• Tidak ada hasil yang ditemukan

Elemen Kurikulum LPTK

BAB I PENDAHULUAN

A. Elemen Kurikulum LPTK

Tugas mendidik berbeda dari tugas menjadi operator yang cukup bekerja dengan daftar log kegiatan. Untuk menjadi pendidik, para pendidik harus sadar atas kemengapaan dari setiap tindakan, dengan merujuk kepada: tujuan yang merupakan capaian hasil belajar yang mencakup wilayah cipta, rasa, karsa, karya (Ki Hajar Dewantara) atau kognitif, afektif, psikomotor (Bloom Taxonomy, 1956), dan learning to know, learning to do, learning to live

together, dan learning to be (Delors, 1996). Atau ditelaah dari

kategori dimensi kecerdasan yang makin berkembang, kecerdasan numerik, spasial, intra personal, inter personal, kinestetik dan lingkungan.

Keutuhan sosok pendidik tidak sepenuhnya dapat diwadahi oleh satu atau dua bidang kajian tetapi menyusup ke dalam keseluruhan proses. Seperti Joyce dan Weil (1986) memberi label instructional effect dan nurturant effect. Konsep learning to live

together dapat melalui pemaparan informasi maupun proses

bagaimana pembiasaan perilaku dalam kehidupan di lembaga penyiapan guru dilakukan. Berbeda dari konsep elemen di dunia keilmuan lain (misal Ilmu Kimia) pengorganisasian elemen kurikulum mengandung ruh sosial, pskilogis yang insani.

Secara cerdas Howard Gardner (2006) melengkapi pemikiran untuk menghadapi masa depan dengan membuat kategorisasi pengembangan sebagai berikut.

Diciplined mind, melalui proses inkuiri yang intensif untuk

mengembangkan ilmu dan teknologi.

Synthesizing mind, yang tidak hanya pandai mengumpulkan

informasi tetapi menyeleksi dan mengolahnya untuk memecahkan berbagai masalah.

Creating mind, mengembangkan gagasan yang kaya, melihat dengan jeli solusi berbagai permasalahan secara kreatif.

Respectful mind, kecakapan menghargai keragaman budaya.

Ethical mind, dikembangkan agar dapat memperlakukan

manusia dan lingkungan secara etis.

Agar setiap pengalaman belajar dan isi mata kuliah benar-benar berada dalam konteks pekerjaan yang ditekuni, dalam konteks ini profesi guru, dengan meminjam pemikiran Gardner (2006), maka dalam mata kuliah seyogyanya dikembangkan kemampuan yang terkait dengan kecerdasan: (a) keilmuan, (b) mensintesis, (c) berkreasi, (d) menghargai, dan (e) etik. Kemampuan tersebut secara akumulatif akan membangun keutuhan kepribadian, jelasnya kepribadian peserta didik calon guru dengan segala perangkat hard skills dan soft skill-nya. Dengan demikian Kurikulum Pendidikan Guru di dalam membentuk sosok utuh kompetensi guru benar-benar harus menyiapkan perangkat pengalaman belajar yang relevan dan terukur dengan kompetensi utuh. Kurikulum yang disusun bukan semata-mata penyiapan mata kuliah/kelompok mata kuliah, yang dikembangkan melalui pendidikan akademik maupun profesi, baik dalam program pendidikan guru terintegrasi maupun konsekutif. Demikian pula kurikulum harus secara konsisten menerapkan competency-based

instruction yang bertumpu pada spesifikasi pengalaman belajar

yang harus dialami para calon guru, tidak cukup hanya dengan penyediaan materi pembelajaran, yang dapat membangun secara serasi penguasaan hard skills dan soft skills oleh para calon guru. Pengembangan Kurikulum Pendidikan Guru sebagai satu keutuhan, yang menjamin terbentuknya sosok utuh kompetensi Guru, sebagaimana tertuang dalam program pendidikan akademik dan pendidikan profesi guru. Kompetensi guru sebagai agen pembelajaran yang meliputi kompetensi pedagogik, kepribadian, profesional, dan sosial tidak identik dengan dan tidak dapat langsung dijadikan sebagai struktur kurikulum, dan oleh karena

itu perlu dikerangkai ke dalam kerangka keutuhan kompetensi guru yang mengandung kompetensi akademik dan profesional. Dengan demikian kurikulum inti pendidikan guru terdiri atas (a) Mata Kuliah Umum dengan tujuan penguasaan kompetensi dasar umum, yang kandungannya meningkatkan keimanan dan ketakwaan, yang didampingi penumbuhan kemandirian berpikir, cerdas, terampil, menghormati keragaman budaya, menjunjung tinggi etika dan bertanggung jawab atas kesejahteraan bangsa dan tanah air, yang spesifikasinya bisa disusun oleh Tim Khusus di tingkat Ditjen Dikti, (b) Mata Kuliah Keahlian dengan tujuan penguasaan kompetensi akademik substansi kajian (subject

specific knowledge atau content knowledge), (c) Mata kuliah

Kependidikan dengan tujuan penguasaan kompetensi akademik kependidikan, dan (d) Profesi.

Keutuhan kurikulum LPTK terdiri dari elemen-elemen yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan, dilengkapi dengan elemen spesifik yang menjadi karakteristik penyiapan calon guru profesional.

Elemen-elemen kurikulum LPTK sebagai berikut. a. Nasionalisme dan landasan kepribadian;

b. Penguasaan akademik kependidikan

c. Penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan/atau olahraga;

d. Kemampuan dan keterampilan berkarya;

e. Sikap dan perilaku dalam berkarya menurut tingkat keahlian berdasarkan ilmu dan keterampilan yang dikuasai;

f. Penguasaan kaidah berkehidupan bermasyarakat sesuai dengan pilihan keahlian dalam berkarya.

Penjelasan dari tiap-tiap elemen kompetensi tersebut adalah sebagai berikut:

1. Nasionalisme Landasan kepribadian, yaitu elemen kompetensi yang sepatutnya dimiliki para calon guru berkaitan dengan karakter dan kepribadian bangsa Indonesia yang antara lain ditandai dengan jiwa kebangsaan (nasionalisme), cinta tanah air dan berprilaku sesuai dengan prinsip dan nilai Pancasila.

2. Penguasaan Akademik Kependidikan, yaitu elemen

kompetensi yang harus dimiliki para calon guru dalam hal penguasaan kompetensi akademik kependidikan, antara lain penguasaan makna dan filsafat pendidikan, penguasaan dimensi perkembangan kepribadian peserta didik, kemampuan pendekatan perkembangan (psikologis) dalam pembelajaran peserta didik, kemampuan memahami dan mengembangkan dimensi belajar dan pembelajaran, penguasaan teknologi, informasi dan komunikasi dalam pembelajaran, serta penguasaan asesmen berbasis perkembangan perserta didik. Melalui penguasaan akademik kependidikan inilah akan dihasilkan profil pendidik yang unggul dalam kompetensi pedagogik.

3. Penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan/atau olahraga. Elemen ini berkaitan dengan kemampuan pendidik dalam hal penguasaan substansi bidang keahlian sesuai dengan program studi masing-masing. Penguasaan tersebut disertai dengan kemampuan pendidik dalam memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi, memiliki jiwa seni dan kesamaptaan jasmani.

4. Kemampuan dan keterampilan berkarya. Elemen ini

berkaitan dengan kemampuan unjuk kerja sebagai seorang pendidik yang kompeten, terampil, komunikatif, sadar mutu, yang ditandai dengan kemampuan melaksanakan pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.

5. Sikap dan perilaku dalam berkarya menurut tingkat keahlian berdasarkan ilmu dan keterampilan yang dikuasai. Elemen ini berkaitan dengan karakter pendidik yang kuat sebagai hasil dari olah hati, olah pikir, olah raga, dan olah rasa/karsa. Karakter yang kuat tercermin pada nilai utama karakter jujur, cerdas, tangguh dan peduli.

6. Penguasaan kaidah berkehidupan bermasyarakat sesuai

dengan pilihan keahlian dalam berkarya. Elemen ini berkaitan dengan kemampuan pendidik dalam berkomunikasi dengan masyarakat, baik melalui lisan, tulisan, atau isyarat secara santun, menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional.

Keenam elemen kurikulum tersebut berkaitan erat dan merupakan koherensi yang utuh untuk mengantarkan para calon guru ke arah sosok guru masa depan yang profesional dan sesuai dengan kebutuhan. Koherensi keenam elemen

kurikulum mengandung makna adanya Keterpaduan (unity),

keterkaitan (connectedness), dan relevansi (relevance) antar elemen kurikulum yang dikembangkan. Koherensi elemen kurikulum pendidikan guru juga mengandung makna adanya

keterkaitan di antara kelompok mata kuliah umum (general

science) dan ke-Indonesiaan, kelompok mata kuliah bidang

studi (content knowledge) atau subject specific knowledge, kelompok mata kuliah yang berkaitan dengan pengetahuan tentang kependidikan dan metode pembelajaran secara umum

(general pedagogical knowledge), pengetahuan dan

keterampilan dalam pengembangan kurikulum (curriculer

knowledge), pengetahuan dalam menganalisis karakter peserta

didik (knowledge about learner), pengetahuan dan

keterampilan dalam pemilihan dan pengembangan alat penilaian (asessment and evaluation), pengetahuan tentang konteks kependidikan (knowledege of educational context), disertai dengan pengetahuan dan keterampilan dalam

memanfaatkan teknologi informasi dalam proses pembelajaran (tehcnological pedagogical content knowledge). Koherensi antar elemen dalam struktur kurikulum ini diharapkan dapat menghasilkan hasil belajar yang sesuai dengan yang dirumuskan dalam capaian pembelajaran setiap program studi.

Keenam elemen kurikulum ini juga merupakan dasar bagi pengelompokan mata kuliah, baik mata kuliah yang termasuk kurikulum inti, maupun mata kuliah yang termasuk pilihan (elektif).

Dokumen terkait