinfus yang bertujuan
membunuh sel kanker. Tidak hanya sel kanker pada payudara, tapi juga di
Banyak efek samping kemoterapi yang hilang setelah menyelesaikan
kemoterapi. Selain itu, sebagian efek samping mungkin membutuhkan waktu
beberapa bulan atau lebih lama lagi untuk hilang sama sekali. Beberapa efek
samping yang mungkin di alami adalah anemia, diare, kelelahan, masalah
kesuburan, perubahan rambut, infeksi, kehilangan daya ingat, gejala-gejala
menopause atau malah terjadi menopause, luka pada mulut dan
kerongkongan, perubahan pada kuku, mual, neuropati atau masalah pada
tangan dan kaki, perubahan dalam merasa dan membau, kering pada vagina,
muntah, dan perubahan berat badan.
B. Keluarga
1. Pengertian Keluarga
Menurut Setiacd (2008), keluarga adalah bagian dari masyarakat yang
peranannya sangat penting untuk membentuk kebudayaan yang sehat. Dari
keluarga inilah pendidikan kepada individu dimulai dan dari keluarga inilah
akan tercipta tatanan masyarakat yang baik, sehingga untuk membengun
suatu kebudayaan maka seyogyanya dimulai dari keluarga, sedangkan
menurut Sayekti (1994), keluarga adalah suatu ikatan atau persekutuan hidup
atas dasar perkawinan antara orang dewasa yang berlainan jenis yang hidup
bersama atau seorang laki-laki atau seorang perempuan yang sudah sendirian
dengan atau tanpa anak, baik anaknya sendiri atau adopsi, dan tinggal dalam
sebuah rumah tangga. Dari uraian tersebut diatas maka dapat disimpulkan
bahwa keluarga adalah bagian dari masyarakat yang terkecil yang dapat
melahirkan suatu ikatan atas dasar perkawinan, pertalian darah ataupun
Pembagian tipe keluarga tergantung pada konteks keilmuan dan orang
yang mengelompokkan. Secara tradisional keluarga dikelompokkan menjadi
dua yaitu:
a. Keluarga inti (nuclear family) adalah keluarga yang hanya terdiri dari hanya
terdiri dari ayah, ibu, dan anak yang diperoleh dari keturunannya atau adopsi
atau keduanya,
b. Keluarga besar (extended family) adalah keluarga inti ditambah anggota
keluarga lain yang masih mempunyai hubungan darah (kakek- nenek,
paman-bibi).
Namun, dengan berkembangnya peran individu dan meningkatnya rasa
individualisme, pengelompokkan tipe keluarga selain kedua diatas berkembang
menjadi :
a. Keluarga bentukan kembali (dyadic family) adalah keluarga baru yang
terbentuk dari pasangan yang telah cerai atau kehilangan pasangannya,
b. Orangtua tunggal (single parent family) adalah keluarga yang terdiri dari
salah satu orang tua dengan anakanak akibat perceraian atau ditinggal
pasangannya,
c. Ibu dengan anak tanpa perkawinan,
d. Orang dewasa (laki-laki atau perempuan) yang tinggal sendiri tanpa pernah
menikah,
e. Keluarga dengan anak tanpa pernikahan sebelumnya,
2. Struktur Keluarga
Struktur keluarga meliputi meliputi tugas-tugas keluarga, fungsi
pokok keluarga, dan peranan keluarga :
a. Tugas-Tugas Keluarga
Pada dasarnya tugas keluarga terdiri dari delapan tugas pokok sebagai
berikut:
1) Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya,
2) Pemeliharaan sumber-sumber daya yang ada dalam keluarga,
3) Pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai dengan kedudukannya
masing-masing,
4) Sosialisasi antar anggota keluarga,
5) Pengaturan jumlah anggota keluarga,
6) Pemeliharan ketertiban anggota keluarga,
7) Penempatan anggota-anggota keluarga dalam masyarakat yang lebih luas,
8) Membangkitkan dorongan dan semangat para anggota keluarga (Effendi,
1998).
b. Fungsi Pokok keluarga
Secara umun fungsi keluarga adalah sebagai berikut:
1) Fungsi efektif, fungsi keluarga yang utara untuk mengajarkan segala sesuatu
untuk mempersiapkan anggota keluarga berhubungan dengan orang lain.
2) Fungsi sosialisasi, fungsi mengembangkan dan tempat mclatih anak untuk
kehidupan sosial sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan
prang lain di luar rumah.
3) Fungsi reproduksi, untuk mempertahankan generasi dan menjaga
4) Fungsi ekonomi, keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga
secara ekonomi dan tempat untuk mengembangkan kemampuan individu
dalam meningkatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
5) Fungsi perawatan / pemeliharaan kesehatan, untuk mempertahankan keadaan
kesehatan anggota keluarga agar tetap memiliki produktivitas tinggi
(Friedman, 1998).
c. Peranan Keluarga
Manakala keluarga tahu bahwa salah satu anggotanya menderita
kanker, maka lazimnya pihak keluarga tidak dapat melepaskan diri dari
keterlibatan dalam menghadapi penderitaan ini. Sebahagian keluarga
menunjukkan rasa simpati dan kasihan, namun sebahagian lain bersikap
menolak akan kenyatan ini. Peranan keluarga amat penting, pihak keluarga
yang penuh pengertian dan kooperatif dengan pihak perawatan dan
memberikan dorongan moril penuh kepada penderita, akan banyak membantu
dalam penatalaksanaan penderita kanker. Dalam banyak hal, temyata respon
penderita terhadap pengobatan banyak sedikitnya ditentukan oleh faktor
keluarga dan lainnya dalam memberikan reaksi terhadap penyakit yang
dideritanya (Dadang, 2004). Dalam pengalaman praktek sering di jumpai
sikap negativistik (penolakan) dari pihak keluarga. Mungkin karena
ketidaktahuan (ignorancy) ataupun kepercayaan tradisional tentang penyebab
dan pengobatan kanker, maka dokter seringkali kehilangan peluang yang baik
(momentum)untuk melakukan tindakan ini (Suprajitno, 2012).
C. Dukungan Keluarga
Menuntt Cohen ( 1996:241) Dukungan keluarga adalah suatu keadaan yang
sehingga seseorang akan tabu bahwa ada orang lain yang memperhatikan,
menghargai dan mencintainya. Sedangkan menurut Friedman (1998:174) Dukungan
keluarga adalah sebagai suatu proses hubungan antara keluarga dengan lingkungan
sosial. Dari uraian tersebut diatas maka dapat disimpulkan bahwa dukungan keluarga
adalah suatu keadaan atau proses hubungan antara keluarga yang memberi manfaat
kepada orang lain. Jenis dukungan keluarga ada enam, yaitu:
1. Dukungan Instrumental, yaitu keluarga merupakan sumber pertolongan
praktis dan konkrit.
2. Dukungan informasional, yaitu keluarga berfungsi sebagai sebuah kolektor
dan diseminator (penyebar informasi).
3. Dukungan penilaian (apprasial), yaitu keluarga bertindak sebagai sebuah
umpan balik, membimbing dan menengahi pemecahan masalah dan sebagai
sumber dan validator identitas keluarga.
4. Dukungan emosional, yaitu keluarga sebagai sebuah tempat yang aman dan
damai untuk istirahat dan pemulihan serta membantu penguasaan terhadap
emosi.
5. Dukungan finansial, stress finansial biasanya mempengaruhi sistem keluarga
dan mengakibatkan hancumya keluarga. Tagihan - tagihan medis
mengharuskan ibu bekerja dan ayah melakukan pekerjaan sambilan, sehingga
liburan dan aktivitas-aktivitas waktu Luang hilang, ketegangan perkawinan
memuncak sehingga mengancam hubungan keluarga. Perceraian, pisah,
anak-anak yang berandal, masalah-masalah psikosomatis, penyalahgunaan
obatobatan merupakan gejala dari efek-efek kacau balau jangka panjang yang
6. Dukungan spiritual, sesungguhnya kepercayan terhadap Tuhan dan berdoa
diidentifikasikan oleh keluarga sebagai cam paling penting bagi keluarga
untuk mengatasi suatu stressor yang berkaitan dengan kesehatan atau sebagai
suatu metode dan sangat penting dan sangat sering digunakan, karena agama
sebagai cara paling penting untuk menanagani kanker (Suprajitno, 2012).
Menurut Cohen (1984), ada tiga tipe mekanisme dukungan :
1. Dukungan nyata, mekispun sebenamya setiap orang dengan sumber- sumber
yang tercukupi dalam bentuk uang atau perhatian, dukungan nyata
merupakan paling etktif bila dihargai oleh penerima dengan tepat. Pemberian
dukungan nyata yang berakibat pada perasaan ketidakadekuatan dan
berhutang akan benar-benar menambah stress individu.
2. Dukungan pengharapan, kelompok. dukungan dapat mempengaruhi persepsi
individu akan ancaman dukungan sosial menyangga orang-orang untuk
melawan stress dengan membantu mereka mendefinisikan kembali situasi
tersebut sebagai ancaman kecil, bagaimanapun dukungan sosial hanya
membantu jika stressor tersebut dapat diterima, pasien kanker umumnya tidak
ingin mendiskusikan penyakitnya karena cacat yang didapat pada kondisi
tersebut dan tidak mencari bantuan dari pasien kanker lain agar terhindar dari
ucapan umum bahwa mereka mengalami kanker.
3. Dukungan emosional, jika stress mengurangi perasaan seseorang akan hal
yang dimiliki dan dicintai, dukungan emosional dapat menggantikanya atau
menguatkan perasaan- perasaan ini. Stress yang tidak terkontrol dapat
berakibat pada hilangnya harga diri. Jika hal ini terjadi, jaringan pendukung
memainkan peran yang berarti dalam meningkatkan pendapat yang rendah
hilang perasaan memilki dapat diperbaiki dengan bentuk dukungan yang
mengembangkan hubungan personal yang relatif.
Tahapan Dukungan adalah sebagai berikut:
1. Tahap dukungan dalam pengambilan keputusan,
2. Tahap dukungan dalam perencanaan kegiatan,
3. Tahap dukungan dalam pelaksanaan kegiatan,
4. Tahap dukungan dalam pemantauan dan evaluasi kegiatan,