• Tidak ada hasil yang ditemukan

LANDASAN TEORI

2.5 Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT)

Teori ini dikembangkan oleh Venkatesh et al. yang merupakan penggabungan dari kedelapan model teori sebelumnya. Teori ini dirumuskan dengan empat macam penentu inti (core determinants) suatu minat dan penggunaan teknologi informasi dengan empat moderator dari hubungan pokok (key relationships). Keempat core determinants yang dimaksud adalah ekpektansi kinerja (performance expectancy),

14

ekspektansi usaha (effort expectancy), pengaruh sosial (social influence), dan kondisi-kondisi pemfasilitasi (facilitating conditions). Sedangkan keempat moderator yang dimaksud adalah jenis kelamin (gender), usia (age), pengalaman (experience) dan kesukarelaan menggunakan (voluntariness of use).

Gambar 2.1 Model Penelitian UTAUT Ekspektansi Kinerja (Performance Expectancy) Kondisi-kondisi Pemfasilitasi (Facilitating Conditions) Pengaruh Sosial (Social Influence) Ekspektansi Usaha (Effort Expectancy) Kesukarelaan penggunaan (Voluntariness of use) Gender Usia (Age) Perilaku Menggunakan (Use Behavior) Minat menggunakan (Behavioral Intention) Pengalaman (Experience)

15

2.5.1 Ekspektansi Kinerja

Jogiyanto (2007: 315) mendefinisikan ekspektansi kinerja (Performance expectancy) sebagai seberapa tinggi seseorang percaya bahwa menggunakan suatu sistem akan membantu dia untuk mendapatkan keuntungan-keuntungan kinerja dipekerjaannya. Lima konstruk yang termasuk dalam ekpektansi kinerja yang diperoleh dari beberapa model sebelumnya adalah:

1. Kegunaan persepsian (perceived usefulness) di TAM/TAM2 dan TAM+TPB 2. Motivasi ekstrinsik (extrinsic motivation) di MM

3. Kecocokan-tugas (job-fit) di MPCU

4. Keuntungan relatif (relative advantage) di IDT

5. Ekspektansi-ekspektansi hasil (outcome expectations) di SCT

Konstruk-konstruk ini sebenarnya banyak kesamaannya, yaitu:

1. Kegunaan persepsian (perceived usefulness) dengan motivasi ekstrinsik (extrinsic motivation)

2. Kegunaan persepsian (perceived usefulness) dengan kesesuaian-pekerjaan (job-fit)

3. Kegunaan persepsian (perceived usefulness) dengan keuntungan relatif (relative advantage)

4. Kegunaan persepsian (perceived usefulness) dengan ekspektansi-ekspektansi hasil (outcome expectations)

16

Tabel 2.1 Konstruk-konstruk Akar dari Ekpektansi Kinerja

Konstruk Definisi Item-item*

Kegunaan persepsian (perceived usefulness)

Seberapa jauh seseorang percaya bahwa menggunakan suatu sistem tertentu akan meningkatkan kinerja pekerjaannya. (The degree to which a person believes that using a

particular system would enhance his or her job performance).

1. using the system in my job would enable me to accomplish tasks more quickly.

2. Using the system in my job would improve my job performance.

3. Using the system in my job would increase my

productivity.

4. Using the system would enhance my effectiveness on the job.

5. Using the system would make it easier to do my job.

6. I would find the system useful in my job.

Motivasi ekstrinsik (extrinsic motivation)

Persepsi yang diinginkan pemakai untuk melakukan suatu aktivitas karena dianggap sebagai alat dalam mencapai hasil-hasil bernilai yang berbeda dari aktivitas itu sendiri, semacam kinerja pekerjaan,

pembayaran, dan promosi-promosi. (The perception that users will want to perform an activity because it is perceived to be instrumental in achieving valued outcomes that are distinct from the activyty itself, such as improved job performance, pay, or promotions).

Motivasi ekstrinsik (extrinsic motivation) dioperasionalkan menggunakan item-item yang sama dengan kegunaan persepsian (perceived usefulness) di TAM (sama dengan 6 item di atas).

Kesesuaian-pekerjaan (job-fit)

Bagaimana kemampuan-kemampuan dari suatu sistem meningkatkan kinerja pekerjaan individual (How the capabilities of a system enhance

an individual’s job performance).

1. Use of the system will have no effect on the performance of my job (reverse scored). 2. Use of the system can

decrease the time needed for my important job

responsibilities. 3. Use of the system can

significantly increase the quality of output on my job. 4. Use of the system can increase

the effectiveness of performing job tasks.

5. Use can increase the quantity of output from the same amount of effort.

6. Considering all tasks, the general extent to which use of the system could assist on the

17

job (different scale used for this item).

Keuntungan relatif (relative advantage)

Seberapa jauh menggunakan suatu inovasi dipersepsikan sebagai lebih baik daripada menggunakan pendahulunya (The degree to which using an innovation is perceived as being better than using its

precursor).

1. Using the system enable me to accomplish tasks more quickly.

2. Using the system improves the quality of the work I do. 3. Using the system makes it

easier to do my job.

4. Using the system enhances my effectiviness on the job. 5. Using the system increase my

productivity. Ekspektansi-ekspektansi hasil (outcome expectations) Ekspektansi-ekspektansi hasil (outcome expectations) berhubungan dengan konsekuensi-konsekuensi dari perilaku. Berbasis pada bukti empiris, mereka dipisahkan ke dalam

ekspektansi-ekspektansi kinerja (performance expectations) dan ekspektansi-ekspektansi personal (personal expectations).

Untuk alasan pragmatis, empat dari item-item muatan terbesar dari ekspektansi-ekspektansi kinerja (performance

expectations) dan tiga dari item-item muatan terbesar dari

ekspektansi-ekspektansi personal (personal expectations) dari Compeau dan Higgins (1995b), dan Compeau et al. (1999) dipilih untuk dimasukkan sebagai item-item di penelitian ini sebagai berikut ini.

If I use the system... 1. I will increase my

effectiveness on the job. 2. I will spend less time on

routine job tasks.

3. I will increase the quality of output of my job.

4. I will increase the quantity of output for the same amount of effort.

5. My coworkers will perceive me as competent.

6. I will increase my chances of obtaining a promotion. 7. I will increase my chances of

getting a raise.

*pernyataan-pernyataan item memang sengaja tetap dalam bahasa aslinya, yaitu bahasa Inggris tanpa diterjemahkan.

18

2.5.2 Ekspektansi Usaha

Jogiyanto (2007: 318) mendefinisikan ekspektansi usaha (effort expectancy) sebagai tingkat kemudahan yang dihubungkan dengan penggunaan suatu sistem. Kalau sistem mudah digunakan, maka usaha yang dilakukan tidak akan terlalu tinggi dan sebaliknya jika sistem sulit digunakan maka diperlukan usaha yang tinggi untuk menggunakannya.

Tiga konstruk yang berasal dari model-model sebelumnya sudah ada yang menangkap konsep ekspektansi usaha ini. Ketiga konstruk ini adalah sebagai berikut ini.

1. Kemudahan penggunaan persepsian (perceived ease of use) di TAM/TAM2. 2. Kerumitan (complexity) di MPCU.

3. Kemudahan penggunaan (ease of use) di IDT.

Konstruk ekspektansi usaha (effort expectancy) dalam masing-masing model signifikan baik pada kondisi sukarela maupun pada kondisi mandatori. Akan tetapi, masing-masing konstruk ini hanya signifikan pada periode pertama kali digunakan saja (yaitu tahap TI atau periode setelah pelatihan) dan menjadi tidak siginifikan dengan berubahnya waktu.

19

Tabel 2.2 Konstruk-konstruk Akar dari Ekpektansi Usaha

Konstruk Definisi Item-item*

Kemudahan penggunaan persepsian (perceived ease of use)

Seberapa jauh seseorang percaya bahwa menggunakan suatu sistem akan bebas dari usaha (The degree to which a person believes that using a system would be free of effort).

1. Learning to operate the system would be easy for me.

2. I would find it easy to get the system to do what I want it to do.

3. My interaction with the system would be clear and

understandable.

4. I would find the system to be flexible to interact with. 5. It would be easy for me to

become skillful at using the system.

6. I would find the system easy to use

Kerumitan (complexity)

Seberapa jauh suatu sistem dipersepsikan sebagai sesuatu yang secara relatif susah untuk dipahami dan digunakan (The degree to which a system is perceived as relatively difficult to understand and use).

1. Using the system takes too much time from my normal duties.

2. Working with the system is so complicated, it is difficult to understand what is going on. 3. Using the system involving too

much time doing mechanical operations (e.g., data input). 4. It takes too long to learn how to

use the system to make it worth the effort.

Kemudahan penggunaan (ease of use)

Seberapa jauh menggunakan suatu inovasi dipersepsikan sebagai yang sulitt untuk digunakan (The degree to which using an innovation is perceived as being difficult to use).

1. My interaction with the system is clear and understandable. 2. I believe that it is easy to get

the system to do what I want to do.

3. Overall, I believe that the system is easy to use.

4. Learning to operate the system is easy for me.

*pernyataan-pernyataan item memang sengaja tetap dalam bahasa aslinya, yaitu bahasa Inggris tanpa diterjemahkan.

Sumber: Venkatesh et al. (2003) dalam Jogiyanto (2007: 320

2.5.3 Pengaruh Sosial

Jogiyanto (2007: 318) mendefinisikan pengaruh sosial (Social influence) sebagai sejauh mana seorang individual mempersepsikan kepentingan yang dipercaya oleh

20

orang-orang lain yang akan mempengaruhinya menggunakan sistem yang baru. Pengaruh sosial (Social influence) sebagai suatu penentu langsung terhadap minat diwakili oleh beberapa konstruk sebagai berikut:

1. Norma subyektif (subjective norm) di TRA, TAM2. TPB/DTPB, dan TAM+TPB.

2. Faktor-faktor sosial (social factors) di MPCU, dan image di IDT.

Thompson et al. (1991) dalam Jogiyanto (2007: 318) menggunakan istilah norma-norma sosial (social norms) dalam mendefinisikan konstruk ini dan mengaku konstruk ini sama dengan norma subyektif (subjective norm) di TRA. Walaupun mereka berbeda label, namun masing-masing konstruk ini mengandung baik secara implisit maupun eksplisit pemahaman bahwa perilaku individual dipengaruhi oleh cara yang mana mereka percaya orang-orang lain akan memandang perilaku mereka sebagai hasil dari menggunakan teknologi.

Tabel 2.3 Konstruk-konstruk Akar dari Pengaruh Sosial

Konstruk Definisi Item-item*

Norma subyektif (subjective norm)

Persepsi seseorang bahwa kebanyakan orang yang penting baginya berpikir bahwa dia seharusnya melakukan perilaku bersangkutan (The person’s perception that most people who are important to him think he should or should not perform the behavior in question).

1. People who influence my behavior think that I should use the system. 2. People who are important

to me think that I should use the system.

21

Faktor-faktor sosial (social factors)

Internalisasi seseorang tentang kultur subyektif grup acuan dan kesepakatan interpersonal spesifik yang dilakukan seseorang dengan orang-orang lain di situasi-situasi sosial spesifik (The individual’s internalization of the reference group’s subjective culture and specific interpersonal agreements that the individual has made with others in specific social

situations).

1. I use the system because of the proportion of the coworkers who use the system.

2. The senior management of this business has been helpful in the use of system.

3. My supervisor is very supportive of the use of the system for my job.

4. In general, the organization has supported the use of the system.

Image Sejauh mana penggunaan suatu

inovasi dipersepsikan

meningkatkan imej atau status seseorang di sistem sosialnya (The degree to which use of an

innovation is perceived to enhance one’s image or status in one’s social system).

1. People in my organization who use the system have more prestige than those who do not.

2. People in my organization who use the system have a high profile.

3. Having the system is a status symbol in my organization.

*pernyataan-pernyataan item memang sengaja tetap dalam bahasa aslinya, yaitu bahasa Inggris tanpa diterjemahkan.

Sumber: Venkatesh et al. (2003) dalam Jogiyanto (2007: 322)

2.5.4 Kondisi-kondisi Pemfasilitasi

Jogiyanto (2007: 318) mendefinisikan kondisi-kondisi pemfasilitasi (fasilitating conditions) sebagai sejauh mana seseorang percaya bahwa infrastruktur organisasional dan teknikal tersedia untuk mendukung sistem. Definisi ini mendukung konsep yang sama dengan konstruk-konstruk kontrol perilaku persepsian (perceived behavioral control) di TPB/DTPB, TAM+TPB. Kondisi-kondisi pemfasilitasi di MPCU, dan kompatibilitas (compability) di IDT. Masing-masing konstruk ini dioperasionalkan secara sama untuk memasukkan

aspek-22

aspek lingkungan teknologikal atau organisasional yang dirancang untuk menghilangkan halangan-halangan menggunakan.

Tabel 2.4 Konstruk-konstruk Akar dari Kondisi-kondisi Pemfasilitasi

Konstruk Definisi Item-item*

Kontrol perilaku persepsian (perceived behavioral control) Merefleksikan persepsi-persepsi dari batasan-batasan internal dan eksternal pada perilaku dan

meliputi keyakinan sendiri, kondisi-kondisi pemfasilitasi sumberdaya, dan kondisi-kondisi pemfasilitasi teknologi (reflects perceptions of internal and external constraints on behavior and encompasses self-efficacy, resource facilitating conditions, and technology facilitating conditions).

1. I have control over using the system.

2. I have the resources

necessary to use the system. 3. I have the knowledge

necesarry to use the system. 4. Given the resources,

opportunities and

knowledge it takes to use the system, it would be easy for me to use the system.

5. The system is not compatible with other system I use. Kondisi-kondisi pemfasilitasi (facilitating conditions) Faktor-faktor obyektif di

lingkungan yang mana pengamat-pengamat setuju membuat suatu tindakan untuk mudah dilakukan, termasuk penyediaan dukungan komputer (obyective factors in the environment that observers agree make an act easy to do including the provision of computer support ).

1. Guidance was available to me in the selection of the system.

2. Specialized instruction concerning the system was available to me.

3. A specific person (or group) is available for assistance with system difficulties. Kompatibilitas

(compability)

Seberapa jauh suatu inovasi dipersepsikan sebagai sesuatu yang konsisten dengan nilai-nilai yang ada, kebutuhan-kebutuhan, dan pengalaman-pengalaman dari pengadopsi-pengadopsi potensial (the degree to which an innovation is perceived as being consistent with existing values, needs, and experiences of potential adopters).

1. Using the system is

compatible with all aspects of my work.

2. I think that using the system fits well with the way I like to work.

3. Using the system fits into my work style.

*pernyataan-pernyataan item memang sengaja tetap dalam bahasa aslinya, yaitu bahasa Inggris tanpa diterjemahkan.

23

2.5.5 Minat menggunakan

Konsistensi dengan teori yang sudah ada, minat menggunakan (behavioral intention) akan mempunyai pengaruh ke penggunaan teknologi secara positif. Lovelock (2007) dalam Nurmuyasarah dkk (2013: 119) mengemukakan bahwa adanya manfaat yang dirasakan oleh pemakai sistem informasi akan meningkatkan minat mereka untuk menggunakan sistem informasi. Sedangkan Umar (2008) dalam Nurmuyasarah dkk (2013: 119) menyatakan bahwa keyakinan seseorang akan kegunaan sistem informasi akan meningkatkan minat mereka dan pada akhirnya individu tersebut akan menggunakan sistem informasi dalam pekerjaannya.

Minat penggunaan (Behavioral Intention) didefinisikan sebagai tingkat keinginan atau niat pemakai menggunakan sistem secara terus menerus dengan asumsi bahwa mereka mempunyai akses terhadap informasi. Minat penggunaan diwujudkan oleh tingkat keinginan atau niat pengguna (Handayani, 2007: 80).

2.5.6 Perilaku Menggunakan

Triandis (1980) dalam Handayani (2007: 79) mengemukakan bahwa perilaku seseorang merupakan ekspresi dari keinginan atau minat seseorang (intention), dimana keinginan tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial, perasaan (affect), dan konsekuensi-konsekuensi yang dirasakan (perceived consequences).

Dokumen terkait