• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI KAJIAN TEORI

B. Mutu Pendidikan

1. Pengertian Mutu Pendidikan

Engkoswara (1986) melihat mutu atau keberhasilan pendidikan dari tiga sisi; yaitu: prestasi, suasana, dan ekonomi. Dalam hubungan dengan mutu sekolah, Selamet (1998) berpendapat bahwa banyak masyarakat yang mengatakan sekolah itu bermutu atau unggul dengan hanya melihat fisik sekolah, dan banyaknya ekstrakurikuler yang ada di sekolah.

Dalam konteks pendidikan pengertian mutu, dalam hal ini mengacu pada proses pendidikan dan hasil pendidikan. Dalam proses pendidikan yang bermutu terlibat berbagai input, seperti; bahan ajar (kognitif, afektif, atau psikomotorik), metodologi (bervariasi sesuai kemampuan guru), sarana, dukungan administrasi dan sarana prasarana dan sumber daya lainnya serta penciptaan suasana yang kondusif.

Mutu di bidang pendidikan meliputi 4 mutu input, proses, output, dan outcome, yaitu :

a. Input pendidikan dinyatakan bermutu apabila telah berproses.

b. Proses pendidikan bermutu jika mampu menciptakan suasana yang aktrif, kreatif dan juga menyenangkan.

c. Output dinyatakan bermutu jika hasil belajar dalam bidang akademik dan nonakademik siswa tinggi.

d. Outcome dinyatakan bermutu apabila lulusan cepat terserap di dunia kerja, gaji yang wajar, dan semua pihak mengakui kehebatannya lulusannya dan merasa puas.(Hamzah LPMP NTT, 2011:1)

Di dalam dunia pendidikan untuk menilai mutu lulusan suatu sekolah dilihat dari keseuaian dalam kemampuan yang dimilikinya dengan tujuan yang telah ditetapkan di dalam kurikulum (Pengertian mutu pendidikan.

Bagi setiap institusi, mutu adalah agenda utama dan meningkatkan mutu merupakan tugas yang paling penting. Walaupun demikian, ada sebagian orang yang menganggap mutu sebagai sebuah konsep yang penuh dengan teka-teki. Mutu dianggap sebagai suatu hal yang membingungkan dan sulit untuk diukur. Mutu dalam pandangan seseorang terkadang bertentangan dengan mutu dalam pandangan orang lain, sehingga tidak aneh jika ada dua pakar yang tidak memiliki kesimpulan yang sama tentang bagaimana cara menciptakan institusi yang baik. (Sallis, 2006:29).

Mutu dalam pengertian relatif bukanlah suatu sebutan untuk suatu produk atau jasa, tetapi pernyataan bahwa suatu produk atau jasa telah memenuhi persyaratan atau kriteria, atau spesifikasi yang ditetapkan. Produk atau jasa tersebut tidak harus terbaik, tetapi telah memenuhi standar yang ditetapkan. Mutu dalam pengertian relatif memiliki dua aspek. Pertama mutu diukur dan dinilai berdasarkan persyaratan criteria dan spesifikasi (standar-standar) yang telah ditetapkan lebih dulu. Kedua,

konsep ini mengakomodasi keinginan konsumen atau pelanggan, sebab di dalam penetapan standar produk dan atau jasa yang akan dihasilkan memperhatikan syarat-syarat yang dikehendaki pelanggan, dan perubahan-perubahan standar antara lain juga didasarkan atas keinginan konsumen/pelanggan, bukan semata-mata kehendak produsen. (Umaidi, 2004:162-163)

Definisi tentang mutu sangat beragam dengan sudut pandang yang berbeda namun memiliki hakekat yang sama. Dalam membahas definisi mutu kita perlu mengetahui definisi mutu produk yang disampaikan oleh lima pakar Manajemen Mutu Terpadu. Berikut ini definisi-definisi tersebut :

a. Juran menyebutkan bahwa mutu produk adalah kecocokan penggunaan produk untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan pelanggan.

b. Crosby mendefinisikan mutu adalah conformance to requirement, yaitu sesuai dengan yang disyaratkan atau distandarkan.

c. Deming mendefinisikan mutu, bahwa mutu adalah kesesuaian dengan kebutuhan pasar.

d. Feigenbaum mendefinisikan mutu adalah kepuasan pelanggan sepenuhnya.

e. Garvin dan Davis menyebutkan bahwa mutu adalah suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, manusia/tenaga kerja, proses dan tugas, serta lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan pelanggan atau konsumen.(Aris Nurbawani, 2009:1)

Dari beberapa definisi mutu di atas, maka bisa ditarik kesimpulan bahwa: a. Mutu meliputi usaha memenuhi kebutuhan atau melebihi kebutuhan

atau harapan pelanggan.

b. Mutu mencakup produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan.

c. Mutu merupakan kondisi yang selalu berubah (misalnya apa yang dianggap merupakan mutu saat ini, mungkin dianggap kurang bermutu pada masa mendatang).

Mutu bermanfaat bagi dunia pendidikan karena 1) meningkatkan pertanggungjawaban (akuntabilitas) sekolah kepada masyarakat dan atau pemerintah yang telah memberikan semua biaya kepada sekolah, 2) menjamin mutu lulusannya, 3) bekerja lebih professional, dan 4) meningkatkan persaingan yang sehat. (Husaini Usman, 2008:481)

2. Peningkatkan Mutu Pendidikan

Dalam meningkatkan mutu pendidikan tentunya tidak semudah membalikkan telapak tangan. Adapun dengan menggunakan strategi khusus dalam meningkatkan mutu pendidikan.

a. Merekrut Sumber Daya Manusia yang professional baik untuk tenaga edukatif maupun administratif.

b. Mampu merefleksikan keberhasilan dengan memiliki keistemewaan tersendiri dan telah diakui kehandalannya dan tidak diragukan lagi. c. Sesuai dengan apa yang diinginkan oleh pelanggan dalam hal ini

murid, wali murid, dan masyarakat setempat, bahwasanya lembaga tersebut telah memenuhi standar-standar yang telah ditetapkan.

d. Mempunyai daya tahan dalam arti berjuang untuk tetap bersaing dalam keadaan bagaimanapun.

e. Mampu melayani semua pihak dengan baik, berperilaku sopan dan berkompetensi serta mampu menangani masalah dengan memuaskan. f. Menjaga nama baik lembaga dan mengharumkan citra lembaga

pendidikan.

Upaya peningkatan mutu pendidikan tidak akan pernah ada habisnya. Keseriusan pengelola pendidikan juga berpengaruh dalam meningkatkan mutu pendidikan. Membuat sekolah menjadi bermutu memanglah mudah tapi juga sulit (gampang-gampang susah).

Dikatakan mudah apabila yang terjun di dalamnya adalah orang-orang yang benar-benar siap untuk mewujudkan harapannya, di dalamnya hanya ada orang-orang yang berpotensi untuk memajukan sekolah dan menciptakan sekolah yag efektif, dengan dimulai dari merekrut para pendidik yang mempunyai Sumber Daya Manusia yang berpotensi tinggi dan professional.

Dikatakan susah dalam mewujudkan sekolah yang bermutu apabila di dalamnya hanya terdapat orang-orang yang egois, hanya memikirkan kepentingan dirinya sendiri dan tidak memperdulikan orang lain. Jika semua perangkatnya begitu lantas bagaimana akan berjalan yang namanya kerja sama. Maka dari itu untuk mewujudkan mutu pendidikan adalah dimulai dari hal yang paling mendasar yaitu pendidik.

a. Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan Oleh Pemerintah

Adalah usaha-usaha yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Upaya peningkatan mutu ini menjadi penting dalam rangka menjawab berbagai tantangan terutama globalisasi, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta pergerakan tenaga ahli yang sangat masif. Maka persaingan antarbangsa pun berlangsung sengit dan intensif sehingga menuntut lembaga pendidikan untuk mampu melahirkan output pendidikan yang berkualitas, memiliki keahlian dan kompetensi profesional yang siap menghadapi kompetisi global.

Beberapa upaya peningkatan mutu pendidikan merupakan tantangan terbesar yang harus segera dilakukan oleh pemerintah (Kemendiknas). Upaya-upaya yang sedang dilakukan pada saat ini adalah dengan melalui :

1) Sertifikasi

Sertifikasi guru adalah proses pemberian sertifikat pendidik kepada guru. Sertifikat pendidik diberikan kepada guru yang telah memenuhi standar profesional guru. Guru profesional merupakan syarat mutlak untuk menciptakan sistem dan praktik pendidikan yang berkualitas. Sertifikat pendidik adalah sebuah sertifikat yang ditandatangani oleh perguruan tinggi penyelenggara sertifikasi sebagai bukti formal pengakuan profesionalitas guru yang diberikan kepada guru sebagai tenaga profesional.

Dalam Undang-undang Guru dan Dosen disebut sertifikat pendidik. Pendidik yang dimaksud di sini adalah guru dan dosen. Proses pemberian sertifikat pendidik untuk guru disebut sertifikasi guru dan untuk dosen disebut sertifikasi dosen.

a. Tujuan Sertifikasi :

1. Menentukan kelayakan guru dalam melaksanakan tugas sebagai agen pembelajaran dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

2. Meningkatkan proses dan mutu hasil pendidikan 3. Meningkatkan martabat guru

4. Meningkatkan profesionalitas guru.(Nur Nazama, 2012:1) 2) Akreditasi

Akreditasi sekolah kegiatan penilaian yang dilakukan oleh pemerintah dan atau lembaga mandiri yang berwenang untuk menentukan kelayakan program dan atau satuan pendidikan pada jalur pendidikan formal dan non-formal pada setiap jenjang dan jenis pendidikan., berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan, sebagai bentuk akuntabilitas publik yang dilakukan dilakukan secara obyektif, adil, transparan, dan komprehensif dengan menggunakan instrumen dan kriteria yang mengacu kepada Standar Nasional Pendidikan.

Alasan kebijakan akreditasi sekolah di Indonesia adalah bahwa setiap warga negara berhak memperoleh pendidikan

yang bermutu. Untuk dapat menyelenggarakan pendidikan yang bermutu, maka setiap satuan atau program pendidikan harus memenuhi atau melampaui standar yang dilakukan melalui kegiatan akreditasi terhadap kelayakan setiap satuan/program pendidikan.

a) Tujuan Akreditasi Sekolah:

1. Memberikan informasi tentang kelayakan Sekolah/Madrasah atau program yang dilaksanakannya berdasarkan Standar Nasional Pendidikan.

2. Memberikan pengakuan peringkat kelayakan.

3. Memberikan rekomendasi tentang penjaminan mutu pendidikan kepada program dan/atau satuan pendidikan yang diakreditasi dan pihak terkait.(Nur Nazama, 2012:2)

3) Standarisasi

Standar Nasional Pendidikan adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. Standar Nasional Pendidikan terdiri dari :

1. Standar Kompetensi Lulusan. 2. Standar Isi.

3. Standar Proses.

4. Standar Pendidikan dan Tenaga Kependidikan.

5. Standar Sarana dan Prasarana 6. Standar Pengelolaan.

7. Standar Pembiayaan Pendidikan. 8. Standar Penilaian Pendidikan a) Fungsi dan Tujuan Standar :

a. Standar Nasional Pendidikan berfungsi sebagai dasar dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pendidikan dalam rangka mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu.

b. Standar Nasional Pendidikan bertujuan menjamin mutu pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat.

c. Standar Nasional Pendidikan disempurnakan secara terencana, terarah, dan berkelanjutan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global. (Nur Nazama, 2012:3)

4) Peningkatan Gaji dan Kesejahteraan Guru

Muhammad Surya (ketua umum pengurus PGRI), menyatakan dengan tegas “semua keberhasilan Agenda reformasi pendidikan pada akhirnya ditentukan oleh unsur yang ada di front terdepan,yaitu guru. Hak-hak guru sebagai pribadi, pemangku profesi keguruan, anggota

masyarakat dan warga negara yang selama ini terabaikan, perlu mendapat prioritas dalam reformasi”. Hak utama pendidik yang harus memperoleh perhatian dalam kebijakan pemerintah adalah hak untuk memperoleh penghasilan dan kesejahteraan dengan standar upah yang layak.(Nur Nazama, 2012:4)

b. Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan Oleh Guru

Guru yang baik selalu mengetahui bahwa ukuran tunggal tidak cocok utuk semuanya,dan bahkan mereka sering dipaksa menggunakan strategi-strategi mendidik yang hanya mencakup suatu lingkup sempit atas tinkat-tingkat kemampuan, minat dan kesiapan para siswa mereka. Pendekatan mengajar terkadang mengabaikan antusisme para siswa yang cerdas dan menyebabkan frustasi para siswa untuk belajar dan yang membutuhkan perhatian khusus. Tenaga pendidik yang luar biasa akan memberikan strategi-strateginya sendiri dalam proses belajar mengajar dengan teknik-teknik yang membri inspirasi kepada pelajar yang berbakat. Strategi dan teknik tersebut diantaranya adalah mengembangkan profil siswa dengan cara :

1) Menyesuaikan pengajaran dengan kebutuhan individual

Bila siswa tidak belajar dari cara yang kita ajarkan, maka kita perlu megajar mereka dengan cara yang mereka pelajari. Martha Kaufeldt (Forsten, Grant and Hollas 2002,vii)

Masing-masing murid mempunyai keanekaragaman tersendiri lahir dengan kecenderungan dan kemampuan yang berbeda-beda maka oleh itu kita bisa memahi mereka terlebih dahulu.

2) Tentukan Kecerdasan yang Beragam, Gaya Belajar, Pengetahuan awal, dan Minat masing-masing Siswa.

3) Mengenali Tahap-tahap perkembangan,Kesiapan, daerah-daerah tantangan, dan Keterbatasan.

Selain mengembangkan profil siswa kita sebagai guru dapat menganekaragamkan penyajian saat mengajar, antara lain:

1) Kaitlah Minat Para Siswa

2) Pakailah Hal-hal baru dan Humor

Mendapatkan perhatian anak-anak selalu menjadi tujuan utama para pendidik. Menurut sylwester (Dalam Martha Keufeldt,2008) Empat kemampuan yang harus dimiliki oleh sistem perhatian yang efektif,yaitu harus 1. Mengenal dengan cepat dan fokus pada item yang paling penting. 2. Mendukung perhatian pada fokusnya sambil memantau informasi terkait. 3. Memasuki ingatan-ingatan yang sedang tidak aktif, tapi bisa menjadi relevan dengan fokus sekarang. 4. Mengalihkan dengan cepat ketika informasi datang. Hubungkan Konsep dan Keterampilan Baru dengan Yang Disini dan Sekarang. (Nur Nazama, 2012:6)

3. Menghasilkan Mutu Pendidikan

Untuk bisa menghasilkan mutu, menurut Slamet (1999) terdapat empat usaha mendasar yang harus dilakukan dalam suatu lembaga pendidikan, yaitu :

a. Menciptakan situasi “menang-menang” (win-win solution) dan bukan situasi “kalahmenang”diantara fihak yang berkepentingan dengan lembaga pendidikan(stakeholders). Dalam hal ini terutama antara pimpinan lembaga dengan staf lembaga harus terjadi kondisi yang saling menguntungkan satu sama lain dalam meraih mutu produk/jasa yang dihasilkan oleh lembaga pendidikan tersebut.

b. Perlunya ditumbuhkembangkan adanya motivasi instrinsik pada setiap orang yang terlibat dalam proses meraih mutu. Setiap orang dalam lembaga pendidikan harus tumbuh motivasi bahwa hasil kegiatannya mencapai mutu tertentu yang meningkat terus menerus, terutama sesuai dengan kebutuhan dan harapan pengguna/langganan.

c. Setiap pimpinan harus berorientasi pada proses dan hasil jangka panjang. Penerapan manajemen mutu terpadu dalam pendidikan bukanlah suatu proses perubahan jangka pendek, tetapi usaha jangka panjang yang konsisten dan terus menerus.

d. Dalam menggerakkan segala kemampuan lembaga pendidikan untuk mencapai mutu yang ditetapkan, harus dikembangkan adanya kerjasama antar unsur-unsur pelaku proses mencapai hasil mutu. Janganlah diantara mereka terjadi persaingan yang mengganggu proses

mencapai hasil mutu tersebut. Mereka adalah satu kesatuan yang harus bekerjasama dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain untuk menghasilkan mutu sesuai yang diharapkan.

Dalam kerangka manajemen pengembangan mutu terpadu, usaha pendidikan tidak lain adalah merupakan usaha “jasa” yang memberikan pelayanan kepada pelangggannya, yaitu mereka yang belajar dalam lembaga pendidikan tersebut (Karsidi, 2000).

Para pelanggan layanan pendidikan terdiri dari berbagai unsur paling tidak empat kelompok (Sallis, 1993). Mereka itu adalah pertama yang belajar, bisa merupakan mahasiswa/pelajar/murid/peserta belajar yang biasa disebut klien/pelanggan primer (primary external customers). Mereka inilah yang langsung menerima manfaat layanan pendidikan dari lembaga tersebut. Kedua, para klien terkait dengan orang yang mengirimnya ke lembaga pendidikan, yaitu orang tua atau lembaga tempat klien tersebut bekerja, dan mereka ini kita sebut sebagai pelanggan sekunder (secondary external customers). Pelanggan lainnya yang Ketiga

bersifat tersier adalah lapangan kerja bisa pemerintah maupun masyarakat pengguna output pendidikan (tertiary external customers).

C. Hubungan Antara Efektifitas Kepemimpinan Kepala Sekolah dengan

Dokumen terkait