• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN

C. Penerapan Kaidah RIL ( Reduced Impact Logging ) 1.Peta Perencanaan Pemanenan 1.Peta Perencanaan Pemanenan

4. Kegiatan Pasca Pemanenan

Kegiatan pasca pemanenan adalah kegiatan-kegiatan yang dilakukan setelah proses pemanenan selesai untuk memperkecil dampak pemanenan serta memperbesar keuntungan ekonomis (Klassen 2006). Akan tetapi, pada penelitian ini hanya dibatasi pada kegiatan yang berkaitan dengan penyaradan. Adapun kegiatannya yaitu penutupan jalan sarad, penutupan TPn dan pembukaan jembatan sementara.

a. Penutupan Jalan Sarad

Kegiatan penutupan jalan sarad meliputi perataan ranting atau serasah pada jalan sarad dan pembuatan crossdrain. Kedua hal tersebut dibuat untuk mengurangi laju erosi pada permukaan jalan sarad. Hasil temuan di lapangan menunjukkan bahwa jalan sarad yang sudah tidak dipakai belum dilakukan perataan ranting atau serasaholeh regu sarad.

Menurut Klassen (2006), frekuensi pembuatan crossdrain tergantung pada kemiringan, curah hujan dan profil jalan sarad. Di sebagian besar kasus, operator traktor dengan mudah memilih tempat-tempat sebagai crossdrain namun untuk memudahkan operator traktor dibuat pedoman umum yaitu kelerengan kurang dari 10 % tidak diperlukan pembuatan crossdrain, kelerengan 10-20 % dibuat crossdrain setiap 30 m dan kelerengan lebih dari 20 % dibuat crossdrain setiap 20 m. Perbandingan jumlah crossdrain yang dibuat dengan jumlah crossdrain

yang seharusnya ada berdasarkan pedoman menurut Klassen (2006) disajikan pada Tabel 17 untuk petak yang dikerjakan perusahaan dan Tabel 18 untuk petak yang dikerjakan mitra kerja.

Tabel 17 Jumlah crossdrain pada petak yang dikerjakan perusahaan

No petak No TPn Jumlah crossdrain Kesesuaian jumlah crossdrain (%) Yang seharusnya ada Yang ditemukan

CU 46 2 38 38 100

CU 47 6 32 19 59,35

CU 48 1 44 31 70,45

CV 46 5 17 10 58,82

Jumlah 131 98 74,81

Tabel 18 Jumlah crossdrain pada petak yang dikerjakan mitra kerja

No Petak No TPn Jumlah Crossdrain Kesesuaian jumlah crossdrain (%) Yang seharusnya ada Yang ditemukan

DA 46 2 29 17 58,62

DA 47 4 19 13 68,42

DB 46 2 85 59 69,41

DB 47 5 30 29 96,67

Jumlah 163 118 72,39

Berdasarkan Tabel 17 dan Tabel 18 dapat diketahui bahwa jumlah crossdrain yang dibuat dalam petak pengamatan hampir semuanya belum sesuai dengan pedoman. Hanya terdapat satu petak yang sesuai dengan pedoman yaitu petak CU 46 yang dikerjakan oleh perusahaan. Dimensi atau bentuk crossdrain yang dibuat sedikit berbeda dengan bentuk crossdrain berdasarkan kaidah RIL menurut oleh Elias et al. (2001). Perbedaannya yaitu pada crossdrain yang dibuat oleh di PT. Austral Byna tidak terdapat cekungan dengan sudut 450 yang diarahkan ke dalam tegakan yang tidak rusak yang berfungsi untuk mengalihkan aliran air dari lintasan jalan sarad. Bentuknya juga sedikit berbeda, dimana crossdrain yang dibuat di PT. Austral Byna tidak terdapat sudetan atau parit, hanya membuat seperti tanggul yang tingginya sekitar 30-50 cm dari permukaan jalan sarad yang berarah dari TPn dan sekitar 30-100 cm dari arah sebaliknya. Pembuatan crossdrain yang tidak sesuai ini mengakibatkan pada beberapa

crossdrain terbongkar karena aliran air yang terus menerus mengikis tanggul tersebut (Gambar 3) sehingga erosi yang terjadi pada permukaan jalan sarad semakin besar. Pada Gambar 1 dan Gambar 2 dapat dilihat perbedaan bentuk crossdrain pada RIL dengan yang dibuat di PT. Austral Byna.

Gambar 2 Crossdrain menurut RIL.

Gambar 3 Crossdrain di PT. Austral Gambar 4 Crossdrain yang terkikis. Byna.

b. Penutupan TPn

Kegiatan yang dilakukan dalam penutupan TPn menurut Elias et al. (2001) antara lain pengembalian atas tanah dan serasah serta penyebaran kulit kayu di sekitar TPn, pembuatan saluran air dari TPn ke arah semak-semak sekitar TPn dan penanaman kembali di areal bekas TPn. Ketiga kegiatan tersebut dilakukan untuk mengurangi erosi permukaan dan mengembalikan kualitas tanah di areal TPn.

Kegiatan penutupan bekas TPn yang dilakukan di Austral Byna pada RKT 2009 baru dilakukan sebatas pengembalian lapisan atas tanah dan serasah serta penyebaran kulit kayu ke sekitar TPn. Hal ini dilakukan untuk menjaga kualitas

Yang terkikis

Arah TPn Arah tunggak

tanah akibat pergerakan traktor maupun loader di TPn yang memadatkan tanah. Pembuatan saluran air dari TPn ke arah semak-semak sekitar TPn masih belum dilakukan sehingga jika hujan datang maka air hujan akan mengalir ke jalan sarad atau ke jalan utama. Akan tetapi di sekitar jalan angkutan didapat beberapa pembuatan saluran air ke arah hutan untuk mengurangi aliran air permukaan. Penanaman kembali pada TPn juga belum dilakukan, namun dari beberapa TPn yang ditemui sudah ditumbuhi beberapa anakan meranti yang tumbuh secara alami dengan tinggi 5-10 cm.

c. Pembukaan Jembatan Sementara

Kegiatan yang dilakukan dalam pembukaan jembatan sementara menurut Elias et al. (2001) antara lain mengangkat semua batang kayu dari alur/sungai kecil, mengangkat semua kayu yang dipakai untuk jembatan sementara sehingga air sungai mengalir dengan lancar dan membelokkan saluran air dengan membuat sudetan pada jalan sarad menuju ke dalam semak-semak. Jumlah pembuatan jembatan sementara pada 8 TPn yang ditemui hanya terdapat 3 buah jembatan. Jembatan tersebut dibuat karena pertemuan dengan sungai kecil dengan lebar 1-2 meter. Semua kayu yang dipakai dalam membuat ketiga jembatan tersebut diangkat kembali untuk melancarkan kembali aliran sungai. Meskipun demikian, masih terlihat ranting-ranting atau batang kayu akibat kegiatan penebangan dan penyaradan yang tertinggal dalam sungai dan menghambat aliran sungai. Tidak terdapat sudetan yang dibuat pada jalan sarad yang berdekatan dengan sungai sehingga laju air dalam jalan sarad langsung menuju sungai. Lokasi dan kondisi sungai setelah jembatan dibuka dapat dilihat dalam Tabel 19.

Tabel 19 Lokasi pembuatan jembatan sementara

No Petak No TPn No Trayek Keterangan

DA 47 4 1 Jembatan sementara sudah dibuka namun masih banyak ranting atau batang kayu yang terdapat di dalam sungai

DA 47 4 4 Jembatan sementara sudah dibuka namun masih banyak ranting atau batang kayu yang terdapat di dalam sungai

DB 46 2 27 Jembatan sementara sudah dibuka namun masih banyak ranting atau batang kayu yang terdapat di dalam sungai

BAB VI

Dokumen terkait