• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODOLOGI PENELITIAN

5. Tabulasi Data

4.2 Analisis Tabel Tunggal .1 Karakteristik Responden .1 Karakteristik Responden

4.2.2 Efektifitas Komunikasi Antarpribadi dalam Bimbingan Konseling Pada bagian ini, data yang disajikan merupakan pendapat siswa/i Yayasan

Perguruan Sutomo I Medan yang menjadi responden penelitian mengenai efektivitas komunikasi antarpribadi di dalam bimbingan konseling yang mereka ikuti.

Universitas Sumatera Utara Tabel 4.4

Keterbukaan konselor kepada siswa/i yang mengikuti konseling mengenai pengalaman pribadinya

No Jawaban F % 1 Sangat Terbuka 15 17,86 2 Terbuka 56 66,66 3 Kurang Terbuka 12 14,29 4 Tidak Terbuka 1 1,19 Total 84 100 P4/FC6

Dari tabel 4.4 dapat dilihat bahwa dari 84 responden, hanya 1 responden (1,19%) yang menyatakan bahwa konselor tidak terbuka akan pengalaman pribadinya selama konseling, dan 12 responden (14,29%) yang menyatakan bahwa konselor masih kurang terbuka akan pengalaman pribadinya kepada siswa yang mengikuti konseling pada khususnya. Namun, ada 56 responden (66,66%) yang menyatakan bahwa konselor telah terbuka akan pengalaman pribadinya di dalam bimbingan konseling serta juga sebanyak 15 responden (17,86%) dari 84 responden yang menyatakan konselor sangat terbuka atau sangat baik dalam keterbukaan akan pengalaman pribadinya kepada siswa yang mengikuti bimbingan konseling. Maka dengan demikian dapat dikatakan, keterbukaan konselor mengenai pengalaman pribadinya selama proses konseling kepada siswa, dirasakan sudah baik oleh siswa/i yang mengikuti konseling. Keterbukaan konselor dalam bimbingan konseling merupakan hal yang penting dan yang mendasar di dalam komunikasi untuk meminta secara tidak langsung kepada siswa agar terbuka kepada konselor baik pengalaman singkatnya atau pengalamannya secara keseluruhan yang berkaitan dengan dirinya atau masalah pribadinya. Sehinga konselor dapat mengenal siswa terleih dahulu dan mengetahui apa yang hendak ia komunikasikan atau tanyakan kepada siswa tersebut.

Universitas Sumatera Utara Tabel 4.5

Keterbukaan konselor dalam mengungkapkan pikiran dan perasaan konselor yang sebenarnya kepada siswa

No Jawaban F % 1 Sangat Setuju 19 22,62 2 Setuju 57 67,86 3 Kurang Setuju 7 8,33 4 Tidak Setuju 1 1,19 Total 84 100 P5/FC7

Dari tabel 4.5 dapat dilihat bahwa dari 84 responden, juga hanya terdapat 1 responden (1,19%) yang menyatakan bahwa konselor tidak berterus terang di dalam mengungkapkan pikiran dan perasaannya yang sebenarnya kepadanya selama ia mengikuti konseling. Terdapat 7 responden (8,33%) yang menyatakan bahwa konselor kurang berterus terang dalam mengungkapkan pikiran dan perasaannya kepada siswa selaku kliennya dalam proses konseling. Walupun demikian, sebanyak 57 responden (67,86%) yang menyatakan setuju bahwa konselor telah berterus terang di dalam mengungkapkan pikiran dan perasaannya sebenarnya kepada siswa/i yang mengikuti bimbingan konseling. Dan terdapat 19 responden yang menyatakan sangat setuju bahwa konselor sangat berterus terang di dalam mengungkapkan pikiran dan perasaannya sebenarnya kepada siswa.

Keterbukaan di dalam komunikasi dapat juga dilihat dari bagaimana cara komunikator maupun komunikan tersebut menyampaikan sesuatu yang ia ungkapkan dengan apa adanya atau dengan sesuatu cara yang dibuat-buat maupun dapat dilihat bagaiman mimik maupun raut wajah yang sewajarnya yang walaupun hal tersebut sebenarnya belum dapat dikatakan tolak ukur yang pasti.

Universitas Sumatera Utara Tabel 4.6

Keterbukaan konselor dalam mengungkapkan pikiran dan perasaannya sebenarnya berkaitan dengan tingkah laku siswa/i

No Jawaban F % 1 Sangat Setuju 19 22,62 2 Setuju 57 67,86 3 Kurang Setuju 6 7,14 4 Tidak Setuju 2 2,38 Total 84 100 P6/FC8

Dari tabel 4.6 dapat dikatakan seluruhnya bahwa keterbukaan konselor kepada siswa/i yang mengikuti bimbingan konseling sudah cukup baik. Hal tersebut dibuktikan, dengan pada akhirnya tabel 4.6 ini juga menunjukkan bahwa hanya 2 responden (2,38%) yang menyatakan bahwa konselor tidak berterus terang terhadap tingkah laku siswa/i yang mengikuti bimbingan konseling. Dan sebanyak 6 responden yang menyatakan kurang setuju bahwa konselor mengungkapkan pikiran dan perasaan sebenarnya mengenai tingkah laku siswa/i yang mengikuti bimbingan konseling. Namun, dapat dilihat kembali bahwa sebanyak 57 responden (67,86%) yang menyatakan setuju bahwa konselor pada dasarnya mengungkapkan perasaan dan pikirannya yang sebenarnya mengenai tingkah laku siswa/i yang mengikuti bimbingan konseling. Dan ada sebanyak 19 responden yang menyatakan sangat setuju bahwa di dalam proses bimbingan konseling, konselor sangat berteru terang untuk mengungkapkan pikiran dan perasaannya yang sebenarnya mengenai tingkah laku siswa/i yang mengikuti bimbingan konseling. Dengan demikian, secara keseluhan melaui tabel-tabel tentang keterbukaan konselor sebelumnya didapati bahwa siswa/i yang mengikuti bimbingan konseling merasakan konselor di dalam hal keterbukaan kepada siswa/i yang mengikuti bimbingan konseling sudah cukup baik.

Universitas Sumatera Utara Tabel 4.7

Sikap empati konselor di dalam memaklumi keluhan-keluhan siswa mengenai kesulitan dalam mengerjakan ulangan dan tugas/PR

No Jawaban F % 1 Sangat Mau 31 36,90 2 Mau 47 55,96 3 Kurang mau 3 3,57 4 Tidak Mau 3 3,57 Total 84 100 P7/FC9

Dari tabel 4.7 dapat dilihat bahwa 31 responden (36,90%) yang menyatakan bahwa konselor sangat mau memaklumi keluhan-keluhan siswa/i terkait kesulitan mereka dalam mengerjakan ulangan dan tugas/PR yang diberikan guru. Dan terdapat 47 responden yang menyatakan bahwa konselor mau memaklumi keluhan-keluhan siswa/i yang mengikuti bimbingan konseling terkait kesulitan mereka dalam mengerjakan ulangan dan tugas/PR yang diberikan guru. Sedangkan sebanyak 3 responden (3,57%) yang menyatakan konselor tidak mau memaklumi keluhan-keluhan yang diberikan siswa/i terkait kesulitan-kesulitan siswa di dalam mengerjakan ulangan dan tugas/PR yang diberikan oleh guru. Juga terdapat 3 responden (3,57%) yang menyatakan bahwa konselor kurang mau memaklumi keluhan-keluhan yang diberikan siswa/i terkait kesulitan belajarnya dalam mengerjakan ulangan dan tugas/PR.

Universitas Sumatera Utara Tabel 4.8

Sikap empati konselor di dalam memaklumi keluhan siswa/i terkait masalah dalam proses belajar siswa/i

No Jawaban F % 1 Sangat Mau 34 40,48 2 Mau 49 58,33 3 Kurang Mau 1 1,19 4 Tidak Mau 0 0 Total 84 100 P8/FC10

Dari tabel 4.8 dapat dilihat sikap empati konselor yang cukup baik yaitu tidak ada responden (0%) yang menyatakan konselor tidak mau memaklumi keluhan-keluhan siswa/i terkait masalah yang mereka alami dalam proses belajar. Dan hanya terdapat 1 responden (1,19%) yang menyatakan bahwa konselor kurang mau memaklumi keluhannya di dalam proses belajarnya. Sedangkan terdapat 49 responden (58,33%) yang menyatakan bahwa konselor mau memaklumi keluhan-keluhan mereka terkait masalah yang mereka alami di dalam proses belajarnya. Dan terdapat sebanyak 34 responden (40,48%) yang menyatakan bahwa konselor sangat mau memaklumi mereka terkait masalah yang mereka hadapi dalam proses belajar mereka. Sikap konselor di dalam memaklumi keluhan-keluhan siswa/i tersebut menujukkan bahwa konselor dalam hal ini mencoba untuk mau mengerti kesulitan dan masalah yang sebenarnya dialami oleh siswa/i. Sehingga konselor juga menyakinkan siswa/i bahwa dirinya (konselor) juga merasakan hal yang ada pada pada diri siswa/i tersebut.

Universitas Sumatera Utara Tabel 4.9

Sikap empati konselor terhadap mengkritik cara belajar siswa

No Jawaban F % 1 Tidak Pernah 10 11,90 2 Jarang 43 51,20 3 Sering 30 35,71 4 Sangat Sering 1 1,19 Total 84 100 P9/FC11

Dari tabel 4.9 dapat diketahui bahwa dari 84 responden, 10 responden (11,90%) menyatakan bahwa konselor tidak pernah mengkritik cara belajar siswa/i yang mengikuti bimbingan konseling. Dan sebanyak 43 responden (51,20%) responden menyatakan bahwa konselor jarang mengkritik cara belajar siswa/i. Dengan demikian bahwa sikap empati konselor kepada siswa/i yang datang untuk mengikuti bimbingan konseling masih dikatakan cukup baik, hal tersebut tetap ditunjukkan oleh sikap konselor untuk tidak selalu mengkritik siswa/i dalam hal cara belajarnya. Hal ini juga menunjukkan bahwa konselor tidak selalu mengevaluasi secara berlebihan siswa/i yang mengikuti bimbingan konseling. Namun tidak dapat dipungkiri, dalam hal ini juga terdapat sebanyak 30 responden (35,71%) yang menyatakan bahwa koselor cukup sering mengkritik cara belajar mereka. serta terdapat 1 responden (1,19%) yang menyatakan konselor sangat sering mengkritik cara belajarnya.

Universitas Sumatera Utara Tabel 4.10

Sikap empati konselor di dalam memposisikan dirinya sebagaimana dengan cara pandang siswa/i yang mengikuti konseling

No Jawaban F % 1 Sangat Berusaha 22 26,19 2 Berusaha 54 64,29 3 Kurang Berusaha 8 9,52 4 Tidak Berusaha 0 0 Total 84 100 P10/FC12

Dari tabel 5.0 dapat dilihat bahwa dari 84 responden, 22 responden (26,19%) menyatakan bahwa konselor sangat berusaha dalam memposisikan dirinya sebagaimana cara pandang mereka atau siswa/i yang mengikuti bimbingan konseling. Hal terebut menunjukkan bahwa konselor benar-benar berusaha untuk merasakan dan memahami dari segala hal yang dialami oleh siswa/i. Semakin banyak konselor mengenal klien atau siswa/i, seperti keinginannya, pengalamannya, kemampuannya, ketakutannya, dan sebagainya, maka konselor akan semakin mampu melihat apa yang dilihat oleh siswa dengan cara pandangnya dan merasakan seperti apa yang dirasakan oleh siswa/i. Dan hal ini perlu dilakukan untuk melihat dunia orang lain atau dala hal ini dunia siswa/i tersebut. Selain itu, terdapat 54 responden (64,29%) yang menyatakan bahwa konselor telah berusaha untuk memposisikan dirinya sebagaimana dengan cara pandang mereka. Dan 8 responden (9,52%) yang menyatakan bahwa konselor kurang berjuang untuk memposisikan dirinya sebagaimana dengan cara pandang mereka. Sedangkan tidak ada responden (0%) yang menyatakan bahwa konselor tidak berusaha memposisikan dirinya sebagaimana dengan cara pandang mereka.

Universitas Sumatera Utara Tabel 4.11

Peran konselor dalam membentuk pikiran siswa/i yang mengikuti konseling tentang pentingnya belajar

No Jawaban F % 1 Sangat Setuju 41 48,80 2 Setuju 40 47,62 3 Kurang Setuju 3 3,58 4 Tidak Setuju 0 0 Total 84 100 P11/FC13

Dari tabel 4.11 dapat diketahui bahwa konselor memiliki peran yang sangat baik di dalam membentuk pemikiran mereka atau siswa/i yang mengikuti konseling mengenai pentingnya belajar bagi siswa/i terebut. Hal tersebut dapat dibuktikan dari 84 responden, 41 responden (48,80%) yang menyatakan sangat setuju dan 40 responden (47,62%) yang menyatakan setuju. Hal ini membutikan bahwa konselor sangat berusaha untuk menjelaskan kepada siswa/i yang mengikuti konseling untuk menyadari akan pentingnya belajar bagi diri mereka sendiri secara khusus. Siswa/i yang mengikuti konseling juga telah merasakan bahwa mereka menyadari akan pentingnya belajar bagi mereka bukan hanya sekedar rutinitas belaka yang mereka kerjakan sehari-hari. Namun, dalam hal ini juga terdapat siswa/i yang merasa bahwa konselor masih kurang berusaha di dalam menyadarkan mereka akan pentingnya belajar bagi mereka yaitu sebanyak 3 responden (3,58%) yang menyatakan kurang setuju. Dan tidak ada responden (0%) yang menyatakan bahwa konselor tidak berusaha untuk membentuk pikiran siswa/i tentang pentingnya belajar.

Universitas Sumatera Utara Tabel 4.12

Peran konselor dalam menyadarkan siswa/i yang mengikuti bimbingan konseling tentang manfaat belajar

No Jawaban F % 1 Sangat Berusaha 37 44,05 2 Berusaha 46 54,76 3 Kurang Berusaha 1 1,19 4 Tidak Berusaha 0 0 Total 84 100 P12/FC14

Dari tabel 4.12 dapat dilihat bahwa dari 84 responden, 37 responden (44,05%) yang menyatakan bahwa konselor telah sangat berusaha di dalam menyadarkan mereka akan manfaat belajar bagi diri siswa/i itu sendiri. Dan terdapat 46 responden (54,76%) yang juga menjadi mayoritas jawaban responden yaitu menyatakan bahwa konselor telah berusaha untuk menyadarkanm mereka atau siswa/i yang mengikuti bimbingan konseling akan manfaat belajar bagi diri mereka sendiri. Dan terdapat 1 responden yang menyatakan bahwa konselor kurang berusaha untuk menyadarkannya akan manfaat belajar secara baik. Sedangkan tidak ada responden (0%) yang menyatakan bahwa responden tidak berusaha menyadarkan siswa/i akan manfaat belajar. Pada dasarnya setiap proses pembelajaran yang dilakukan oleh tiap peserta didik merupakan suatu hal yang memiliki manfaat tersendiri bagi pribadi siswa/i itu sendiri secara khusus. Namun, terkadang siswa/i atau peserta didik juga kurang mengetahui manfaat dari setiap proses pembelajarannya yang secara khusus bagi drinya sendiri, baik di waktu sekarang atau masa yang akan datang. Konselor, di dalam kegiata bimbingan konseling telah melakukan peran penting untuk senantiasa menyadarkan siswa akan manfaat belajar bagi siswa/i yang mengikuti bimbingan konseling.

Universitas Sumatera Utara Tabel 4.13

Dukungan konselor untuk menyakinkan kemampuan atau potensi yang dimiliki oleh siswa/i yang mengikuti bimbingan konseling

No Jawaban F % 1 Sangat Setuju 37 44,05 2 Setuju 39 46,43 3 Kurang Setuju 8 9,52 4 Tidak Setuju 0 0 Total 84 100 P13/FC15

Dari tabel 4.13 dapat dilihat bahwa efektivitas konselor sangat jelas di dalam menyakinkan kemampuan atau potensi yang dimiliki oleh siswa/i itu sendiri. Dan tidak hanya itu saja, konselor juga memberikan dukungan yang baik kepada siswa/i agar yakin terhadap diri sendiri sehingga potensi yang dimiliki oleh siswa/i itu sendiri dapat terus dikembangkan. Hal ini dapat dilihat dari 84 responden, terdapat 37 responden (44,05%) menyatakan sangat setuju bahwa konselor menyakinkan dengan sangat baik tentang kemampuan dan potensi yang mereka miliki yang dapat dikembangkan selain itu juga terdapat sebanyak 39 responden (46,43%) yang menyatakan setuju bahwa konselor telah menyakinkan mereka dengan baik tentang kemampuan dan potensi yang mereka miliki untuk terus dikembangkan. Melalui komunikasi, konselor dalam hal ini merupakan salah satu dukungan yang sangat baik dan sangat berpengaruh terhadap apa yang telah dirasakan oleh siswa/i tersebut sehingga konselor secara tidak langsung membentuk kepercayaan diri siswa/i khususnya yang mengikuti bimbingan konseling. Dan siswa/i menyatakan dengan jelas bahwa dalam hal tersebut konselor telah memberikan dukungan atau berperan sudah sangat baik bagi mereka atau siswa/i tersebut. Sedangkan terdapat 8 responden (9,52%) yang menyatakan bahwa konselor kurang dapat menyakinkan kemampuan atau potensi yang mereka miliki yang dapat dikembangkan.

Universitas Sumatera Utara Tabel 4.14

Kemampuan konselor dalam memberi ketenangan untuk meringankan beban perasaan siswa/i mengenai kesulitan belajar siswa/i

No Jawaban F % 1 Sangat Berusaha 26 30,95 2 Berusaha 55 65,48 3 Kurang Berusaha 3 3,57 4 Tidak Berusaha 0 0 Total 84 100 P14/FC16

Dari tabel 4.14 dapat diketahui bahwa, 26 responden (30,95%) yang menyatakan bahwa konselor sangat berusaha memberikan ketenangan kepada mereka untuk meringankan beban perasaan yang mereka alami mengenai kesulitan belajar mereka. Dan terdapat 55 responden (65,48%) yang menyatakan bahwa konselor telah berusaha memberikan ketenangkan kepada mereka untuk meringankan beban perasaan yang mereka alami mengenai kesulitan belajar mereka. Dan tidak ada reponden (0%) yang menyatakan bahwa konselor tidak berusaha memberikan ketenangan kepada siswa/i untuk meringankan beban perasaan yang mereka alami mengenai kesulitan belajar siswa/i yang mengikuti bimbingan konseling. Sedangkan terdapat 3 responden (3,57%) yang menyatakan bahwa konselor kurang berusaha memberikan ketenangan untuk meringankan beban perasaan yang ia alami mengenai kesulitan belajarnya. Dengan demikian, jelas pada umumnya selama bimbingan konseling tersebut siswa/i telah merasakan bahwa konselor berusaha dengan baik untuk memberikan ketenangan kepada mereka untuk meringankan beban perasaan mereka mengenai kesulitan belajar yang mereka alami.

Universitas Sumatera Utara Tabel 4.15

Sikap konselor untuk bersedia mendengarkan pandangan siswa/i yang berlawanan dengannya selama kegiatan bimbingan konseling

No Jawaban F % 1 Sangat Bersedia 22 26,19 2 Bersedia 60 71,43 3 Kurang Bersedia 2 2,38 4 Tidak Bersedia 0 0 Total 84 100 P15/FC17

Dari tabel 4.15 dapat diketahui bahwa dari 84 responden, 22 responden (26,19%) menyatakan bahwa konselor sangat bersedia untuk mendengarkan pandangan mereka yang berlawanan dengan pandangan konselor itu sendiri. Dan terdapat 60 responden (71,43%) yang menyatakan bahwa konselor bersedia untuk mendegarkan mereka yang walaupun berlawanan dengan pandangan konselor tersebut. Sedangankan sebanyak 2 responden (2,38%) yang menyatakan bahwa konselor kurang bersedia mendengarkan pandangan mereka disaat hal terebut berlawanan dengan pandangan konselor itu sendiri. Dengan demikian, konselor pada umumnya bersedia untuk mendengarkan siswa/i yang walaupun pandangan mereka berlawanan dengan konselor itu sendiri.

Tabel 4.16

Kemampuan konselor yang mendukung untuk menciptakan suasana belajar yang kondusif dan nyaman bagi siswa/i di sekolah

No Jawaban F % 1 Sangat Mendukung 19 22,62 2 Mendukung 51 60,71 3 Kurang Mendukung 13 15,48 4 Tidak Mendukung 1 1,19 Total 84 100 P16/FC18

Universitas Sumatera Utara Dari tabel 4.16 dapat diketahui bahwa dari 84 responden, 19 responden (22,62%) menyatakan bahwa dengan adanya kegiatan bimbingan konseling dan melalui konselor, sangat mendukung untuk menciptkan kondisi belajar yang kondusif bagi siswa/i di sekolah Yayasan Perguruan Sutomo I medan secara khusus yang dirasakan langsung oleh siswa/i yang mengikuti bimbingan konseling. Dan sebanyak 51 responden (50,71%) yang menyatakan bahwa dengan adanya kegiatan bimbingan konseling dan melalui konselor, hal tersebut telah mendukung untuk menciptakan suasana belajar yang nyaman bagi dirinya di sekolah. Sedangkan 13 responden (15,48%) yang menyatakan bahwa kegiatan bimbingan konseling, dan setelah apa yang telah ia alami selama proses konseling dirasakan masih kurang untuk menciptakan suasana belajar yang kondusif dan nyaman sesuai dengan apa yang ia harapakan. Dan terdapat 1 responden (1,19%) yang menyatakan bahwa kegiatan bimbingan konseling tersebut, dan setelah apa yang telah ia alami selama proses konseling dirasakan tidak mendukung untuk menciptakan suasana belajar yang kondusif dan nyaman baginya. Dengan demikian, hal ini menunjukkan bahwa pada umumnya siswa/i yang telah mengikuti bimbingan konseling menyatakan sepakat dan setuju mengenai adanya kegiatan bimbingan konseling yang ada di sekolah Yayasan perguruan Sutomo I Medan secara langsung mendukung menciptakan suasanan belajar yang kondusif bagi mereka. Siswa/i dalam hal ini telah merasakan adanya suasana belajar yang kondusif dan nyaman bagi mereka setelah dengan adanya kegiatan bimbingan konseling yang mendukung tersebut dan setelah apa yang mereka alami pada saat mengikuti kegiatan bimbingan konseling yang terdapat di Yayasan Perguruan Sutomo I Medan. Tentunya hal tersebut berkaitan erat terhadap efektivitas komunikasi diantara konselor dan siswa, dikarenakan komunikasilah yang berperan banyak terhadap kegiatan konseling tersebut.

Universitas Sumatera Utara Tabel 4.17

Rasa nyaman yang diperoleh siswa disaat berkomunikasi dengan konselor

No Jawaban F % 1 Sangat Memberikan 39 46,43 2 Memberikan 43 51,19 3 Kurang Memberikan 2 2,38 4 Tidak Memberikan 0 0 Total 84 100 P17/FC19

Dari tabel 4.17 dapat diketahui bahwa dari 84 responden, sebanyak 39 responden (46,43%) menyatakan bahwa ketika berkomunikasi di dalam kegiatan bimbingan konseling, konselor sangat memberikan rasa nyaman kepada mereka, sebanyak 43 responden (51,19%) menyatakan bahwa konselor telah memberikan rasa nyaman kepada mereka. Sedangkan, 2 responden (2,38%) menyatakan bahwa konselor kurang memberikan rasa nyaman disaat berkomunikasi kepada mereka atau siswa yang mengikuti kegiatan bimbingan konseling, dan tidak ada responden (0%) yang menyatakan bahwa konselor tidak memberika rasa nyaman disaat berkomunikasi terhadap siswa/i yang mengikuti kegiatan bimbingan konseling. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa mayoritas siswa/i yang mengikuti kegiatan bimbingan konseling merasakan rasa nyaman yang diberikan oleh konselor disaat komunikasi diantara mereka (konselor dan siswa) di dalam kegiatan bimbingan konseling. Rasa nyaman diberikan oleh konselor selama berkomunikasi kepada siswa merupakan sikap positif yang ditunjukkan konselor agar jalannya komunikasi terpelihara dengan baik dan juga interaksi yang menyertai komunikasi tersebut.

Universitas Sumatera Utara Tabel 4.18

Sikap konselor untuk menghargai siswa/i yang datang untuk mengikuti kegiatan bimbingan konseling

No Jawaban F % 1 Sangat Menghargai 49 58,33 2 Menghargai 33 39,29 3 Kurang Menghargai 2 2,38 4 Tidak Menghargai 0 0 Total 84 100 P18/FC20

Dari tabel 4.18 dapat dilihat bahwa dari 84 responden, sebanyak 49 responden (58,33%) yang menyatakan bahwa konselor sangat menghargai siswa/i yang datang kepada konselor untuk mengikuti kegiatan bimbingan konseling, sebanyak 33 responden (39,29%) menyatakan bahwa konselor menghargai siswa/i yang datang kepadanya untuk mengikuti kegiatan bimbingan konseling, sedangkan sebanyak 2 responden (2,38%) menyatakan bahwa konselor kurang menghargai siswa/i yang datang untuk mengikuti kegiatan bimbingan konseling, dan tidak ada responden yang menyatakan bahwa konselor tidak menghargai siswa/i yang datang untuk mengikuti kegiatan bimbingan konseling.

Pada dasarnya, konselor sangat mengharap siswa/i datang menemuinya untuk mengikuit kegiatan bimbingan konseling tersebut. Walaupun keterbatasan secara personil yang ada, yaitu hanya dua orang yang menangani siswa sebanyak kurang lebih tiga ribu orang siswa/i. Namun konselor tetap menghargai dan memberikan sikap positif kepada siswa yang datang. Bahkan, konselor tetap mengharapkan banyak siswa/i yang ikut mengikuti bimbingan konseling demi perkembangan siswa/i itu sendiri.

Universitas Sumatera Utara Tabel 4.19

Sikap konselor dalam memberikan pujian kepada siswa/i yang mengikuti bimbingan konseling No Jawaban F % 1 Sangat Sering 4 4,76 2 Sering 36 42,86 3 Jarang 37 44,05 4 Tidak Pernah 7 8,33 Total 84 100 P19/FC21

Dari tabel 4.19 diatas dapat dilihat bahwa dari 84 responden, sebanyak 4 responden (4,76%) menyatakan bahwa konselor sangat sering memberikan pujian kepada siswa/i yang mengikuti bimbingan konseling, sebanyak 36 responden (42,86) yang menyatakan bahwa konselor sering memberikan pujian kepada siswa/i yang mengikuti kegiatan bimbingan konseling, sebanyak 37 responden menyatakan bahwa konselor jarang memberikan pujian kepada siswa/i yang mengikuti bimbingan konseling, dan sebanyak 7 responden (8,33%) yang menyatakan bahwa konselor tidak pernah memberikan pujian kepada siswa/i yang mengikuti bimbingan konseling. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa di dalam kegiatan bimbingan konseling, konselor masih tetap berusaha untuk tetap memberikan pujian kepada siswa/i sehingga di dalam komunikasi tersebut pujian kepada siswa/i seharusnya dapat menunjukkan sikap positif konselor kepada siswa/i yang mengikuti bimbingan konseling.

Universitas Sumatera Utara Tabel 4.20

Sikap konselor di dalam menghargai klien yang mengikuti bimbingan konseling sebagai siswa ketika berkomunikasi

No Jawaban F % 1 Sangat Menghargai 44 52,38 2 Menghargai 40 47,62 3 Kurang Menghargai 0 0 4 Tidak Menghargai 0 0 Total 84 100 P20/FC22

Dari tabel 4.20 diatas menunjukkan sikap konselor di dalam menghargai setiap klien atau siswa/i yang mengikuti bimbingan konseling sebagai siswa telah sangat baik. Hal ini ditunjukkan dengan tidak ada responden (0%) yang menyatakan bahwa konselor kurang mengharagai ataupun tidak menghargai mereka sebagai siswa atau peserta didik. Sebanyak 44 responden (52,38%) yang menyatakan bahwa konselor sangat menghargai mereka sebagai siswa, dan sebanyak 40 responden (47,62%) yang menyatakan bahwa konselor menghargai posisi mereka sebagai siswa. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa konselor secara kesehariannya berperan sebagai konselor, telah menunujukan sikap untuk menghargai siswa/i yang mengikuti bimbingan konseling di dalam berkomunikasi sebagai bagian dari warga sekolah Yayasan Perguruan Sutomo I Medan yang pada dasarnya harus tetap diperhatikan sebagai siswa atau peserta didik.

Universitas Sumatera Utara Tabel 4.21

Sikap konselor untuk tidak memancing perdebatan disaat berkomunikasi dengan siswa/i yang mengikuti bimbingan konseling

No Jawaban F % 1 Sangat Sering 0 0 2 Sering 5 5,95 3 Jarang 34 40,48 4 Tidak Pernah 45 53,57 Total 84 100 P21/FC23

Dari tabel 4.21 diatas dapat diketahui bahwa dari 84 responden, sebanyak 45 responden (53,57%) menyatakan bahwa konselor tidak pernah memancing perdebatan dengan mereka atau siswa/i yang mengikuti bimbingan konseling, sebanyak 34 responden (40,48%) menyatakan bahwa konselor jarang memancing perdebatan dengan mereka atau siswa/i yang mengikuti bimbingan konseling, sebanyak 5 responden (5,95%) yang menyatakan bahwa konselor sering memancing perdebtan dengan mereka atau siswa/i yang mengikuti bimbingan konseling, dan tidak ada responden (0%) yang menyatakan bahwa konselor sangat

Dokumen terkait