II. TINJAUAN PUSTAKA
2.2 Sistem Informasi
2.2.2 Efektivitas Sistem Informasi
Menurut Weber dalam Vivi (2012), Efektivitas Sistem itu dilihat setelah suatu sistem dioperasikan selama beberapa waktu, perlu dilakukan penelaahan pasca implementasi (postim-plementation review), yang antara lain bertujuan untuk mengetahui sejauh mana sistem tersebut
mencapai sasaran yang telah ditetapkan, dan apakah sistem tidak dapat dipakai lagi atau dapat dilanjutkan, dan, apabila akan dilanjutkan, apakah perlu dilakukan modifikasi agar dapat mencapai sasaran yang ditetapkan dengan lebih baik.
Menurut Turban, dkk dalam S Marlina (2017) mengatakan bahwa sistem dapat dievaluasi dan dianalisis performanya berdasarkan dua pengukuran utama, yaitu efektivitas dan efisiensi. Berdasarkan perspektif efisiensi, evaluasi berhubungan dengan penggunaan sumber daya yang diberikan (sumber daya manusia, mesin, material, dan uang) untuk menyediakan sistem informasi bagi user.
Delone dan McLean dalam Ni Made dan I Ketut (2016) juga menjelaskan bahwa kualitas sistem informasi merupakan salah satu alat untuk mengukur efektivitas sistem informasi.
Berdasarkan paparan di atas dapat disimpulkan bahwa kualitas sistem informasi adalah sebuah karakteristik dari sistem informasi yang secara khusus menghasilkan informasi yang akurat dan efisien dan juga sebagai alat untuk mengukur kefektifan suatu sistem informasi.
2.2.3 Ukuran Keberhasilan Sistem Informasi
Banyak sekali pengukuran yang digunakan untuk mengukur keberhasilan sistem informasi. Tidak ada satu pengukuran yang lebih baik dari yang lainnya. Pemilihan pengukuran harus mempertimbangkan aspek seperti misalnya sasaran dari penelitian, konteks organisasi yang menggunakan, aspek dari sistem informasinya, dan variabel-variabel independen yang digunakan untuk menilai kesuksesannya, metode riset, dan tingkat analisisnya apakah pada tingkat individual, organisasi, atau masyarakat.
Untuk melihat sejauh mana tingkat keefektivannya dapat dilakukan dengan cara mengkaji permasalahan yang dipaparkan menggunakan
teori pengukuran keberhasilan sistem informasi yang dikemukakan oleh (William H. DeLone dan Ephraim R. McLean, 2016) meliputi:
1. Kualitas Sistem (Systems Quality)
Kualitas sistem digunakan untuk mengukur kualitas sistem teknologi informasi. Kualitas sistem merupakan ukuran terhadap sistem informasi itu sendiri dan terfokus pada interaksi antara pengguna dan sistem. Menurut Delone dan McLean (2016) system quality adalah kualitas dari kombinasi hardware dan software dalam sistem informasi. Berfokus pada performa sistem yang merujuk pada seberapa baik kemampuan hardware, software, kebijakan, prosedur dari sistem informasi dapat menyediakan kebutuhan pengguna. Dalam penelitian ini kualitas sistem yang dimaksud adalah keakurasian dan efisiensi dari Sipol dalam menghasilkan informasi.
Indikator pengukuran kualitas sistem yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu (DeLone and McLean, 2016):
Kualitas sistem dimensi keberhasilan merupakan karakteristik yang diinginkan dari sistem informasi dan dengan demikian, menggolongkan ukuran sistem informasi itu sendiri. Langkah-langkah ini biasanya berfokus pada aspek kegunaan dan karakteristik kinerja sistem yang diperiksa.
a. Mudah digunakan, yaitu setiap sistem informasi dapat dibedakan fungsi-fungsi yang dimilikinya. Sistem informasi lebih diminati karena mudah dipelajari dan memiliki fungsi yang lebih spesifik dari sistem informasi yang lain.
b. Integrasi, yaitu sistem yang saling terintegrasi tentunya akan sangat mempermudah karyawan saat bekerja. Seperti integrasi data dari setiap bagian dapat digabungkan dengan data dari bagian lain.
c. Fleksibilitas, yaitu pengguna akan lebih memilih sistem yang lebih fleksibel dibandingkan sistem yang kaku.
d. Kecepatan akses, yaitu sistem yang berkualitas memiliki kecepatan merespon atau mengakses. Dengan kata lain, sistem yang berjalan dengan optimal akan berdampak pada kepuasan pengguna dalam menggunakan sistem informasi tersebut.
e. Keamanan, yaitu semakin dapat diandalkan keamanan sistem informasi maka dapat dikatakan baik.
f. Keandalan, yaitu sistem yang berkualitas merupakan sistem informasi yang handal. Keandalan sistem informasi berdasarkan ketahanan sistem terhadap kerusakan dan kesalahan.
Banyak tindakan tambahan telah diusulkan dan digunakan untuk menangkap konstruksi kualitas sistem secara keseluruhan.
Indikator diatas untuk mengukur kualitas sistem.
2. Kualitas Informasi (Information Quality)
Digunakan untuk mengukur kualitas keluaran output dari sistem informasi. Kualitas informasi dimensi keberhasilan merupakan karakteristik yang diinginkan dari keluaran sistem informasi.
Contohnya adalah informasi yang dapat dihasilkan karyawan menggunakan sistem informasi perusahaan, seperti statistik penjualan terkini atau harga penawaran saat ini. Dengan demikian, hal tersebut menggolongkan langkah-langkah yang berfokus pada kualitas informasi yang dihasilkan sistem dan kegunaannya bagi pengguna. Kualitas informasi sering dilihat sebagai anteseden kunci kepuasan pengguna.
Indikator dari kualitas informasi yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu (DeLone and McLean, 2016):
a. Kelengkapan, yaitu informasi yang berkualitas adalah harus menghasilkan informasi yang lengkap.
b. Relevan, yaitu kualitas informasi dapat dikatakan baik ketika informasi yang tersedia relevan sesuai dengan kebutuhan pengguna.
c. Akurat, yaitu informasi yang dihasilkan harus akurat kerena sangat berperan dalam pengambilan keputusan pengguna.
d. Ketepatan waktu, yaitu kualitas informasi yang dihasilkan sistem informasi baik jika informasi yang dihasilkan tepat waktu.
e. Format, yaitu format yang berkualitas akan memudahkan pengguna untuk memahami informasi yang dihasilkan oleh suatu sistem informasi.
Kualitas informasi mengukur kualitas keluaran dari sistem informasi yang digunakan (Rai et. al., 2002). Dalam hal ini, pengguna sistem informasi berharap dengan menggunakan sistem tersebut akan memperoleh informasi yang dibutuhkan.
Karakteristik informasi yang dihasilkan suatu sistem informasi dapat berbeda antara satu sistem dengan sistem yang lain. Dengan kata lain, sistem informasi dapat menghasilkan informasi secara tepat waktu, lengkap,akurat, penyajian informasi dan relevan.
3. Kualitas Layanan (Service Quality)
Dalam mengukur kualitas layanan, suatu sistem informasi membutuhkan dukungan dari personel/staff dari organisasi.
Kualitas layanan merupakan karakteristik yang diinginkan dari pelayanan sistem informasi, seperti keandalan kemampuan staff dalam menjalankan suatu sistem informasi yang memberikan layanan kepada pengguna sistem.
Indikator dari kualitas layanan yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu (DeLone and McLean, 2016):
a. Jaminan, yaitu dimana sistem informasi tersebut mampu menjamin kelancaran pengguna.
b. Empati, yaitu sikap kepedulian dan kecepatan pihak pengembang sistem informasi kepada pengguna.
Kualitas layanan merupakan persepsi pengguna atas jasa yang diberikan oleh penyedia sistem informasi. Dengan kata lain, suatu sistem informasi membutuhkan dukungan dari personel/staff dari organisasi. Kualitas layanan merupakan karakteristik yang diinginkan dari pelayanan sistem informasi.
4. Penggunaan (Use)
Pada indikator Penggunaan ini digunakan untuk mengukur pengunaan keluaran/output suatu sistem informasi oleh pengguna.
Penggunaan merupakan karakteristik dari tingkat dan cara dimana pengguna memanfaatkan kemampuan sistem informasi, karakteristik tersebut yakni frekuensi akses, seberapa sering pengguna menggunakan suatu sistem informasi.
Indikator dari penggunaan yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu (DeLone and McLean, 2016):
a. Frekuensi penggunaan, yaitu seberapa sering pengguna menggunakan suatu sistem informasi tersebut.
b. Niat penggunaan, yaitu pendapat pengguna tentang kegunaan sistem terhadap pekerjaan yang mereka lakukan.
Indikator diatas mengacu pada seberapa sering pengguna memakai sistem informasi. Penggunaan merupakan karakteristik dari tingkat dan cara pengguna memanfaatkan kemampuan sistem informasi.
(Reyhan, 2017)
5. Kepuasan Pengguna (User Satisfaction)
Kepuasan Pengguna merupakan respon pengguna terhadap penggunaan keluaran sistem informasi. Tingkat kepuasan pengguna terhadap sistem informasi dapat dilihat dari Kepuasan terhadap perangkat sistem.
Indikator dari kepuasan pengguna yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu (DeLone and McLean, 2016):
a. Efesiensi, yaitu kepuasan pengguna dapat tercapai ketika sistem informasi membantu pekerjaan pengguna secara efisien. Suatu sistem informasi dapat dikatakan efisien jika suatu tujuan yang dimiliki pengguna dapat tercapai dengan melakukan hal yang tepat.
b. Keefektivan, yaitu keefektivan sistem informasi dapat dilihat dari kebutuhan atau tujuan yang dimiliki pengguna dapat tercapai sesuai harapan atau target yang diinginkan.
c. Kepuasan, yaitu rasa puas pengguna dapat ditimbulkan dari fitur-fitur yang disediakan sistem informasi tersebut.
Berdasarkan indikator diatas kepuasan pengguna merupakan respon dan umpan balik yang dimunculkan pengguna setelah memakai sistem informasi. Pada dasarnya, tingkat kepuasan pengguna terhadap sistem informasi yang digunakan.
Dengan kata lain, rasa puas yang dirasakan pengguna mengindikasikan bahwa sistem informasi berhasil memenuhi aspirasi atau kebutuhan pengguna.
6. Manfaat Bersih (Net Benefits)
Net Benefits merupakan dampak dari sistem informasi sudah meningkat tidak hanya dampaknya pada pemakaian individual dan organisasi lain tetapi dampaknya sudah pada konsumen, antar organisasi, sosial bahkan Negara.
Indikator dari manfaat bersih yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu (DeLone and McLean, 2016):
a. Performa pekerjaan, yaitu merupakan persepsi pengguna atas pengaruh sistem terhadap kualitas kinerja individual pengguna.
b. Produktifitas kerja, yaitu penggunaan sistem dapat meningkatkan produktifitas tenaga kerja ketika menggunakan sistem informasi.
c. Efektif, yaitu pengguna dapat menyelesaikan pekerjaannya dalam waktu yang lebih cepat dan menghasilkan hasil yang tepat saat menggunakan sistem.
d. Mempermudah pekerjaan, yaitu menunjukkan kemudahan yang diperoleh oleh pengguna saat menggunakan sistem informasi.
e. Kegunaan, yaitu sistem informasi dapat atau mampu membantu dalam menyelesaikan pekerjaan pengguna.
f. Pengurangan biaya, yaitu sistem informasi dikatakan sukses apabila sistem informasi tersebut dapat mengurangi biaya terutama operasional di dalam suatu perusahaan atau organisasi.
g. Pengambilan keputusan, yaitu memberikan manfaat kepada pengguna dalam pengambilan keputusan yang tepat melalui sistem informasi yang digunakan.
Manfaat bersih merupakan dampak (impact) keberadaan dan pemakaian sistem informasi terhadap kualitas kinerja pengguna baik secara individual maupun organisasi. Manfaat bersih termasuk di dalamnya produktivitas, meningkatkan pengetahuan dan mengurangi lama waktu pencarian informasi (Jogiyanto, 2007).
Sampai saat ini, bahwa telah banyak penelitian empiris yang dilakukan diberbagai bidang dan objek penelitian untuk menguji
model kesuksesan sistem informasi yang dikembangkan oleh DeLone dan McLean (2016).
2.3 Partai Politik