Kelompok Sektor / Sector Group 2004 2005 2006 2007 1. Sektor Primer / Primary Sector 49,20 48,56 48,36 48,56
- Sektor Pertanian / Agriculture Sector 35,46 32,28 32,17 32,27
- Sektor Pertambangan dan Penggalian / Mining and Quarrying Sector
13,74 16,29 16,19 16,29
2. Sektor Sekunder / Scondary Sector 33,17 34,53 34,92 34,33 - Sektor Industri Pengolahan / Manufacturing Sector 26,25 27,90 28,24 27,16 - Sektor Listrik, Gas, dan Air bersih /
Electricity, Gas, Water Sector
0,05 0,05 0,04 0,05
- Sektor Bangunan / Constructian Sector 6,87 6,58 6,64 7,12
3 Sektor Tersier / Tertiary Sector 17,63 16,90 16,71 17,1
jasa sebesar 4,43 persen. Selanjutnya sektor bank dan sektor angkutan masing-masing mempunyai kontribusi sebesar 0,75 persen dan 0,53 persen.
0,75 percent and 0,53 percent.
2.4 Inflasi Sektoral
Laju inflasi menggambarkan adanya kenaikan harga-harga barang dan jasa secara agregat. Akan tetapi dalam mencermati indikator ini perlu hati-hati karena inflasi disini adalah menggambarkan kenaikan harga ditingkat produsen, bukan inflasi ditingkat konsumen yang pada umumnya digunakan sebagai indikator stabilitas perekonomian.
Dalam kurun waktu 3 (tiga) tahun terakhir laju inflasi Kabupaten Banyuasin secara umum mengalami penurunan. Inflasi PDRB dengan migas pada tahun 2007 sebesar 9,16 persen. Dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya laju inflasi PDRB dengan migas cenderung mengalami penurunan. Pada tahun 2005 dan 2006 secara berurutan masing-masing sebesar 18,29 persen dan 12,70 persen.
Sedangkan Inflasi PDRB tanpa migas tahun 2007 juga mengalami penurunan jika dibandingkan dengan laju inflasi tahun 2006.
Laju inflasi PDRB tanpa migas tahun 2007 sebesar 10,05 persen. Sedangkan laju inflasi pada tahun 2006 sebesar 11,75 persen.
2.4 Sectoral Inflation
inflation described increasing of price of goods and service in aggregate.
However, It’s careful to use this indicator. because this inflation is depict the increasing of producer price, is not inflation mounted by consumer which commonly use as economics stability indicator.
In three last year, inflation of Regency Banyuasin be decreased.
Inflation GDRP with oil and gas in the 2007 equal to 9,16 percent. Compared to previously accelerate the inflation GDRP with oil and gas tend be decraesed. In the year 2005 and 2006, eachs 18,29 percent and 12,70 percent.
While Inflation PDRB without oil and gas in 2007 be lower than in 2006.
Inflation GDRP without oil and gas in 2007 is 10,05 percent. While inflation in the year 2006 equal to 11,75 percent.
Dalam kurun waktu 2001
inflasi tertinggi terjadi pada tahun 2005.
Laju inflasi PDRB dengan migas mencapai 18,29 persen. Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak akibat pengurangan subsidi oleh pemerintah memberikan pengaruh tingginya laju inflasi. Pada periode selanjutnya laju inflasi cenderung mengalami penuru akibat mulai stabilnya kondisi perekonomian dari efek kenaikan BBM.
Secara sektoral, pada tahun 2007 laju inflasi tertinggi terdapat di sektor jasa jasa yaitu mencapai 16,53 persen. Pada posisi kedua, walaupun sektor pertanian secara umum mengalami penurunan laju inflasi Dalam kurun waktu 2001-2007 laju pada tahun 2005.
Laju inflasi PDRB dengan migas mencapai 18,29 persen. Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak akibat pengurangan subsidi oleh pemerintah memberikan pengaruh tingginya laju inflasi. Pada periode selanjutnya laju inflasi cenderung mengalami penurunan akibat mulai stabilnya kondisi perekonomian
Secara sektoral, pada tahun 2007 laju inflasi tertinggi terdapat di sektor jasa-jasa yaitu mencapai 16,53 persen. Pada posisi kedua, walaupun sektor pertanian secara nurunan laju inflasi
In 2001-2007, highest inflation experienced by year 2005. inflation with oil and gas 18,29 percent. Increasing price of fuel oil because of reduction subsidize by government give influence for inflation. And then, inflation tend to be decreased along stabilized national economics.
Sectorally, in the year 2007 highest inflation in services sector is 16,53 percent. Second on course, although agricultural sector have been decrease, this sector experience inflation 2007, highest inflation experienced by year 2005. inflation GDRP with oil and gas 18,29 percent. Increasing price of fuel oil because of reduction subsidize by government give influence for inflation. And then, inflation tend to be decreased along stabilized national
Sectorally, in the year 2007 hest inflation in services sector is 16,53 percent. Second on course, although agricultural sector have been decrease, this sector experience inflation
Table 2-3 : Laju Inflasi Sektoral / Inflation by Sector (%)
Sektor / Sector 2004 2005 2006 2007
1. Pertanian / Agriculture 6,45 7,89 13,21 10,15
2. Pertambangan / Mining 24,94 40,49 7,55 8,50
3. Industri Pengolahan / Manufacturing 5,61 28,57 18,36 8,77
4. Listrik, Gas, dan Air bersih / Electricity, Gas, and Water 6,35 6,15 3,32 4,86
5. Bangunan / Constructian 9,27 8,11 7,40 8,26
6. Perdagangan / Trade 1,11 14,00 10,33 9,57
7. Angkutan / Transportation 10,68 6,72 14,46 8,97
8. Bank, LKBB, Persw Bangunan dan Jasa Persh /
Ownerships 6,77 5,62 8,82 7,29
dibandingkan dengan tahun sebelumnya, sektor ini mengalami laju inflasi mencapai 10,15 persen. Setelah itu diikuti Sektor perdagangan yang mengalami laju inflasi sebesar 9,57 persen.
Sebagian besar laju inflasi sektoral berada pada kisaran 8 persen. Kondisi perekonomian yang mulai stabil akibat berkurangnya pengaruh kenaikan harga BBM pada tahun 2005 dan 2006 mulai dirasakan pada tahun 2007.
sektor-sektor dengan laju inflasi pada kisaran tersebut adalah sektor pertambangan sebesar 8,50 persen, sektor industri pengolahan sebesar 8,77 persen, sektor bangunan sebesar 8,26, dan sektor angkutan sebesar 8,97 persen. Sedangkan
reach 10,15 percent. Afterwards followed by the
Trade sector with inflation equal to 9,57 percent.
Mostly accelerate the sectoral inflation about 8 percent. Economics condition to be stabilize the effect from increase of price oil fuel in the year 2005 and 2006 strarting felt in the year 2007.
Sectors about this value is mining sector 8,50 percent, industry sector equal to 8,77 percent, construction sector equal to 8,26 percent, and transportation sector equal to 8,97 percent. While sector with lowest inflation is]
sektor dengan laju inflasi terendah adalah sektor listrik, gas, dan air bersih sebesar 4,86 persen.
electricity, gas, and water supply equal to 4,86 percent.
2.5 Pendapatan Perkapita
Pertumbuhan ekonomi tidak hanya menunjukkan peningkatan output produksi atau tingkat pendapatan secara makro, tapi pertumbuhan ekonomi dapat juga menunjukkan bahwa telah terjadi kenaikan pendapatan perkapita masyarakat, dapat dikatakan bahwa dengan melihat pertumbuhan ekonomi dan laju pertumbuhan penduduk akan bisa dilihat peningkatan dalam pendistribusian PDRB per kapita maupun pendapatan perkapita.
Pendapatan per kapita menunjukkan besarnya pendapatan yang dinikmati oleh setiap penduduk secara rata-rata. Besaran ini terbentuk dari jumlah pendapatan dibagi dengan jumlah penduduk. Untuk suatu tingkat pertumbuhan pendapatan, disertai pertumbuhan penduduk yang melambat, akan dihasilkan pendapatan perkapita yang semakin tinggi.
Angka pendapatan per kapita lazim digunakan sebagai indikator untuk mengukur tingkat kesejahteraan penduduk. Jadi secara umum apabila pendapatan per kapita suatu
2.5 Percapita Income
Economic growth not only show the improvement output produce, but also indicate that have been happened increase of per capita income. That’s can be said economic growth and number of resident will be able to be seen by improvement in distribution of GDRP and per capita income.
Per capita income shows the level of earnings by each resident. This value formed by amount of income devided with the resident amount. For of income growth, accompanied the tardy resident growth, will be yielded income per capita which excelsior
Percapita income used as indicator to measure storey of resident prosperity. In generally if per capita income increased automatically condition
Tabel 2.-4 : Pendapatsn Perkapita Kabupaten Banyuasin Atas Dasar Harga Berlaku
Earning per capita of Banyuasin Regency at Current PricesTahun/
Year