• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIVITAS SISTEM PENDAFTARAN PANGAN OLAHAN DI BADAN POM

Registrasi pangan olahan merupakan satu langkah awal proses penilaian pangan olahan dalam rangka pengawasan keamanan pangan olahan yang diperdagangkan untuk melindungi konsumen. Pendaftaranpangan olahan merupakan salah satu contoh pengawasan pre-market yang bertujuan untuk memastikan apakah suatu pangan olahan yang akan diedarkan di pasaran aman atau tidak. Hal ini dapat dilihat dari ada tidaknya surat izin edar yang dikeluarkan oleh Badan POM. Keamanan pangan menjadi salah satu tolak ukur dalam penilaian kelayakan terhadap pangan olahan yang beredar di pasaran. Sebelum Badan Pengawas Obat dan Makanan mengeluarkan surat izin edar, pangan olahan akan dinilai terlebih dahulu apakah sudah untuk menilai kesesuaiannya dengan standar yang ditetapkan.

Dengan pendaftaran pangan olahan tersebut maka masyarakat menjadi tahu bahwa pangan olahan telah melalui penilaian keamanan, mutu dan gizinya. Selain itu masyarakat menjadi lebih percaya dan otomatis dapat meningkatkan daya jual produk pangan. Pada awalnya, dalam proses pelayanan pendaftaran pangan olahan hanya bisa dilakukan secara manual yaitu dengan mendaftarkan langsung ke Badan POM yaitu pada Direktorat Registrasi Pangan Olahan. Namun karena setiap tahunnya terjadi peningkatan permohonan pendaftaran dan terbatasnya sumber daya manusia untuk melayani permohonan pendaftaran tersebut maka diterapkan sistem pendaftaran e-registration. Proses pendaftaran e-registration ini memiliki tujuan yang sama dengan motto Direktorat Registrasi Pangan Olahan yaitu cekatan, efisien, profesional, pasti (biaya dan waktu), akuntabel, tanggap dan transparan.

Cekatan atau cepat dan efisien karena proses pendaftarannya bisa dilakukan secara elektronik (online) tanpa perlu membuang waktu untuk pergi dan mengantri ke Badan POM. Selain itu proses pendaftaran bisa dilakukan dimana saja dan kapan pun. Pasti dan akuntabel karena proses dilakukan by sistem sehingga dalam hal pembayaran, jumlah yang harus dibayarkan sudah tercantum dalam surat perintah bayar dan bisa dilakukan melalui e-payment. Profesional dan tanggap dalam pelayanan dimana dokumen yang dikerjakan adalah dokumen yang pertama masuk (first in first out) sedangkan transparan karena semua persayaratan sudah tercantum secara elektronik oleh sistem.

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa proses e-registration dilakukan melalui 2 tahapan yaitu pendaftaran akun perusahaan dan pendaftaran pangan olahan. Tahap

pendaftaran akun perusahaan dapat dilakukan dengan menginput data secara elektronik, kemudian mengunggah dokumen pendaftaran yang dipersyaratkan serta menyerahkan dokumen untuk diverifikasi. Setelah pendaftaran akun perusahaan diverifikasi oleh petugas maka pendaftar akan mendapatkan konfirmasi melalui email berupa user ID dan password yang akan digunakan untuk pendaftaranpangan olahan. Dengan pendaftaran secara online, pendaftaran akun perusahaan hanya dilakukan sekali tanpa perlu dilakukan berulang kali.

Sementara itu, alur dari pendaftaran pangan olahan yaitu menginput data secara elektronik dan mengunggah dokumen, verifikasi jenis pangan, penerbitan surat perintah bayar, pembayaran, evaluasi data pangan olahan dan rancangan label, validasi dan finalisasi kemudian penerbitan surat izin edar. Proses pendaftaran pangan olahan cukup mudah dilakukan jika dokumen-dokumen yang dipersyaratkan sudah lengkap. Timeline penilaian untuk mendapatkan surat izin edar yaitu sekitar 30 (tiga puluh) hari kerja setelah surat perintah bayar dikeluarkan.

Proses pendaftaran panganolahanmerupakan salah satu pengawasan pre-market yang dilakukan oleh Badan POM yang bertujuan untuk menjamin keamanan, mutu dan gizi dari pangan olahan. Proses pendaftaran ini sudah maksimal karena Badan POM menilai keamanan pangan olahan yang akan dipasarkan berdasarkan hasil laboratorium yang sudah terakreditasioleh Komite Akreditasi Nasional (KAN) sesuai dengan standar yang ditetapkan.

Dalam proses registrasi pangan olahan di Badan POM, tidak terlepas dari beberapa kendala yang dihadapi. Registrasi pangan olahan secara elektronik memungkinkan terjadinya error system dan koneksi jaringan yang tidak stabil terutama di daerah-daerah terpencil. Selain itu, pada saat pendaftaran, data-data yang dikirimkan oleh pemohon/perusahaan kurang lengkap dan tidak memenuhi persyaratan sehingga memperlambat proses penilaian pangan olahan serta persyaratan-persyaratan yang diajukan tidak dipatuhi oleh perusahaan atau seperti contohnya informasi yang tertera pada label tidak jelas.

Keterbatasan jumlah staf di Badan POM sehingga mempengaruhi kinerja Badan POM menjadi kurang maksimal dalam menjalankan tugas-tugasnya seperti ketika jumlah permohonan pendaftaran pangan yang didaftarkan meningkat sedangkan jumlah evaluator yang ada sedikit sehingga membuat proses penilaian pangan menjadi lama. Seperti yang bisa dilihat dari tabel perbandingan jumlah evaluator dan jumlah berkas permohonan pendaftaran

29 pangan pada tahun 2010-2014 yang terdapat pada Renstra(Rencana Strategis)Direktorat Registrasi Pangan Olahan tahun 2015-2019

Tabel 9. Data Jumlah Berkas Permohonan dan Jumlah Evaluator (2010-2014)

No Uraian Tahun

2010 2011 2012 2013 2014 1 Jumlah berkas permohonan 15.723 18.160 19.074 21.112 24.974

2 Jumlah evaluator 31 30 28 32 34

Pada tabel di atas, dapat dilihat bahwa jumlah evaluator yang ada sangat sedikit jika dibandingkan dengan jumlah berkas permohonan pendaftaran pangan olahan yang mencapai ribuan berkas.

30 5. PENUTUP

5.1. Kesimpulan

a. Badan POM adalah lembaga pemerintah non-kementrian yang bertanggung jawab secara langsung kepada Presiden yang berwenang dalam sistem pengawasan obat dan makanan di Indonesia.

b. Direktorat Registrasi Pangan Olahan adalah salah satu bagian dari Badan POM yang melaksanakan tugasnya dalam pengawasan pangan (pre-market) dengan menilai keamanan, mutu gizi serta label pangan olahan sebelum pangan diedarkan.

c. Pendaftaran Pangan Olahan bertujuan untuk melindungi masyarakat dari pangan olahan yang tidak memenuhi persyaratan keamanan, mutu dan gizi pangan.

d. Proses pengawasan pre-market atau penilaian pangan yang telah dilakukan oleh Badan POM sudah cukup efektif

5.2. Saran

Dengan banyaknya pelaku usaha yang melakukan pendaftaran pangan olahan, diharapkan sumber daya manusia terutama evaluator yang bekerja di Direktorat Registrasi Pangan Olahan harus ditambah sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanan di Direktorat Registrasi Pangan Olahan.

31 6. DAFTAR PUSTAKA

Badan POM. (2013). E-Registration Pangan Olahan versi 1.3. Jakarta

Badan POM. (2015). Rencana Strategis Direktorat Penilaian Keamanan Pangan tahun 2015-Diakses pada tanggal 12 Juni 2018

Badan POM. (2017). Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 26 tahun 2017 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengawas Obat dan Makanan. Diakses pada tanggal 12 Juni 2018

Badan POM. (2017). Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia Nomor 27 tahun 2017 tentang Pendaftaran Pangan Olahan. Diakses pada tanggal 12 Juni 2018

Badan POM (2017). Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 2017 tentang Jenis Dan Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak YangBerlaku Pada Badan Pengawas Obat Dan Makanan. Diakses pada tanggal 12 Juni 2018

32 7. LAMPIRAN

33

35

37 7.6. Formulir Pendaftaran Ulang

Dokumen terkait