• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tingkat Pengetahuan Penderita Dan Keluarga Penderita Tentang Kanker Payudara Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Tingkat Pengetahuan Penderita Dan Keluarga Penderita Tentang Kanker Payudara Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2013"

Copied!
84
0
0

Teks penuh

(1)

TINGKAT PENGETAHUAN PENDERITA

DAN KELUARGA PENDERITA TENTANG KANKER PAYUDARA DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK

MEDAN TAHUN 2013

KARYA TULIS ILMIAH

Oleh :

VENUREKHA DHANABALAN 100100382

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

TINGKAT PENGETAHUAN PENDERITA

DAN KELUARGA PENDERITA TENTANG KANKER PAYUDARA

DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK

MEDAN TAHUN 2013

“Karya Tulis Ilmiah ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh kelulusan Sarjana Kedokteran”

Oleh :

VENUREKHA DHANABALAN 100100382

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)
(4)

ABSTRAK

Kanker payudara merupakan penyebab kedua mortalitas setelah kanker serviks. Hingga

saat ini upaya penatalaksanaan kanker payudara telah mengalami kemajuan. Akan tetapi, angka

kejadian kanker payudara masih saja tetap tinggi bahkan sebagian besar penderita kanker

payudara yang datang berobat ke Rumah Sakit atau ke dokter pada stadium lanjut (sekitar

60-80%). Padahal ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mendeteksi dini kanker payudara,

seperti SADARI (pemeriksaan payudara sendiri), SARANIS (pemeriksaan payudara secara

klinis atau dengan tenaga kesehatan), dan dengan alat mammogram.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan masyarakat

(wanita) tentang kanker payudara. Penelitian ini menggunakan metode penelitian survey yang

bersifat deskriptif, dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah

wanita berusia 20-54 tahun yang merupakan penderita dan keluarga penderita di Rumah Sakit

Umum Pusat Haji Adam Malik. Jumlah sampel minimal dalam penelitian ini adalah 90 subjek.

Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan pengambilan sampel secara kelompok atau

gugus (cluster sampling), yaitu wanita usia 20-54 yang bertempat di Rumah Sakit Umum Pusat

Haji Adam Malik Medan. Tingkat pengetahuan responden tentang kanker payudara diukur

melalui wawancara menggunakan kuesioner terstruktur. Tingkat pengetahuan dikelompokkan

menjadi tiga kategori, yaitu pengetahuan kurang, pengetahuan sedang, dan pengetahuan baik.

Analisis data dilakukan dengan SPSS 20.

Hasil penelitian didapatkan bahwa tingkat pengetahuan wanita berusia 20-54 tahun di

Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan tahun 2013 tentang kanker payudara adalah

kategori baik, yaitu sebesar 41.1%. Sedangkan yang paling sedikit adalah yang berpengetahuan

kurang, yaitu sebesar 20.0%, dan yang berpengetahuan cukup sebesar 38.9%.

(5)

ABSTRACT

Breast cancer is known as the second cause for mortality after cervix cancer. It is

currently the efforts of administrating breast cancer got progress in advance. But, the incidence

rate of breast cancer is noted high yet even mostly patient of breast cancer coming for treatment

to hospitals or to physician seen got advanced stadium (60-80%). There some methods can be

done to detect early of breast cancer, either local term with SADARI (examining own breast),

SARANIS (examining in clinical or by medical worker), and by mammogram.

The onjective of this study is to know how is people knowledge (woman) about breast

cancer. This study adopted a descriptive survey research in a cross sectional. Population to this

study are the woman aged 20-54 years old, in General Hospital Haji Adam Malik Medan,

minimal sampel used in this research is 90 subjects. In taking sample its used by the group

sample technique or cluster sampling. The respondent knowledge about breast cancer is

measured after conducting interview by using a structured questionnaire. This knowledge rate is

classified into three categories, they are less knowledge, moderate knowledge, and good

knowledge. For data analysis used SPSS 17 programme.

The result of research showed that their knowledge rate as woman aged 20-54 years old

for 2013 on the region concerning breast cancer is noted as good knowledge ia about 41.1%.

whereas, a few is noted as having bad knowledge is 20.0% and with moderate knowledge is

about 38.9%.

(6)

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan

kurnia-Nya kepada kita semua karena dengan rahmat dan kurnia-Nya penulis dapat

menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

Karya tulis ilmiah ini berjudul “Tingkat Pengetahuan Penderita Dan Keluarga Penderita

Tentang Kanker Payudara Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Pada Tahun

2013”. Karya tulis ilmiah ini dibuat sebagai syarat untuk memperoleh kelulusan Sarjana

Kedokteran di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Tujuan penelitian ini adalah

untuk mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat (wanita) tentang kanker payudara, karena

mengingat angka kejadian kanker payudara yang masih tinggi.

Dalam pelaksanaan penyelesaian karya tulis ilmiah ini, penulis mendapat banyak bantuan

dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang

sebesar-besarnya serta penghargaan yang setinggi-tinginya kepada :

1. Prof. dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp.PD-KGEH, selaku Dekan Fakultas

Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak, dr. Jamaluddin, Sp.PA, selaku dosen pembimbing penulis. Beliau telah

banyak memberi arahan dan masukan kepada penulis sehingga karya tulis ilmiah

ini dapat diselesaikan dengan baik Terima kasih atas segala bimbingan, ilmu, dan

waktu yang telah diberikan untuk membimbing penulis.

3. Bapak, dr. Gerben F.Hutabarat, DTM&H, MSc SpMK dan dr. Yuneldi Anwar, Sp

S(K), sebagai dosen penguji yang telah meluangkan waktu dan pemikiran untuk

kesempurnaan karya tulis ilmiah ini.

4. Seluruh staf pengajar Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang telah

memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis selama masa pendidikan.

5. Pegawai-pegawai dan tenaga kesehatan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam

Malik Medan, yang telah memberikan izin penelitian dan mempermudahkan

penulis dalam pengambilan data pebnelitian.

6. Masyarakat di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan yang telah

bersedia membantu penulis dalam melaksanakan penelitian.

(7)

yang tiada tara penulis persembahkan untuk kasih sayang, dukungan moral dan

dari segi kewangan, dan doa yang tiada hentinya.

8. Adik penulis : Thavinarekha, Besanth Sakthivel. Terima kasih untuk

menghukurkan sedikit bantuan dalam mencari maklumat yang diperlukan dan

untuk dukungan serta doa yang diberikan.

9. Sahabat dan teman-teman penulis : Thenamutha teman sekelompok, Vimalan

Parthiban, Mohammad Azhar, Thirukumaran, Dinesh, Sathya, Abirami Venotha,

Ashinie serta teman-teman lain yang tidak dapat disebutkan namanya satu per

satu, terima kasih atas doa, saran, dukungan, dan bantuan yang telah diberikan

kepada penulis dalam menyelesaikan penelitian ini.

10.Pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu per satu dan terlupa oleh panulis

karena banyaknya, terima kasih banyak atas segala bantuuan yang telah diberikan.

Penulis menyadari karya tulis ilmiah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu, penulis

sangat mengharapkan kritik dan saran yang mendukung dari semia pihak agar penulis dapat

menjadi lebih baik kedepannya kelak. Semoga karya tulis ilmiah ini dapat berguna bagi kita

semua.

Medan, Desember 2013

Penulis,

Venurekha Dhanabalan

(8)

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN.………... iii

ABSTRAK……….... iv

ABSTRACT……….. v

KATA PENGANTAR……….. vi

DAFTAR ISI………... viii

DAFTAR TABEL………... xi

DAFTAR GAMBAR……… xii

BAB 1 PENDAHULUAN... 1

1.1 Latar Belakang... 1

1.2 Rumusan Masalah... 2

1.3 Tujuan Penelitian... 2

1.3.1 Tujuan Umum……….. 2

1.3.2 Tujuan Khusus……….. 3

1.4 Manfaat Penelitian... 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA... 4

2.1 Pengetahuan... 4

2.1.1 Definisi Pengetahuan……… 4

2.1.2 Tingkat Pengetahuan………. 4

2.1.3 Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan………... 5

2.2 Kanker Payudara………... 6

(9)

2.2.2 Jenis-Jenis Kanker Payudara………... 6

2.2.3 Anatomi Payudara……… 10

2.2.4 Epidemiologi Kanker Payudara……… 11

2.2.5 Etiologi dan Faktor Risiko Kanker Payudara………. 13

2.2.6 Gejala Klinis Kanker Payudara……….. 14

2.2.7 Diagnosa Kanker Payudara………. 14

2.2.8 Penatalaksanaan Kanker Payudara……….. 16

2.2.9 Komplikasi Kanker Payudara……….. 18

2.2.10 Prognosa Kanker Payudara……… 18

2.2.11 Pencegahan kanker Payudara……… 19

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL... 23

3.1 Kerangka Konsep Penelitian... 23

3.2 Definisi dan Variabel Operasional... 24

BAB 4 METODE PENELITIAN... . 27

4.1 Desain Penelitian... 27

4.2 Tempat Penelitian... 27

4.3 Waktu Penelitian... 27

4.4 Populasi dan Sampel………... 27

4.4.1 Populasi... 27

4.4.2 Sampel………... 27

4.4.3 Kriteria Inklusi………... 28

4.4.4 Kriteria Ekslusi………... 28

4.5 Metode Pengumpulan Data... 29

4.5.1 Pengumpulan Data………... 29

(10)

4.5.3 Teknik Skoring dan Skala ……….. 29

4.5.4 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas Instrumen ……….. 30

4.6 Metode Analisis Data………... 30

4.7 Etika Penelitian………... 30

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 32

5.1 Hasil Penelitian... 32

5.2 Pembahasan... 35

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN... 38

6.1 Kesimpulan... 38

6.2 Saran... 39

DAFTAR PUSTAKA... 40

LAMPIRAN

(11)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Urutan kekerapan kasus baru kanker di Negara Barat dan Negara

yang Berkembang……… 12

Tabel 3.1 Definisi Operasional... 25

Tabel 4.1 Penentuan Nilai dari Kuesioner Pengetahuan………... 29

Tabel 4.2 Kategori dari Kuesioner Pengetahuan……….. 30

Table 5.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur Tentang Kanker Payudara Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2013.……… 32

Table 5.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan Tentang Kanker Payudara Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2013.……… 33

Table 5.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan Tentang Kanker Payudara Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2013 ……… 33

Table 5.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Sumber Informasi Tentang Kanker Payudara Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2013 ……….……… 34

(12)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Ductal Carsinoma In Situ (DCIS)………... 7

Gambar 2.2 Lobular Carsinoma In Situ (LCIS)………... 7

Gambar 2.3 Invasive Ductal Carsinoma (IDC)……… 8

Gambar 2.4 Invasive Lobular Carsinoma (ILC)………... 9

Gambar 2.5 Anatomi Payudara………... 11

(13)

ABSTRAK

Kanker payudara merupakan penyebab kedua mortalitas setelah kanker serviks. Hingga

saat ini upaya penatalaksanaan kanker payudara telah mengalami kemajuan. Akan tetapi, angka

kejadian kanker payudara masih saja tetap tinggi bahkan sebagian besar penderita kanker

payudara yang datang berobat ke Rumah Sakit atau ke dokter pada stadium lanjut (sekitar

60-80%). Padahal ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mendeteksi dini kanker payudara,

seperti SADARI (pemeriksaan payudara sendiri), SARANIS (pemeriksaan payudara secara

klinis atau dengan tenaga kesehatan), dan dengan alat mammogram.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan masyarakat

(wanita) tentang kanker payudara. Penelitian ini menggunakan metode penelitian survey yang

bersifat deskriptif, dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah

wanita berusia 20-54 tahun yang merupakan penderita dan keluarga penderita di Rumah Sakit

Umum Pusat Haji Adam Malik. Jumlah sampel minimal dalam penelitian ini adalah 90 subjek.

Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan pengambilan sampel secara kelompok atau

gugus (cluster sampling), yaitu wanita usia 20-54 yang bertempat di Rumah Sakit Umum Pusat

Haji Adam Malik Medan. Tingkat pengetahuan responden tentang kanker payudara diukur

melalui wawancara menggunakan kuesioner terstruktur. Tingkat pengetahuan dikelompokkan

menjadi tiga kategori, yaitu pengetahuan kurang, pengetahuan sedang, dan pengetahuan baik.

Analisis data dilakukan dengan SPSS 20.

Hasil penelitian didapatkan bahwa tingkat pengetahuan wanita berusia 20-54 tahun di

Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan tahun 2013 tentang kanker payudara adalah

kategori baik, yaitu sebesar 41.1%. Sedangkan yang paling sedikit adalah yang berpengetahuan

kurang, yaitu sebesar 20.0%, dan yang berpengetahuan cukup sebesar 38.9%.

(14)

ABSTRACT

Breast cancer is known as the second cause for mortality after cervix cancer. It is

currently the efforts of administrating breast cancer got progress in advance. But, the incidence

rate of breast cancer is noted high yet even mostly patient of breast cancer coming for treatment

to hospitals or to physician seen got advanced stadium (60-80%). There some methods can be

done to detect early of breast cancer, either local term with SADARI (examining own breast),

SARANIS (examining in clinical or by medical worker), and by mammogram.

The onjective of this study is to know how is people knowledge (woman) about breast

cancer. This study adopted a descriptive survey research in a cross sectional. Population to this

study are the woman aged 20-54 years old, in General Hospital Haji Adam Malik Medan,

minimal sampel used in this research is 90 subjects. In taking sample its used by the group

sample technique or cluster sampling. The respondent knowledge about breast cancer is

measured after conducting interview by using a structured questionnaire. This knowledge rate is

classified into three categories, they are less knowledge, moderate knowledge, and good

knowledge. For data analysis used SPSS 17 programme.

The result of research showed that their knowledge rate as woman aged 20-54 years old

for 2013 on the region concerning breast cancer is noted as good knowledge ia about 41.1%.

whereas, a few is noted as having bad knowledge is 20.0% and with moderate knowledge is

about 38.9%.

(15)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kanker merupakan ancaman bagi kesehatan masyarakat di seluruh negara, terutama di

Negara yang sedang berkembang. Departemen Kesehatan WHO, menyatakan bahwa di dunia

sekitar 12% seluruh kematian disebabkan oleh kanker. Kanker merupakan pembunuh nomor dua

setelah penyakit kardiovaskular. Diantara semua jenis kanker, kanker payudara merupakan

kanker kelima tersering penyebab mortalitas tiap tahunnya (WHO,2007).

Menurut penelitian dari, American Cancer Society (ACS) memperkirakan kemungkinan

seseorang dapat terus hidup sambil memiliki kanker payudara adalah 1 dibanding 1000.

Kemungkinannya dapat naik menjadi 5 hingga 10% jika gen yang dikenal sebagai BRCA2 pada

pria mengalami mutasi. Namun mutasi pada gen yang sama akan sangat meningkatkan risiko

kanker payudara pada wanita.(ACS, 2010)

Dalam penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Clinical Oncology ini, penelitian

menganalisis data statistik kanker payudara pada pria dan wanita di Denmark, Finlandia, Swiss,

Norwegia, Singapura dan Swedia selama 40 tahun terakhir. Para peneliti menemukan 459,846

kasus kanker payudara pada wanita dan 2,665 kasus pada pria. Wanita rata-rata didiagnosis

kanker payudara pada usia 62 tahun dan laki-laki pada usia 70 tahun.

Di Indonesia, jumlah kasus kanker payudara terbanyak terdapat di provinsi Jawa Tengah

sebanyak 16.7%. Menkes menyatakan, berdasarkan data Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRs)

tahun 2006, kanker terbanyak pada pasien rawat inap adalah kanker payudara. Departemen

Kesehatan RI tahun 2008 menyatakan estimasi insiden kanker payudara di Indonesia mencapai

26 per 100.000 wanita (Rama,2009).

Kanker payudara merupakan keganasan yang menyerang hampir sepertiga dari seluruh

keganasan yang dijumpai pada wanita. Kanker payudara juga merupakan penyebab kematian

kedua setelah kanker leher rahim pada wanita serta menempati insiden tertinggi dari seluruh

keganasan. Setiap tahun, lebih dari satu juta kasus baru kanker payudara didiagnosa di seluruh

dunia dan hampir 400.000 orang akan meninggal akibat penyakit tersebut. Sampai tahun 2003,

(16)

kecenderungan dari tahun ke tahun insidens ini meningkat, seperti halnya di negara barat

(Anderson BO,2008).

Kanker payudara merupakan tumor ganas yang berasal dari sel-sel yang terdapat pada

payudara. Payudara terdiri dari lobulus-lobulus, duktus-duktus, lemak dan jaringan konektif,

pembuluh darah dan limfe. Pada umumnya kanker berasal dari sel-sel yang terdapat di duktus,

beberapa diantaranya berasal dari lobulus dan jaringan lainnya (Rama,2009).

Hingga saat ini upaya penatalaksanaan kanker payudara telah mengalami kemajuan.

Akan tetapi, angka kejadian kanker payudara masih saja tetap tertinggi. Banyak penelitian

mengatakan bahwa sebagian besar penderita kanker payudara yang datang berobat ke Rumah

Sakit atau ke dokter pada stadium lanjut (sekitar 60-80%). Hal ini merupakan kendala dalam

penatalaksanaan kanker payudara, karena semakin lanjut stadium diketahuinya kanker payudara

maka semakin susah untuk diobati dan disembuhkan. Tentu hal ini akan memperkecilkan angka

harapan hidup penderita, sehingga akan semakin meningkat angka kematian akibat kanker

payudara di Indonesia dan di dunia. Padahal ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk

mendeteksi dini kanker payudara, seperti SADARI (pemeriksaan payudara sendiri), SARANIS

(pemeriksaan payudara secara klinis atau dengan tenaga kesehatan) dan dengan alat

mammogram. Melihat masih tingginya angka kejadian kanker payudara, maka dilakukan

penelitian untuk mengetahui gambaran pengetahuan masyarakat tentang kanker payudara

(Rama,2009).

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian maka dapat dirumuskan masalah penelitian, yaitu

bagaimanakah tingkat pengetahuan ibu-ibu tentang kanker payudara di Rumah Sakit Umum

Pusat Haji Adam Malik, Medan tahun 2013.

1.3. Tujuan penelitian 1.3.1. Tujuan Umum

Yang menjadi tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat

pengetahuan ibu-ibu tentang kanker payudara di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik,

(17)

1.3.2. `Tujuan Khusus

Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah, mengidentifikasikan tingkat

pengetahuan penderita dan keluarga penderita tentang kanker payudara.

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat :

1. Penelitian ini dapat memberikan informasi mengenai tingkat pengetahuan ibu-ibu

tentang kanker payudara di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik, Medan.

2. Sebagai masukan dan informasi terutama untuk petugas kesehatan atau departemen

terkait kota Medan sehingga dapat dilakukan tindakan lebih lanjut atau bisa dilakukan

penyuluhan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik, Medan.

3. Peneliti dapat meningkatkan kemampuan di bidang penelitian serta melatih

kemampuan analisis dan kemampuan membuat karya tulis ilmiah.

4. Manfaat lainnya adalah agar tingkat kesadaran masyarakat semakin tinggi sehingga

kanker payudara yang terdeteksi dalam stadium awal.

(18)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengetahuan

2.1.1. Definisi Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan terjadi setelah seseorang melakukan

penginderaan terhadap suatu objek, baik melalui indera penglihatan, pendegaran, penciuman,

rasa, dan raba (Notoatmodjo, 2003).

2.1.2. Tingkat Pengetahuan

Menurut (Notoatmodjo,2003), pengetahuan mempunyai enam tingkat yaitu:

a. Tahu (Know)

Tahu adalah suatu keadaan dimana seseorang dapat mengingat sesuatu yang telah

dipelajari sebelumnya. Termasuk kedalam tingkat pengetahuan ini adalah

mengingat kembali terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang

dipelajari atau rangsangan yang diterima. Oleh sebab itu tahu ini merupakan

tingkat pengetahuan yang paling rendah.

b. Paham (Comprehension)

Paham diartikan sebagai suatu keadaan dimana seseorang mampu menjelaskan

dengan benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi

tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus

dapat menjelaskan, memberi contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya

terhadap objek yang dipelajari.

c. Aplikasi (Aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah

dipelajari pada situasi atau kondisi yang sebenarnya. Aplikasi disini dapat

diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode,

(19)

d. Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan suatu objek kedalam

komponen-komponen yang masih dalam satu struktur organisasi dan masih ada

kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan

kata kerja, seperti dalam menggambarkan atau membuat bagan, membedakan,

memisahkan, mengelompokkan dan sebagainnya.

e. Sintesis (Synthesis)

Sintesis adalah suatu kemampuan untuk meletakan atau menghubungkan

bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis

adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru. Misalnya dapat

menyusun, merencanakan, meringkas, menyesuaikan dan sebagainya terhadap

suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada.

f. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi adalah suatu kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu

materi atau objek. Penilaian-penilaian itu didasarkan pada suatu kriteria yang

ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.

2.1.3. Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2003), pengetahuan seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa

faktor, yaitu:

1. Pengalaman

Pengalaman dapat diperoleh dari pengalaman sendiri maupun pengalaman orang lain.

Pengalaman yang diperoleh dapat memperluaskan pengetahuan seseorang.

2. Tingkat pendidikan

Secara umum, orang yang berpendidikan lebih tinggi akan memiliki pengetahuan yang

lebih luas daripada orang yang berpendidikan lebih rendah.

3.Keyakinan

(20)

maupun keyakinan yang negatif, tanpa adanya pembuktian terlebih dahulu.

4. Fasilitas

Fasilitas sebagai sumber informasi yang dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang

adalah majalah, radio, Koran, televisi, buku dan lain-lain.

5. Penghasilan

Penghasilan tidak berpengaruh secara langsung terhadap pengetahuan seseorang.

Namum, jika seseorang berpenghasilan cukup besar, maka dia mampu menyediakan

fasilitas yang lebih baik.

6. Sosial budaya

Kebudayaan setempat dan kebiasaan dalam keluarga dapat mempengaruhi pengetahuan,

persepsi dan sikap seseorang terhadap sesuatu.

2.2 Kanker Payudara

2.2.1. Definisi Kanker Payudara

Kanker payudara adalah keganasan yang bermula dari sel-sel di payudara kemudian

tumbuh didalam jaringan payudara. Kanker biasa mulai tumbuh di dalam kelenjar susu, saluran

susu, jaringan lemak maupun jaringan ikat pada payudara. Hal ini terutama menyerang wanita,

tetapi tidak menutup kemungkinan terjadi juga pada pria.

2.2.2. Jenis-Jenis Kanker Payudara

Berdasarkan, The World Health Organization (WHO) tahun 2008, kanker payudara

dibagi atas karsinoma non invasif dan invasif.

1. Karsinoma Non-invasif

Karsinoma non-invasif sering disebut juga dengan In Situ Breast Cancer. In situ

breast cancer adalah tipe kanker yang mana sel kanker tetap berada dalam

selubung tempat asalnya. Jadi sel kanker tidak menyerang jaringan disekitar

saluran air susu atau kelenjar air susu. Jenisnya antara lain:

(21)

a) Ductal Carsinoma In Situ (DCIS)

Gambar 2.1: Ductal Carsinoma In Situ (DCIS)

A. Normal duct cells

B. Duct cancer cells

C. Basement membrane

D. Lumen (centre of duct)

Adalah suatu sel abnormal di sepanjang saluran air susu yang tidak menyerang

jaringan sekitar payudara. Ini adalah kanker payudara stadium awal. Beberapa

ahli menganggap DCIS adalah kondisi sangat awal dari kanker. Hampir semua

wanita dengan DCIS ini bisa disembuhkan. Tapi ada juga yang berkembang

menjadi kanker payudara invasif. Karsinoma duktus in situ dapat terjadi baik pada

wanita pre-menopause maupun pasca-menopause, biasanya pada kelompok umur

40-60 tahun.

b) Lobular Carsinoma In Situ (LCIS)

Gambar 2.2: Lobular Carsinoma In Situ (LCIS)

A. Normal Lobular cells

B. Lobular cancer cells

(22)

Adalah suatu sel abnormal yang masih berada dalam kelenjar air susu, dan tidak

menyerang jaringan disekitarnya. LCIS terjadi terutama pada wanita

pre-menopause. Apabila setelah menopause, biasanya dihubungkan dengan adanya

karsinoma infiltratif. LCIS ditemukan pada 6% dari seluruh karsinoma mammae.

Masalah utamanya, tumor ini secara klinis tidak teraba, dan ditemukan pada hasil

biopsi yang dilakukan atas indikasi adanya kista atau lesi palpable jinak lainnya.

Masih menjadi kontroversi diantara ahli-ahli kanker bahawa apakah LCIS

merupakan suatu stadium awal dari kanker atau hanya merupakan penanda bahwa

itu dimasa datang akan berubah menjadi kanker. Tetapi para ahli juga sepakat

bahwa apabila seseorang mempunyai LCIS, berarti di kemudian hari dia

mempunyai resiko untuk mempunyai kanker pada salah satu payudaranya. Pada

payudara yang terdapat LCIS bisa berubah menjadi invasive lobular breast cancer.

Bila kanker berkembang pada payudara yang lain, maka bisa menjadi Invasive

Lobular atau Invasive Ductal Carsinoma.

2. Invasive Breast cancer ( kanker payudara yang invasif )

Invasive (infiltrating) breast cancer adalah jenis kanker yang sel kankernya telah keluar / lepas dari mana dia berasal, menyerang jaringan sekitar yang

mendukung saluran dan kelenjar-kelenjar payudara. Sel-sel kanker ini bisa

menyebar keberbagai bagian tubuh, seperti ke kelenjar getah bening.

Jenisnya antara lain :

Invasive Ductal carsinoma ( IDC )

Gambar 2.3: Invasive Ductal Carsinoma (IDC)

A. Normal duct cells

B. Ductal cancer cell breaking through basement membrane

(23)

Dianggap sebagai penyebab terbesar kanker payudara yang invasif (85%). Jika

seorang wanita mempunyai IDC, maka sel kanker yang berada di sepanjang saluran

air susu akan keluar dari dinding saluran tersebut dan menyerang jaringan disekitar

payudara. Sel kanker bisa saja tetap terlokalisir, berada didekat tempat asalnya atau

menyebar (metastasis) kebagian tubuh yang lain, terbawa oleh peredaraan darah atau

system kelenjar getah bening. Untuk jenis IDC solid tubular, meskipun invasif tapi

masih lumayan terkendali dibanding jenis invasif lain.

Invasive lobular Carsinmo ( ILC )

Gambar 2.4: Invasive Lobular Carsinoma (ILC)

A. Normal cells

B.Lobular cancer cells breaking through the basement membrane

C. Basement membrane

Meskipun tidak sebanyak IDC (10%), tipe ini juga mempunyai sifat

yang mirip. ILC, berkembang dari kelenjar yang memproduksi susu dan

kemudian menyerang jaringan payudara disekitarnya. Juga bahkan ke

tempat yang lebih jauh dari asalnya. Dengan ILC, penderita mungkin

tidak akan merasakan suatu benjolan, yang dirasakan hanyalah adanya

semacam gumpalan atau suatu sensasi bahwa ada yang berbeda pada

payudara. ILC, bisa diditeksi hanya dengan menyentuh, dan kadang

juga bisa tidak terlihat dalam mammogram. ILC ini bersifat seperti

cermin, kalau payudara kanan ada berjolan, biasanya sebelah kiri juga

(24)

2.2.3. Anatomi Payudara

Payudara merupakan aksesoris kulit yang berfungsi menghasilkan susu. Dasar payudara

terletak pada iga kedua sampai iga keenam dari pinggir lateral sternum sampai linea axillaries

media. Pria dan wanita memiliki payudara bentuk yang sama bila belum dewasa. Hanya saja

pada masa pubertas payudara wanita lama-kelamaan membesar menbentuk setengah lingkaran,

sedangkan pria tidak. Pembesaran ini terjadi akibat pengaruh hormon-hormon ovarium dan

penimbunan lemak (Snell, 2006).

Payudara terdiri dari 15-20 lobus yang tersusun radial dan berpusat pada putting payudara.

Saluran utama dari setiap lobus bermuara di putting payudara dan mempunyai ampulla yang

melebar tepat sebelum ujungnya, dasar dari putting payudara dikelilingi daerah kulit berwarna

gelap atau disebut areola mammae. Pada areola mamma terdapat tonjolan-tonjolan halus yang

diakibatkan oleh kelenjar areola dibawahnya. Payudara mencapai ukuran maksimal selama masa

laktasi (Snell, 2006).

Sumber pendarahan arteri pada payudara dari rami perforans arteriae thoracicae

internae dan arteriae intercostales. Selain itu, arteri axillaris juga mengalirkan darah ke kelenjar payudara. Untuk vena, pendarahannya mengikuti arteri (Snell, 2006).

Untuk keperluan klinis, aliran limfe payudara dibagi menjadi kuadran-kuadran. Kuadran

lateral mengalirkan cairan limfe ke nodi axillaries anterior atau kelompok pektoralis. Sedangkan

kuadran medial mengalirkan cairan limfenya melalui pembuluh-pembuluh yang menembus

ruangan intercostalis dan masuk ke dalam kelompok nodi thoracales internae (Snell, 2006).

Untuk membagi lokasi dari kanker, payudara dibagi menjadi beberapa kuadran

(Dalimartha, 2004), yaitu:

1. Kuadran atas bagian medial

2. Kuadran atas bagian lateral

3. Kuadran bawah bagian medial

4. Kuadran bawah bagian lateral

(25)

Gambar 2.5: Anatomi Payudara

Sumber 2008: Trialsight Medical Media

2.2.4. Epidemiologi Kanker Payudara

Kanker adalah istilah umum untuk pertumbuhan sel tidak normal, yaitu tumbuh sangat

cepat, tidak terkontrol, dan tidak berirama yang dapat menyusup ke jaringan tubuh normal dan

menekan jaringan tubuh normal sehingga mempengaruhi fungsi tubuh. Kanker bukan merupakan

penyakit yang menular (Diananda, 2009).

Istilah tumor tidak sama dengan kanker. Tumor adalah istilah umum untuk setiap benjolan

abnormal. Sedangkan kanker adalah tumor yang bersifat ganas. Dengan demikian, kanker itu

sama dengan tumor yang ganas (Diananda, 2009).

Jadi kanker payudara adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam jaringan payudara.

(26)

maupun karingan ikat pada payudara) dan berasal dari jaringan lain yang merupakan metastase

dari kanker lain (Diananda, 2009).

Insidensi kanker disetiap Negara tidak sama, baik insidens keseluruhan maupun insidens

spesifik (Wim de jong, 2005).

Tabel 2.1: Urutan kekerapan kasus baru kanker di Negara Barat dan Negara

yang Berkembang (Wim de jong, 2005)

Jenis kanker Indonesia Negara Berkembang Negara Barat Dunia Serviks 1 1 10 5 Hepar 2 7 14 8 Payudara 3 5 4 3 Paru 4 6 1 2 Leukemia 5 9 7 9 Nasofaring 8 3 8 6 Lambung 2 3 1 Kolon/Rektum 8 2 4 Esofagus 4 15 7

Penyakit kanker payudara terbilang penyakit kanker yang paling umum menyerang kaum wanita, namun pria memiliki kemungkinan mengalami penyakit ini dengan perbandingan 1

diantara 100 (Glance, 2007). Pada pria perjalanan penyakitnya karena tahap dini sudah melekat

kesekitarnya (Wim de jong, 2005). Insidensi kanker payudara lebih tinggi di Negara Barat dan

lebih banyak pada populasi kulit putih dibandingkan kulit hitam (Glance, 2007). Secara

geografik kanker payudara lebih tinggi di Amerika Utara dan Eropa Barat jika dibandingkan

(27)

2.2.5. Etiologi dan Faktor Risiko Kanker Payudara

Sampai saat ini belum diketahui secara pasti penyebab (etiologi) kanker payudara,

namum beberapa faktor risiko terjadinya kanker payudara adalah:

1. Usia

Meningkat setelah usia 30 keatas (Robbins, 2007). Hal ini dapat dimengerti karena

pajanan pada karsinogen, inisiator, dan promoter lebih lama pada usia lanjut (Win de

jong, 2005).

2. Genetik

Sekitar 5 hingga 10% kanker payudara berkaitan dengan mutasi herediter spesifik.

Sekitar separuh perempuan dengan kanker payudara herediter memperlihatkan mutasi di

gen BRCA1 (Breast Cancer Gene 1) dan sepertiga di BRCA2 (Breast Cancer Gene 2).

Kedua gen ini diperkirakan berperan penting dalam perbaikan DNA. Keduannya bekerja

sebagai gen penekan tumor karena muncul jika kedua sel inaktif atau cacat pertama

disebabkan oleh mutasi sel germinativum dan kedua oleh mutasi somatik berikutnya

(Robbins, 2007).

3. Riwayat keluarga

Jika ibu atau saudara wanita mengidap kanker payudara maka risiko kanker payudara

meningkat dua kali lipat dibandingkan wanita lain yang dalam keluarganya tidak ada

penderita satupun (Tjindarbumi, 2002).

4. Tidak Kawin atau Nulipara

Wanita yang tidak kahwin akan meningkat risikonya 2-4 kali untuk menderita kanker

payudara dibandingkan dengan wanita yang kawin dan punya anak (Tjindarbumi, 2002).

5. Melahirkan Anak Pertama pada Usia lebih dari 35 tahun

Wanita yang melahirkan anak pertamanya pada usia lebih dari 35 tahun akan memiliki

risiko 2 kali lebih besar (Tjindarbumi, 2002).

6. Menarche

Wanita yang mendapat haid pertama kali (menarche) pada usia kurang dari 12 tahun

meningkat risikonya menjadi 1,7-3,4 dibandingkan dengan wanita menarche pada usia

normal atau lebih dari 12 tahun (Tjindarbumi, 2002).

7. Riwayat infeksi, trauma, atau operasi tumor jinak payudara memiliki risiko 3-9 kali lebih

(28)

8. Wanita yang menopause lebih dari 55 tahun memiliki risiko 2,5-5 kali lebih tinggi

dibandingkan dengan wanita yang menopause diusia normal (Tjindarbumi, 2002).

9. Adanya kanker pada payudara yang kontralateral akan meningkat risikonya menjadi 3-9

kali lebih besar dengan yang tidak (Tjindarbumi, 2002).

10.Pernah mengalami radiasi dinding dada memiliki risiko 2-3 kali lebih tinggi

(Tjindarbumi, 2002).

2.2.6. Gejala Klinis Kanker Payudara

Kanker payudara pada tahap awal biasanya tidak menimbulkan keluhan. Penderita

merasa sehat, tidak merasa nyeri, dan tidak terganggu aktivitasnya. Tanda yang mungkin

dirasakan pada stadium ini adalah teraba benjolan kecil di payudara. Beberapa keluhan yang

muncul pada penderita kanker payudara adalah (Dalimartha, 2004):

1. Teraba benjolan pada payudara.

2. Bentuk dan ukuran payudara berubah, berbeda dari sebelumnya.

3. Luka pada payudara sudah lama tidak sembuh walau diobati.

4. Gangguan lapisan kulit luar, berupa peradangan (eksim) pada putting susu dan sekitarnya

sudah lama tidak sembuh walau diobati.

5. Keluar darah, nanah, atau cairan encer dari putting atau keluar air susu pada wanita yang

tidak sedang hamil atau pun tidak sedang menyusui.

6. Putting payudara tertarik kedalam.

7. Kulit payudara mengerut seperti kulit jeruk (peau d’orange).

2.2.7. Diagnosa Kanker Payudara

Diagnosa pasti hanya ditegakan dengan pemeriksaan histopatologis, yaitu pemeriksaan

jaringan payudara yang dicurigai kanker dibawah mikroskop. Bila hasilnya ganas maka operasi

definitif segera dilakukan. Bahan pemeriksaan dapat diambil dengan berbagai cara yaitu

(Tjindarbumi, 2002):

• Biopsy aspirasi (fine needle biopsy)

Needle core biopsy dengan jarum Silverman

(29)

Beberapa hal yang umumnya dilakukan dokter dalam menegakkan diagnosa kanker

payudara adalah:

1. Anamnesa

Yaitu dokter bertanya pada penderita mengenai hal-hal yang berhubungan dengan kanker

payudara. Adanya benjolan pada payudara merupakan keluhan utama dari penderita.

Pada umumnya tidak merasa sakit, akan tetapi pada pertumbuhan selanjutnya mungkin

terasa sakit. Pertumbuhan tumor yang cepat merupakan indikasi kemungkinan tumor

ganas. Pada kasus yang meragukan, anamnesa lebih banyak diarahkan pada indikasi

golongan risiko (Tambunan, 1991).

2. Pemeriksaan Fisik

Meliputi 2 hal, yaitu inspeksi dan palpasi. Pada inspeksi dokter akan melihat payudara

kiri dan kanan apakah simetris, adakah kelainan papilla, letak dan bentuk, retraksi putting

payudara, adakah kulit, tanda radang, peau d’orange, dimpling, dan ulserasi. Inspeksi ini

dilakukan dalam keadaan penderita duduk, tangan pada panggul, dan kemudian dengan

memakai 3-4 telapak jari. Palpasi lembut akan dilakukan dari bagian tepi sampai areola

dan putting payudara. Seluruh payudara diperiksa ulang dengan posisi berbaring dengan

tangan pada belakang kepala. Selain payudara, aksilla juga diperiksa dalam posisi duduk.

Pemeriksaan dilakukan pada aksilla kanan dengan tangan kanan penderita diletakkan

lemas ditangan kanan pemeriksa dan aksilla diperiksa dengan tangan kiri pemeriksa.

Begitu sebaliknya untuk aksilla kiri. Yang diraba adalah kelompok kelenjar getah bening

yang biasanya mempunyai hubungan yang erat dengan adanya kanker payudara.

Gambaran penting pada benjolan atau limfonodus adalah ukurannya bentuk, mobilitas,

atau fiksasi (Tjindarbumi, 2002).

3. Pemeriksaan Lanjutan

Yaitu apabila adanya kelainan pada payudara atau teraba benjolan. Pemeriksaan dapat

berupa yaitu mammografi, pemeriksaan petanda tumor, pemeriksaan USG dan MRI, serta

bila diperlukan dari histopatologi.

1. Mammografi adalah pemeriksaan radiologis khusus menggunakan sinar X dosis

rendah untuk mendeteksi kanker payudara sedini mungkin, bahkan sebelum

(30)

mammografi dikombinasikan dengan ultrasonografi (USG) akan meningkat

ketepatan diagnosis dari 70% menjadi 90% (Dalimartha, 2004).

2. USG menggunakan gelombang suara frekuensi tinggi untuk membuat gambar

dari jaringan payudara. USG dapat membedakan antara massa padat yang

mungkin kanker, dan kista berisi cairan yang biasanya bukan kanker (cancer.net)

3. MRI menggunakan medan magnet, bukan x-ray, untuk menghasilkan gambar

rinci dari tubuh. Sebuah media kontras (pewarna khusus) dapat disuntikkan ke

dalam vena pasien untuk menciptakan gambar yang lebih jelas. Menurut

American Cancer Society, perempuan berisiko tinggi untuk kanker payudara (misalnya, wanita dengan kanker payudara mutasi gen BRCA2 atau riwayat

keluar kanker payudara) harus menerima MRI screening bersama dengan

mammogram. MRI sering lebih baik dalam melihat sebuah massa kecil di dalam

payudara seorang wanita dari mammogram atau USG, terutama bagi perempuan

dengan jaringan payudara yang sangat padat, namum memiliki tingkat lebih tinggi

hasil tes positif palsu (hasil tes yang menunjukkan kanker padahal mungkin tidak

hadir kanker) (cancer.net).

4. Pemeriksaan petanda tum0r untuk kanker payudara, seperti MCA (mucin-like

carcinoma antigen) (Dalimartha, 2004).

2.2.8. Penatalaksanaan Kanker Payudara

Penatalaksanaan kanker payudara dilakukan dengan serangkaian pengobatan meliputi

pembedahan, kemoterapi, terapi hormon, terapi radiasi dan yang terbaru adalah terapi imunologi

(antibodi). Pengobatan ini ditujukan untuk memusnahkan kanker atau membatasi perkembangan

penyakit serta menghilangkan gejala-gejalanya. Keberagaman jenis terapi ini mengharuskan

terapi dilakukan secara individual.

a. Pembedahan

Tumor primer biasanya dihilangkan dengan pembedahan. Prosedur pembedahan yang

dilakukan pada pasien kanker payudara tergantung pada tahapan penyakit, jenis tumor,

umur dan kondisi kesehatan pasien secara umum. Ahli bedah dapat mengangkat tumor

(lumpectomy), mengangkat sebagian payudara yang mengandung sel kanker atau

(31)

pembedahan biasanya diikuti dengan terapi tambahan seperti radiasi, hormon atau

kemoterapi.

b. Terapi radiasi

Terapi radiasi dilakukan dengan sinar-X dengan intensitas tinggi untuk membunuh sel

kanker yang tidak terangkat saat pembedahan.

c. Terapi hormon

Terapi hormonal dapat menghambat pertumbuhan tumor yang peka hormon dan dapat

dipakai sebagai terapi pendamping setelah pembedahan atau pada stadium akhir.

d. Kemoterapi

Obat kemoterapi digunakan baik pada tahap awal ataupun tahap lanjut penyakit (tidak

dapat lagi dilakukan pembedahan). Obat kemoterapi bisa digunakan secara tunggal atau

dikombinasikan. Salah satu diantaranya adalah Capecitabine dari Roche, obat anti kanker

oral yang diaktivasi oleh enzim yang ada pada sel kanker, sehingga hanya menyerang sel

kanker saja.

e. Terapi Imunologik

Sekitar 15-25% tumor payudara menunjukkan adanya protein pemicu pertumbuhan atau

HER2 secara berlebihan dan untuk pasien seperti ini, trastuzumab, antibodi yang secara

khusus dirancang untuk menyerang HER2 dan menghambat pertumbuhan tumor bisa

menjadi pilihan terapi. Pasien sebaiknya juga menjalani tes HER2 unutk menentukan

kelayakan terapi dengan trastuzumab.

f. Mengobati Pasien Pada Tahap Akhir Penyakit

Banyak obat anti kanker yang telah diteliti untuk membantu 50% pasien yang mengalami

kanker tahap akhir dengan tujuan memperbaiki harapan hidup. Meskipun demikian,

hanya sedikit yang terbukti mampu memperpanjang harapan hidup pada pasien,

diantaranya adalah kombinasi trastuzumab dengan capecitabine. Focus terapi pada kanker

tahap akhir bersifat paliatif (mengurangi rasa sakit). Dokter berupaya untuk

memperpanjang serta memperbaiki kualitas hidup pasien melalui terapi hormon, terapi

radiasi dan kemoterapi. Pada pasien kanker payudara dengan HER2-positif, ttastuzumab

(32)

2.2.9. Komplikasi Kanker Payudara

a. Gonore: Yang tidak diobati dapat menyebabkan kemandulan pada wanita atau penyakit radang panggul, dan meningkatkan risiko kehamilan ektopik. Pria dan

wanita dapat mengalami infeksi diseminata disertai arthritis, endokarditis, atau

konjungtivitis yang dapat menyebabkan kebutaan. Apabila ditularkan ke bayi baru

lahir sewaktu persalinan, dapat terjadi kebutaan.

b. Siflis: Yang tidak diobati dapat menyebabkan gagal jantung dan kelainan saraf. Apabila ditularkan ke janin selama kehamilan, kematian janin atau infeksi

neonatus dapat terjadi.

c. Infeksi klamidia: Dapat menyebabkan kemandulan pada pria dan wanita, dan epididimitis pada pria. Pada wanita yang terinfeksi dapat timbul penyakit radang

panggul dan kehamilan ektopik. Apabila ditularkan pada bayi baru lahir,

konjungtivitis dapat terjadi.

2.2.10. Prognosa Kanker Payudara

Prognosa tergantung pada kasus kelenjar getah bening (KGB), ukuran tumor, dan derajat

histologist yang secara keseluruhan angka ketahanan 10 tahun sebesar 80% (Glance,2007).

Kanker payudara dini memiliki angka harapan hidup 5 tahun untuk penderita stadium I

adalah 95% dan untuk stadium II adalah 80%, dengan angka kekambuhan lokal sekitar 6%.

Penderita dengan resiko tinggi mempunyai tumor dengan diferensiasi sitologis buruk, menembus

limfatik dan pembuluh darah, sirkumskripsi buruk. Indeks labeling timidin yang tinggi

(peninggian jumlah sel yang berkembang), dan negatifitas RE sekitar 50% (Schwartz, 2000).

Prognosa untuk penyakit stadium III telah meningkat dari 20% menjadi 40% pada 5

tahun dengan adanya pengobatan adjuvant. Kebanyakan penderita ini dapat menerima

kemoterapi pra-operasi. Penyakit stadium IV masih mempunyai harapan hidup 5 tahun kurang

dari 10 tahun (Schwartz, 2000).

Karsinoma peradangan (IIIb), sebelumnya diperkirakan sebagai kanker mematikan dari

semua karsinoma, sekarang memiliki harapan 5 tahunan hampir mencapai 30% pada penggunaan

pengobatan multimodal sekuensial (Schwartz, 2000).

Penderita yang mempunyai kanker payudara selama masa kehamilan dan menyusui

(33)

karena kesukaran dalam menilai ketebalan kelenjar payudara mereka. Mereka harus diobati sesuai

dengan yang diindikasikan stadiumnya (Schwartz, 2000).

2.2.11. Pencegahan kanker Payudara

Pada prinsipnya, strategi pencegahan dikelompokkan dalam tiga kelompok besar, yaitu

pencegahan pada lingkungan, pada penjamu, dan milestone. (Isti`anah Surury, 2009)

Hampir setiap epidemiologi sepakat bahwa pencegahan yang paling efektif bagi kejadian

penyakit tidak menular adalah promosi kesehatan dan deteksi dini. Begitu pula pada kanker

payudara, pencegahan yang dilakukan antara lain berupa:

a. Pencegahan primer

Pencegahan primer pada kanker payudara merupakan salah satu bentuk

promosi kesehatan karena dilakukan pada orang yang “sehat” melalui upaya

menghindarkan diri dari keterpaparan pada berbagai faktor risiko dan

melaksanakan pola hidup sehat. Pencegahan primer ini juga bisa berupa

pemeriksaan SADARI (pemeriksaan payudara sendiri) yang dilakukan secara

rutin sehingga bisa memperkecil faktor risiko terkena kanker payudara ini

(Isti`anah Surury, 2009).

b. Pencegahan sekunder

Pencegahan sekunder dilakukan terhadap individu yang memiliki risiko

untuk terkena kanker payudara. Setiap wanita yang normal dan memiliki siklus

haid normal merupakan populasi at risk dari kanker payudara. Pencegahan sekunder dilakukan dengan melakukan deteksi dini. Beberapa metode dini terus

mengalami perkembangan. Skrinning melalui mammografi diklaim memiliki

akurasi 90% dari semua penderita kanker payudara, tetapi keterpaparan

terus-menerus pada mammografi pada wanita yang sehat merupakan salah satu faktor

resiko terjadinya kanker payudara. Karena itu, skrining dengan mammografi tetap

dapat dilaksanakan dengan beberapa pertimbangan antara lain :

1. Wanita yang sudah mencapai usia 40tahun dianjurkan melakukan cancer

risk assessment survey.

2. Pada wanita dengan faktor risiko mendapat rujukan untuk dilakukan

(34)

3. Wanita normal mendapat rujukan mammografi setiap 2 tahun sampai

mencapai usia 50 tahun.

Foster dan Constanta menemukan bahwa kematian oleh kanker payudara lebih sedikit pada wanita yang melakukan pemeriksaan SADARI

(Pemeriksaan Payudara Sendiri) dibandingkan yang tidak. Walaupun

sensitivitas SADARI untuk medeteksi kanker payudara hanya 26%, bila

dikombinasikan dengan mammografi maka sensitivitas mendeteksi secara

dini menjadi 75% (Isti`anah Surury, 2009).

c. Pencegahan tertier

Pencegahan tertier biasanya diarahkan pada individu yang telah positif

menderita kanker payudara. Penanganan yang tepat penderita kanker

payudara sesuai dengan stadiumnya akan dapat mengurangi kecacatan dan

memperpanjang harapan hidup penderita. Pencegahan tertier ini penting

unutk meningkatkan kualitas hidup penderita serta mencegah komplikasi

penyakit dan meneruskan pengobatan. Tindakan pengobatan dapat berupa

operasi walaupun tidak berpengaruh banyak terhadap ketahanan hidup

penderita. Bila kanker telah jatuh bermentastasis, dilakukan tindakan

kemoterapi dengan sitostatika. Pada stadium tertentu, pengobatan yang

diberikan hanya berupa simptomatik dan dianjurkan untuk mencari

pengobatan alternatif (Isti`anah Surury, 2009).

Berikut cara mencegah kanker payudara secara umum:

1. Kesadaran akan payudara itu sendiri

Lebih dari 90% tumor payudara dideteksi oleh wanita itu sendiri. Perhatikan setiap

perubahan pada payudara menjadi bagian penting perawatan kesehatan wanita. Saat ini,

wanita disarankan untuk breast awareness. Ini berarti wanita harus tahu seperti apa

payudara mereka di depan cermin, dan rasakan saat mandi atau terlentang pada periode

berbeda setiap bulan sehingga jika ada perubahan yang tidak normal dapat diketahui

segera (Isti`anah Surury, 2009).

2. Berikan ASI pada bayi

Beberapa penelitian menunjukkan ada hubungan antara pemberian ASI dan menurunnya

(35)

akan hal ini. Para peneliti mengklaim bahwa lebih muda dan lebih lama seorang ibu

memberikan ASI pada bayinya adalah semakin baik. Hal ini didasari pada teori bahwa

kanker payudara berkaitan dengan hormon estrogen. Penberian ASI secara berkala akan

mengurangi tingkat hormon tersebut (Isti`anah Surury, 2009).

3. Jika menemukan gumpalan, segera ke dokter

Penelitian menunjukkan banyak wanita menunda untuk ke dokter jika mereka

menemukan gumpalan pada payudaranya, mereka takut memiliki kanker. Ini adalah hal

terburuk yang mereka lakukan. Jika menemukan gumpalan, segera konsultasi ke dokter

karena ini akan membantu menenangkan pikiran. Jika gumpalan tersebut adalah kanker,

segera lakukan pengobatan yang tepat untuk menyelamatkan jiwa (Isti`anah Surury,

2009).

4. Cari tahu apakah ada sejarah kanker payudara pada keluarga

Masih perlu banyak penelitian untuk memahami secara menyeluruh semua penyebab

kanker payudara. Tetapi satu hal yang perlu untuk diyakini adalah faktor gen. Faktor ini

setidaknya sebanyak 10% dari semua kasus kanker payudara. Hal ini dianggap satu

dalam 500 kurang menbawa gen yang dapat membuat mereka diduga memiliki penyakit

tersebut (Isti`anah Surury, 2009).

5. Perhatikan konsumsi alkohol

Dalam sejumlah penelitian, alkohol memiliki kaitan dengan kanker. Hal ini didasari pada

kenyataan bahwa alkohol meningkatkan estrogen.

6. Perhatikan berat badan

Obesitas nampaknya dapat meningkatkan resiko kanker payudara. Para peneliti

menemukan wanita dengan berat 44 sampai 55 pound setelah umur 18 sebanyak 40%

memiliki resiko lebih tinggi terkena kanker dibanding mereka yang berubah-ubah hanya

4 atau 5 pound semasa remajanya.

7. Olahraga secara teratur

Beberapa penelitian menyarankan bahwa olahraga dapat menurunkan resiko kanker

payudara. Hal ini karena penelitian menunjukkan bahwa semakin kurang olahraga,

semakin tinggi tingkat estrogen dalam tubuh.

8. Kurangi makanan berlemak

(36)

bahwa gaya hidup barat tertentu nampaknya dapat meningkatkan resiko penyakit.

Pertahankan asupan makan rendah lemak, tidak melebihi 30 gram lemak per hari. Hal ini

akan membantu mempertahankan diet seimbang yang juga membantu menjaga berat

badan. Kita menyimpan estrogen di lemak tubuh, jadi lebih sedikit lemak yang kita bawa,

lebih baik.

9. Setelah usia 50 tahun, lakukan screening payudara secara teratur.

Meskipun masih diperlukan banyak penelitian untuk menentukan penyebab kanker

payudara, satu dari faktor utama penyebab adalah faktor usia. 80% kanker payudara

terjadi pada wanita berumur diatas 50 tahun.

10.Belajar relaks

Banyak tercatat bahwa stress dapat menyebabkan semua jenis masalah kesehatan.

Meskipun masih banyak perdebatan atas temuan ini, menurunkan tingkat stress akan

menguntungkan untuk kesehatan secara menyeluruh, termasuk resiko kanker payudara.

11.Masukkan brokoli ke dalam menu harian

Kira-kira dalam sehari anda hanya membutuhkan secangkir brokoli. Tahukah Anda,

brokoli mengandung senyawa sulfuraphane yang secara ilmiah terbukti mengurangi

risiko kanker.

12.Jangan lupakan buah dan sayur dalam menu harian

Pilihlah sayuran berwarna hijau. Makanlah tomat yang kaya dengan likopen. Konon

likopen juga agen yang berfungsi memerangi kanker.

13.Minumlah teh hijau yang kaya antioksidan

Disamping minum teh hijau, kudaplah dark chocolate sesekali, karena secara ilmiah

terbukti cokelat sebagai agen yang memerangi kanker. Namun ingat jangan cokelat

manis, karena anda tidak akan mendapat manfaatnya.

14.Konsumsi kedelai dan olahannya

Di dalam kedelai terkandung 40% protein yang terdiri dari asam lemak esensial dengan

daya cerna yang sangat baik, 15% oligosakarida dan monosakarida, 15% serat, 20%

lemak yang sebagian besar terdiri dari asam lemak tak jenuh dan 10% adalah bahan

lainnya. Selain itu senyawa fotokimia pada kedelai memiliki aktivitas biologis, salah

satunya adalah isoflavon yang tetap stabil pada suhu panas sehingga tidak berubah

(37)

BAB III

KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Konsep Penelitian

Kerangka konsep penelitian dijelaskan dalam bentuk bagian, di mana sebagai variabel

independen adalah penegetahuan Ibu, dan sebagai variabe dependen adalah tentang kanker

payudara. Berdasarkan tujuan penelitian di atas maka kerangka konsep dalam penelitian ini

adalah :

Variabel Independen Variabel Dependen

Gambar 3.1: Kerangka Konsep Pengetahuan Ibu

Berdasarkan :

- Umur

- Pekerjaan

- Pendidikan

- Sumber Informasi

(38)

3.2. Definisi Operasional

Judul Penelitian: Tingkat Pengetahuan Penderita dan Keluarga Penderita Tentang Kanker

Payudara Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Pada Tahun 2013.

• Definisi operasional: Tingkat pengetahuan penderita dan keluarga penderita di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik mencakup pengetahuan umum tentang

kanker payudara, definisi kanker payudara, tanda dan gejala kanker payudara, deteksi

dini kanker payudara (SADARI, SARANIS, dan pemeriksaan mammografi), dan

pencegahan kanker payudara.

• Cara Ukur: Wawancara

• Alat Ukur: Kuesioner, dengan mengajukan 15 pertanyaan dengan 2 pilihan jawaban :

o Jawaban yang benar diberi skor 1

o Jawaban yang salah diberi skor 0

o Jawaban yang tidak tahu diberi skor 0

• Kategori:

o Pengetahun baik (total skor 11-15)

o Pengetahun sedang atau cukup (total skor 6-10)

o Pengetahuan kurang (totak skor kurang dari 0- 5)

(39)

Tabel 3.1: Definisi Operasional

1 Pengetahuan Penegetahun:

segala seuatu

Kuesioner Wawancara 1.Kurang :

Apabila skor

Kuesioner Kuesioner -25-35 tahun

-35-46 tahun

-45-55 tahun

- ≥56tahun

Interval

3 Pekerjaan Pekerjaan yang dapat

mempengaruhi

pengetahuan Ibu

Kuesioner Kuesioner - IRT

- Petani

- Guru

- Tenaga

Kesehatan

Nominal

4 Pendidikan Suatu kegiatan

untuk

mengenbangkan

kemampuan tertentu

Kuesioner Kuesioner -SD

-SMP

Kuesioner Kuesioner -Keluarga

-Koran

-Televisi

-Tenaga

Kesehatan

(40)

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1. Desain Penelitian

Desain penelitian ini menggunakan deskriptif, dengan menggunakan metode pendekatan

waktu cross sectional, yaitu suatu metode pengambilan data yang dilakukan pada waktu sesaat atau sekali pengukuran. Metode ini bertujuan untuk mengetahui Tingkat Pengetahuan Ibu-Ibu

Tentang Kanker Payudara Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik, Medan pada tahun

2013.

4.2. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, alasan

peneliti mengambil lokasi ini adalah masih banyaknya ibu-ibu yang belum mengetahui tentang

kanker payudara, dan belum dilakukan penelitian sebelumnnya dan merupakan daerah yang

mudah dijangkau sehingga memudahkan peneliti dalam pengumpulan data.

4.3. Waktu Penelitian

Waktu penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Augustus 2013 – October 2013.

4.4. Populasi dan Sampel Penelitian 4.4.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah penderita dan keluarga penderita di Rumah Sakit

Umum Pusat Haji Adam Malik pada tahun 2013.

4.4.2. Sampel

Teknik dalam pengambilan sampel dengan menggunakan teknik total sampling, di

mana pengambilan sampel dengan cara semua jumlah populasi menjadi sampel dalam

penelitian ini.

(41)

1. Ibu-Ibu yang datang ke Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik, Medan.

2. Bersedia menjadi sampel penelitian dengan menandatangani lembar

persetujuan setelah penjelasan (Informed Consent).

4.4.4. Kriteria Ekslusi

1. Responden yang tidak melengkapkan formulir kuesioner selengkapnya.

Teknik pengambilan sampel dilakukan secara simple randomized sampling dimana

semua sampel yang didapat dan memenuhi kriteria pemilihan dinasukkan dalam

penelitian sampai jumlah sampel yang diperlukan terpenuhi. Menurut Notoatmodjo

(2005), untuk mencapai jumlah sampel dari populasi yang jumlahnya lebih kecil dari

10.000, dapat dihitung berdasarkan rumus:

n = N

1 + N (d²)

Keterangan :

N = Besar populasi

n = Besar sampel

d = Tingkat kepercayaan/ketepatan yang diinginkan (0.1)

Hasil dari asumsi, jumlah populasi ibu-ibu di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam

Malik, Medan adalah 500 orang, maka sekurang-kurangnya 83 orang diperlukan untuk

mengikutio penelitian ini. Dalam penelitioan ini saya telah menambahkan 7 orang sampel lagi

menjadikannya 90 sampel. Ini adalah untuk menambahkan keakuratan hasil penelitian dan juga

memudahkan perkiraan.

n = 500

1+500 (0,1² )

(42)

4.5.Metode Pengumpulan Data 4.5.1. Pengumpulan Data

Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian adalah data primer, yaitu data didapat

langsung dari responden. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara langsung

dengan kuesioner kepada sampel penelitian.

4.5.2. Instrumen Penelitian

Instrumen adalah alat-alat yang akan digunakan untuk pengumpulan data (Notoatmodjo,

2005).

Instrumen penelitian ini berupa kuesioner sebagai alat bantu dalam pengumpulan data

yang terdiri dari pertanyaan-pertanyaan semi terbuka dan tertutup untuk mengumpulkan

data tingkat pengetahuan dan sikap responden tentang kanker payudara.

4.5.3. Teknik Skoring dan Skala

Dalam penelitian ini, kuesioner yang digunakan adalah kuesioner mengetahui tentang

tingkat pengetahuan ibu-ibu tentang kanker payudara di Rumah Sakit Umum Pusat Haji

Adam Malik, Medan.

Tabel 4.1 Penentuan Nilai dari Kuesioner Pengetahuan

Setelah seluruh kuesioner dinilai sesuai dengan tabel diatas, maka tingkat pengetahuan

dikelompokan berdasarkan kategori berikut (Pratomo,1990):

1. Baik apabila nilai yang diperoleh >50% dari nilai tertinggi

2. Kurang apabila nilai yang diperoleh <50% dari nilai tertinggi Pertanyaan No. 1 hingga 15

Jawaban Benar = bernilai 1

(43)

Berdasarkan skala pengukuran di atas, maka kategori pengetahuan dapat dilihat pada table

berikut.

Tabel 4.2 Kategori dari Kuesioner Pengetahuan

Tingkat Pengetahuan Nilai

Baik Bila nilai yang diperoleh 8-15

Kurang Bila nilai yang diperoleh 0-7

4.5.4. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas Instrumen

Dalam melakukan penelitian ini, peneliti menggunakan uji validitas dan reliabilitas untuk

menyakinkan bahwa kuesioner yang disusun benar-benar baik dan menghasilkan data yang valid.

a.Uji Validitas

Pertanyaan yang termuat dalam kuesioner telah uji validitasnya dengan nilai 0,7

dan 0.8 yang dilakukan dengan content validity oleh dosen Patalogi Anatomi

Universitas Sumatera Utara dr. Jamaluddin, SpPA.

b. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan pada 20 orang mahasiswa Fakultas Kedokteran

Universitas Sumatera Utara, lalu data diolah menggunakan Statistic Package For

Social Science (SPSS dengan mencari koefisien Cronbach alpha ynag hasilnya 0,896

4.6. Metode Analisis Data

Pengolahan data yang terkumpul dianalisis secara deskriptif, dengan menggunakan

Program Statistic Package For Social Science (SPSS). Data yang telah dianalisis disajikan dalam

bentuk tabel dan diagram batang.

(44)

Penelitian ini dilakukan setelah mendapat rekomendasi dari Bahagian Pendidikan

Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, kemudian peneliti meminta izin kepada

Bahagian Administrasi Rumah Sakit Haji Adam Malik dalam melakukan peneliti dengan

memberikan rekomendasi dari Pembantu Dekan Bahagian Pendidkan Universitas Sumatera

Utara.

Peneliti meminta persetujuan kepada responden yang akan diteliti dengan menyerahkan

lembar persetujuan (informed consent). Selanjutnya, peneliti menjelaskan manfaat dan tujuan

serta memberitahukan bahwa tidak ada pengaruh negatif yang akan terjadi selama dan sesudah

pengumpulan data dan mengatakan bahwa kerahsian identitas responden dapat di jaga dan

apabila responden menolak untuk diteliti maka tidak di paksakan. Setelah responden memahami

serta menerima maksud dan tujuan peneliti maka responden diminta untuk mendatangani lembar

persetujuan tersebut dan dilanjutkan dengan pengisian kuesioner.

Isian identitas pada lembar kuesioner, hanya kode tertentu pada lembar kuesioner yang

hanya peneliti yang mempunyai akses terhadap informasi tersebut, selanjutnya, informasi yang

(45)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan yang

berlokasi di Jalan Bunga Lau No. 17, Kelurahan Kemenangan Tani, Kecamatan Medan

Tuntungan. Rumah sakit tersebut merupakan rumah sakit kelas A sesuai dengan SK Menkes No.

355/ Menkes/ SK/ VII/ 1990. RSUP Haji Adam Malik Medan telah memiliki fasilitas kesehatan

yang memenuhi standar dan tenaga kesehatan yang kompeten. Pengumpulan data ini dilakukan

dari bulan Augustus 2013 – October 2013.

Tabel 5.1

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur

Berdasarkan tabel 5.1 dapat dilihat bahwa dari 90 responden sebagian besar berumur

46-55 tahun yaitu sebanyak 39 responden (43.3%) dan sebagian kecil berumur 25-35 tahun yaitu

sebanyak 21 responden (23.3%).

Karakter

Responden Frekuensi %

25-35 21 23.3

36-45 30 33.3

46-55 39 43.3

(46)

Tabel 5.2

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan

Berdasarkan tabel 5.2 dapat dilihat bahwa dari 90 responden sebagian besar bekerja

sebagai Ibu Rumah Tangga yaitu sebanyak 28 responden (31.1%) dan sebagian kecil bekerja

sebagai petani yaitu sebanyak 17 responden (18.9%).

Tabel 5.3

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan

Karakter Responden Frekuensi %

SD 14 15.6

SLTP 9 10.0

SMU 31 34.4

Perguruan Tinggi 36 40.0

Total 90 100.0

Karakter Responden Frekuensi %

Ibu Rumah Tangga 28 31.1

Petani 17 18.9

Guru 21 23.3

Tenaga Kesehatan 24 26.7

(47)

Berdasarkan tabel 5.3 dapat dilihat bahwa dari 90 responden sebagian besar

berpendidikan sebagai Perguruan Tinggi yaitu sebanyak 36 responden (40%) dan sebagian kecil

berpendidikan sebagai SLTP yaitu sebanyak 9 responden (10%).

Tabel 5.4

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Sumber Informasi

Sumber Informasi Frekuensi %

Keluarga 15 16.7

Koran 25 27.8

Televisi 24 26.7

Tenaga Kesehatan 26 28.9

Total 90 100.0

Berdasarkan tabel 5.4 dapat dilihat bahwa dari 90 responden sebagian besar mendapatkan

informasi melalui tenaga kesehatan yaitu sebanyak 26 responden (28.9%) dan sebagian kecil

(48)

Table 5.5

Distribusi Frekuensi Pengetahuan Penderita Dan Keluarga Penderita Tentang Kanker Payudara Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Tahun 2013

Pengetahuan Frekuensi %

Baik 18 20.0

Cukup 37 41.1

Kurang 35 38.9

Total 90 100.0

Dari tabel 5.5, dapat dilihat bahwa dari 90 responden sebagian besar mempunyai tingkat

pengetahuan yang cukup yaitu sebanyak 37 responden (41.1%) dan sebagian kecil

mempunyai tingkat pengetahuan baik yaitu sebanyak 18 responden (20%).

Table 5.6

Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Tentang Kanker Payudara Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Tahun 2013

Pengetahuan Frekuensi %

Baik 37 41.1

Cukup 35 38.9

Kurang 18 20.0

Total 90 100.0

Dari tabel 5.5, dapat dilihat bahwa dari 90 responden sebagian besar mempunyai tingkat

pengetahuan baik yaitu sebanyak 37 responden (41.1%) dan sebagian kecil mempunyai

(49)

5.2. Pembahasan

11. Karakteristik Responden

Berdasarkan table 5.1 dapat dilihat bahwa dari 90 responden sebagian

besar berumur 46-55 tahun yaitu sebanyak 39 responden (43.3%) dan sebagian

kecil berumur 25-35 tahun yaitu sebanyak 21 responden (23.3%). Menurut Abu

Ahmadi (2002) mengemukakan bahwa memang daya ingat seseorang itu salah

satunya dipengaruhi oleh umur. Dari uraian ini, maka dapat kita simpulkan bahwa

bertambahnya umur seseorang dapat berpengaruh pada pertambahan pengetahuan

yang diperolehnya.

Berdasarkan table 5.2 dapat dilihat bahwa dari 90 responden sebagian

besar bekerja sebagai Ibu Rumah Tangga yaitu sebanyak 28 responden (31.1%)

dan sebagian kecil bekerja sebagai petani yaitu sebanyak 17 responden (18.9%).

Menurut hasil penelitian Lili Nurmaliza (2009) ibu rumah tangga yang tidak

bekerja menghabiskan sebagian besar waktunya di rumah sehingga memiliki

kesempatan lebih besar untuk mendapatkan sumber informasi tentang kanker

payudara melalui televisi.

Berdasarkan tabel 5.3 dapat dilihat bahwa dari 90 responden sebagian

besar berpendidikan sebagai Perguruan Tinggi yaitu sebanyak 36 responden

(40%) dan sebagian kecil berpendidikan sebagai SLTP yaitu sebanyak 9

responden (10%). Melalui pendidikan seseorang dapat memperoleh informasi

dengan cepat, tingkat pendidikan juga menentukan mudah tidaknya seseorang

memahami pengetahuan yang diperolehnya. Karena pendidikan yang rendah

mempengaruhi pemahaman seseorang dalam memperoleh pengetahuan. Dengan

pendidikan yang tinggi maka seseorang akan cenderung untuk mendapatkan

informasi baik dari orang lain maupun dari media informasi lainnya. Sebaliknya

tingkat pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan dan sikap

seseorang terhadap nilai-nilai baru yang deperkenalkan. (Nursalam, 2003)

Berdasarkan tabel 5.4 dapat dilihat bahwa dari 90 responden sebagian

besar mendapatkan informasi melalui tenaga kesehatan yaitu sebanyak 26

Gambar

Gambar 2.2: Lobular Carsinoma In Situ (LCIS)
Gambar 2.5: Anatomi Payudara
Tabel 2.1: Urutan kekerapan kasus baru kanker di Negara Barat dan Negara
Gambar 3.1: Kerangka Konsep
+7

Referensi

Dokumen terkait

KARAKTERISTIK PENDERITA RINOSINUSITIS DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK MEDAN PADA TAHUN

KARAKTERISTIK PENDERITA RINOSINUSITIS DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK MEDAN PADA TAHUN

Kualitas hidup pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi di rumah sakit umum pusat haji adam malik

Stres Keluarga Merawat Anggota Keluarga yang Menderita Stroke Di Poli Stroke Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan.. Kuesioner

penulisan Tesis Penelitian Akhir ini yang berjudul ” HUBUNGAN ANTARA GRADING HISTOPATOLOGI DENGAN EKSPRESI KI-67 PENDERITA KANKER PAYUDARA DI RUMAH SAKIT HAJI

STATUS HEMODINAMIK PADA PASIEN PASCA BEDAH RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM

Dari hasil penelitian yang dilakukan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, diperoleh sampel sebanyak 81 pasien yang menderita kanker paru.. Gambaran karakteristik

praktek kerja profesi di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan.. Tujuan dilaksanakannya praktek kerja profesi di rumah sakit