• Tidak ada hasil yang ditemukan

Nilai ekspor produk-produk DKI Jakarta pada tahun 2016 secara total mencapai 11.033,14 juta US$. Ekspor ini mempunyai pengaruh langsung terhadap perekonomian Jakarta karena dihasilkan oleh unit usaha yang berdomisili di wilayah DKI Jakarta. Persentase ekspor produk DKI Jakarta terbesar pada tahun 2016 dicapai pada Bulan Juni yaitu sebesar 1.090,59 juta US $, atau naik sebesar 9,93 persen dibandingkan Bulan Mei 2016. Komoditas yang paling banyak diekspor pada bulan ini adalah golongan barang kendaraan dan bagiannya, perhiasan dan permata. Kedua jenis barang ini berkontribusi sebesar 44,58 persen terhadap total ekspor produk DKI Jakarta. Dan terendah pada Bulan Juli yaitu sebesar 695,71 juta US $. Produk kendaraan dan bagiannya merupakan produk unggulan bagi DKI Jakarta. Secara grafis ekspor produk DKI Jakarta dapat dilihat pada grafik I.4 berikut.

Uraian Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Aug Sep Okt Nov Des

Ekspor Produk DKI

Jakarta 743,87 872,77 943,04 988,78 992,10 1.090,59 695,71 1.054,76 1.060,12 1.055,66 820,56 715,18 Sumber : BPS Provinsi DKI Jak arta 2017

Grafik I.4

Ekspor Produk DKI Jakarta Tahun 2016 (Juta US$)

200,00 400,00 600,00 800,00 1.000,00 1.200,00

JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AUG SEP OKT NOV DES

BAB I

PENDAHULUAN

Adapun ekspor produk – produk DKI Jakarta menurut negara tujuan dapat dilihat pada Tabel 1.5

Sedangkan nilai ekspor produk DKI Jakarta menurut golongan barang dapat dilihat pada Tabel I.6 berikut.

NILAI CIF (JUTA US$) ASEAN 5.117,02 1 Philippines 1.470,87 2 Singapore 1.642,42 3 Thailand 772,41 4 Malaysia 641,41 5 Vietnam 486,53 Asean Lainnya 103,38 ASIA 3.166,67 6 Hongkong 506,84 7 Saudi Arabia 422,49 8 Tiongkok 654,49 9 Japan 448,13

10 United Arab Emirates 213,48

Asia Lainnya 921,24

Australia dan Oceania 298,33

11 Australia 232,82

Australia dan Oceania lainnya 65,51

Amerika 1.418,09 12 United States 959,42 Amerika Lainnya 458,67 Total 12 Negara 8.451,31 Lainnya 2.581,74 Total 11.033,05

Sumber : BPS Provinsi DKI Jak arta 2017

NEGARA TUJUAN Tabel I.5

BAB I PENDAHULUAN

Sementara itu jika dilihat dari negara tujuan, diketahui bahwa selama beberapa tahun terakhir Singapura menjadi negara tujuan utama ekspor produk DKI Jakarta sebesar 14,89 persen termasuk pada tahun 2015. Sementara bila ditinjau menurut komoditi, ekspor produk DKI Jakarta yang terbesar selama periode Januari-Desember 2016 adalah kendaraan dan bagiannya sebesar 27,46 persen.

NILAI CIF (JUTA US$)

1 Kendaraan dan Bagiannya 3.029,51

2 Perhiasan/Permata 1.835,25

3 Mesin-mesin/ Pesawat Mekanik 864,30 4 Pakaian Jadi Bukan Rajutan 498,95

5 Ikan dan Udang 759,07

6 Mesin/Peralatan Listrik 460,55 7 Barang-barang Rajutan 386,85 8 Berbagai Produk Kimia 248,20 9 Plastik dan Barang dari Plastik 220,94

10 Tembaga 244,56

Total 10 Komoditi 8.548,18

Lainnya 2.484,87

Total Ekspor Produk DKI Jakarta 11.033,05

Sumber : BPS Provinsi DKI Jak arta 2017

GOLONGAN BARANG Tabel I.6

Nilai Ekspor Produk DKI Jakarta Menurut Golongan Barang HS 2 Dijit Tahun 2016

Uraian Januari-Desember 2014 Januari-Desember 2015 Januari-Desember 2016

Ekspor Produk DKI Jakarta 11.546,19 10.317,96 11.033,05 Ekspor Melalui DKI Jakarta 48.079,48 42.072,84 46.031,70

Grafik I.5

Nilai Ekspor M elalui DKI Jakarta dan Ekspor Produk DKI Jakarta Bulan Januari-Desember Tahun 2014, 2015 dan 2016

5.000,00 10.000,00 15.000,00 20.000,00 25.000,00 30.000,00 35.000,00 40.000,00 45.000,00 50.000,00

JANUARI-DESEMBER 2014 JANUARI-DESEMBER 2015 JANUARI-DESEMBER 2016

BAB I

PENDAHULUAN

3) Impor

Nilai impor melalui DKI Jakarta periode Januari-Desember 2016 mencapai 71.444,36 juta US $. Sepanjang periode 2016 tercatat nilai impor melalui DKI Jakarta tertinggi terjadi pada Bulan November (6.818,90 juta US $) dan terendah terjadi di Bulan Juli (4.588,35 juta US $).

Berdasarkan golongan penggunaan barang atau Broad Economic Category, nilai impor Januari-Desember 2016 untuk dua dari tiga golongan mengalami kenaikan dibandingkan dengan periode Januari-Desember 2015. Golongan penggunaan barang konsumsi mengalami kenaikan 17,13 persen, penggunaan barang bahan baku dan penolong mengalami kenaikan 2,14 persen dan penggunaan barang modal mengalami penurunan 13,51 persen. Dari ketiga jenis golongan tersebut, proporsi terbesar adalah nilai impor bahan baku dan penolong 69,61 persen.

Uraian Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Aug Sep Okt Nov Des

Impor melalui DKI

Jakarta 5.631,76 5.362,96 5.971,10 5.929,25 5.766,15 6.356,13 4.588,35 6.399,57 5.920,94 6.126,14 6.818,90 6.573,11 Sumber : BPS Provinsi DKI Jak arta 2017

Grafik I.6

Impor Melalui DKI Jakarta Tahun 2016 (Juta US$)

1.000,00 2.000,00 3.000,00 4.000,00 5.000,00 6.000,00 7.000,00

JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AUG SEP OKT NOV DES

BAB I PENDAHULUAN

Adapun impor yang dilakukan melalui DKI Jakarta dapat dilihat pada Grafik I.7 berikut.

Sedangkan nilai impor melalui DKI Jakarta menurut golongan barang dapat dilihat pada Tabel I.7 berikut.

Uraian 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

Impor melalui

DKI Jakarta 70.069,00 88.874,00 96.926,00 90.108,00 84.628,51 71.154,56 71.444,35

Sumber : BPS Provinsi DKI Jak arta 2017

Grafik I.7

Impor M elalui DKI Jakarta 2010-2016 (Juta US$)

10.000,00 20.000,00 30.000,00 40.000,00 50.000,00 60.000,00 70.000,00 80.000,00 90.000,00 100.000,00 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

Impor melalui DKI Jakarta

NILAI CIF (JUTA US$)

1 Mesin-mesin/Pesawat Mekanik 12.741,35 2 Mesin/Peralatan Listrik 11.076,75 3 Plastik dan Barang dari Plastik 4.488,94 4 Kendaraan dan Bagiannya 4.654,81

5 Besi dan Baja 3.670,61

6 Bahan Kimia Organik 1.999,52

7 Bahan Bakar Mineral 1.712,81

8 Perangkat Optik 1.845,54

9 Kapas 1.465,31

10 Kain Rajutan 1.083,47

Total 10 Komoditi 44.739,11

Lainnya 26.705,24

Total Impor Melalui DKI Jakarta 71.444,35

Sumber : BPS Provinsi DKI Jak arta 2017

GOLONGAN BARANG Tabel I.7

BAB I

PENDAHULUAN

Selain nilai impor melalui DKI Jakarta menurut golongan Barang HS, untuk memberikan informasi tentang impor yang lebih lengkap maka berikut disajikan data impor melalui DKI Jakarta menurut negara asal pada Tabel I.8 berikut.

rubah negara pengimpornya? Produk apa yg berubah?

Selanjutnya impor melalui DKI Jakarta menurut golongan penggunaan barang dapat dilihat pada Grafik I.8 berikut.

NILAI CIF (JUTA US$) ASEAN 16.880,06 1 Singapore 4.499,93 2 Thailand 6.061,17 3 Malaysia 2.548,61 4 Vietnam 2.451,77 Asean Lainnya 1.318,58 ASIA 39.093,38 5 China 18.173,16 6 Japan 10.399,87 7 Korea, Republic Of 4.735,33

8 Taiwan, Province Of China 2.015,18

9 Hongkong 1.248,29

Asia Lainnya 2.521,55

AUSTRALIA dan OCEANIA 2.351,55

10 Australia 1.876,11

Australia dan Oceania Lainnya 475,44

AMERIKA 5.552,99 11 United States 3.968,56 Amerika Lainnya 1.584,43 EROPA 7.596,82 12 Germany 2.080,13 Eropa Lainnya 5.516,69 Total 12 Negara 60.058,11 Lainnya 11.386,24 Total 71.444,35

Sumber : BPS Provinsi DKI Jak arta 2017

NEGARA ASAL

Impor Melalui DKI Jakarta menurut Negara Asal Tahun 2016 Tabel I.8

BAB I PENDAHULUAN

Selain ekspor dan impor, potensi daerah juga dapat dilihat dari gambaran tingkat kunjungan pariwisata. Sebagai kota tujuan wisata, DKI Jakarta memiliki fasilitas yang cukup memadai seperti hotel, tempat perbelanjaan dan objek wisata yang beragam. Disamping itu, inisiatif dan upaya berbagai kalangan untuk menyelengarakan event tetap berskala internasional, seperti Jakarta International Java Jazz, Indonesia Fashion Week, Jakarta Fashion and Food Festival dan

event internasional lainnya menjadi alasan wisatawan mancanegara

(wisman) untuk berkunjung ke Jakarta.

Jumlah wisman yang berkunjung ke DKI Jakarta pada tahun 2016 sebesar 2.512.005 kunjungan atau meningkat sebesar 134.779 kunjungan (5,67 persen) jika dibandingkan tahun 2015 sebesar 2.377.226 kunjungan. Secara grafis kunjungan wisatawan mancanegara dapat dilihat pada Grafik I.9 berikut.

Uraian Januari-Desember 2015 Januari-Desember 2016

Barang Konsumsi 6.139,53 7.191,00 Bahan Baku & Penolong 48.381,26 49.416,00 Barang Modal 16.633,77 14.387,00

Sumber : BPS Provinsi DKI Jak arta 2017

Bulan Januari-Desember 2015 dan 2016 Grafik I.8

Impor Melalui DKI Jakarta Menurut Golongan Penggunaan Barang,

5.000,00 10.000,00 15.000,00 20.000,00 25.000,00 30.000,00 35.000,00 40.000,00 45.000,00 50.000,00 JANUARI-DESEMBER 2015 JANUARI-DESEMBER 2016 Barang Konsumsi Bahan Baku & Penolong Barang Modal

BAB I

PENDAHULUAN

Adapun jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke DKI Jakarta selama 7 tahun terakhir dapat dilihat pada Grafik I.10 berikut.

Uraian Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Aug Sep Okt Nov Des

Kunjungan Wisatawan Mancanegara (Ribu Kunjungan)

158,90 171,50 208,80 193,20 193,70 156,30 222,14 276,26 234,89 243,01 225,30 227,94

Sumber : BPS Provinsi DKI Jak arta 2017

Grafik I.9

Jumlah Wisatawan Mancanegara Yang Berkunjung ke DKI Jakarta Tahun 2016 (Ribu Kunjungan)

50,00 100,00 150,00 200,00 250,00 300,00

JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AUG SEP OKT NOV DES

Kunjungan Wisatawan Mancanegara (Ribu Kunjungan)

Uraian 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

Kunjungan Wisatawan Mancanegara (Juta Kunjungan)

1,89 2,00 2,13 2,31 2,32 2,38 2,51

Sumber : BPS Provinsi DKI Jak arta 2017

Grafik I.10

Jumlah Wisatawan Mancanegara Yang Berkunjung ke DKI Jakarta 2010-2016 (Juta Kunjungan)

0,50 1,00 1,50 2,00 2,50 3,00 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

BAB I PENDAHULUAN

b. Pertumbuhan Ek onomi

Perekonomian DKI Jakarta tahun 2016 yang diukur berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku (tahun dasar 2010) mencapai 2.177,12 triliun rupiah dan PDRB perkapita per tahun mencapai 207,99 juta rupiah. Ekonomi DKI Jakarta tahun 2016 tumbuh sebesar 5,85 persen. Pertumbuhan terjadi pada seluruh lapangan usaha. Pengangkutan dan Komunikasi merupakan lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 12,88 persen, diikuti oleh Keuangan, Real Estate dan Jasa Perusahaan sebesar 12,02 persen dan Jasa-jasa sebesar 11,36 persen.

Struktur perekonomian DKI Jakarta menurut lapangan usaha tahun 2016 didominasi oleh empat lapangan usaha utama yaitu Keuangan,

Real Estate dan Jasa Perusahaan (37,01 persen); Perdagangan, Hotel

dan Restoran (21,50 persen); Industri Pengolahan (13,55 persen); Konstruksi (12,88 persen) dan Pengangkutan dan Komunikasi (10,73 persen). Bila dilihat dari penciptaan sumber pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta tahun 2016, lapangan usaha Keuangan memiliki sumber pertumbuhan tertinggi sebesar 2,45 persen; diikuti Pengangkutan dan Komunikasi sebesar 1,40 persen; dan Perdagangan, Hotel dan Restoran sebesar 1,04 persen.

Uraian 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

DKI Jakarta 6,50 6,73 6,53 6,11 5,95 5,88 5,85 Nasional 6,20 6,48 6,23 5,78 5,01 4,79 5,02

Grafik I.11

Pertumbuhan Ekonomi DKI Jakarta dan Nasional Tahun 2008-2016 (Persen)

1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 6,00 7,00 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

BAB I

PENDAHULUAN

c. Inflasi

Inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus menerus berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor antara lain konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai termasuk juga akibat adanya ketidaklancaran distribusi barang. Dengan kata lain, inflasi juga merupakan proses menurunnya nilai uang secara kontinu. Inflasi adalah proses dari suatu peristiwa, bukan tinggi rendahnya tingkat harga.

Inflasi di DKI Jakarta selama tahun 2016 adalah sebesar 2,37 persen, lebih rendah dari inflasi tahun 2015 yaitu 3,30 persen serta dari rata-rata lima tahun sebelumnya sebesar 4,95 persen. Pencapaian inflasi ini terutama dipengaruhi oleh perkembangan harga energi internasional yang masih terjaga yang kemudian diikuti diikuti dengan penurunan harga-harga komoditas energi dan transportasi di Jakarta. Di satu sisi, belum mebaiknya permintaan masyarakat akibat aktivias perekonomian yang belum terlalu bergairah, turut menyebabkan tekanan inflasi dari sisi permintaan (demand pull) yang relatif terbatas. Di sisi lain, harga pangan secara umum juga masih terkendali, melalui perbaikan manajemen stok dan efisiensi rantai pasokan pangan.

Berdasarkan pembagian per kelompok komoditas, inflasi yang rendah pada tahun 2016 terjadi pada sebagian besar kelompok barang dan jasa. Kebijakan pemerintah menurunkan harga energi pada awal tahun 2016, menjadi penyebab utama rendahnya tekanan inflasi pada kelompok Transportasi yang mengalami deflasi 1,28 persen, Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar yang mengalami inflasi 2,42 persen dan Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau yang mengalami inflasi 4,02 persen selain disebabkan kebijakan pemerintah menurunkan harga energi juga disebabkan perbaikan daya beli masyarakat yang masih terbatas, serta pergerakan nilai tukar yang stabil. Harga komoditas energi yang masih rendah juga memberikan dampak positif bagi biaya produksi berbagai lapangan

BAB I PENDAHULUAN

usaha, sehingga tekanan inflasi dari sisi biaya (cost push) juga relatif terbatas.

Komoditas Pendidikan mengalami inflasi yang rendah sebesar 2,14 persen, jenis pendidikan yang banyak dan beragam untuk berbagai jenjang pendidikan menyebabkan harga yang ditawarkan menjadi lebih kompetitif. Pada kelompok Sandang, inflasi yang lebih rendah disebabkan oleh harga emas perhiasan yang cenderung stabil sebagai dampak dari harga emas dunia yang relatif rendah serta permintaan yang terbatas mengakibatkan inflasi sebesar 4,17 persen. Inflasi kelompok Bahan Makanan bergerak relatif terkendali, ditengah berlangsungnya fenomena La-Nina yang menyebabkan hujan berkepanjangan. Penguatan peran dan sinergi Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) DKI Jakarta di bidang pangan, mampu menjaga pencapaian inflasi bahan makanan yang terkendali. Perbaikan rantai pasokan pangan, manajemen stok yang lebih baik serta berbagai kegiatan stabilisasi harga lainnya, membantu menjaga harga pangan dari fluktuasi yang berlebihan. Selain dari BUMD, peran TPID Jakarta melalui program stabilisasi harga, antara lain operasi pasar dan pasar murah yang rutin dilakukan, juga turut menahan gejolak inflasi pangan di ibukota yang mengalami inflasi 5,31 persen.

Dari seluruh kelompok barang, hanya kelompok kesehatan yang mengalami inflasi lebih tinggi. Upaya pemerintah meningkatkan akses masyarakat terhadap fasilitas kesehatan, baik melalui Kartu Jakarta Sehat, maupun BPJS Kesehatan mendapat tanggapan positif dari masyarakat yang mendorong meningkatnya permintaan akan jasa layanan kesehatan.

BAB I

PENDAHULUAN

Berdasarkan disagregasi inflasi, rendahnya inflasi pada tahun 2016 didukung oleh deflasi kelompok administered prices, rendahnya inflasi inti dan terkendalinya volatile foods. Kelompok administered prices kembali mengalami deflasi pada triwulan IV 2016 dan menjadi salah satu

Uraian 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

DKI Jakarta 6,21 3,97 4,52 8,00 8,95 3,30 2,37 Nasional 6,96 3,79 4,30 8,38 8,36 3,35 3,02

Sumber : BPS Provinsi DKI Jak arta 2017

Grafik I.12

Inflasi DKI Jakarta dan Nasional Tahun 2010 - 2016 (%)

1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 6,00 7,00 8,00 9,00 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

DKI Jakarta Nasional

Uraian Des-15 Jan-16 Feb-16 Mar-16 Apr-16 Mei-16 Jun-16 Jul-16 Agt-16 Sep-16 Okt-16 Nov-16 Des-16

Perkembangan Inflasi 0,72 0,24 (0,06) 0,15 (0,27) 0,19 0,52 0,67 0,01 0,18 0,25 0,24 0,27 Sumber : BPS Provinsi DKI Jak arta 2017

Grafik I.13 Perkembangan Inflasi DKI Jakarta Bulan Desember 2015 dan Januari – Desember 2016

0,72 0,24 (0,06) 0,15 (0,27) 0,19 0,52 0,67 0,01 0,18 0,25 0,24 0,27

BAB I PENDAHULUAN

penyebab rendah dan terkendalinya inflasi Jakarta. Penurunan harga BBM nonsubsidi pada triwulan I 2016 seperti pertamax dan pertalite, yang kemudian diikuti pula dengan turunnya tarif BBM bersubsidi pada April 2016, masih memberikan dampak yang cukup signifikan hingga akhir tahun 2016. Penurunan harga BBM, baik nonsubsidi maupun bersubsidi menyebabkan komoditas bensin mengalami deflasi sebesar 11,14 persen pada triwulan IV.

Rendahnya Inflasi Inti, antara lain disebabkan belum solidnya perbaikan permintaan masyarakat hingga akhir tahun 2016. Hal ini turut mempengaruhi pergerakan inflasi inti yang terpantau rendah. Tekanan permintaan rumah tangga yang masih rendah tercermin dari pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada tahun 2016 yang mencapai 5,49 persen atau lebih rendah dari rata-rata lima tahun sebelumnya sebesar 5,94 persen. Nilai tukar rupiah yang cenderung menguat sejak awal tahun 2016 turut berkontribusi terhadap terjaganya inflasi inti. Rupiah yang cenderung menguat menjadikan harga barang-barang impor, baik bahan baku produksi, barang modal maupun barang konsumsi menjadi lebih murah. Selain itu, harga energi yang relatif rendah, turut membantu mengurangi tekanan biaya produksi, sehingga harga jual barang dan jasa dari produsen dapat dipertahankan stabil.

Terkendalinya Volatile foods, disebabkan oleh inflasi kelompok bahan makanan yang turun menjadi 5,31 persen atau lebih rendah dibandingkan rata-rata inflasi kelompok bahan makanan pada lima tahun sebelumnya sebesar 7,52 persen. Deflasi subkelompok padi-padian, umbi-umbian dan hasilnya sebesar 0,12 persen serta rendahnya inflasi subkelompok daging dan hasil-hasilnya yang tercatat sebesar 2,19 persen menjadi penyumbang utama terkendalinya kelompok bahan makanan. Beras, yang termasuk dalam komoditas subkelompok padi-padian mengalami deflasi sebesar 0,83 persen jauh lebih rendah dibandingkan dengan pencapaian triwulan yang sama tahun sebelumnya yang mengalami inflasi sebesar 11,57 persen. TPID Jakarta cukup berperan dalam pengendalian harga beras antara lain melalui perluasan kerjasama antardaerah dalam memasok beras ke DKI Jakarta melalui

BAB I

PENDAHULUAN

standby buyer beras maupun pengelola Sistem Resi Gudang (SRG).

Harga beras yang stabil dan cenderung turun, mampu menahan laju inflasi kelompok bahan makanan, mengingat bobotnya cukup besar dalam perhitungan inflasi. Harga subkelompok daging dan hasil-hasilnya yang stabil, turut mendukung terkendalinya inflasi bahan makanan. Daging ayam mengalami deflasi sebesar 1,3 persen, jauh lebih rendah dari Desember tahun lalu yang mengalami inflasi 17,64 persen. Harga daging sapi yang juga relatif stabil, dengan inflasi sebesar 5,5 persen, yang juga lebih rendah dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mengalami inflasi sebesar 10,01 persen. Upaya TPID Jakarta, melalui salah satu BUMD Pangan, untuk menjaga kesinambungan pasokan dilakukan dengan menyelenggarakan program pembelian sapi dari Provinsi NTT melalui kapal ternak, impor sapi, maupun breeding sapi. Kinerja volatile foods pada triwulan IV 2016 sedikit terganggu oleh fenomena La-Nina. Hujan yang berkepanjangan, terutama di daerah sentra hortikultura, menyebabkan kerusakan pada komoditas tersebut seperti aneka cabai dan bawang merah (kelompok bumbu-bumbuan), sehingga pasokan yang masuk ke ibukota mengalami penurunan. Kelompok bumbu-bumbuan mengalami inflasi sebesar 30,70 persen diantaranya bawang merah mengalami inflasi 30,70 persen, sementara cabai merah mengalami inflasi sebesar 45,49 persen. Walau demikian, deflasi subkelompok padi-padian, umbi-umbian dan hasilnya, serta relatif stabil inflasi subkelompok pangan lainnya, mampu menahan gejolak bumbu-bumbuan yang berujung pada terkendalinya inflasi makanan.

Penguatan koordinasi antara Bank Indonesia, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta serta BUMD yang bergerak dibidang pangan melalui TPID sangat diperlukan untuk memastikan terkendalinya inflasi di Ibukota. Pada tahun 2016, program kegiatan TPID Jakarta masih difokuskan pada pencapaian empat hal pokok yaitu ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, komunikasi dan keterjangkauan harga.

BAB I PENDAHULUAN

Kenapa bagian transportasi deflasi???

4. KONDISI INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM)

Dalam melakukan pengukuran keberhasilan pembangunan suatu negara tidak hanya ditandai oleh tingginya pertumbuhan ekonominya saja, tetapi juga mencakup kualitas manusianya. Oleh karena itu, konsep pengukuran keberhasilan pembangunan harus berorientasi kepada pelakunya (manusia atau masyarakatnya), yaitu bagaimana pertumbuhan ekonomi mampu dirasakan seluruh lapisan masyarakat dan meningkatkan kualitas masyarakat sebagai manusia. Pembangunan manusia yang mencakup tiga dimensi pokok yaitu kesehatan (umur panjang), pendidikan (pengetahuan) dan daya beli (standar kehidupan layak) dapat dilihat dari perkembangan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di suatu wilayah. Mulai tahun 2014, IPM dihitung menggunakan metode baru, mengikuti rekomendasi dari United Nations Development Programme (UNDP). Perubahan metode tersebut adalah pada penggunaan variabel rata-rata lama sekolah serta indeksnya dihitung dengan rata-rata geometrik.

Nilai IPM DKI Jakarta tahun 2016 sebesar 78,99 adalah yang tertinggi diantara provinsi lainnya. Angka Harapan Hidup (AHH) adalah sebesar 72,43 tahun lebih. Angka tersebut masih berada dibawah AHH Provinsi DI Yogyakarta dan Jawa Tengah masing-masing mencapai 74,68 tahun dan 73,96 tahun (BPS, 2016). Harapan Lama Sekolah (HLS) adalah lamanya

Uraian Umum Bahan Makanan

Makanan Jadi, Minuman, Rokok

&Tembakau

Perumahan, Air, Listrik, Gas, & Bahan

Bakar

Sandang Kesehatan Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga

Transp, Kom, dan Jasa Keuangan

2016 2,37 5,31 4,02 2,42 4,17 3,96 0,86 (1,28)

Sumber : BPS Provinsi DKI Jak arta 2017

Grafik I.14

Laju Inflasi DKI Jakarta Tahun 2016 menurut Kelompok Pengeluaran

(2,00) (1,00) 1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 6,00

UMUM BAHAN MAKANAN MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK

&TEMBAKAU

PERUMAHAN, AIR, LISTRIK, GAS, & BAHAN

BAKAR

SANDANG KESEHATAN PENDIDIKAN, REKREASI,

DAN OLAHRAGA TRANSP, KOM, DAN JASA KEUANGAN

BAB I

PENDAHULUAN

sekolah yang diharapkan akan dirasakan oleh anak pada umur tertentu di masa mendatang. HLS penduduk DKI Jakarta adalah selama 12,59 tahun atau di atas SLTA. Sementara Rata-Rata Lama Sekolah (RLS) tercatat mencapai 10,70 tahun tertinggi diantara provinsi lainnya. Rata-rata pengeluaran per kapita di DKI Jakarta tahun 2015 sebesar Rp 17.075.000,00 atau sekitar Rp 1.422.916,67 per bulan per orang. Bila rata-rata satu rumah tangga terdiri dari 4 orang, maka besarnya pengeluaran per bulan per rumah tangga adalah sebesar Rp 5.691.666,67 atau terbesar diantara Provinsi lainnya.

Angka IPM Kota Jakarta Selatan adalah yang paling tinggi diantara wilayah lainnya di Jakarta. Sementara untuk indeks pendidikan, yang diwakili oleh indikator HLS dan RLS, Kota Jakarta Timur menempati posisi yang paling tinggi se-DKI Jakarta.

1422916,7

Indikator 2011 2012 2013 2014 2015

Angka harapan hidup saat lahir (AHH) 71,87 72,03 72,19 72,27 72,43 Harapan lama sekolah (HLS) 11,91 11,96 12,24 12,38 12,59 Rata-rata lama sekolah (RLS) 10,40 10,43 10,47 10,54 10,70

IPM 76,98 77,53 78,08 78,39 78,99 Sumber : BPS Provinsi DKI Jak arta 2017

Grafik I.15

Indeks Pembangunan Manusia DKI Jakarta Tahun 2011 - 2015

10,00 20,00 30,00 40,00 50,00 60,00 70,00 80,00 90,00 2011 2012 2013 2014 2015

BAB I PENDAHULUAN Indikator 2011 2012 2013 2014 2015 Jakarta Pusat 77,97 78,44 78,81 79,03 79,69 Jakarta Utara 76,12 76,89 77,16 77,29 78,30 Jakarta Barat 77,41 78,05 78,79 79,38 79,72 Jakarta Selatan 81,22 81,72 82,72 82,94 83,37 Jakarta Timur 78,82 79,52 79,88 80,40 80,73 Kepulauan Seribu 65,79 66,92 67,62 68,48 68,84 DKI Jakarta 76,98 77,53 78,08 78,39 78,99 Sumber : BPS Provinsi DKI Jak arta 2017

Grafik I.16

Indeks Pembangunan Manusia Provinsi dan Wilayah Kota/KabTahun 2011-2015

10,00 20,00 30,00 40,00 50,00 60,00 70,00 80,00 90,00 2011 2012 2013 2014 2015

BAB II