LANDASAN TEORI
A. Electronic Bloom Card (EBC) Ranah Kognitif 1.Pengertian Electronic Bloom Card
Electronic Bloom Card ranah kognitif adalah alat evaluasi digital yang butir
soalnya mengacu pada taksonomi bloom ranah kogntif.16 Alat evaluasi
Electronic Bloom Card dilengkapai teks, gambar, grafik, video, suara, animasi
yang menunjang komposisi soal sehingga peserta didik akan memperoleh pengetahuan sekaligus pengalaman yang konkrit pada saat mengerjakan soal evaluasi yang terdapat pada Electronic Bloom Card ranah kognitif terintegrasi web sekolah berbasis berpikir kritis dan analisis. Peserta didik dapat melihat
nilai yang dicapai secara langsung, sebagai indikator untuk mengukur tingkat keberhasilan memecahkan soal-soal yang diberikan.
16
Azhar Syarifuddin dan Rini, “Pengembangan Instrumen Bloom Digital Assesment Pada Materi Pokok Lingkaran di Kelas VIII”, ICTS, Jurnal FMIPA Jurusan Matematika Universitas Negeri Surabaya, (Agustus, 2011), h. 4
Komputer memiliki tujuan kognitif yaitu dapat mengajarkan konsep-konsep aturan, prinsip, langkah-langkah, proses dan kalkulasi yang kompleks.
Komputer juga dapat menjelaskan konsep tersebut secara sederhana dengan penggabungan visual dan audio yang dianimasikan, sehingga dapat digunakan sebagai alat evaluasi.17
Ukuran tingkat kebaikan suatu tes dapat dilihat dari kemampuannya dalam memberikan gambaran secara jelas tingkat keberhasilan alat evaluasi dan tujuan pembelajaran. Supaya tujuan mudah dievaluasi keberhasilannya, maka tujuan harus bersifat operasional, tujuan tersebut harus diklasifikasikan dalam bentuk yang lebih rinci. Bloom telah membagi domain tujuan pembelajaran ini terdiri dari enam tahap yang tersusun mulai yang paling sederhana menuju
kemampuan yang paling kompleks.18
Taksonomi belajar dalam domain kognitif yang paling umum dikenal adalah taksonomi Bloom. Benjamin S. Bloom membagi taksonomi hasil belajar dalam enam kategori, yaitu: 1) pengetahuan (knowledge); 2) pemahaman
(comprehension); 3) penerapan (aplication); 4) analisis; 5) sintesis; 6) evaluasi.19
a. Menghafal (Remember): menarik kembali informasi yang tersimpan dalam memori jangka panjang. Mengingat merupakan proses kognitif yang paling
rendah tingkatannya. Untuk mengkondisikan agar “mengingat” bisa menjadi
17
Rusman, dkk, “Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer”, (Bandung: Alfabeta, 2013), h. 98
18
Suharsimi Arikunto,“Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan”, (Jakarta: Bumi Aksara, 2001), h. 189
19
Anderson & Karthwol, “Kerangka Landasan Untuk Pembelajaran, Pengajaran dan Assesmen Revisi Taksonomi Bloom”, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2010), h. 6
bagian belajar bermakna, tugas mengingat hendaknya selalu dikaitkan dengan aspek pengetahuan yang lebih luas. Kategori ini mencakup dua macam proses kognitif: mengenali (recognizing) dan mengingat (recalling).
1) Mengenali (recognizing): mencakup proses kognitif untuk menarik kembali informasi yang tersimpan dalam memori jangka panjang yang identik atau sama dengan informasi yang baru.
2) Mengingat (recalling): menarik kembali informasi yang tersimpan dalam memori jangka panjang apabila ada petunjuk (tanda) untuk melakukan hal tersebut. Tanda disini seringkali berupa pertanyaan. Istilah lain untuk mengingat adalah menarik (retrieving).
b.Pemahaman (Comprehension): mengkonstruk makna atau pengertian berdasarkan pengetahuan awal yang dimiliki, mengaitkan informasi yang baru dengan pengetahuan yang telah dimiliki, atau mengintegrasikan pengetahuan yang baru ke dalam skema yang telah ada dalam pemikiran peserta didik. Karena penyusun skema adalah konsep, maka pengetahuan konseptual merupakan dasar pemahaman. Kategori memahami mencakup tujuh proses kognitif: menafsirkan (interpreting), memberikan contoh (exemplifying), mengklasifikasikan (classifying), meringkas (summarizing),
menarik inferensi (inferring), membandingkan (comparing), dan menjelaskan (explaining). 20
1) Menafsirkan (interpreting): mengubah dari satu bentuk informasi ke bentuk informasi yang lainnya, misalnya dari dari kata-kata ke grafik atau gambar, atau sebaliknya, dari kata-kata ke angka, atau sebaliknya,
maupun dari kata-kata ke kata-kata, misalnya meringkas. Istilah lain untuk menafsirkan adalah mengklarifikasi (clarifying), menerjemahkan (translating), dan menyajikan kembali (representing).
2) Memberikan contoh (exemplifying): memberikan contoh dari suatu konsep atau prinsip yang bersifat umum. Memberikan contoh menuntut kemampuan mengidentifikasi ciri khas suatu konsep dan selanjutnya menggunakan ciri tersebut untuk membuat contoh. Istilah lain untuk memberikan contoh adalah memberikan ilustrasi (illustrating) dan mencontohkan (instantiating).
3) Mengklasifikasikan (classifying): mengenali bahwa sesuatu (benda atau fenomena) masuk dalam kategori tertentu. Termasuk dalam kemampuan mengklasifikasikan adalah mengenali ciri-ciri yang dimiliki suatu benda atau fenomena. Istilah lain untuk mengklasifikasikan adalah
mengkategorisasikan (categorising).
20
4) Meringkas (summarising): membuat suatu pernyataan yang mewakili seluruh informasi atau membuat suatu abstrak dari sebuah tulisan.
Meringkas menuntut peserta didik untuk memilih inti dari suatu informasi dan meringkasnya. Istilah lain untuk meringkas adalah membuat
generalisasi (generalising) dan mengabstraksi (abstracting).
5) Menarik inferensi (inferring): menemukan suatu pola dari sederetan contoh atau fakta. Untuk dapat melakukan inferensi peserta didik harus terlebih dapat menarik abstraksi suatu konsep/prinsip berdasarkan sejumlah contoh yang ada. Istilah lain untuk menarik inferensi adalah mengekstrapolasi (extrapolating), memprediksi (predicting), dan menarik kesimpulan (concluding).
6) Membandingkan (comparing): mendeteksi persamaan dan perbedaan yang dimiliki dua objek, ide, ataupun situasi. Membandingkan mencakup juga menemukan kaitan antara unsur-unsur satu objek atau keadaan dengan unsur yang dimiliki objek atau keadaan lain. Istilah lain untuk membandingkan adalah mengkontraskan (contrasting), mencocokkan (matching), dan memetakan (mapping).
7) Menjelaskan (explaining): mengkonstruk dan menggunakan model sebab-akibat dalam suatu system. Termasuk dalam menjelaskan adalah
salah satu bagian sistem tersebut diubah. Istilah lain untuk menjelaskan adalah mengkonstruksi model (constructing a model).21
c. Penerapan (applying): mencakup penggunaan suatu prosedur guna menyelesaikan masalah atau mengerjakan tugas. Oleh karena itu
mengaplikasikan berkaitan erat dengan pengetahuan prosedural. Namun tidak berarti bahwa kategori ini hanya sesuai untuk pengetahuan prosedural saja. Kategori ini mencakup dua macam proses kognitif: menjalankan (executing) dan mengimplementasikan (implementing).
1) Menjalankan (executing): menjalankan suatu prosedur rutin yang telah dipelajari sebelumnya. Langkah-langkah yang diperlukan sudah benar dan dalam urutan tertentu. Istilah lain untuk menjalankan adalah melakukan (carrying out).
2) Mengimplementasikan (implementing): memilih dan menggunakan prosedur yang sesuai untuk menyelesaikan tugas yang baru. Karena diperlukan kemampuan memilih, peserta didik dituntut untuk memiliki pemahaman tentang permasalahan yang akan dipecahkannya, dan juga prosedur-prosedur yang mungkin digunakannya. Apabila prosedur yang tersedia ternyata tidak tepat benar, peserta didik dituntut untuk bisa memodifikasinya sesuai keadaan yang dihadapi. Istilah lain untuk mengimplementasikan adalah menggunakan (using).
21
d. Menganalisis (analyzing): menguraikan suatu permasalahan atau obyek ke unsurnya dan menentukan bagaimana saling keterkaitan antar unsur-unsur tersebut dan struktur besarnya. Ada tiga macam proses kognitif yang tercakup dalam menganalisis: membedakan (differentiating),
mengorganisir (organizing), dan menemukan pesan tersirat (attributting).22
1) Membedakan (differentiating): membedakan bagian-bagian yang menyusun suatu struktur berdasarkan relevansi, fungsi dan penting tidaknya. Oleh karena itu membedakan (differentiating) berbeda dari membandingkan (comparing). Membedakan menuntut adanya
kemampuan untuk menentukan mana yang relevan/esensial dari suatu perbedaan terkait dengan struktur yang lebih besar.
2) Mengorganisir (organizing): mengidentifikasi unsur-unsur suatu keadaan dan mengenali bagaimana unsur-unsur tersebut terkait satu sama lain untuk membentuk suatu struktur yang padu.
3) Menemukan pesan tersirat (attributting): menemukan sudut pandang, bias, dan tujuan dari suatu bentuk komunikasi.
e. Sintesis: menghasilkan produk, menggabungkan beberapa bagian dari pengalaman atau bahan/informasi baru untuk menghasilkan sesuatu yang baru.
22
f. Mengevaluasi (Evaluation): membuat suatu pertimbangan berdasarkan kriteria dan standar yang ada. Ada dua macam proses kognitif yang tercakup dalam kategori ini: memeriksa (checking) dan mengritik (critiquing).
1) Memeriksa (checking): menguji konsistensi atau kekurangan suatu karya berdasarkan kriteria internal (kriteria yang melekat dengan sifat produk tersebut).
2) Mengritik (critiquing): menilai suatu karya baik kelebihan maupun kekurangannya, berdasarkan kriteria eksternal. Contoh: menilai apakah rumusan hipotesis sesuai atau tidak (sesuai atau tidaknya rumusan hipotesis dipengaruhi oleh pengetahuan dan cara pandang penilai).
2. Manfaat Electronic Bloom Card (EBC)
Electronic Bloom Card memiliki beberapa manfaat sebagai alat evaluasi
digital yaitu:23
1. Memberikan format soal yang inovatif.
23
2. Memberikan pengetahuan sekaligus pengalaman yang konkrit saat mengerjakan soal pada peserta didik.
3. Secara otomatis dapat mengolah dan menghitung skor hasi belajar peserta didik.
4. Pemanfaatan waktu menjadi lebih efektif.
5. Bersifat dinamis sehingga memudahkan guru dalam menggunakan dan mengolah soal.
6. Mengurangi biaya produksi cetak soal.
3. Pengembangan Tes Electronic Bloom Card (EBC)
Tes yang baik harus memenuhi beberapa syarat. Ada sembilan langkah yang perlu ditempuh dalam mengembangkan soal evaluasi, yaitu :24
a. Menyusun Spesifikasi Tes
Langkah awal dalam mengembangkan tes adalah menetapkan spesifikasi tes, yaitu yang berisi tentang uraian yang menunjukan keseluruhan
karakteristik yang harus dimiliki suatu tes. Meliputi tujuan tes, menyusun kisi-kisi tes, memilih bentuk tes dan menentukan panjang waktu tes. b. Menulis Soal Tes
Penulisan soal merupakan langkah menjabarkan inidkator menjadi pertanyaan-pertanyaan yang karakteristiknya sesuai dengan perincian pada kisi-kisi yang telah dibuat.
c. Menelaah Soal Tes
24
Menelaah soal perlu dilakukan untuk memperbaiki soal jika ternyata dalam pembuatannya masih ditemukan kekurangan dan kesalahan. d. Melakukan Ujicoba Tes
Sebelum soal digunakan dalam tes yang sesungguhnya, uji coba perlu dilakukan untuk memperbaiki kualitas soal.
e. Menganalisis Butir Soal
Melalui analisis butir soal dapat diketahui antara lain: Tingkat kesukaran butir soal, daya pembeda, dan juga efektivitas pengecoh.
f. Memperbaiki Tes
Perbaikan tentang bagian soal yang masih belum sesuai dengan yang diharapkan. Langkah ini biasanya dilakukan atas butir soal, yaitu memperbaiki masing-masing butir soal yang tenyata masih belum baik. g. Menyusun Soal Tes
Menyusun butir-butir soal tersebut menjadi satu kesatuan tes.
Keseluruhan butir perlu disusun secara tepat menjadi kesatuan soal yang terpadu.
h. Melaksanakan Tes
Pelaksanaan tes dilaksanakan sesuai waktu yang telah ditentukan. i. Menafsirkan Hasil Tes
Hasil tes menghasilkan data kuantitatif yang berupa skor. Skor ini kemudian ditafsirkan sehingga menjadi nilai, yaitu rendah, menengah atau tinggi.
4. Kelebihan dan Kekurangan Electronic Bloom Card
Alat evaluasi digital lebih menguntungkan dari pada tes berbasis kertas, karena peserta didik akan memperoleh pengetahuan sekaligus pengalaman yang konkrit pada saat mengerjakan soal-soal yang terdapat pada Electronic Bloom Card. Alat evaluasi digital memiliki beberapa keunggulan, yaitu:
1) Kesempatan untuk menyertakan format item inovatif yang dimungkinkan oleh penggunaan teknologi25
2) Hasil penilaian diberikan secara langsung
3) Dapat mendorong peserta didik untuk lebih aktif dan mandiri dalam pelaksanaan tes
4) Soal-soal dapat diperbaharui dengan mudah26
5) Mengurangi biaya produksi tes, administrasi produksi, dan penilaian Disamping kelebihan dari alat evaluasi digital, terdapat juga
kekurangannya yaitu :27
1) Hanya akan berfungsi untuk hal-hal yang telah diprogramkan. 2) Tingginya biaya pengadaan dan pengembangan program komputer .
25
JISC. 2010. Effective Assessment in a Digital Age; a guide to technology-enhanced assessment and feedback.
26
Rusman, dkk, Op.Cit, h. 299
27
Bambang Warsita, “Teknologi Pembelajaran: Landasan dan Aplikasinya”, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), h. 139
3) Perlu persyaratan minimal prosesor, memori, kartu grafis dan monitor. 4) Pengembangannya memerlukan adanya tim yang profesional.
B.Website Dalam Dunia Pendidikan