• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ekostruktur Komunitas Ikan Terumbu .1Biodiversitas Ikan Terumbu.1Biodiversitas Ikan Terumbu

Ikan terumbu yang teridentifikasi di perairan Karang Lebar selama penelitian terdiri atas 110 spesies dari 25 famili (Lampiran 3.). Berdasarkan pengambilan data komunitas ikan terumbu pada sembilan titik penyelaman di Karang Lebar. Komposisi spesies yang umum ditemukan berasal dari Famili Pomacentridae, Labridae, Chaetodontidae, Caesionidae, Serranidae dan Scaridae (Gambar 6.). Menurut Adrim (1993) berdasarkan kelompok fungsionalnya, ikan terumbu dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu: (1) Ikan Target merupakan ikan ekonomis penting dan ditangkap untuk konsumsi,contohnya: Famili

Acanthuridae, Haemulidae, Caesionidae, Lethrinidae, Lutjanidae, Serranidae; (2) Ikan Indikator merupakan ikan terumbu yang mendiami daerah terumbu dan menjadi indikator kesuburan ekosistem tersebut, contohnya: Famili Balistidae, Chaetodontidae, Scaridae; (3) Ikan Mayor merupakan ikan yang sepanjang hidupnya berada di daerah karang dan cenderung bersifat teritorial, contohnya: Apogonidae, Labridae, Pomacentridae. Di lokasi penelitian, komunitas ikan terumbu yang tergolong ikan target sebanyak 25 spesies, ikan indikator sebanyak 13 spesies dan ikan mayor sebanyak 72 spesies.

Gambar 6. Kelimpahan Ikan Terumbu di Karang Lebar Komposisi famili terbanyak berdasarkan hasil padaGambar 6.

menunjukkan bahwa ikan Famili Pomacentridae dijumpai dominan di perairan tersebutdengan nilai 43%, Labridae 28%, Chaetodontidae 6%, masing-masing 4% pada famili Scaridae, Serranidae dan Caesionidae, Nemipteridae 3%,

Pomacanthidae 1% dan famili lainnya 7%. Jika dilihat dari hasil pengamatan tersebut ikan mayor memiliki jumlah komposisi famili terbanyak di perairan Karang Lebar. Famili Pomacentridae paling banyak ditemukan di daerah karang dan patahan karang (rubble) dikarenakan ikan terumbu ini merupakan ikan yang tergolong memiliki tingkah lakuteritorial,dan menetap terhadap sumber

makanan dan tempat berlindung dari serangan predator. Ikan Pomacentridae tergolong ikan herbivora berdasarkan struktur jejaring makanannya. Famili Labridae merupakan salah satu ikan mayor yang banyak ditemukan setelah Pomacentridae di setiap stasiun pengamatan. Ikan ini merupakan ikan terumbu yang berada di perairan dangkal, daerah pasang surut dan terumbu karang dengan

ukuran yang bervariasi 5-30 cm dan tergolong ikan pemakan zooplankton, benthos dan karnivora. Spesies yang termasuk ke dalam Famili Chaetodontidae merupakan ikan pemakan alga dan hewan karang, sehingga keberadaan ikan ini sebagai tolok ukur kondisi ekosistem terumbu karang yang ada.

Kelimpahan dan biomassa merupakan salah satu parameter penelitian komunitas ikan terumbu di Karang Lebar. Kelimpahan ikan terumbu

menggambarkan banyaknya jumlah individu dan jumlah jenis yang ditemukan dalam suatu area. Sedangkan, biomassa sebagai pendugaan stok jenis ikan dalam suatu area di tiap stasiun penelitian berdasarkan arah pergerakan angin permukaan (leeward/windward). Adanya perbedaan proporsi kelimpahan dan biomassa ikan berdasarkantrophic level pada kondisi stasiun yang berbeda, baik di daerah leeward(daerah tanpa hembusan angin) maupunwindward(daerah yang dilewati angin) yang ditunjukkan olehGambar 7.

Secara umum ikan terumbu yang terbanyak pada semua lokasi (Windward danLeeward) adalah ikan terumbu jenis planktivora, omnivora dan pemakan invertebrata bentik. Ikan planktivora (Famili Caesionidae, beberapa Famili Pomacentridae dan Malacanthidae) merupakan ikan yang akan memakan segala jenis plankton, baik zooplankton maupun fitoplankton. Ikan omnivora (Famili Pomacentridae) merupakan ikan yang mampu beradaptasi di lingkungan manapun karena mampu memakan segala jenistrophic levelterutama di daerah yang memiliki tingkat tutupan karang yang di dominasi rubble(patahan karang), karang yang ditutupi alga dan pasir. Ikan pemakan invertebrata bentik (Famili Labridae) merupakan ikan pemakan hewan-hewan kecil yang hidup di dasar perairan, seperti: udang, bintang laut, gastropoda, alga, bivalvia.

Gambar 7. Profil Arus, Gelombang, Kelimpahan, dan Biomassa Ikan Terumbu BerdasarkanTrophic Leveldi Karang Lebar

Parameter kelimpahan dan biomassa ikan terumbu memiliki perbedaan karakteristik dari hasil yang diinterpretasikan. Kondisi yang terjadi diGambar 7.

merupakan perbedaan karakteristik dari parameter kelimpahan dan biomassa. Salah satu contohnya saat kondisi kelimpahan ikan planktivora di stasiun 3 tergolong tinggi, tetapi biomassa ikan planktivora di stasiun 3 tergolong sedikit. Hal ini dikarenakan oleh perhitungan parameter kelimpahan yang

diinterpretasikan hanya berdasarkan jumlah individu ikan terumbu yang ditemukan, sedangkan perhitungan parameter biomassa yang diinterpretasikan berdasarkan pada jumlah individu dan panjang ikan terumbu yang ditemukan.

Ikan terumbu yang tercatat pada daerah pengamatan adalah pemakan invertebrata bentik, karnivora, koralivora, detritivora, herbivora, omnivora dan planktivora. Pada umumnya daerahwindward,kelimpahan ikan total terbesar adalah ikan omnivora sebesar 20.440 ind/ha. Selain omnivora, ikan terumbu yang tercatat pada daerahwindwardadalah planktivora (17.440 ind/ha), pemakan invertebrata bentik (7.280 ind/ha), herbivora (6.760 ind/ha), karnivora (2.240 ind/ha), koralivora (840 ind/ha), dan detritivora (440 ind/ha). Pada daerah leeward, kelimpahan ikan total terbesar adalah ikan planktivora sebesar 26880 ind/ha. Selain planktivora, ikan terumbu yang tercatat pada daerahleedward adalah omnivora (18680 ind/ha), pemakan invertebrata bentik (11600 ind/ha), herbivora (4160 ind/ha), koralivora (3240 ind/ha), karnivora (1920 ind/ha), dan detritivora (280 ind/ha).

Pada daerahwindward,rata-rata biomassa ikan terumbu terbesar adalah ikan planktivora sebesar 142.883 Kg/ha. Ikan terumbu yang tercatat di daerah windwardadalah omnivora (68.630 Kg/ha), pemakan invertebrata bentik (110.867 Kg/ha), herbivora (63.672 Kg/ha), karnivora (108.651 Kg/ha), koralivora(5.435 ind/ha) dan detritivora(15014 ind/ha). Pada daerahleeward,rata-rata biomassa

ikan terbesar adalah ikan planktivora sebesar 440.448 Kg/ha. Selain planktivora, ikan terumbu yang tercatat pada daerahleedwardadalah omnivora (297.390 Kg/ha), pemakan invertebrata bentik (416.882 Kg/ha), herbivora (131.189 Kg/ha), koralivora (47.116 ind/ha), karnivora (140.788 Kg/ha), dan detritivora (11.160 Kg/ha).

Kondisi gelombang dan arus yang bergerak di perairan Karang Lebar memiliki ketergantungan terhadap profil batimetri yang dilewati perairan tersebut. Menurut Fulton dan Bellwood (2005) kecepatan arus dan tinggi gelombang akan mengalami peningkatan ketika pergerakan air dari profil batimetri yang dalam menuju dangkal atau tubir dan mengalami penurunan kecepatan arus dan tinggi gelombang ketika melewati daerah dangkal menuju goba. Pengaruh gelombang dan arus yang terjadi pada penelitian ini di perairan Karang Lebar mencapai kedalaman hingga 3 meter, sehingga ikan terumbu yang diamati mendapatkan pengaruh langsung dari arus dan gelombang di perairan Karang Lebar.

Profil gelombang dan arus yang bergerak ke arah Timur hingga Tenggara di perairan Karang Lebar yang ditunjukkan olehGambar 7.memberikan pengaruh nyata terhadap jejaring makanan ikan terumbu di Karang Lebar. Kecepatan arus yang berkisar antara 0,05-0,25 m/s memberikan pengaruh terhadap karakteristik gerak renang ikan terumbu yang berbeda di tiap lapisan perairan, sehingga mempengaruhi pola makanan pada ikan terumbu tersebut.

Di lapisan kolom perairan Karang Lebar, khususnya pada penelitian ini kedalaman perairan sejauh 5 m memiliki ikan terumbu yang dominan menempati daerah kolom perairan adalah ikan yang menggunakan sirip pektoral dan

yang dominan adalah ikan yang menggunakan sirip kaudal (Fulton dan Bellwood 2005). Ikan terumbu yang menggunakan sirip pektoral dan pektoral-kaudalnya dalam mencari makanan adalah Famili Acanthuridae, Chaetodontidae, Scaridae, Labridae dan Pomacentridae, terutama ikan terumbu yang memangsa plankton. Ikan terumbu yang menggunakan sirip kaudal biasanya mencari makanan di substrat perairan, seperti ikan Famili Serranidae, Haemulidae, Caesionidae dan Lutjanidae. Pada umumnya jejaring makanan ikan terumbu yang menggunakan sirip kaudal bersifat karnivora dan planktivora.

4.3.2 Indeks Ekologi

Struktu komunitas ikan terumbu di suatu kawasan dapat ditketahui dengan memperhatikan indeks keanekaragaman (H ), keseragaman (E) dan dominansi (C). HIstogram indeks keanekaragaman (H ), keseragaman (E) dan dominansi (C) untuk komunitas ikan yang terdata disajikan padaGambar 8.

Indeks keanekaragaman (H ) komunitas ikan berkisar 2,59 sampai 4,30. Nilai H yang tertinggi ditemukan di Stasiun 1 dan terendah terdapat di Stasiun 8. Tingginya tingkat keanekaragaman Stasiun 1 diduga dipengaruhi topografi yang berbentuk tubir sehingga kondisi gelombang serta arus yang melewati Stasiun 1 membawa unsur hara dan plankton yang dibutuhkan ikan terumbu di perairan dangkal dan Stasiun 1 merupakan daerah yang terpapar langsung oleh hembusan angin pada bulan Juni. Rendahnya nilai H Stasiun 8 dikarenakan kondisi topografinya terletak didaerah yang menuju laut dalam, sehingga gelombang dan arus yang melewati perairan tersebut relatif sedikit membawa unsur hara dan plankton dibandingkan stasiun penelitian lainnya.

Gambar 8. Indeks Keanekaragaman (H ), Keseragaman (E) dan Dominansi (C) di Karang Lebar

Hasil analisis terhadap indeks keseragaman di seluruh lokasi penelitian menunjukkan kisaran nilai antara 0,69 sampai 1,01. Nilai tertinggi indeks keseragaman ditemukan di Stasiun 1 dan nilai terendah ditemukan di Stasiun 8. Pada umumnya nilai indeks keseragaman memiliki korelasi positif terhadap indeks keanekaragaman. Hal ini dikarenakan semakin tinggi/rendah

keanekaragaman, maka keseragaman spesies ikan dari kemerataan jumlah individu semakin tinggi/rendah.

Hasil analisis terhadap indeks dominansi di seluruh lokasi penelitian menunjukkan kisaran nilai antara 0,02 sampai 0,13. Nilai tertinggi indeks

dominansi ditemukan di Stasiun 8 sedangkan nilai terendah ditemukan di Stasiun 1. Nilai indeks dominansi memiliki hubungan yang berbanding terbalik dengan nilai indek keanekaragaman dan keseragaman. Hal ini diakibatkan spesies yang berada di Staiun 8 tergolong homogen dan tidak merata dari segi jumlah spesies sehingga mendominansi habitat tersebut.

Gambar 8. Indeks Keanekaragaman (H ), Keseragaman (E) dan Dominansi (C) di Karang Lebar

Hasil analisis terhadap indeks keseragaman di seluruh lokasi penelitian menunjukkan kisaran nilai antara 0,69 sampai 1,01. Nilai tertinggi indeks keseragaman ditemukan di Stasiun 1 dan nilai terendah ditemukan di Stasiun 8. Pada umumnya nilai indeks keseragaman memiliki korelasi positif terhadap indeks keanekaragaman. Hal ini dikarenakan semakin tinggi/rendah

keanekaragaman, maka keseragaman spesies ikan dari kemerataan jumlah individu semakin tinggi/rendah.

Hasil analisis terhadap indeks dominansi di seluruh lokasi penelitian menunjukkan kisaran nilai antara 0,02 sampai 0,13. Nilai tertinggi indeks

dominansi ditemukan di Stasiun 8 sedangkan nilai terendah ditemukan di Stasiun 1. Nilai indeks dominansi memiliki hubungan yang berbanding terbalik dengan nilai indek keanekaragaman dan keseragaman. Hal ini diakibatkan spesies yang berada di Staiun 8 tergolong homogen dan tidak merata dari segi jumlah spesies sehingga mendominansi habitat tersebut.

Gambar 8. Indeks Keanekaragaman (H ), Keseragaman (E) dan Dominansi (C) di Karang Lebar

Hasil analisis terhadap indeks keseragaman di seluruh lokasi penelitian menunjukkan kisaran nilai antara 0,69 sampai 1,01. Nilai tertinggi indeks keseragaman ditemukan di Stasiun 1 dan nilai terendah ditemukan di Stasiun 8. Pada umumnya nilai indeks keseragaman memiliki korelasi positif terhadap indeks keanekaragaman. Hal ini dikarenakan semakin tinggi/rendah

keanekaragaman, maka keseragaman spesies ikan dari kemerataan jumlah individu semakin tinggi/rendah.

Hasil analisis terhadap indeks dominansi di seluruh lokasi penelitian menunjukkan kisaran nilai antara 0,02 sampai 0,13. Nilai tertinggi indeks

dominansi ditemukan di Stasiun 8 sedangkan nilai terendah ditemukan di Stasiun 1. Nilai indeks dominansi memiliki hubungan yang berbanding terbalik dengan nilai indek keanekaragaman dan keseragaman. Hal ini diakibatkan spesies yang berada di Staiun 8 tergolong homogen dan tidak merata dari segi jumlah spesies sehingga mendominansi habitat tersebut.

4.4 Uji Statistik Deskriptif Ekostruktur Ikan Terumbu dan Hidrodinamika

Dokumen terkait