• Tidak ada hasil yang ditemukan

Suatu keberhasilan dan efektifnya kampanye tersebut terukur dari beberapa hal yang menjadi tujuan dari kampanye tersebut. Wawancara dan observasi menunjukan bahwa efektifitas berdasarkan antusiasme dari pengunjung yaitu dalam "Ecowalk & Bike 2012" jumlah pengunjung melebihi target yang diperkirakan yaitu awalnya hanya 3000 peserta namun pengunjung melebihi 3000.

Sampainya pesan kepada peserta yang dinilai dari pengetahuan para peserta melalui quiz berupa pertanyaan untuk menilai apakah pesan tersebut sampai terhadap khalayak yakni peserta "Ecowalk & Bike 2012" .

“Dari Tanya jawab itu, mayoritas mereka bisa jawab pertanyaan kita. Pertanyaan yang seputar lingkungan yang supposed to be sih mereka ngerti”. (Vicky)

observasi dari peneliti juga menunjukan bahwa kefektifan kampanye terlihat dari bagaimana sikap mereka yang antusias dalam mengikuti keinginan komunikator saat Ully Sigar meminta para peserta meniru gerakan untuk menghemat energi yaitu dengan gerakan tangan menutup keran air dan mematikan lampu

4.4 Pembahasan

Gambar 4.4: Mindmap Pembahasan Penelitian Public Relations

“Jakarta Globe” Disponsori oleh:

Tupperware

Fungsi dan Tugas Publisitas: untuk mendapatkan citra dan

opini

Perwujudan  Special Events 

Tujuaan:1. Menciptakan citra baik atau citra positif. 2. Menciptakan goodwill

3. Mencegah dan memecahkan masalah 4. Mampu menarik perhatian khalayak

Kampanye Public Relations

”Ecowalk & Bike 2012”

Kategori/jenis Kampanye: 1. Product-oriented campaigns berupa ecobottle dan koran Jakarta Globe 2. Ideological or cause campaigns yang

menggiatkan kesadaran dan kebiasaan akan pentingnya “hidup hijau”, hemat energi, dan pengurangan sampah plastik bagi lingkungan

Teknik Kampanye

1. Participasing technique 2. Association technique 3. Integrative technique 4. Pay off technique

Proses Model Komunikasi Kampanye

Formula S-M-R-C-E

source – message – channel - receiver – effects

Source

Sumber dari pesan kampanye melalui komunikator yaitu Ully

Sigar, dengan aspek Keterpercayaan, Keahlian, Daya

Tarik, dan lainnya.

Message

Verbal dan Non-verbal: Green Living, Penggunaan botol refill

ecobottle, hemat energi

Channel

Special event ”Ecowalk & Bike 2012”

(Funbike and Funwalk)

Receiver

Publik sasaran yakni family (anak-dewasa) Komunitas sepeda dan komunitas Lari, dengan cara Komunikasi kelompok (group

communication),

Effects

Indikator efektif nya kampanye tersebut sepertei sampainya pesan, tambahnya pengetahuan, kesadaran akan green living

Efektifitas kampanye

Kampanye dinilai efektif atau berhasil dengan adanya: 1. Antusiasme masyrakat dengan jumlah

peserta lebih dari target 3000 orang. 2. Pesan green living diterima peserta dengan

baik.

3. Peserta mengertipengetahuan tentang lingkungan.

4. Peserta dapat dan tahu tentang ecobottle

Hambatan 1. Kurangnya persiapan dalam

membludaknya peserta di hari-H 2. Kurang merchandise

3. Kurangnya pos pendaftaran 4. Teriknya sinar matahari

BeritaSatu Media Holdings adalah organisasi berita yang sangat terkemuka dan mempunya 11 media dari cetak sampai dengan elektroknik sehingga mempunyai kemudahan dalam mem-blow up suatu event. Kegiatan magang peneliti lakukan guna untuk mendapatkan data dari perusahaan tersebut yang dimasukan kedalam kategori observasi partisipatif.

Public relations BeritaSatu Media Holdings menangani 11 media yang dimiliki oleh perusahaan yang berhubungan dengan tugas public relations. Salah satunya adalah membuat special event yang menjadi tools dalam suatu fungsi dan tugas public relations yaitu membuat publisitas. Seperti teori yang dinyatakan oleh Ardianto dalam bukunya yang berjudul “Handbook of PR” bahwa public relations memiliki fungsi dan tugas menghasilkan publisitas untuk mendapatkan opini dan citra positif dari publik untuk organisasi atau perusahaan. Publisitas ini pun bisa melalui events, campaign, dan programs (Ardianto, Handbook of Public Relations, 2011,p: 261).

Event yang diatasnamakan oleh Jakarta Globe yang merupakan salah satu dari 11 media yang dimiliki oleh BeritaSatu Media Holdings ini berupa kampanye public relations yang bernama "Ecowalk & Bike 2012". Special events ini pun mempunyai tujuan teknis yaitu menciptakan citra yang baik, goodwill, mencegah masalah terjadi, dan mampu menarik perhatian khalayak kepada perusahaan maupun kepada brand Jakarta Globe itu sendiri seperti pada pengakuan dari para narasumber dalam proses wawancara yang telah dilakukan peneliti.

"Ecowalk & Bike 2012" adalah suatu acara khusus yang berisi mengenai kampanye green living. Menurut kategori kampanye acara ini unik karena dari tiga kategori yang didalam kampanye, event dapat mencakup 2 kategori dalam satu event. Pertama, acara ini mencakup

kategori yang bernama Ideological and Cause campaign yang pada dasarnya menunjukan bahwa kampanye tersebut diadakan dengan tujuan dan dimensi perubahan sosial seperti yang dalam acara "Ecowalk & Bike 2012" yang mempunyai tema “green living” dan pengurangan sampah yang sulit terurai terutama plastik. Maka dari itu event dilaksanakan diiringi dengan “Hari Air Sedunia” dan dilaksanakan pada hari minggu yaitu adalah jadwal “Carfree Day” dan waktu yang tepat itu jatuh pada hari minggu tanggal 25 maret 2012. Alasan-alasan tersebutlah yang memperkuat tanggal penyelanggaraan kampanye mempunyai kesinambungan dengan tema.

Kedua adalah Product-oriented campaigns, kategori ini memiliki orientasi terhadap produk, seperti memasarkan produk ecobottle dan Jakarta Globe yang menjadi 2 brand utama dalam melaksanakan kampanye ini. Kampanye ini membagikan produk ecobottle yaitu botol minum isi ulang dari tupperware yang memiliki pesan dengan mengurangi sampah plastik dalam kampanye Jakarta Globe ini dan komunikator pun melakukan brainstorm dengan membuat slogan-slogan yang menyangkut pautkan kepada produk.

Kampanye pun mempunyai teknik yang beragam. Namun, kampanye "Ecowalk & Bike 2012" ini melakukan beragam teknik kedalam satu kampanye yang membuat peneliti merasa kagum dan tertarik untuk mendalami kampanye public relations tersebut. Teknik kampanye menurut Ruslan ada 7 teknik dalam kampanye yaitu (Ruslan, 2008, pp:71-74), namun dalam kampanye ini mencakup 4 teknik sekaligus, yaitu participasing technique, association technique, Integrative technique, dan pay off technique. Pertama, participasing technique yaitu dengan mengikutsertakan para peserta kampanye kedalam kegiatan yang masuk dalam tujuan kampanye tersebut yaitu kegiatan bersepeda dan berjalan kaki yang merupakan salah satu transportasi yang

tidak menggunakan bahan bakar minyak, menggunakan produk ecobottle dengan tujuan mengurangi botol minum plastic sekali pakai, dan melakukan kegiatan pembersihan jalan selama melakukan kegiatan funwalk dan funbike.

Kedua adalah association technique yaitu teknik dengan menggunakan isi pesan yang sedang tengah ramai dan mengundang perhatian khalayak. Event ini menggunakan komunikator yang membuat pesan lebih mudah diterima dan menyajikan band-band yang sedang “in” saat ini. Teknik ketiga yang digunakan adalah integrative technique oleh komunikator dan slogan-slogan didalam acara tersebut seperti slogan-slogan “selamatkan Bumi Kita”, menggunakan kata “kita”, “kami” dan “anda” yang menunjukan bahwa keuntungan bukan untuk perusahaan atau pihak penyelenggara melainkan para peserta dan semua yang telah turut berpastisipasi dalam acara. Contohnya adalah bagaimana saat komunikator memperagakan geraan yang harus diikuti oleh semua peserta yang hadir dengan gerakan menutup keran air dan mematikan lampu untuk hidup hemat energi.

Teknik keempat dan terakhir yang digunakan adalah teknik pay off. Teknik ini mempengaruhi para peserta dengan ganjaran dan keuntungan dari pesan tersebut. Komunikator menjelaskan manfaat dari hidup hijau yaitu bahwa anak cucu akan mempunyai udara bersih dan sehat tanpa adanya polusi. Dan kedua adalah menumbuhkan rasa takut jika pesan tidak diikuti oleh peserta kampanye ini seperti, terjadinya global warming dan polusi air hingga udara yang menyebabkan krisis kesehatan. 2 cara dalam tehnik ini untuk mngundang gairah dan semangat. Namun, yang kedua adalah memberikan rasa takut dan kekhawatiran bahwa kejadian itu akan terjadi jika anjuran ini tidak diikuti dan ini merupakan cara untuk penyampaian pesan tersebut.

Merchandise Ecobottle yang diberikan merupakan penyemangat agar peserta mengikuti anjuran dari komunikator. Namun, gimmick yaitu alat bantu dalam penyampaian pesan berupa container yang berisi diorama akibat-akibat dari sampah plastic menjadi perwujudan untuk memberikan rasa takut dan khawatir. Menurut Ruslan (Ruslan, 2008, p: 39), dalam berkampanye dapat menggunakan teknik komunikasi. Salah satu nya dengan menggunakan “AA procedure, from attention to action” dengan slogan “ AIDDA yang jika dikaitkan dalam penelitian ini adalah attention adalah bagaiman perhatian khlayak bisa meningkat tentang lingkungan, interest dimana meningkatkan tingkat ketertarikan peserta terhadap pesan green living, desire adalah menumbuhkan hasrat untuk menyadari pentingnya green living pada masyarakat, decision suatu tahap dimana masyarakat membuat keputusan untuk hidup hijau namun belom melakukannya, dan prosess terakhir adalah dimana khalayak melakukan kegiatan yang diinginkan oleh komunikator dalam penggiatan hidup hijau dan hemat energi

Semua hal yang dilakukan dalam penyampain pesan dalam bentuk apapun memerlukan proses dan tahapan-tahapan tertentu hingga proses tersebut diterima oleh penerima pesan. Model Proses komunikasi yang kampanye "Ecowalk & Bike 2012" menggunakan Formula SMCRE yaitu terdiri dari Source, Message, Channel, Receiver, dan Effect. Pihak Jakarta Globe mempersiapkan segala sesuatu dengan detil dan memiliki kesinambungan satu dengan lain sehingga nilai dari tema tersebut tidak putus dan mempunyai kekuatan dalam mempengaruhi khalayak agar mengikuti pesan dari komunikator.

Source yang dimaksud kali ini adalah komunikator yaitu sumber penyebar pesan. Pihak dari Jakarta Globe menyiapkan komunikator dengan banyak pertimbangan karena komunikator

adalah faktor yang vital agar khalayak dapat menerima dan mengikuti pesan tersebut. Banyak aspek yang menjadikan Ully Sigar sebagai komunikator di acara "Ecowalk & Bike 2012". Peneliti akan jelaskan aspek-aspek tersebut dan akan dimasukan dalam bentuk tabel agar lebih menarik dan mudah dibaca.

Semua orang mungkin bisa menjadi seorang komunikator tetapi tidak semua bisa menjadi sumber informasi yang mempunyai nilai kredibilitas yang bisa diterima oleh masyarakat luas. Komunikator dalam "Ecowalk & Bike 2012" menobatkan Ully Sigar sebagai komunikator dikarenakan, aspek yang seperti venus katakan mengenai kredibilitas mempunyai 4 aspek yaitu pertama adalah keterpercayaan yaitu bagaimana Ully Sigar mempunya panggilan “bunda” yang berarti sosok yang mengayomi, lembut, jujur, penuh perhatian dan kasih sayang serta mempunyai track record yang bersih dari pemberitaan yang buruk di media mengenai dia. Mengenai konsistensi juga mempengaruhi keterpercayaan tersebut dan Ully Sigar sosok yang dihormati karena keseniorannya dalam kegiatan aktif dalam melestarikan lingkungan dalam daftar kegiatan tahunan di Yayasan Garuda Nusantara.

Keahlian adalah aspek kedua yang menjadi alasan mengapa bunda Ully Sigar menjadi komunikator yang cocok dalam kampnye tersebut. Ully Sigar memiliki pengalaman yang tidak semua orang lain punya yaitu turun kelapangan terhadap pelestarian lingkungan seperti “tanam seribu pohon” seperti yang diucapkan beliau pada saat di event tersebut. Keahlian Ully Sigar dipresentasikan dalam berupa cerita untuk menunjukan kemampuannya menjadi komunikator dalam event tersebut melalui kegiatan-kegiatan lingkungan dan kecintaannya terhadap lingkungan.

Daya tarik Sumber juga menjadi aspek untuk komunikator dapat efektif menyampaikan pesan seperti pada hal nya yang melekat pada Bunda Ully Sigar yang menggunakan pakaian yang khas dan berkarakter dan semua sudah mengetahui gambaran mengenai pakaian yang dikenakannya. Hal tersebut menunjukan keterkaitannya beliau terhadap masyarakat yang merupakan nilai kedekatan terhadap masyarakat luas yang bisa membuat beliau menjadi sosok yang di segani dan teladan.

Faktor pendukung lainnya adalah bagaimana beliau dapat memotivasi orang-orang yang mendengarkan pidatonya untuk mengajak masyarakat hidup hemat energi. Peneliti melihat dari atas panggung bagaimana peserta dapat terhipnotis saat beliau melakukan pidato mengenai lingkungan tanpa ada gangguan dari hal lain seperti melihat handphone, tidak memperhatikan karena bicara dengan rekan, dan lainnya. Kemampuan beliau dalam mencuri perhatian masyarakat adalah hal yang sangat jarang dimiliki oleh orang lain karena menurut peneliti beliau mempunyai kharisma dan wibawa yang bisa membuat pendengar bergerak aktif masuk kedalam pesan tersebut.

Pesan kampanye selalu berkaitan dengan tema kegiatan yang menjadi pesan itu sendiri dan semuanya menjadi tanggung jawab dari komunikator dalam keberhasilan sampainya pesan itu serta diterimanya pesan itu sendiri dan juga keberhasilan kampanye tersebut. Tema kali ini mengangkat green living sehingga pesan yang ingin disampaikan adalah mengenai tema tersebut. Jakarta Globe menggunakan cara verbal dan non-verbal. Cara verbal adalah cara menggunakan kata pidato seperti yang dilakukan oleh komunikator saat berada diatas panggung untuk memberikan informasi mengenai kampanye dan tujuannya kepada khalayak. Dengan non-verbal

Jakarta Globe menggunakan pos-pos di rute kegiatan funbike dan funwalk tersebut dan isinya adalah mengenai informasi-informasi mengenai cara hidup sehat, manfata hidup hijau, dan penggunaan botol isi ulang yang juga membantu pengurangan sampah plastik. Diorama juga digunakan dalam penyampaian pesan yaitu secara audio visual yang berada dalam container yang didalamnya berisi keadaan sampah kotor dan terdapat video yang memutarkan bencana-bencana yang terjadi akibat sampah tertutama sampah plastik.

Bergantung pada isi pesan, kampanye "Ecowalk & Bike 2012" berisi pesan dengan kalimat-kalimat negatif mengenai bahayanya sampah plastik yang terurai membutuhkan waktu 80 tahun. Lalu kalimat positif dan membangun berupa ajakan-ajakan untuk buang sampah pada tempatnya, hemat energi dengan mengajak orang menggunakan lampu dan air seperlunya. Format nya adalaah menyadarkan bahaya dari hidup kotor dan tidak sayang pada lingkungan dengan menyebutkan bencana-bencana yang akan terjadi lalu selanjutnya mengajak untuk membuat solusi untuk hemat energi dan hidup hijau serta cinta lingkungan. Komunikator menyajikan pesan secara gamblang dan tidak ada pesan tersembunyi atau sindiran yang mempermudah terjadi salah paham dalam komunikasi itu.

Tone yang digunakan dalam pesan bersiifat mengajak dan memberikan semangat untuk hidup dalam pembuatan persepsi bahwa pentingnya hidup hijau itu membuat kehidupan lebih baik dan positif bagi semua orang. Konteks dalam pesan itu pun juga penting dalam mengundang tanggapan dari para audiens dengan kalimat-kalimat tanya jawab dan gunakan gerakan-gerakan unik untuk hemat energi. Waktu, pesan dikemas dengan baru berupa lagu ciptaan dari Yayasan

Garuda Nusantar yang mendapat tanggapan positif dari masyarakat yang mengundang banyak perhatian. Pengulangan, Hal ini membuat informasi lebih mudah diterima dan dicerna. Komunikator selalu menggunakan kalimat yang mengundang mudah pengingatan seperti gerakan pengulangan hemat energi yang terus bisa diingat dan diterapkan pada kehidupan sehari-hari.

Setelah membahas pesan tersebut sekarang melalui apa pesan tersebut didistribusikan? Kebanyakan acara kampanye lain menggunakan media massa sebagai saluran kampanye yaitu yaitu uni-directional campaign tanpa membuat dialog komunikasi dua arah begitu dalam buku yang ditulis oleh Venus. Namun, saluran yang dibuat oleh Jakarta Globe adalah special event yang memprioritaskan proses dialog tersebut yang menurutnya sangat efektif dalam penyampaian pesan. Maka dari itu batas dari panggung kepada penerima pesan itu terbatasi dengan pagar atau barikade sehingg terjadi kedekatan yang bisa ada unsur komunikasi yang baik yaitu dengan feedback langsung.

Sekarang ini semua pembuat kampanye mengakui bahwa publik sasaran adalah hal yang vital dalam kampanye karena mempengaruhi kefektifan kampanye itu tersebut. Namun, Jakarta Globe membuat kampanye yang bisa diikuti oleh khalayak luas yang tidak diikat akan adanya kategori umur karena event ini dibuat agar bisa diikuti oleh semua orang dari anak-anak hingga orang tua. Namun, Jakarta Globe juga mengundang berdasarkan kategori kelompok yaitu dari komunitas sepeda seperti “Gowes Jakarta Club” dan komunitas pelari seperti “IndoRunner”.

Uniknya, aspek ini pun yang membuat event ini menjadikan kampanye berhaslil dalam kategori jumlah penonton tapi sekaligus menjadikannya hambatan. Dikarenakan publik

sasarannya tak terbatas maka target yang ditentukan awalnya adalah 3000 ribu peserta pada persiapan acara. Pada saat acara peningkatan pesertayang hadir on the spot pun cukup mencengangkan yaitu hingga 4000 peserta lebih secara hitungan kasar para narasumber. Pusat hambatan ini terjadi dikarenakan ketidaksiapan pihak Jakarta Globe dalam menghadapi lonjakan peserta yang sangat signifikan.

Ketidaksiapan tersebut mengakibatkan kurangnya merchandise yang seharusnya berupa kaos sponsor, produk Tupperware berupa botol minum refill yang bernama ecobottle. Namun para narasumber mengatakan bahwa kebudayaan yang tidak mau antri itulah yang menjadikan semuanya masalah dalam pembagian merchandise menjadi sangat rusuh sehingga sampai mengakibatkan rusaknya properti pada pos penukaran merchandise meja. Pada pembagian makan siang juga terjadi masalah seperti saling dorong dan banyak peserta yang emosi karena ketertiban peserta yang sangat minim dan sulitnya untuk antri. Banyaknya peserta yang mengeluh karena antrian panjang dan tidak sedikit yang berteriak untuk ketanggapan para pembagi merchandise dan makan siang. Namun, menurut peneliti hal tersebut diakibatkan teriknya matahari. Dan kelelahan para peserta pun dapat mengganggu proses peserimaan pesan. Seperti menurut Ruslan dalam bukunya yang berjudul “Kiat dan Strategi Kampanye Public Relations” (Ruslan, 2008,p:29) bahwa hambatan terjadi dikarenakan kurangnya kesiapan. Menurut para narasumber juga ada oknum yang memprovokasi hingga membuat ricuh tapi semua bisa ditanggulangi dengan bantuan pihak berwajib.

Suatu kampanye proses terakhir yang diharapkan adalah suatu keberhasilan. Melalui keterkaitan dengan teori efektifitas komunikasi yang dikemukakan oleh Roger dan storey,

kampanye "Ecowalk & Bike 2012" yaitu penerapan pendekatan terhadap komunikan yaitu sejauhmana pengetahuan khalayak terhadap topik dan bagaimana pandangan mereka terhadap topik yang diangkat yakni dalam hal ini pengetahuan mengenai pesan green living tersebut dapat dicerna dan diterapkan oleh peserta yang telah dibuktikan dalam hasil dalam hasil wawancara tersebut bahwa pengertian dari tujuan kampanye tersebut dimengerti sepenuhnya oleh peserta.

J. Coffman mengkategorikan segi efektifnya suatu kampanye dilihat dari segi tingkat ketercapaian tujuan kampanye yang sudah direncanakan. "Ecowalk & Bike 2012" mampu mendapatkan antusiasme para masyarakat dengan indikatornya sama seperti narasumber internal nyatakan bahwa jumlah pserta melampui target secara signifikan yang diakibatkan dr acara doorprize dan kegiatan funbike serta funwalk.

“Target awal gabungan funbike dan funwalk adalah tiga ribu peserta. Pada saat acara hitungan kasarnya adalah sekitar tiga ribu lima ratus hingga empat ribu peserta.” (Fajar)

Kedua, sampainya pesan yang dibuat oleh Jakarta Globe dalam event tersebut. ketiga, Pesan green living dapat mempengaruhi khalayak untuk hidup hijau seperti yang disebutkan oleh narasumber para peserta.

“Tujuannya sih pertama ya kampanye masalah sehat ya. Hidup sehat ya. Kedua masalah penggunaan botol yang.. yang baik” (Muliono)

Menurut J. coffman kampanye yang berhasil adalah berhasil menciptakan konteks sosial kearah hasil yang menarik, memberi dorongan untuk mengarahkan bentuk perilaku tertentu yang didalam kampanye ini adalah kebiasaan membuang sampah pada tempatnya dan menggunakan

botol isi ulang terlihat dari tidak adanya sampah yang dibuang secara sembarangan di area kampanye. Pihak Jakarta Globe pun punya cara tersendiri dalam menguji keberhasilan kampanye nya dengan mengadakan quiz dan peserta menanggapinya dengan antusias dilihat dari keinginan mereka dalam menjawab sangat tinggi.

“Dari Tanya jawab itu, mayoritas mereka bisa jawab pertanyaan kita. Pertanyaan yang seputar lingkungan yang supposed to be sih mereka ngerti”. (Vicky)

Dengan kesimpulan yang dikumpulkan dari hasil wawancara dengan pihak internal eksternal dan observasi, peneliti berkesimpulan bahwa kampanye public relations yang dilakukan oleh Jakarta Globe telah berhasil dan efektif dalam konteks tercapainya tujuan kampanye tersebut.

Dokumen terkait