• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENEMUAN DAN PEMBAHASAN

B. Hasil Uji Instrumen Penelitian 1. Hasil Uji Statistik Deskriptif 1.Hasil Uji Statistik Deskriptif

4. Efektivitas red flags dalam mendeteksi kecurangan dalam dimensi Capability

Terdapat 2 indikator yang memperoleh nilai rata – rata tertinggi untuk eksternal auditor yaitu 4.15 untuk indikator 31 mengenai karyawan tertentu yang memiliki kemampuan untuk memahami dan memanfaatkan kelemahan pengendalian internal perusahaan, dan indikator 32 mengenai karyawan tertentu berperilaku tidak jujur atau dinilai menghindari deteksi auditor saat sedang melakukan pengauditan.

Bisa disimpulkan melalui hasil tabel 4.15 bahwa terjadi perbedaan persepsi antara eksternal dan internal auditor yang cukup mencolok di indikator 32 mengenai perilaku tidak jujur atau sengaja menghindari deteksi auditor. Perbedaan persepsi di indikator 32 dinilai wajar terjadi karena eksternal auditor akan memberikan opini terhadap laporan keuangan sesuai dengan kondisi sebenarnya perusahaan. Termasuk yang dipertimbangkan saat pemberian opini adalah apakah saat pengauditan, auditor tidak dibatasi ruang lingkupnya, atau kemampuan auditor mengumpulkan bukti audit dimana auditor perlu kerjasama dari manajemen perusahaan dan juga internal audit (Mulyadi, 2002:19).

Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan persepsi antara eksternal dan internal auditor terhadap efektivitas red flags dengan dimensi rationalization untuk mendeteksi kecurangan, atau H1 diterima.

Hasil penelitian terhadap keempat dimensi ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Moyes dan Faizal (2013) dan Moyes et al. (2009), juga

sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rukmawati dan Chariri (2011) bahwa terjadi perbedaan persepsi antara eksternal dan internal auditor terhadap efektivitas metode red flags untuk mendeteksi kecurangan dalam perusahaan.

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan persepsi eksternal auditor dan internal auditor terhadap efektivitas metode red flags untuk mendeteksi kecurangan dalam perusahaan. Responden penelitian ini berjumlah 95 auditor yang bekerja di 6 BUMN, 2 institusi negara, 3 perusahaan swasta, dan 10 Kantor Akuntan Publik (KAP) yang berada di wilayah Jakarta dan sekitarnya berdasarkan Directory KAP yang diterbitkan IAPI pada tahun 2014.

Berdasarkan pada data yang telah dikumpulkan dan hasil pengujian yang telah dilakukan terhadap permasalah dengan menggunakan independen sample t-test, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Terdapat perbedaan persepsi yang mencolok terhadap efektivitas metode red flags untuk mendeteksi kecurangan dalam dimensi opportunity sebanyak 2 indikator, yaitu indikator 2, 4 dan 8. Eksternal auditor berpersepsi bahwa pengawasan yang tidak memadai terhadap pengendalian internal lebih efektif untuk mendeteksi kecurangan, begitu juga dengan indikator 4 dimana pengawasan manajemen yang tidak memadai terhadap karyawan yang bertanggungjawab atas aset perusahaan, misalnya bagian kas, piutang, investasi jangka pendek dan sejenisnya dinilai lebih efektif untuk mendeteksi kecurangan.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Moyes dan Faizal (2013) yang menyatakan terdapat perbedaan terhadap masing – masing indikator red flags untuk mendeteksi kecurangan, lalu juga sejalan dengan Heiman-Hoffman et al. (1996) yang menyatakan bahwa tidak semua indikator dalam red flags mempunyai tingkat efektivitas yang sama dalam mendeteksi kecurangan, dan bahwa auditor eksternal dan internal mempunyai pandangan yang berbeda terhadap efektivitas pendeteksian kecurangan melalui metode red flags.

2. Terdapat perbedaan persepsi yang mencolok terhadap efektivitas metode red flags untuk mendeteksi kecurangan dalam dimensi pressure sebanyak 2 indikator. Indikator tersebut adalah indikator 13 dan 17. Indikator 13 adalah mengenai kemampuan margin perusahaan untuk memenuhi persyaratan listing atau pembayaran utang, dan indikator 17 adalah kerentanan perusahaan terhadap perubahan teknologi, keusangan produk, atau tingkat suku bunga yang tinggi.

Perbedaan persepsi mungkin terjadi pada indikator 13 dikarenakan eksternal auditor menilai bahwa perusahaan cenderung lebih berpotensi melakukan praktik kecurangan atau salah saji yang disengaja pada laporan keuangannya, khususnya di bagian pendapatan, untuk memenuhi syarat –

syarat listing di bursa atau ketika perusahaan memiliki utang yang segera jatuh tempo.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Moyes dan Faizal (2013) yang menyatakan terdapat perbedaan terhadap masing – masing indikator red flags untuk mendeteksi kecurangan, lalu juga sejalan dengan Heiman-Hoffman et al. (1996) yang menyatakan bahwa tidak semua indikator dalam red flags mempunyai tingkat efektivitas yang sama dalam mendeteksi kecurangan, dan bahwa auditor eksternal dan internal mempunyai pandangan yang berbeda terhadap efektivitas pendeteksian kecurangan melalui metode red flags.

3. Terjadi perbedaan persepsi yang mencolok terhadap indikator nomor 21, dimana eksternal auditor berpersepsi bahwa indikator nomor 21 adalah yang paling efektif untuk dimensi rationalization sementara internal auditor berpersepsi bahwa indikator nomor 21 adalah yang paling rendah efektivitasnya dalam dimensi rationalization untuk mendeteksi kecurangan. Perbedaan persepsi mungkin terjadi dikarenakan auditor eksternal adalah pihak independen yang bertugas untuk mengobservasi dan kemudian memberikan saran – saran atau perbaikan terhadap pengendalian internal perusahaan agar dapat diterapkan dengan seefektif mungking. Sementara internal auditor bertugas untuk memastikan pengendalian internal berjalan dengan efektif di perusahaan. Tugas eksternal dan internal sekilas hampir sama, namun sebenarnya berbeda. Oleh karena itu, perbedaan persepsi sangat wajar terjadi karena memang lingkup kerjanya juga berbeda.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Moyes dan Faizal (2013) yang menyatakan terdapat perbedaan terhadap masing – masing indikator red flags untuk mendeteksi kecurangan, lalu juga sejalan dengan Heiman-Hoffman et al. (1996) yang menyatakan bahwa tidak semua indikator dalam red flags mempunyai tingkat efektivitas yang sama dalam mendeteksi kecurangan, dan bahwa auditor eksternal dan internal mempunyai pandangan yang berbeda terhadap efektivitas pendeteksian kecurangan melalui metode red flags.

4. Terjadi perbedaan persepsi antara eksternal dan internal auditor yang cukup mencolok di indikator 32 mengenai perilaku tidak jujur atau sengaja menghindari deteksi auditor. Perbedaan persepsi di indikator 32 dinilai wajar terjadi karena eksternal auditor akan memberikan opini terhadap laporan keuangan sesuai dengan kondisi sebenarnya perusahaan. Termasuk yang dipertimbangkan saat pemberian opini adalah apakah saat pengauditan, auditor tidak dibatasi ruang lingkupnya, atau kemampuan auditor mengumpulkan bukti audit dimana auditor perlu kerjasama dari manajemen perusahaan dan juga internal audit (Mulyadi, 2002:19).

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Moyes dan Faizal (2013) yang menyatakan terdapat perbedaan terhadap masing – masing indikator red flags untuk mendeteksi kecurangan, lalu juga sejalan dengan Heiman-Hoffman et al. (1996) yang menyatakan bahwa tidak semua indikator dalam red flags mempunyai tingkat efektivitas yang sama dalam mendeteksi

kecurangan, dan bahwa auditor eksternal dan internal mempunyai pandangan yang berbeda terhadap efektivitas pendeteksian kecurangan melalui metode red flags.

B. Saran

Penelitian ini di masa mendatang diharapkan dapat menyajikan hasil penelitian yang lebih berkualitas lagi dnegan adanya beberapa masukan mengenai beberapa hal, diantaranya:

1. Untuk penelitian selanjutnya, disarankan untuk menambah variabel untuk membuat ruang lingkup penelitian ini lebih luas.

2. Penelitian selanjutnya disarankan untuk memperluas wilayah survei penelitian, tidak hanya di Jakarta dan sekitarnya, misalnya pulau Jawa.

3. Penelitian selanjutnya disarankan untuk menambah jumlah responden agar hasil penelitian bisa ditarik kesimpulannya secara general.

4. Peneliti selanjutnya disarankan untuk menggunakan teori yang lebih baru dari fraud diamond theory.

5. Peneliti selanjutnya disarankan untuk menambah data berupa wawancara dari beberapa auditor yang menjadi responden penelitian agar bisa mendapatkan data yang lebih nyata dan bisa keluar dari pertanyaan – pertanyaan kuesioner yang mungkin terlalu sempit atau kurang menggambarkan keadaan yang sesungguhnya.

79

Dokumen terkait