• Tidak ada hasil yang ditemukan

ELABORASI TEMA

3.1. ELABORASI TEMA

Tema yang digunakan untuk menyelesaikan berbagai permasalahan seputar proses desain bangunan ini adalah Ekspresionisme dalam Arsitektur. Tema ini merupakan sebuah tema dalam arsitektur yang dapat menyampaikan pesan dan kesan dari hasil bangunan kepada orang yang melihatnya.

Ekspresionis merupakan lukisan ungkapan perasaan yang paling dalam, emosi, sedih, marah, gembira, dan sebagianya. Ekspresionis merupakan cabang dari Analogi Linguistik yang menganut pandangan bahwa bangunan-bangunan dimaksudkan untuk menyampaikan informasi kepada para pengamat. Analogi ini juga merupakan suatu cara untuk menjelaskan bagaimana ungkapan-ungkapan tersebut dapat dicapai dengan membatasi komponen-komponen pada elemen-elemen yang bermanfaat yang kemudian dapat diperhalus atau diperindah sesuai dengan keinginan.

Ekspresionis memandang sesuatu kepada dunia yang mengungkapkan emosi dan pertanyaan-pertanyaan secara psikologis daripada memandang dunia sebagai refleksi dari warna. Ekspresionis dapat terlihat pada bangunan-bangunan yang dapat memberi ulasan- ulasan tentang keadaan, tentang lokasi, tentang masalah bagaimana menjaga agar yang berada di luar dan yang berada di dalam dapat berjalan secara seimbang, yang seluruhnya tidak lepas dari ungkapan emosi jiwa yang paling dalam.

Ekspresionisme dalam Arsitektur

Ekspresionisme berasal dari kata ekspresi. Beberapa pengertian ekspresi :

….maksud reaksi dari interpretasi terhadap suatu objek (Ekspresionisme, Tonggak Seni Lukis Modern, Amran Ekoprawo).

….hasil perpaduan/kombinasi dari unsur, garis, bidang tekstur dan wana dari bentuk- bentuk arsitektur yang menghasilkan suatu pengungkapan maksud dan tujuan bangunan secara menyeluruh….

Beberapa pengertian Ekspresionisme :

1. Aliran yang dominan di Eropa Utara sekitar tahun 1905-1925. Dalam arsitektur, merupakan kelanjutan dari Art Nouveau yang berlanjut setelah perang dunia kedua sebagai Brutalisme. Bangunan tidak harus fungsional tetapi menciptakan sensasi dari bentuk-bentuk abstrak (Penguin Dictionary of Architecture and Landscape Architecture, John Fleming).

2. Aliran dalam seni pada awal abad 20 yang enekankan pada ekspresi yang subjektif dari pembuatnya ( American Heritage, Dictionary of English Language).

3. Aliran yang menyatakan perasaannya melalui gubahannya, rasa benci, rasa cinta ( Kamus Umum Bahasa Indonesia, Badudu Zain).

Ekspresionisme dalam desain arsitektur adalah :

Aliran yang lebih menekankan sisi spiritual dan emosi daripada aspek fungsional bangunan. Bangunan dipandang sebagai wadah pengungkapan pikiran arsitek.

Menempatkan emosi sebagai pertimbangan yang dominan dalam merancang suatu arsitektur.

Ciri-ciri ekspresionisme berdasarkan buku “Ruang dalam Arsitektur” oleh Cornelius van De Yen adalah sebagai berikut :

Irasional, merupakan pembelokan dari fisafat objetif dan konsep-konsep statis mengenai ruangan yang lebih mengarah ke subjektifitas.

Emosional, dimana emosi lebih diutamakan daripada nalar.

Antopometrik, merupakan proyeksi simbol-simbol organisme ke dalam masa asitektural. Bangunan dianggap sebagai makhluk yang hidup yang menghasilkan bentuk-bentuk organik dngan garis melengkung dan kurva-kurva.

Kristalin, merupakan perwujudan artistik kristal yang angular. Wujud-wujud angular tersebut merupakan pembagian secara sadar atas geometri sederhana dari kubus, prisma, dan sebagainya.

Utopian, diakibatkan oleh tendensi yang pada saat itu merupakan keputusasaan akibat perang. Banyak bangunan yang tidak dapat diwujudkan sehingga para arsitek membangun dalam alam khayalnya.

Monumental, menempatkan bagian utama dari komposisi arsitektural yang terdiri dari sebuah masa yang sentral, dominan, dan menjulang.

Para ekspresionis sadar sepenuhnya terhadap dunia nyata, mereka menggali kedalam alam pikiran, spirit dan imajinasi. Ekspresionis, melukiskan perasaan yang paling dalam, emosi, sedih, marah, dimana bangunan rnerupakan pengungkapan dari sikap arsitek terhadap bangunan tersebut.

Ekspresi merupakan cabang dari Analogi Linguistik yang pada dasarnya adalah satu cara untuk menjelaskan bagaimana ungkapan-ungkapan dapat dicapai dengan membatasi komponen-komponen pada elemen-elemen yang bermanfaat, yang kemudian dapat diperhalus atau diperindah sesuai dengan kepantasan tuntutan.

Arsitek-arsitek yang menganut aliran ekspresionis diantaranya adalah Bruno Taut, Eric Mendelsohn, Walter Gropius, Mies Van der Rohe, Hans Poelzig dan lain-lain. Contoh bangunan ekspresionis adalah Erich Mendelsohn’s Einstein Tower, The Amsterdam School dan lain-lain.

3.2. INTREPETASI TEMA

Seni sangat bekaitan dengan mengekspresikan perasaan manusia, yaitu di dalam seni kita dapat menuangkan perasaan, ide, gagasan dalam suatu bentuk elemen atau gerakan dan lain-lain. Para ekspresionis sadar sepenuhnya terhadap dunia nyata, tetapi menolak ide klasik yang menganggap seni sebagai imitasi dari alam, mereka menggali kedalam alam pikiran, spirit dan imajinasi. Ekspresionis, melukiskan perasaan yang paling dalam, emosi, sedih, marah dan sebagianya.

Konsep dasar yang ingin diterapkan pada perancangan Komplek Sekolah Menengah Kejuruan Seni Musik di Medan ini adalah bagaimana menerapkan ekspresi kreatif dari aktifitas seni yang dinamis, aktif dan penuh semangat kedalam bentuk dan karakter bangunan yang dirancang. Sehingga bentuk yang tercipta memiliki karakter yang dinamis dan penuh semangat yang dapat dirasakan oleh masyarakat ketika melihatnya.

3.4. STUDI BANDING TEMA SEJENIS 3.4.1. Enstain Tower

Menonjolkan efek plastis dari beton untuk menciptakan bentuk sclupture yang berbentuk mahkluk yang berotot dalam posisi yang siap menerkam. Atap kubah dipuncak diasosiakan sebagai kepala dan bukaan jendela ditarik kedalam diasosiasikan sebagai mata. Bangunan ini juga menggunakan susdut-sudut yang dibulatkan

3.4.2. Eero Saarinen, TWA Building, New York

Sang arsitek mengekspresikan bangunan ini yaitu burung yang siap terbang, mengekspresikan pergerakan dan perpindahan, yang berhubungan dengan fungsinya sebagai airport.

3.4.3. Eastland Mall, Tulsa, Oklahama

Mall ini menganalogikan layar kapal dengan menggunakan struktur tenda pada pintu masuk dan juga atrium, Mall ini mempunyai fasilitas rekreasi air yang memakai struktur kabel dan tenda yang menganologikan perahu-perahu layar. Penganalogian tersebut berfungsi kegiatan dan juga estetika

Gambar 3.1. Einsten Tower Sumber : Microsoft Encarta

3.4.4. Guggeinheim Museum Bilbao , Bilbao, Spain (FRANK O.GEHRY)

Eksteriornya mengekspresikan awan yang berombak dan bentukan yang organik. Gbr. 3.3.Guggeinhem Museum

BAB IV

Dokumen terkait