BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.2. Self Efficacy
2.2.1 Pengertian Self Efficacy
Kemampuan seseorang untuk melakukan sesuatu tidak hanya oleh pengetahuan atau wawasan mengenai suatu hal. Bandura (1986) menyebutkan satu istilah yang merupakan media perantara antara apa yang diketahui individu dengan perilakunya yaitu self efficacy dan kemudian mendefinisikannya sebagai suatu keyakinan atas kemampuan diri sendiri untuk mengatur dan bertindak dalam menghadapi situasi tertentu.
Penilaian mengenai kemampuan diri tersebut berkaitan dengan sikap subyektif individu, karena menilai kemampuannya berdasarkan persepsi mengenai dirinya sendiri. Sebagaimana yang dinyatakan oleh Brown & Brook (1990) bahwa self efficacy merupakan penilaian yang subyektif atas kemampuan yang dimiliki individu berkaitan dengan hal tertentu, sehingga self efficacy tidak tergantung dari kemampuan obyektif yang dimiliki oleh seseorang, tetapi lebih berkaitan dengan keyakinan seseorang tentang kemampuannya.
Banyak ahli telah mengembangkan dan melakukan penelitian mengenai konsep self efficacy. Bandura adalah salah satu tokoh yang paling konsisten mengangkat konsep ini. Menurut Bandura self Efficacy adalah belief atau keyakinan seseorang bahwa ia dapat menguasai situasi dan menghasilkan hasil (outcomes) yang positif (Santrock, 2001).
Dari beberapa definisi di atas maka dapat disimpulkan self efficacy adalah penilaian seseorang terhadap dirinya dan keyakinan mengenai beberapa besar kemampuannya mengerjakan suatu tugas tertentu. Kemudian diartikan sebagai keyakinan individu akan kemampuan dan kompetensinya atas kinerja tugas yang diberikan untuk mencapai tujuan dan mengatasi hambatan.
2.2.2. Ciri-ciri Self Efficacy
Menurut Bandura self Efficacy adalah belief atau keyakinan seseorang bahwa ia dapat menguasai situasi dan menghasilkan hasil (outcomes) yang positif (Santrock, 2001). Ciri-ciri dari self efficacy yaitu:
1. Penilaian terhadap dirinya
2. Keyakinan mengenai seberapa besar kemampuannya
2.2.3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Self Efficacy
Self efficacy seseorang menurut Bandura (1989) dipengaruhi oleh empat sumber informasi, yakni:
1. Hasil kerja yang dicapai secara nyata (performance Accomplishment). Hasil kerja seseorang dalam menyelesaikan suatu tugas merupakan sumber informasi yang sangat berpengaruh karena didasari oleh pengalaman nyata dalam penguasaan suatu tugas. Suatu kesuksesan
yang diperoleh akan menigkatkan keyakinan seseorang akan kemampuannya untuk menyelesaikan suatu tugas sedangkan sebaliknya kegagalan yang sering dialami akan menghasilkan rendahya persepsi seseorang mengenai kemampuannya dalam menyelesaikan suatu tugas (baron & Byrne, 1994). Pada percobaan Bandura (1986) peningkatan self efficacy bisa ditanamkan melalui pengalaman sukses secara langsung jika seorang agen asuransi selalu berhasil menjual polis asuransi, maka hal ini akan meningkatkan self efficacy dirinya. Sebaliknya jika seorang agen asuansi gagal berulang kali dalam menjual polis asuransi, maka hal ini menyebabkan self efficacy dirinya menurun.
2. Observasi terhadap pengalaman orang lain (vicarious experience). Pengamatan terhadap keberhasilan orang lain yang memiliki kemiripan dengan individu dalam mengerjakan suatu tugas tertentu akan meningkatkan keyakinan individu dalam megerjakan suatu tugas yang sama.
3. Persuasi verbal mengenai kondisi individu. Informasi tentang kemampuan yang disampaikan secara verbal oleh orang lain biasanya digunakan untuk meyakinkan seseorang bahwa mereka cukup mampu untuk mengerjakan tugas tertentu. Keyakinan ini dapat meningkat self efficacy sehingga diharapkan dapat mendorong orang tersebut untuk melakukan tugas tersebut untuk melakukan tugas
4. Kondisi fisiologis seseorang (physiological state). Dalam menilai kemampuan seseorang dipengaruhi oleh informasi mengenai keadaan fisiknya. Tanda-tanda fisiologis, seperti detak jantung dan keringat dingin, juga menghasilkan informasi mengenai kemampuan seseorang. Hal-hal tersebut diatas dapat diasosiasikan sebagai stress dan ketegangan yang mengindikasikan ketidakmamuan seseorang. (Bandura, 1990). Untuk mengubah dan memodifikasi self efficacy dengan jenis informasi ini (tanda-tanda fisiologis), individu dapat menigkatkan keadaan fisiknya, mengurangi tingkat stress, dan mengubah cara individu dalam menginterpretasikan keadaan tubuhnya (Bandura, 1990).
2.2.4. Fungsi self efficacy
Menurut Bandura (1986), self efficacy berpengaruh pada individu dalam beberapa hal yaitu :
a. Pilihan tingkah laku
Dalam kehidupan sehari-hari setiap orang harus mengambil keputusan mengenai aktivitas yang akan dilakukannya, waktu luang yang akan digunakan dan lama kegiatan tersebut dilakukan.
b. Usaha dan ketekunan berusaha
Menurut Gould dan Weiss (1981 dalam Baron & Byrne, 1994) self efficacy juga menentukan seberapa besar usaha yang dilakukan dan
seberapa lama seseorang mampu bertahan mengalami tantangan dan pengalaman yang buruk. Orang yang menilai diriya memiliki self efficacy tinggi pada suatu tugas atau kegiatan tertentu akan berusaha keras untuk mengerjakannya. Orang yang menilai dirinya memiliki self efficacy tinggi, jika ia mengalami kesulitan akan memperbesar usahanya sedangkan orang yang memiliki self efficacy yang rendah tidak akan berusaha keras bila mengalami kesulitan, akan mengurangi usahanya dan lebih mudah menyerah dalam menghadapi tantangan tugas ini serta memiliki perasaan dirinya tidak mampu.
c. Pola pikir dan reaksi emosi
Penilaian seorang terhadap kemampuan dirinya mempengaruhi pola pikir dan reaksi emosional sewaktu melakukan transaksi dengan lingkungan.
d. Sebagai peramal tingkah laku selanjutnya
Dengan demikian orang-orang yang memiliki self efficacy tinggi memiliki keterlibatan yang lebih banyak dengan lingkungan sekitarnya. Demikian pula dalam mengerjakan tugas dimasa yang akan datang dia akan menjadi lebih terlibat dan tidak mudah menyerah karena menurut mereka usaha yag dihasilkan disebabkan karena kinerja keras dan kemampuan mereka. Sebaliknya bagi orang yang memiliki self efficacy yang rendah ia akan menghindar dari
keterlibatan mengerjakan tugas bahkan cenderung lebih pemalu dan pasrah dalam menerima hasil.
e. Sebagai penentu performasi selanjutnya
Banyak hasil penelitian yang menunjukan bahwa self efficacy secara signifikan mempengaruhi prestasi kerja yang ditampilkan seseorang. Solomon (dalam Stenberg, 1990) mengatakan bahwa selain dapat meningkatkan performasi atau prestasi kerja, self efficacy juga dapat meningkatkan besarnya usaha seseorang dalam menyelesaikan suatu tugas yang dianggapnya mudah, yang pada akhirnya akan meningkatkan prestasi kerja individu tersebut. Penelitian sebelumnya telah membuktikan adanya hubungan yang signifikan antara self efficacy dengan seseorang dalam menjalankan tugas.
Kepuasan dalam bekerja dapat diperoleh dari situasi dimana penghasilan dan kepuasan diri serta meningkatkan self efficacy dalam diri terjadi secara bersamaan. Seorang yang mempunyai self efficacy yang tinggi, maka harapan untuk mengerjakan tugasnya dengan baik juga tinggi, yang pada akhirnya individu tersebut akan menentukan goal yang tinggi juga