• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

B. Efektifitas dan Efisiensi Penyaradan

1. Luas Keterbukaan Areal Akibat Penyaradan dan TPn

Luas keterbukaan areal akibat kegiatan penyaradan dapat diketahui dengan menjumlahkan luas jalan sarad dengan luas TPn. Luas jalan sarad diketahui dari pengukuran panjang jalan sarad dan lebar rata-rata jalan sarad. Perbandingan antara rencana dan realisasi panjang jalan sarad pada petak yang dikerjakan oleh perusahaan disajikan dalam Tabel 4 dan luas keterbukaan akibat penyaradan tercantum dalam Tabel 5.

Tabel 4 Panjang dan lebar rata-rata jalan sarad dari rencana dan realisasi pada petak yang dikerjakan perusahaan

No Petak Rencana panjang jalan sarad (m) Realisasi panjang jalan sarad (m) Persentase realisasi panjang jalan sarad

terhadap rencananya (%) Selisih total panjang jalan sarad (m) Realisasi lebar rata- rata jalan sarad (m) CU 46 9943,24 8059,62 81,06 1883,63 4,51 CU 47 12498,40 8164,99 65,33 4333,41 4,35 CU 48 7441,18 11623,19 156,20 4182,01 4,43 CV 46 8276,48 8578,17 103,65 301,69 4,52 Rata- rata 2675,19 4,45

Tabel 5 Luas keterbukaan areal akibat penyaradan yang dikerjakan perusahaan No Petak Jalan sarad (m2) TPn (m2) Total

m2 % CU 46 36348,87 7006,71 43355,58 4,34 CU 47 35517,71 7217,24 42734,95 4,27 CU 48 51490,74 10884,37 62375,11 6,24 CV 46 34660,62 6512,57 41173,19 4,12 Rata-rata 39504,49 7905,22 47409,71 4,74

Berdasarkan Tabel 4 diketahui bahwa semua realisasi panjang jalan sarad tidak ada yang sama persis dengan rencananya dengan selisih yang cukup besar. Hal ini menunjukkan bahwa jalan sarad yang dibuat belum berpedoman pada rencana penyaradan. Luas keterbukaan areal akibat jalan sarad dan TPn yang tercantum pada Tabel 5 menunjukkan bahwa luas keterbukaan yang terjadi memiliki nilai yang beragam, dan luas keterbukaan terbesar terjadi pada petak CU 48 sebesar 62.375,11 m2. Beragamnya nilai keterbukaan areal ini dikarenakan beberapa faktor seperti kondisi topografi, jumlah pohon yang disarad dan letak pohon yang disarad. Kondisi topografi yang relatif curam menyebabkan pembuatan jalan sarad yang lebih panjang dibanding yang datar. Semakin banyak pohon dan jauh jarak antar pohon akan membuat semakin panjang jalan sarad yang dibuat sehingga semakin luas TPn yang dibuat untuk menampung kayu yang disarad.

Tabel 6 Panjang dan lebar rata-rata jalan sarad dari rencana dan realisasi pada petak yang dikerjakan mitra kerja

No Petak Rencana panjang jalan sarad (m) Realisasi panjang jalan sarad (m) Persentase realisasi panjang jalan sarad

terhadap rencananya (%) Selisih total panjang jalan sarad (m) Realisasi lebar rata- rata jalan sarad (m) DA 46 2557,20 2490,32 97,39 66,87 4,50 DA 47 8297,45 6639,57 80,02 1657,88 4,44 DB 46 8368,05 8334,37 99,60 33,69 4,55 DB 47 12449,74 12519,01 100,56 69,27 4,63 Rata- rata 456,93 4,53

Tabel 7 Luas keterbukaan areal akibat penyaradan yang dikerjakan mitra kerja No Petak Jalan sarad (m2) TPn (m2) Total

m2 % DA 46 11206,46 3828,48 15034,94 1,50 DA 47 29479,68 7122,14 36601,82 3,66 DB 46 37921,37 7357,06 45278,42 4,53 DB 47 57963,02 8397,79 66360,81 6,64 Rata-rata 34142,63 6676,37 40819,00 4,08

Total panjang jalan sarad pada petak yang dikerjakan oleh mitra kerja yang tercantum pada Tabel 6 menunjukkan bahwa semua realisasi panjang jalan sarad tidak ada yang sama persis dengan rencananya namun selisihnya tidak sebesar pada petak yang dikerjakan oleh perusahaan. Luas keterbukaan areal akibat jalan sarad dan TPn yang tercantum pada Tabel 7 menunjukkan bahwa untuk luas keterbukaan terbesar terjadi pada petak DB 46 sebesar 66.360,81 m2, namun itu berbeda jauh dengan petak DA 46 yang luas keterbukaan arealnya hanya 15.034,94 m2 hal ini terjadi karena pengerjaan kegiatan penebangan pada petak DA 46 terbatasi waktu dari izin penebangan untuk RKT tahun 2009 sehingga kegiatan penebangannya tidak selesai 100%.

Tabel 8 Rekapitulasi perhitungan luas keterbukaan pada petak yang dikerjakan perusahaan dan mitra kerja

No Parameter Perusahaan Mitra kerja

1 Rata-rata selisih panjang jalan sarad (m) 2675,19 456,93

2 Rata-rata lebar jalan sarad (m) 4,45 4,53

3 Rata-rata keterbukaan areal jalan sarad (m2) 39504,49 34142,63 4 Rata-rata keterbukaan areal TPn (m2) 7905,22 6676,37 5 Rata-rata keterbukaan areal (m2) 47409,71 40819,00

Berdasarkan Tabel 8 untuk rata-rata selisih panjang jalan sarad pada petak yang dikerjakan oleh perusahaan jauh lebih besar dibandingkan yang dikerjakan oleh mitra kerja, yaitu 2.675,19 m dibanding 456,93 m. Lebar rata-rata jalan sarad pada petak yang dikerjakan oleh perusahaan lebih kecil dibanding yang dikerjakan oleh mitra kerja, yaitu 4,45 m dibanding 4,53 m. Bila dibandingkan dengan standar dari pedoman RIL, baik perusahaan maupun mitra kerja belum memenuhi standar dari RIL dimana lebar jalan sarad yang diperbolehkan maksimal 4 m.

Rata-rata luas keterbukaan areal akibat penyaradan yang dilakukan perusahaan lebih besar dibandingkan yang dilakukan oleh mitra kerja.

Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Nasution (2009) di PT. Austral Byna namun pada RKT yang berbeda menunjukkan rata-rata luas keterbukaan areal akibat penyaradan sebesar 46.083,01 m2. Apabila dibandingkan dengan luas keterbukaan areal yang dilakukan pada RKT 2009 dapat dilihat bahwa perbedaannya tidak terlalu jauh. Hal ini menunjukkan bahwa belum ada perubahan signifikan dalam teknik kegiatan penyaradan dibanding sebelumnya.

2. Efektifitas Pembuatan Rencana Penyaradan

Nilai efektifitas jalan sarad menunjukkan rasio realisasi dari jumlah pohon yang berhasil disarad dengan panjang jalan sarad yang dibuat sesuai dengan rasio rencananya. Semakin besar persentase yang dicapai maka semakin tinggi juga efektifitas dan kesesuaiannya dengan rencana, namun bila nilainya lebih dari 100% menunjukkan rasio realisasi jumlah pohon yang disarad dengan realisasi panjang jalan sarad lebih besar dibanding rasio rencananya. Hasil dari perhitungan efektifitas jalan sarad dari tiap petak yang kegiatan penyaradannya dikerjakan oleh perusahaan maupun mitra kerja tercantum pada Tabel 9.

Tabel 9 Efektifitas jalan sarad dari tiap petak No

Perusahaan Mitra Kerja

Petak Efektifitas Jalan

Sarad(%) Petak Efektifitas Jalan Sarad(%) 1 CU 46 123,37 DA 46 21,53 2 CU 47 153,07 DA 47 66,84 3 CU 48 45,37 DB 46 67,10 4 CV 46 11,34 DB 47 99,45 Rata-rata 83,29 63,73

Berdasarkan Tabel 9 diketahui bahwa rata-rata efektifitas pembuatan jalan sarad yang dikerjakan oleh perusahaan lebih besar dibanding dengan yang dikerjakan oleh mitra kerja. Hal itu terjadi karena pada petak yang dikerjakan perusahaan terdapat 2 petak yang memiliki nilai efektifitas lebih dari 100%, namun untuk ukuran petak terkecil nilai efektifitasnya terdapat pada petak yang

dikerjakan oleh perusahaan yaitu petak CV 46 sebesar 11,34%. Sangat kecilnya nilai efektifitas ini dikarenakan pohon yang berhasil disarad pada petak CV 46 berbeda jauh dari yang direncanakan untuk disarad namun memiliki realisasi panjang jalan sarad tidak berbeda jauh dengan rencananya. Besarnya nilai ekeftifitas pada petak CU 46 dan CU 47 karena semua pohon yang direncanakan berhasil disarad sampai ke TPn, namun realisasi pembuatan jalan sarad lebih pendek dibandingkan rencananya.

Evaluasi terhadap TPn dilakukan untuk mengetahui sejauh mana kesesuaian pembuatan TPn berdasarkan rencana baik itu dari jumlah TPn maupun letak TPn di lapangan. Hasil dari evaluasi TPn dalam petak yang dikerjakan oleh perusahaan disajikan dalam Tabel 10 dan Tabel 11 untuk petak yang dikerjakan oleh mitra kerja.

Tabel 10 Jumlah dan kesesuaian letak TPn dari rencana dengan realisasi pada petak yang dikerjakan oleh perusahaan

No Petak Jumlah Tpn Kesesuaian letak TPn Persentase kesesuaian (%) Rencana Realisasi Sesuai Tidak Jumlah Letak

CU 46 4 5 1 4 125 20

CU 47 5 6 2 4 120 33,33

CU 48 5 6 1 5 120 16,67

CV 46 4 6 1 5 150 16,67

Jumlah 18 23 5 18 127,78 21,74

Tabel 11 Jumlah dan kesesuaian letak TPn dari rencana dengan realisasi pada petak yang dikerjakan oleh mitra kerja

No Petak Jumlah Tpn Kesesuaian letak TPn Persentase kesesuaian (%) Rencana Realisasi Sesuai Tidak Jumlah Letak

DA 46 2 2 1 1 100 50

DA 47 5 7 1 6 140 14,28

DB 46 5 4 2 2 80 50

DB 47 5 8 4 4 160 50

Jumlah 17 21 8 13 123,53 38,10

Berdasarkan Tabel 10 dapat diketahui bahwa realisasi pembuatan TPn pada tiap petak yang dikerjakan oleh perusahaan lebih banyak dibanding rencananya. Berbeda dengan yang dikerjakan oleh mitra kerja (Tabel 11) yaitu hanya 2 petak

yang realisasi jumlah TPn lebih banyak, dengan 1 petak sesuai jumlahnya dan 1 petak lagi lebih sedikit jumlah TPn pada realisasinya. Kesesuaian letak TPn yang terlihat dalam Tabel 10 dan Tabel 11 menunjukkan bahwa pembuatan TPn yang dilakukan oleh mitra kerja lebih banyak yang sesuai letaknya dibandingkan yang dilakukan oleh perusahaan. Pembuatan TPn yang dilakukan oleh mitra kerja dari 21 yang dibuat hanya terdapat 8 TPn yang letaknya sesuai dengan rencana.

Perbedaan yang cukup jauh antara realisasi dengan rencana yang terjadi pada pembuatan TPn baik itu yang dilakukan oleh perusahaan maupun mitra kerja dikarenakan regu sarad dalam pembuatan TPn tidak membawa peta perencanaan pemanenan. Tidak dibawanya peta perencanaan pemanenan juga mengakibatkan perbedaaan rute atau trayek jalan sarad. Untuk lebih jelasnya perbedaan antara rencana dengan realisasi jalan sarad dan TPn dapat dilihat pada peta realisasi penyaradan dari tiap petak (Lampiran 2 – Lampiran 11).

3. Efisiensi Kegiatan Penyaradan

Penilaian efisiensi jalan sarad merupakan perbandingan antara volume kayu yang dapat dikeluarkan dari satu petak tebang dengan panjang jalan sarad dalam satu petak tebang (m3/hm). Semakin besar nilai yang didapat menunjukkan semakin efisien jalan sarad yang dibuat oleh operator traktor. Semakin efisien jalan sarad dibuat akan meminimalkan dampak kegiatan penyaradan terhadap keterbukaan areal dan tegakan tinggal. Nilai efisiensi jalan sarad dari petak yang dikerjakan oleh perusahaan maupun mitra kerja disajikan dalam Tabel 12.

Tabel 12 Efisiensi jalan sarad dari tiap petak No

Perusahaan Mitra Kerja

Petak Efisiensi Jalan

Sarad(m3/hm) Petak Efisiensi Jalan Sarad(m3/hm) 1 CU 46 44,31 DA 46 35,47 2 CU 47 77,58 DA 47 28,83 3 CU 48 31,26 DB 46 37,20 4 CV 46 6,37 DB 47 25,45 Rata-rata 39,88 31,74

Dilihat dari nilai rata-rata efisiensi jalan sarad yang tercantum dalam Tabel 12 maka pembuatan jalan sarad yang dilakukan oleh perusahaan lebih efisien

dibanding mitra kerja. Akan tetapi, tidak berarti semua petak yang dikerjakan oleh perusahaan lebih efisien karena untuk ukuran petak yang nilai efisiensinya paling kecil terjadi pada petak yang dikerjakan oleh perusahaan yaitu petak CV 46 sebesar 6,37 m3/hm.

Nilai efisiensi jalan sarad yang beragam dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya yaitu faktor posisi antar pohon yang akan disarad. Jika dalam satu petak tebang posisi antar pohonnya berjauhan maka akan semakin banyak jalan sarad yang dibuat sehingga nilai efisiensi akan menjadi rendah. Jika posisi pohonnya berdekatan, jalan sarad yang dibuat semakin sedikit karena regu sarad akan menyarad kayu tanpa terlalu banyak membuat jalan sarad baru. Nilai efisiensi juga dipengaruhi oleh keterampilan operator traktor dan faktor alam seperti pertemuan dengan lembah atau sungai.

C.Penerapan Kaidah RIL (Reduced Impact Logging)

Dokumen terkait