• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

3.4. Dasar - Dasar Perencanaan Drainase

3.4.5. Elevasi Saluran

Elevasi atau beda tinggi yang dihitung dari saluran yang direncanakan antara lain :

 Elevasi dasar saluran awal

 Elevasi dasar saluran akhir

 Elevasi muka air awal

 Elevasi muka air akhir Berikut ini cara perhitungannya :

 Elevasi dasar saluran awal

= elevasi muka tanah awal – h air – freeboard

 Elevasi dasar saluran akhir

= elevasi dasar saluran awal – hd saluran

47 = elevasi muka tanah awal – free board

 Elevasi muka air akhir

= elevasi dasar saluran akhir + h air

 Kedalaman penanaman awal

= elevasi muka tanah awal - elevasi dasar saluran awal

 Kedalaman penanaman akhir

= elevasi muka tanah akhir - elevasi dasar saluran akhir 3.4.6. Kemiringan Saluran

Kemiringan saluran merupakan perbandingan antara selisih elevasi dengan panjang saluran. Berikut merupakan rumus untuk memperoleh kemiringan saluran:

S = h/L...(69) Dimana :

H = Selisih elevasi titik awal dan titik akhir dasar saluran(m). L = Panjang saluran (m)

S = kemiringan saluran 3.4.7. Bangunan Pelengkap

Bangunan pelengkap dimaksudkan sebagai sarana pelengkap dan pendukung sistem penyaluran air hujan yang tujuan utamanya adalah melancarkan fungsi pengaliran sesuai yang apa yang diharapkan dan diperhitungkan (Grigg, 2005). Bangunan pelengkap adalah sebagai berikut :

1. Gorong - gorong

Gorong - gorong merupakan bangunan perlintasan yang dibuat karena adanya saluran yang melintasi jalan. Perencanaannya tetap didasarkan pada debit yang mengalir pada gorong - gorong. Selain itu, faktor endapan lumpur yang mungkin timbul saat pengaliran harus dihindari. Caranya adalah mengatur kecepatan pengaliran lebih atau sama dengan kecepatan self - cleansing yaitu sebesar 1,5 - 2,0 m/s. Untuk sistem aliran penuh, dibutuhkan headloss yang besar sehingga disarankan untuk menggunakan prinsip pengaliran terbuka. Gorong - gorong mempunyai dua jenis, yaitu:

 Gorong - gorong jalan raya

Gorong - gorong ini melintas dibawah jalan raya. Dalam hal ini perhitungan harus secermat mungkin agar mampu menahan rembesan air dan beban kendaraan yang melewatinya.

48

 Gorong - gorong silang

Gorong - gorong ini dibangun untuk mencegah ataupun menahan rembesan air yang mengalir di daerah sekitarnya.

Perhitungan dimensi gorong - gorong dapat menggunakan rumus - rumus sebagai berikut:

 Panjang gorong - gorong = lebar jalan.

 Kontrol bilangan Fraud (Fr) < 0,5 untuk menghindari gejolak air (aliran dalam kondisi laminer).

g y

12

v

fr

...(70) (70) Dimana: fr = bilangan Fraud.

v = kecepatan dalam gorong - gorong (m/s). g = percepatan gravitasi (m/s2).

y = kedalaman (m).

 Kehilangan tinggi energi dalam gorong - gorong dapat dihitung dengan rumus:

 

g

v

v

f

Hf

masuk g

2

2 1

.…..…...(71)

R

C

L

v

Hf

gesekan 2 2

…...…...(72)

 

g

v

v

f

Hf

keluar g

2

2 2

…...(73) (73) keluar gesekan masuk Total

Hf Hf Hf

Hf   

...(74) (74) Dimana:

Hf = kehilangan tinggi energi (m).

f1 = koefisien kehilangan energi akibat masuk = 0,4.

vg = kecepatan air dalam gorong - gorong (m/s).

V = kecepatan di dalam saluran (m/s). g = percepatan gravitasi (m/s2).

49 L = panjang gorong - gorong (m).

C = koefisien Chezy.

f2 = koefisien kehilangan energi akibat keluar = 0,1.

R = jari - jari hidrolis (m) = P/A.

P = keliling basah gorong - gorong (m). A = Luas penampang gorong - gorong (m2). 2. Sambungan persil

Merupakan sambungan saluran air hujan dari rumah - rumah ke saluran air hujan yang terletak di tepi - tepi jalan. Sambungan ini berupa saluran terbuka atau tertutup dan dibuat terpisah dari saluran air buangan.

3. Street inlet

Street inlet ini adalah lubang yang terletak di sisi jalan di bawah trotoar yang berfungsi menyalurkan limpasan air hujan dalam jalan untuk dialirkan atau dilewatkan menuju saluran. Perletakannya sesuai dengan ketentuan - ketentuan:

 Diletakkan pada tempat yang tidak mengganggu para pelintas jalan atau pejalan kaki.

 Ditempatkan pada daerah yang rendah dimana limpasan air hujan menuju ke arah tersebut.

 Air harus dapat secepat mungkin masuk ke dalam saluran air hujan.

Jumlah street inlet harus cukup untuk dapat menangkap limpasan air hujan pada jalan yang bersangkutan, denga spacing memakai rumus:

S

W

D280

...(75) Dimana:

D = distance atau jarak antar street inlet (m). S = kemiringan (%), D ≤ 50 m.

W = lebar jalan (m). 4. Manhole

Manhole merupakan bangunan yang permukaan sama dengan permukaan bangunan yang dilengkapi. Manhole berukuran cukup besar agar

50

dapat dimasuki orang untuk melakukan perawatan. Fungsinya antara lain :

 Sebagai bak kontrol, untuk pemeriksaan dan pemeliharaan saluran

 Untuk memperbaiki saluran bila terjadi kerusakan

 Sebagai ventilasi untuk keluar masuknya udara

 Sebagai terjunan saluran tertutup

Penempatan manhole diutamakan pada titik dimana terletak street inlet, belokan, pertemuan saluran dan di awal dan akhir saluran pada gorong - gorong. 5. Talang

Talang sebenarnya tidak beda jauh dengan jembatan. Bila jembatan menyalurkan lalu lintas, maka talang berfungsi untuk menyalurkan air dan diletakkan diatas pangkal - pangkal. Talang biasanya terbuat dari kayu, pasangan batu, baja atau beton bertulang.

Talang kayu biasanya hanya digunakan untuk saluran - saluran yang tidak penting atau yang sifatnya sementara. Talang dari pasangan batu dibuat menjadi satu dengan tembok - tembok pangkalnya. Talang dari beton bertulang dibuat cukup untuk memikul beban karena berat air dan berat talang itu sendiri, sedangkan talang baja dibuat dari besi plat yang diletakkan pada suatu kerangka yang bekerja sebagai pemikulnya, dimana pilar - pilarnya juga terbuat dari baja. Kecepatan air dalam talang dari pasangan batu atau beton biasanya diambil tidak lebih dari 1,5 - 2,5 m/s dan untuk talang baja sampai 3,5 m/s.

6. Syphon

Syphon merupakan bangunan pelengkap pada suatu sistem drainase yang digunakan jika selisih antara permukaan kedua trace yang bersilangan kecil dan tidak memungkinkan untuk membuat talang atau gorong - gorong .

Syphon adalah bangunan bertekanan dimana air yang mengalir didalamnya harus memiliki tekanan yang cukup besar dan kecepatan yang tidak kecil,

51 sehingga adanya kehilangan tekanan dalam syphon tidak menghambat aliran air.

3.5. Waduk (Boezem)

Waduk adalah kolam besar tempat menampung dan menyimpan air baik yang berasal dari air hujan maupun aliran sungai yang digunakan untuk berbagai kebutuhan, khususnya untuk mengaliri sawah. Waduk dibangun karena Surabaya merupakan kota yang rawan banjir dengan daerah resapan air yang semakin berkurang, akibat semakin berkembangnya daerah industri dan perumahan di Kota Surabaya. Boezem adalah kolam besar tempat menampung air, baik yang berasal dari air hujan maupun aliran sungai agar tidak banjir. Pada umumnya, waduk/boezem berfungsi sebagai pengatur sistem hidrologi, yaitu dengan menyeimbangkan aliran sungai di hilir dan hulu sungai, serta memasok air ke sumber air lainnya seperti akuifer (air tanah), sungai, dan persawahan. Karena itulah waduk/boezem didayagunakan sebagai pengendali banjir pada saat musim penghujan dan sebagai penampung air untuk cadangan irigasi pada saat musim kemarau. Ekosistem yang ada di waduk adalah hewan, seperti ikan bandeng, nila, tombro, patin, kuthuk, udang vannamei, katak, keong, burung dan tumbuhan air, seperti enceng gondok.

Tidak hanya sebagai salah satu fasilitas umum untuk menanggulangi banjir, waduk juga dimanfaatkan oleh masyarakat untuk berbagai hal. Berikut ini merupakan pemanfaatan waduk di Surabaya adalah sebagai berikut :

52

Tabel 3.10 Pemanfaatan Waduk di Surabaya

53 3.6. Rumah Pompa dan Pompa

Dokumen terkait