• Tidak ada hasil yang ditemukan

Chapter I Hubungan Mekanisme Koping Dengan Kecemasan Pada Pasien Kanker Payudara di Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Kota Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Chapter I Hubungan Mekanisme Koping Dengan Kecemasan Pada Pasien Kanker Payudara di Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Kota Medan"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kanker payudara adalah kanker pada jaringan payudara. Ini adalah jenis

kanker paling umum yang diderita kaum wanita. Kaum pria juga dapat terserang

kanker payudara, walaupun kemungkinannya lebih kecil dari 1 diantara 1000.

Pengobatan yang paling lazim adalah dengan pembedahan, kemoterapi maupun

radiasi (Rukiyah & Yulianti, 2012).

Menurut WHO (2013) Terjadi peningkatan penderita kanker payudara pada

tahun 2012 sebanyak 1,7 juta wanita didiagnosis menderita penyakit ini. Pada

tahun 2013 ditemukan 2240 kasus baru dan setiap tahun jumlah penderita kanker

payudara bertambah 7 juta orang. Jika tidak dikendalikan WHO memperkirakan

pada tahun 2030 rata-rata penderita kanker di dunia akan naik sebesar 300% dan

70% penyumbangnya adalah negara berkembang termasuk Indonesia. sedangkan

menurut Kementrian Kesehatan pada tahun 2012 jumlah wanita indonesia yang

menderita kanker payudara adalah 4,3:1000 orang. Tahun 2013 sebanyak

1,4/1000 penduduk atau sekitar 330.000 wanita yang menderita kanker payudara.

Data riset kesehatan dasar (Riskesdas) tahun 2013, prevalensi tumor/kanker

di indonesia adalah 1,4 per 1000 penduduk, atau sekitar 330.000 orang. Kanker

tertinggi di indonesia pada perempuan adalah kanker payudara dan kanker leher

rahim. Berdasarkan data Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) tahun 2010,

(2)

Rumah Sakit di Indonesia 28,7%, disusul kanker leher rahim 12,8% (Kemenkes

RI, 2014 ¶ 4 ).

Menurut Manan (2011) untuk mengobati kanker yang terbatas pada payudara,

bisa dilakukan pembedahan yang dilakukan segera setelah diagnosis guna

mengangkat tumor. Sebenarnya ada beberapa pilihan pembedahan. Di antaranya

ialah mastektomi (pengangkatan seluruh payudara) dan pembedahan breast

conserving (hanya mengangkat tumor dan jaringan normal disekitarnya).

Efek samping dalam segi fisik selama pengobatan paling umum adalah

kelelahan atau merasa letih. Tubuh mengalami dehidrasi atau sulit buang air

besar, Anemia, diare, perubahan rambut, infeksi, kehilangan daya ingat, luka pada

mulut dan kerongkongan, perubahan pada kuku, mual, neuropati, atau masalah

pada tangan dan kaki, perubahan dalam merasa dan membau, kering pada vagina,

muntah dan perubahan berat badan (Zaviera, 2011). Menurut hasil penelitian

Oetami dkk (2014) diperoleh responden mengalami ketidakberdayaan berupa

gangguan emosi ialah menangis (68,0%), kecemasan berupa khawatir memikirkan

dampak pengobatan (84,0%), tidak merasa malu menderita kanker payudara

(72,0%), tidak merasa harga diri menurun berupa pesimis dalam menjalani

kehidupan (80,0%), tidak mengalami stress (64,0%), dan tidak mengalami reaksi

amarah berupa tidak suka melaksanakan pengobatan (64,0%).

Menurut Stuart (2006) Ketika mengalami ansietas, individu menggunakan

berbagai mekanisme koping untuk mencoba mengatasinya; ketidakmampuan

mengatasi ansietas secara konstruktif merupakan penyebab utama terjadinya

perilaku patologis. Pola yang biasa digunakan individu untuk mengatasi ansietas

(3)

ringan sering ditanggulangi tanpa pemikiran yang sadar. Ansietas sedang dan

berat menimbulkan dua jenis mekanisme koping.

Setiap ada stressor penyebab individu mengalami ansietas, maka secara

otomatis muncul upaya untuk mengatasinya dengan berbagai mekanisme koping.

Penggunaan mekanisme koping menjadi efektif bila didukung oleh kekuatan lain

dan adanya keyakinan pada individu yang bersangkutan bahwa mekanisme

koping yang digunakan dapat mengatasi ansietasnya. Sumber koping merupakan

modal kemampuan yang dimiliki individu guna mengatasi ansietas. Ansietas perlu

diatasi untuk mencapai untuk mencapai keadaan homeostatis dalam diri individu,

baik secara fisiologis maupun psikologis. Apabila individu tidak mampu

mengatasi ansietas secara konstruktif, maka ketidakmampuan tersebut dapat

menjadi penyebab utama terjadinya perilaku yang patologis (Asmadi, 2008).

Candra & Sari (2012) meneliti tentang hubungan mekanisme koping dengan

tingkat kecemasan pada pasien kanker payudara, hasilnya menunjukkan sebagian

besar memiliki mekanisme koping yang berorientasi pada masalah yaitu 21

(70,0%) dan tingkat kecemasan yang dirasakan adalah tingkat kecemasan sedang

yaitu 14 (46,7%).

Dampak lain dari segi psikologis yakni mempengaruhi perilaku dan keadaan

klien dapat meringankan atau memperberat penyakit klien. bila klien tidak dapat

menggunakan kopingnya, maka klien akan stress yang akan memperberat

penyakitnya dan akan lebih berat lagi bila klien malu bertemu dengan masyarakat

sehingga klien akan menarik diri dan merasa terasing (Dalami dkk, 2009).

Ansietas atau kecemasan dapat diekspresikan langsung melalui perubahan

(4)

koping dalam upaya mempertahankan diri dari ansietas. Intensitas perilaku akan

meningkat sejalan dengan peningkatan ansietas (Dalami dkk, 2009).

Berdasarkan latar belakang diatas menimbulkan ketertarikan bagi peneliti

untuk meneliti tentang Hubungan Mekanisme Koping Dengan Kecemasan Pada

Pasien Kanker Payudara di Rumah Sakit Umum Pirngadi Kota Medan Tahun

2015.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian

adalah “Bagaimana Hubungan Mekanisme Koping dengan Kecemasan Pada

Pasien Kanker Payudara di Rumah Sakit Umum Pirngadi Kota Medan Tahun

2015”.

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui Hubungan Mekanisme Koping Dengan Kecemasan Pada

Pasien Kanker Payudara di Rumah Sakit Umum Pirngadi Kota Medan Tahun

2015.

2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi karateristik pada pasien kanker payudara di Rumah Sakit

Umum Pirngadi Kota Medan Tahun 2015.

b. Mengidentifikasi mekanisme koping pada pasien kanker payudara di Rumah

Sakit Umum Pirngadi Kota Medan Tahun 2015.

c. Mengidentifikasi kecemasan pada pasien kanker payudara di Rumah Sakit

(5)

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian dapat dijadikan data dasar untuk penelitian selanjutnya dan

tambahan referensi tentang pengukuran kecemasan dan mekanisme koping pada

pasien kanker payudara.

2. Bagi Institusi Rumah Sakit

Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi kepada rumah sakit dalam

memberikan pelayanan yang tepat kepada pasien dan seberapa besar hubungan

mekanisme koping dengan kecemasan.

3. Bagi Tenaga Kesehatan

Hasil penelitian diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan kualitas

pelayanan kesehatan yang berperan penting dalam memberikan informasi

kepada pasien maupun keluarga secara maksimal sehingga meningkatkan

Referensi

Dokumen terkait

Pirngadi dan Rumah Sakit Umum Martha Friska Medan tahun 2015 menggunakan analisis konjoin untuk mengetahui kesukaan pasien peserta BPJS terhadap kualitas pelayanan

Judul Tesis : PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN HAEMODIALISA PESERTA ASKES SOSIAL DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr.. PIRNGADI MEDAN

Mekanisme Koping yang digunakan oleh pasien terdiagnosa kanker paru di Rumah Sakit Islam Surakarta (Sinta Rahmania)..

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola penggunaan obat pada pasien asma rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi

Pola penggunaan obat asma pada pasien asma rawat inap periode Juli 2014 – Juni 2015 di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Kota Medan berdasarkan jenis obat, golongan obat,

Kualitas hidup pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi di rumah sakit umum pusat haji adam malik

Pirngadi Kota Medan yang telah memberi izin kepada peneliti untuk melakukan penelitian di Rumah Sakit Umum Daerah Dr.. Pirngadi

Judul Skripsi : Analisis Pelaksanaan Rekam Medis Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Daerah Dr Pirngadi Kota Medan Dengan ini Menyatakan bahwa :.. Skripsi ini merupakan