• Tidak ada hasil yang ditemukan

Efisiensi Pengelolaan Asset

Dalam dokumen VI KONDISI RANTAI PASOK BERAS ORGANIK (Halaman 41-46)

6.6. Kinerja Rantai Pasok

6.6.2. Efisiensi Pengelolaan Asset

Efisiensi pengelolaan asset hanya diukur pada Tani Sejahtera Farm karena badan usaha ini berperan sebagai fokus atau sentra rantai pasok beras organik. Pengukuran ini dilakukan untuk mengetahui apakah Tani Sejahtera Farm sudah efisien atau belum dalam mengelola assetnya untuk mendukung kelancaran dalam rantai pasok beras organik. Asset yang akan dianalisis adalah asset persediaan dan uang tunai yang termasuk ke dalam asset lancar. Asset persediaan yang dimiliki badan usaha ini berupa beras organik yang sudah siap dijual (finished good). Asset persediaan menjadi penting untuk dikelola dengan baik untuk dapat melancarkan aliran produk beras organik dalam rantai pasok beras organik sehingga dapat memenuhi permintaan konsumen akhir. Begitu juga dengan asset uang tunai. Asset uang tunai penting dikelola dengan baik untuk menjaga kelancaran aliran finansial dalam rantai pasok beras organik sehingga tidak merugikan anggota rantai pasok lainnya.

6.6.2.1. Inventory Turnover

Inventory turnover merupakan salah satu metrik penilaian kinerja rantai pasok. Metrik ini mengukur seberapa cepat perputaran per sediaan yang dimiliki salah satu anggota rantai pasok. Pengukuran inventory turnover akan dilakukan pada Tani Sejahtera Farm saja karena jika inventory turnover diukur pada ritel akan menghasilkan penilaian yang tidak sesuai dengan studi kasus penelitian kali ini. Ritel produk organik tidak hanya menerima pasokan beras organik dari Tani

Sejahtera Farm saja, sedangkan penilaian kinerja rantai pasok yang ingin diukur adalah rantai pasok beras organik pada kasus Tani Sejahtera Farm sehingga menjadi tidak sesuai dengan tujuan penelitian karena jika diukur pada ritel, perputaran persediaan yang akan dianalisis adalah persediaan dari berbagai pemasok.

Inventory turnover dapat dijadikan sebagai alat evaluasi Tani Sejahtera Farm dalam mengefisienkan persediaan beras organik dalam gudangnya. Perhitungan inventory turnover didahului dengan menghitung COGS (Cost of Good Sold) beras organik tahunan dan average aggregate value of inventory (nilai rata-rata seluruh persediaan) pada Tani Sejahtera Farm. COGS merupakan jumlah seluruh biaya yang dikeluarkan dalam penjualan produk tertentu. Perhitungan COGS hanya untuk penjualan produk akhir saja, bukan harga jual akhir produk yang sudah didiskon atau di-mark up. COGS dihitung per tahun dalam pengukuran inventory turnover. COGS pada Tani Sejahtera Farm merupakan COGS saat badan usaha ini sebagai distributor dan produsen beras organik. Jadi, biaya-biaya yang diperhitungkan dalam COGS dimulai dari budidaya padi organik dengan tiga musim tanam hingga mendistribusikan beras organik hasil panen petani mitra ke ritel setiap bulan dalam setahun. COGS Tani Sejahtera Farm berbeda antar tahun karena biaya bahan baku berbeda setiap bulan. Biaya bahan baku yang berbeda dikarenakan beras organik hasil panen petani mitra berubah-ubah sehingga biaya yang dikeluarkan juga berubah setiap siklusnya. Namun, perbedaan biaya yang dikeluarkan setiap tahun tidak jauh berbeda. Rincian perhitungan COGS pada tahun 2011 dapat dilihat pada Tabel 11.

COGS atau jumlah biaya yang dikeluarkan Tani Sejahtera Farm untuk menghasilkan beras organik pada tahun 2011 sebesar Rp. 125.734.700 tanpa keuntungan karena COGS dihitung tanpa mark up berupa keuntungan yang diinginkan.

Tabel 11. Rincian Perhitungan COGS Tahun 2011 pada Tani Sejahtera Farm

Komponen Nilai (Rp)

Biaya bahan baku 89.019.850

Biaya tenaga kerja 25.470.000

Penyusutan 3.964.800

Biaya lainnya 7.280.050

JUMLAH 125.734.700

Persediaan awal dalam proses 0

JUMLAH 125.734.700

Persediaan akhir dalam proses 0

Biaya Produksi 125.734.700

Persediaan awal produk jadi 0

JUMLAH 125.734.700

Persediaan produk jadi 0

COGS 125.734.700

Selanjutnya, dilakukan perhitungan average aggregate value of inventory. Nilai ini juga diukur untuk tahun 2011 karena jumlah persediaan berbeda setiap tahun mengingat beras organik yang dipasok petani mitra berubah-ubah. Perhitungan ini merupakan total nilai seluruh barang yang dijadikan sebagai persediaan termasuk bahan baku mentah, bahan baku dalam proses, dan produk jadi. Barang yang dijadikan persediaan oleh Tani Sejahtera Farm adalah produk jadi, yaitu beras organik dalam kemasan. Berikut adalah rincian perhitungan average aggregate value of inventory yang dimiliki Tani Sejahtera Farm.

 Rata-rata persediaan = umlah persediaan setahun

12 bulan = 10. kg

12 bulan = 878,875 kg

 Biaya per unit = COGS

Hasil produksi setahun = = Rp. 11.900

Average aggregate value of inventory = rata-rata persediaan x biaya per unit

= 878,875 kg x Rp. 11.900 = Rp. 10.458.612,5

Setelah diketahui nilai COGS dan average aggregate value of inventory pada Tani Sejahtera Farm, dapat dilakukan perhitungan inventory turnover. Nilai COGS dan average aggregate value of inventory merupakan nilai pada tahun 2011 sehingga inventory turnover yang diukur merupakan nilai pada tahun 2011. Berikut adalah perhitungannya.

Inventory Turnover = COGS

vera e a re ate value of inventory =

= 12 kali

Nilai inventory turnover atau perputaran persediaan beras organik pada Tani Sejahtera Farm tahun 2011 sebanyak 12 kali yang berarti Tani Sejahtera Farm menahan persediaan beras organik selama satu bulan dalam setahun. Selama ini, nilai ini tidak berbeda jauh pada tahun sebelumnya karena jumlah pasokan beras organik dari petani belum berbeda sangat jauh. Semakin tinggi nilai inventory turnover, semakin baik bagi kinerja Tani Sejahtera Farm. Nilai inventory turnover pada Tani Sejahtera Farm cukup tinggi sehingga dapat cepat menutupi investasi yang dilakukan untuk mengadakan persediaannya karena perputarannya yang cepat.

6.6.2.2. Inventory Days of Supply

Inventory days of supply merupakan metrik penilaian kinerja kedua dengan pendekatan efisiensi pengelolaan asset dalam rantai pasok beras organik. Pengukuran metrik ini terdiri dari COGS dan average aggregate value of inventory, hampir sama seperti inventory turnover. Namun, COGS yang digunakan adalah COGS per hari. Berikut adalah perhitungan inventory days of supply.

Inventory days of supply = Average Aggregate Value of Inventory

COGS 3 hari

= Rp.10. . ,

Rp.12 . 00 3 hari

= 30,4 hari ≈ 30 hari

Nilai inventory days of supply pada Tani Sejahtera Farm sebesar 30 hari pada tahun 2011. Nilai ini juga tidak jauh berbeda dengan pengukuran tahun-tahun sebelumnya. Nilai ini memberi arti bahwa persediaan beras organik yang sudah ada cukup untuk memenuhi kebutuhan atau permintaan selama 30 hari jika tidak ada pasokan lebih lanjut dari petani mitra. Nilai ini cukup rendah sehingga baik untuk Tani Sejahtera Farm agar tidak banyak mengeluarkan biaya

penyimpanan. Dalam rangka memenuhi kebutuhan konsumen akhir dan kedua ritel, pihak badan usaha ini harus dapat mengefisienkan pengaturan persediaan beras organik dalam gudangnya.

6.6.2.3. Cash to Cash Cycle Time

Cash to cash cycle time adalah metrik kinerja rantai pasok beras organik yang terakhir diukur pada Tani Sejahtera Farm. Metrik ini diuk ur untuk mengetahui seberapa cepat rantai pasok mengubah persediaan beras organik menjadi uang. Cash to cash cycle time juga dapat digunakan untuk melihat kesehatan keuangan atau perputaran keuangan dalam perusahaan yang berkaitan dengan rantai pasok beras organik. Perputaran keuangan pada Tani Sejahtera Farm melibatkan anggota rantai pasok beras organik lainnya karena Tani Sejahtera Farm melakukan pembayaran kepada petani mitra sebagai pemasoknya dan menerima bayaran dari ritel dan konsumen akhir atas penjualan beras organik. Terdapat tiga komponen yang diperhitungkan dalam mengukur cash to cash cycle time, yaitu inventory days of supply, average days of account receivable, dan average days of account payable. Inventory days of supply merupakan metrik kinerja rantai pasok beras organik yang telah diukur sebelumnya, yaitu sebesar 30 hari. Nilai tersebut merupakan nilai inventory days of supply pada tahun 2011 sehingga cash to cash cycle time yang dapat diukur adalah pada tahun 2011.

Tani Sejahtera Farm menjual beras organik kepada ritel produk organik. Penjualannya menghasilkan pendapatan yang dibayar ritel dalam jangka waktu tertentu karena ritel tidak membayar tunai. Rata-rata jumlah hari Tani Sejahtera Farm memperoleh pendapatan penjualan beras organik dar i kedua ritel setelah diberikan surat tagihan (invoice) dinamakan average days of account receivable. Pembayaran hutang kedua ritel produk organik kepada Tani Sejahtera Farm rata-rata selama 5 hari. Sedangkan average days of account payable adalah rata-rata-rata-rata jumlah hari perusahaan membayar input setelah perusahaan menerima surat tagihan dari pemasok. Namun, Tani Sejahtera Farm melakukan pembayaran tunai kepada seluruh pemasoknya, tidak memiliki hutang sehingga nilai average days of

account payable sama dengan nol. Kedua nilai ini selalu tetap setiap bulan. Berikut adalah perhitungan cash to cash cycle time.

Cash to Cash Cycle Time = Inventory days of supply + average days of account receivable – average days of account payable

= 30 hari + 5 hari – 0 hari = 35 hari

Lamanya waktu antara Tani Sejahtera Farm membayar seluruh input dan menerima pembayaran dari kedua ritel produk organik atas penjualan beras organik adalah selama 35 hari. Hasil pengukuran ini menunjukkan bahwa Tani Sejahtera Farm belum dapat mengelola uang tunai dengan baik bersama anggota rantai pasok beras organik lainnya. Kesehatan keuangan, khususnya uang tunai menjadi penting dalam perputaran modal agar lancar dalam menjalankan usaha. Jika pengelolaan uang tunai dalam rantai pasok beras organik seperti ini seterusnya, maka ditakutkan dapat mengganggu kelancaran a liran finansial bahkan hubungan antar anggota rantai pasok beras organik.

Dalam dokumen VI KONDISI RANTAI PASOK BERAS ORGANIK (Halaman 41-46)

Dokumen terkait