Menurunnya pertumbuhan ekspor yang lebih besar dari pada impor menyebabkan defisit perdagangan Banten terhadap luar negeri semakin membesar dan mencapai sekitar USD 1,25 miliar. Menurunnya ekspor disebabkan oleh menurunnya kinerja ekspor komoditas utama Banten seperti ekspor kimia dasar, besi/baja, tekstil, kertas dan kayu/gabus.
Penurunan ekspor tersebut disebabkan kondisi pertumbuhan ekonomi dunia terutama negara mitra dagang Banten seperti negara-negara Eropa, Amerika Serikat, Jepang dan Cina mengalami penurunan pertumbuhan ekonomi yang memicu menurunnya permintaan barang dari Banten. Kondisi ini dikhawatirkan akan semakin memburuk pada tahun 2012 khususnya permintaan barang dari negara-negara Eropa. Sementara itu, pertumbuhan ekonomi Jepang dan USA diperkirakan telah mulai pulih pada tahun 2012.
1 Data ekspor dan impor yang dijabarkan (angka sementara hingga November 2011) tidak termasuk data ekspor impor antar daerah.
Tabel I. 9 Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Dunia
2010 2011 2012 2013
World output3 5.0 4.00 4.00 4.47
Advanced economies 3.0 1.60 1.90 2.38
United States 2.8 1.50 1.80 2.54
Euro area 1.8 1.60 1.10 1.53
Germany 3.6 2.70 1.30 1.50
France 1.4 1.70 1.40 1.87
Italy 1.3 0.60 0.30 0.54
Spain -0.1 0.80 1.10 1.77
Japan 4.3 -0.47 2.30 2.04
Emerging and developing economies 7.1 6.40 6.10 6.48
Permintaan pemotongan harga (discount) dari pihak importir di luar negeri mulai dirasakan oleh eksportir Banten seiring melemahnya permintaan di Negara-negara tersebut. Sebaliknya, harga produk di dalam negeri cenderung membaik karena tingginya faktor permintaan. Namun yang menjadi ancaman bagi industri manufaktur Banten terutama besi baja dan kimia dasar adalah masuknya komoditas yang sama ke pasar domestik karena harganya yang lebih murah sebagai akibat tidak terserapnya ekspor ke negara maju yang menjadi target utamanya.
Tabel I.10. Perkembangan Ekspor dan Impor Banten
Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV *)
Sumber: Bank Indonesia (* angka kumulatif sementara sampai dengan November 2011)
Nilai ekspor Banten pada triwulan IV 2011 masih mengalami peningkatan, tetapi berdasarkan volumenya telah mengalami penurunan yang signifikan pada periode laporan. Akibatnya pertumbuhan ekspor Banten kian melambat. Di sisi lain, nilai impornya secara bulanan semakin meningkat dan pertumbuhannya lebih tinggi dari pada ekspor Banten. Dampaknya, defisit transaksi perdagangan Banten dengan luar negeri semakin membesar dan mencapai angka sekitar USD 1,25 miliar pada bulan Desember 2011 saja, tetapi jika dikumulatifkan akan mencapai lebih dari USD 7,5 miliar.
Pertumbuhan ekspor Banten pada akhir tahun 2011 ini mendekati posisi tahun 2009 sebagai dampak krisis global sejak tahun 2008. Kondisi ini diperkirakan dapat berulang karena krisis global mulai kembali bergejolak di akhir tahun 2010 yang dampaknya akan mulai dirasakan 1 tahun setelah krisis tersebut dimulai, seperti pengalaman pada tahun-tahun sebelumnya.
Upaya-upaya strategis perlu dilakukan sejak dari perencanaan bahan baku hingga target pasar
oleh industri di wilayah Banten. Namun langkah ini akan sulit dilakukan tanpa dukungan pihak pemerintah, kestabilan sistem keuangan dan iklim yang kondusif.
-1.500
Grafik I.12. Perkembangan Neraca Perdagangan Banten Sumber: Bank Indonesia
Grafik I.13. Ekspor Banten Berdasarkan Nilai Sumber: Bank Indonesia
Grafik I.14. Ekspor Banten Berdasarkan Volume
Sumber: Bank Indonesia
Kejadian banyaknya perusahaan tekstil dan kimia dasar di Banten yang menutup usahanya pada tahun 2009 perlu dicermati agar tidak berulang pada tahun 2011 hingga di tahun mendatang.
-40
Volume Ekspor Tekstil Growth (RHS)
Grafik I.15. Ekspor Tekstil Banten Berdasarkan Volume
Grafik I.16. Ekspor Barang dari Kayu dan Gabus Banten Berdasarkan Volume
Sumber: Bank Indonesia
Perusahaan yang banyak menampung tenaga kerja di Banten antara lain pabrik tekstil, alas kaki dan industri makanan. Saat ini, dari grafik beberapa komoditas ekspor terlihat adanya penurunan pertumbuhan ekspor pada industri pengolah kayu dan gabus, tekstil, besi/bajadan produk kimia dasar. Ekspor industri mineral tidak mengandung logam termasuk salah satu industri yang masih meningkat ekspornya.
-500
Grafik I.17. Ekspor Besi/Baja Banten Berdasarkan Volume
Harga Minyak WTI, USD/BarrelWTI
Grafik I.18. Harga Minyak WTI Dunia Sumber: Bank Indonesia
Ekspor luar negeri industri besi/baja Banten menurun lebih disebabkan seiring menurunnya pertumbuhan ekonomi dunia, harga komoditas tersebut cenderung menurun dan meningkatnya harga minyak dunia yang menyebabkan biaya produksi semakin meningkat dan berdampak pada penurunan permintaan. Di sisi lain, penjualan di dalam negeri tetap memiliki prospek yang cerah seiring rencana pemerintah dalam Master Plan Percepatan dan Perluasan Ekonomi Indonesia yang banyak membutuhkan produk besi baja terutama pembangunan infrastruktur jalan, jembatan dan konstruksi lainnya untuk meningkatkan konektivitas antar wilayah. Oleh karena itu, salah satu industri terbesar baja nasional di Banten terus melakukan ekspansi proyek pembangunan pabrik blast furnace yang akan segera direalisasikan setelah mendapat pembiayaan dari salah satu grup besar perbankan besar dunia pada tahun 2012.
Selain itu, pembangunan pabrik baja baru yang akan berpatungan dengan perusahaan dari Korea diperkirakan akan menyerap 100.000 tenaga kerja pada tahun 2013. Pabrik baja tersebut akan memproduksi 3 juta ton slab per tahun dan plat baja sebanyak 1,5 juta ton per tahun untuk kebutuhan pasar dalam negeri dan sisanya untuk kebutuhan produksi pabrik baja patungan itu sendiri di Banten.
Kapasitas produksi pada tahun 2011 diperkirakan akan meningkat di akhir tahun 2011 setelah beberapa proyek strategis terkait finalisasi revitalisasi fasilitas produksi Hot Strip Mill (HSM) yang telah selesai pada bulai Mei 2011. Peningkatan produksi diperkirakan menjadi 2,4 juta ton per tahun dari sebelumnya hanya 2 juta ton per tahun.
-60
Volume Ekspor Kertas dan Produk Kertas Growth (RHS)
Grafik I.19. Ekspor Kertas dan Produk Kertas Banten Berdasarkan Volume
Harga Ekspor Kertas dan Produk Kertas
Grafik I.20. Harga Ekspor Kertas dan Produk Kertas Dunia
Volume Ekspor Produk Kimia Grow th (RHS)
Grafik I.21. Ekspor Produk Kimia Banten Berdasarkan Volume
Volume Ekspor Mineral Tidak Mengandung Logam Growth (RHS)
Grafik I.22. Ekspor Mineral Tidak Mengandung Logam Berdasarkan Volume
Grafik I.23. Impor Banten Berdasarkan Nilai Sumber: Bank Indonesia
1234567891011121234567891011121234567891011121234567891011
2008 2009 2010 2011
Ribu Ton % yoy
Volume Impor Growth (RHS)
Grafik I.24. Impor Banten Berdasarkan Volume
Sumber: Bank Indonesia
Meskipun nilai impor terus meningkat, angka pertumbuhan impor Banten juga cenderung menurun seiring menurunnya ekspor luar negeri pada beberapa komoditas utama.
Berdasarkan volumenya, terlihat bahwa impor Banten mulai menurun bahkan tumbuh negatif.
Penurunan impor terjadi baik pada impor barang konsumsi maupun impor barang modal.
-500
Volume Impor Barang Konsumsi Growth (RHS)
Grafik I.25 Impor Barang Konsumsi Banten Sumber: Bank Indonesia
Volume Impor Barang Modal Growth (RHS)
Grafik I.26. Impor Barang Modal Banten Sumber: Bank Indonesia