• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI KAJIAN TEORI

A. Efektifitas Kepemimpinan Kepala Sekolah 1.Pengertian Kepemimpinan

Kepemimpinan sering disebut leader dari akar kata to lead dan kegiatannya disebut kepemimpinan atau leadership. Dalam kata kerja to lead tersebut terkandung dalam beberapa makna yang saling berhubungan erat yaitu, bergerak lebih cepat, berjalan ke depan, mengambil langkah petama, berbuat paling dulu, mempelopori, mengarahkan pikiran atau pendapat orang lain, membimbing, menuntun menggerakkan orang lain lebih awal, berjalan lebih depan, mengambil langkah pertama, berbuat paling dulu, mempelopori suatu tindakan, mengarahkan pikiran atau pendapat, menuntun dan menggerakkan orang lain melalui pengaruhnya (Imam, 1999:161).

Sedangkan menurut istilah kepemimpinan adalah proses mempengaruhi aktivitas individu atau group untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu dalam situasi yang telah ditetapkan. Dalam mempengaruhi aktifitasnya individu pemimpin menggunakan kekuasaan, kewenangan, pengaruh, sifat dan karakteristik, dan tujuannya adalah meningkatkan produktivitas dan moral kelompok (Imam, 1999:161). Dalam Islam istilah kepemimpinan sering diidentikkan dengan istilah khilafah dan orangnya di

sebut kholifah dan Ulil Amri yang orangnya di sebut Amir (pemegang kekuasaan) (Imam, 1999:161).

Ada beberapa pengertian kepemimpinan yang telah dikemukakan oleh beberapa pakar diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Karyadi dalam bukunya yang berjudul kepemimpinan menyatakan, Kepemimpinan adalah memproduksi dan memancarkan pengaruh terhadap kelompok-kelompok orang-orang tertentu sehingga mereka bersedia (willing) untuk berubah fikiran, pandangan, sikap, kepercayaan, dan sebagainya (Karyadi, 1989:3).

b. Hadari Nawawi didalam bukunya yang berjudul Kepemimpinan Menurut Islam mengatakan, Kepemimpinan adalah sebagai perihal memimpin berisi kegiatan menuntun, membimbing, memandu, menunjukkan jalan, mengepalai, melatih agar orang-orang yang dipimpin dapat menge rjakan sendiri (Hadari, 1993:28).

c. Hendiyat Soetopo dan Wasty Soemanto dalam bukunya yang berjudul Kepemimpinan dan Supervisi Pendidikan, Kepemimpinan adalah suatu kegiatan dalam membimbing suatu kelompok sedemikian hingga/rupa sehingga tercapai tujuan dari kelompok itu yaitu tujuan bersama. (Hendiyat, 1988:1)

Dari beberapa definisi di atas tampak beberapa hal penting yaitu: 1. Kepemimpinan dilihat sebagai serangkaian proses atau tindakan. 2. Adanya tujuan yang hendak dicapai bersama.

3. Fungsi kepemimpinan itu adalah untuk mempengaruhi, menggerakkan orang lain dalam kegiatan atau usaha bersama.

4. Kegiatan atau proses memimpin untuk antar beberapa pemberian contoh atau bimbingan kegiatan atau usaha yang terorganisasi.

5. Kegiatan tersebut berlangsung dalam organisasi formal.

6. Kepemimpinan juga diterjemahkan ke dalam istilah : sifat-sifat prilaku pribadi, pengaruh terhadap orang lain, pola-pola interaksi, hubungan kerja sama antar kedudukan dari suatu jabatan administrasi (Wahjosumijo,2002:17).

Allah SWT berfirman dalam surat At-tahrim ayat 6 sebagai berikut :

ٌﺔَﻜِﺋ َﻼَﻣ ﺎَﮭْﯿَﻠَﻋ ُةَرﺎَﺠِﺤْﻟاَو ُسﺎﱠﻨﻟا ﺎَھُدﻮُﻗَو اًرﺎَﻧ ْﻢُﻜﯿِﻠْھَأَو ْﻢُﻜَﺴُﻔﻧَأ اﻮُﻗ اﻮُﻨَﻣآ َﻦﯾِﺬﱠﻟا ﺎَﮭﱡﯾَأ ﺎَﯾ

َنوُﺮَﻣْﺆُﯾ ﺎَﻣ َنﻮُﻠَﻌْﻔَﯾَو ْﻢُھَﺮَﻣَأ ﺎَﻣ َ ﱠﷲ َنﻮُﺼْﻌَﯾ ﱠﻻ ٌداَﺪِﺷ ٌظ َﻼِﻏ

Artinya : Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya adalah malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.

Dari penjelasan ayat tersebut dapat dipahami bahwa setiap manusia mempunyai hakikatnya untuk menjadi seorang pemimpin, baik dalam dirinya sendiri maupun orang lain. Rasulullah SAW dalam sabdanya menyatakan bahwa pemimpin suatu kelompok merupakan pelayan pada kelompok tersebut. sehingga sebagai seorang pemimpin hendaklah dapat dan mampu melayani serta menolong orang lain untuk maju dengan ikhlas.

2. Kepemimpinan Pendidikan

Menurut Sutrisno sebagaimana yang dikutip Mulyasa (2002:107) pengertian kepemimpinan adalah proses mempengaruhi kegiatan seseorang atau kelompok dalam usaha ke arah pencapaian tujuan dalam situasi tertentu. Pendapat ini didukung oleh Robbins (2001:39) dengan pernyataannya bahwa kepemimpinan adalah kemampuan mempengaruhi suatu kelompok ke arah tercapainya tujuan. Kepemimpinan berarti melibatkan orang lain, bawahan, pengikut atau orang yang dipimpin dan menyangkut pada pembagian kekuasaan. Ada tiga unsur pokok dalam definisi kepemimpinan yaitu :

(1) Kepemimpinan menyangkut orang lain yaitu orang yang dipimpin atau bawahan.

(2) Kepemimpinan menyangkut pembagian kekuasaan yang tidak seimbang.

(3) Seorang pemimpin mampu untuk menggerakan, mempengaruhi, memotivasi, mengajak, menyuruh, memerintah, melarang, dan bahkan menghukum serta membina dengan maksud agar manusia sebagai managemen mau bekerja dalam rangka mencapai tujuan administrasi secara efektif dan efesien. (Mulyasa, 2002:108).

Berbagai pengertian tentang arti kepemimpinan di atas dapat diambil pengetian secara comprehensive yaitu bahwa pemimpin adalah pribadi yang memiliki kecakapan khusus atau superioritas tertentu, sehingga dia memiliki kewibawaan dan kekuasaan untuk menggerakkan orang lain, serta dia harus berpengetahuan yang luas, dan bervisi jauh ke

depan serta memenuhi syarat-syarat tertentu dan mampu mempengaruhi kegiatan-kegiatan anggota dari kelompok. Istilah kepemimpinan pendidikan mengandung dua pengetian, dimana kata “Pendidikan” menerangkan dilapangan apa dan dimana kepemimpinan itu berlangsung, dan sekaligus menjelaskan pula sifat atau, ciri-ciri kepemimpinan.

Dengan demikian kepemimpinan pendidikan merupakan perpaduan antara konsep kepemimpinan dan pendidikan yang keduanya mempunyai pengertian sendiri-sendiri, yang pada akhirnya terpadu dalam bentuk keilmuan yang menunjukkan ciri-ciri khusus dari suatu bentuk kepemimpinan secara umum.

Kepemimpinan pendidikan juga berarti sebagai bentuk kemampuan dalam proses mempengaruhi, menggerakkan, memotivasi, mengkoordinir orang lain yang ada hubungannya dengan ilmu pendidikan dan pengajaran agar supaya kegiatan yang dijalankan dapat lebih efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan pendidikan dan pengajaran (Wahjosumijo, 2002:33)..

Kepemimpinan dibidang pendidikan juga memiliki pengertian bahwa pemimpin harus memiliki keterampilan dalam mempengaruhi, mendorong, membimbing, mengarahkan, dan menggerakkan orang lain yang ada hubungannya dengan pelaksanaan dan pengembangan pendidikan dan pengajaran ataupun pelatihan agar segenap kegiatan dapat berjalan secara efektif dan efisien yang

pada gilirannya akan mencapai tujuan pendidikan dan pengajaran yang telah ditetapkan (Sulistiyorini, 2001:63).

Sedangkan kepala sekolah dapat didefinisikan sebagai seorang tenaga fungsional guru yang diberi tugas untuk memimpin suatu sekolah dimana diselenggarakan proses belajar mengajar atau tempat dimana terjadi interaksi antara guru yang memberi pelajaran dan murid yang menerima pelajaran (Wahjosumidjo,2002:83).

3. Kepala sekolah

Adapun istilah kepala sekolah berasal dari dua kata kepala dan sekolah. Kepala dapat diartikan ketua atau pemimpin. Sedangkan sekolah diarikan sebuah lembaga yang didalamnya terdapat aktivitas belajar mengajar. Sekolah juga merupakan lingkungan hidup sesudah rumah, di mana anak tinggal beberapa jam, tempat tinggal anak yang pada umumnya pada masa perkembangan, dan lembaga pendidikan dan tempat yang berfungsi mempersiapkan anak untuk menghadapi hidup (Vaitzal, 2004:253).

Dengan demikian kepala sekolah adalah seorang tenaga profesional atau guru yang diberikan tugas untuk memimpin suatu sekolah dimana sekolah menjadi tempat interaksi antara guru yang memberi pelajaran, siswa yang menerima pelajaran, orang tua sebagai harapan, pengguna lulusan sebagai penerima kepuasan dan masyarakat umum sebagai kebanggaan (Ibrahim, 1992:62). Kepemimpinan sering diidentikan dengan otoritas, wewenang, pengaruh dominasi, dan tentu saja materi. Wajar jika banyak orang mengira kepemimpinan hanya dikitari dengan hal-hal yang menyenangkan. Dan banyak orang berambisi meraih kepemimpinan,

namun hanya sedikit orang yang benar-benar menjalaninya dengan efektif (Septiawati, 2003:2).

Kepala sekolah sebagai pemimpin di sebuah lembaga pendidikan, didalam kepemimpinanya ada beberapa unsur yang saling berkaitan yaitu: unsur manusia, unsur sarana, unsur tujuan. Untuk dapat memperlakukan ketiga unsur tersebut secara seimbang seorang pemimpin harus memiliki pengetahuan atau kecakapan dan keterampilan yang diperlukan dalam melaksanakan kepemimpinan.

Pengetahuan dan keterampilan ini dapat diperoleh dari pengalaman belajar secara teori ataupun dari pengalaman di dalam praktek selama menjadi kepala sekolah

4. Efektifitas Kepemimpinan

Kata efektif berasal dari bahasa Inggris yaitu effective yang berarti berhasil atau sesuatu yang dilakukan berhasil dengan baik. Kamus ilmiah populer mendefinisikan efetivitas sebagai ketepatan penggunaan, hasil guna atau menunjang tujuan.

Efektivitas merupakan unsur pokok untuk mencapai tujuan atau sasaran yang telah ditentukan di dalam setiap organisasi, kegiatan ataupun program. Disebut efektif apabila tercapai tujuan ataupun sasaran seperti yang telah ditentukan. Hal ini sesuai dengan pendapat H. Emerson yang dikutip Soewarno Handayaningrat S. (1994:16) yang menyatakan bahwa “Efektivitas adalah pengukuran dalam arti tercapainya tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.”

Georgopolous dan Tannembaum (1985:50), mengemukakan:

“Efektivitas ditinjau dari sudut pencapaian tujuan, dimana keberhasilan suatu organisasi harus mempertimbangkan bukan saja sasaran organisasi tetapi juga mekanisme mempertahankan diri dalam mengejar sasaran. Dengan kata lain, penilaian efektivitas harus berkaitan dengan mesalah sasaran maupun tujuan.

” Selanjutnya Steers (1985:87) mengemukakan bahwa:

“Efektivitas adalah jangkauan usaha suatu program sebagai suatu sistem dengan sumber daya dan sarana tertentu untuk memenuhi tujuan dan sasarannya tanpa melumpuhkan cara dan sumber daya itu serta tanpa memberi tekanan yang tidak wajar terhadap pelaksanaannya”.

A. Dale Timpe dalam Leadership (1991:132) mengutip pendapat Gary K. Hines menyatakan bahwa’ seorang pemimpin yang efektif harus memperhatikan dengan baik orang maupun produksi. Ini berarti bahwa ia harus menciptakan iklim agar orang dapat bekerja sama untuk mendapatkan hasil yang bermutu sehingga akan memunculkan kepuasan dalam bekerja.

Kun Nurachadijat dan Doni Ahmad Fauzi (2006:13) mengatakan seorang pemimpin yang efektif adalah orang yang memiliki hasrat atau

kemampuan yang kuat sebagai pendorong yang lebih besar dari pada diri mereka sendiri.

Pemimpin yang efektif memiliki ciri-ciri sebagai berikut : (1) Bersikap luwes, memilih tindakannya tidak kaku. (2) Sadar mengenai dirinya, kelompok dan situasi.

(3) Memberitahu bawahan pengaruh suatu persoalan pada mereka dan tindakan pemimpin dalam menanganinya

(4) Memakai pengawasan umum, bawahan dalam melaksanakan pekerjaannya dan keputusan diberi kewenangan sendiri asal dalam rambu-rambu yang ditentukan bersama.

(5) Selalu ingat masalah yang mendesak serta keefektifan jangka panjang individual dan kelompok sebelum bertindak.

(6) Sangat mudah ditemui bawahan disetiap saat, jika bawahan sangat memerlukan dirinya untuk membahas suatu masalah atau mengajukan usulan tentang pekerjaan yang sedang dilakukan.

(7) Memastikan keputusan yang diambil tepat waktu baik oleh kelompok bila mungkin, maupun oleh individu bawahan bila perlu.

(8) Menepati janji yang diberikan pada bawahan, cepat menangani keluhan bawahan serta memberikan jawaban suatu pertanyaan bawahan dengan tidak berbelit-belit.

(9) Menyediakan petunjuk tentang pekerjaan yang akan dilaksanakan dengan cukup, peningkatan keamanan dan kenyamanan dalam bekerja, mengetahui tingkat pengalaman

kerja bawahan, serta menjelaskan mengapa sesuatu itu diberikan.

Lebih lanjut menurut Agung Kurniawan dalam bukunya

Transformasi Pelayanan Publik mendefinisikan efektivitas, sebagai berikut: “Efektivitas adalah kemampuan melaksanakan tugas, fungsi (operasi kegiatan program atau misi) daripada suatu organisasi atau sejenisnya yang tidak adanya tekanan atau ketegangan diantara pelaksanaannya” (Kurniawan, 2005:109).

Dari beberapa pendapat di atas mengenai efektivitas, dapat disimpulkan bahwa efektivitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target(kuantitas,kualitas dan waktu) yang telah dicapai oleh manajemen, yang mana target tersebut sudah ditentukan terlebih dahulu. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Hidayat (1986) yang menjelaskan bahwa :“Efektivitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target (kuantitas,kualitas dan waktu) telah tercapai. Dimana makin besar persentase target yang dicapai,makin tinggi efektivitasnya”.

5. Efektifitas Kepemimpinan Kepala Sekolah

Kepala sekolah sebagai motor penggerak penentu arah kebijakan sekolah serta menentukan bagaimana tujuan pendidikan di sekolah yang dipimpinnya dapat direalisasikan, dituntut untuk senantiasa meningkatkan kinerja. Peningkatan kinerja dapat ditunjukkan dengan mewujudkan tujuan

pendidikan secara efektif dan efisien. Sehubungan dengan itu maka diperlukan efektivitas kepemimpinan kepala sekolah.

Kriteria efektivitas kepemimpinan kepala sekolah dapat dirumuskan sebagai berikut :

(1) Mampu memberdayakan guru-guru untuk melaksanakan proses pembelajaran dengan baik, lancar, dan produktif.

(2) Dapat menyelesaikan tugas dan pekerjaan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.

(3) Mampu menjalin hubungan yang harmonis dengan masyarakat, sehingga dapat melibatkan mereka secara aktif dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan di sekolah.

(4) Mampu menggunakan gaya kepemimpinan di sekolah terhadap guruguru dan pegawai.

(5) Mampu bekerja dalam managemen.

(6) Mampu mewujudkan tujuan sekolah secara produktif sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan.

Seorang kepala sekolah harus memiliki keterampilan khusus untuk dapat menjadi pemimpin yang efektif, sehingga apa yang disyaratkan pada enam ciri di atas dapat terpenuhi. Menurut Made Pidarta yang dikutip oleh Mulyasa (2002:126) ada tiga macam keterampilan yang harus dimiliki oleh kepala sekolah untuk mensukseskan kepemimpinannya. Ketiga keterampilan tersebut adalah keterampilan konseptual, yaitu keterampilan untuk memahami dan mengoperasikan organisasi, keterampilan

manusiawi, yaitu keterampilan untuk bekerja sama, memotivasi dan memimpin, keterampilan teknik yaitu keterampilan dalam menggunakan pengetahuan, metode, teknik serta perlengkapan untuk menyelesaikan tugas tertentu.

Berdasarkan uraian di atas maka yang dimaksud dengan efektivitas kepemimpinan kepala sekolah dalam penilitian ini adalah cara efektif kepemimpinan kepala sekolah dalam pengambilan keputusan, mempengaruhi, memotivasi, membimbing, memerintah, mengawasi, melarang, menghukum, dan bekerja sama serta membina bawahannya (khususnya guru) untuk bekerja dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Adapun indikator-indikatornya adalah sebagai berikut :

(1) Memiliki kejelasan tujuan dan strategi dalam pencapaiannya, serta jadwal penyelesaian tugas dengan durasi yang rasional.

(2) Bersikap ramah dan mendapat dukungan dari berbagai pihak, khususnya bawahan (dalam hal ini guru) dalam penyelesaian tugas. (3) Memiliki kerja sama yang tinggi dengan berbagai pihak dalam

penyelesaian tugas.

(4) Memberi pengarahan pada bawahan dengan jelas dalam penyelesaian tugas.

(5) Melalukan pengawasan secara intensif terhadap tugas yang diberikan. (6) Proses pengambilan keputusan dilakukan memperhatikan prinsip

kebutuhan dan prosedur yang jelas.

Dokumen terkait