• Tidak ada hasil yang ditemukan

Embarkasi Harga (Rp)

Dalam dokumen KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA Tahun 2010 (Halaman 47-54)

Solo 134.350 Makasar 151.350 Balikpapan 151.350 Banjarmasin 151.350 Terlapor III Embarkasi Harga (Rp) Banda Aceh 143.850 Surabaya 139.100 Padang 143.850 Palembang 134.350 Jakarta 134.350

1.3.5.3. Bahwa Majelis Komisi berpendapat dengan menggunakan rata-rata kurs tengah Bank Indonesia, nilai tukar USD terhadap Rupiah pada tahun 2009 sejumlah Rp. 10.398,35,- (Sepuluh ribu tiga ratus sembilan puluh delapan rupiah dan tiga puluh lima sen) dan dikalikan USD 19.98 (Sembilan belas dan sembilan puluh delapan dollar amerika) maka didapat harga paket Give Away Haji yang dibebankan

kepada setiap jemaah haji Indonesia sejumlah Rp. 207.759,03 (Dua ratus tujuh ribu tujuh ratus lima puluh

sembilan rupiah dan nol tiga sen); --- 1.3.5.4. Bahwa apabila diambil harga rata-rata untuk paket Give

Away Haji untuk seluruh embarkasi yang dilayani oleh Terlapor II, maka didapat harga rata-rata sejumlah Rp. 147.100,00 (Seratus empat puluh tujuh ribu seratus rupiah) per paket Give Away Haji. sedangkan untuk seluruh embarkasi yang dilayani oleh Terlapor III maka didapat harga rata-rata sejumlah Rp. 139.100,00 (Seratus tiga puluh sembilan ribu seratus rupiah);--- 1.3.5.5. Bahwa apabila beban biaya yang dibebankan kepada setiap jemaah haji Indonesia dikurangi dengan harga rata-rata yang harus dibayarkan Terlapor I kepada Terlapor II dan Terlapor III, maka terdapat selisih harga sejumlah Rp. 60.659,03,- (Enam puluh ribu enam ratus lima puluh sembilan rupiah nol tiga sen) untuk embarkasi yang dilayani oleh Terlapor II, dan sejumlah Rp. 68.659,03,-

(Enam puluh delapan ribu enam ratus lima puluh sembilan rupiah dan nol tiga sen) untuk embarkasi yang dilayani oleh Terlapor III; --- 1.3.5.6. Bahwa berdasarkan butir 19.1.4.5 bagian Tentang Duduk

Perkara, dengan asumsi jumlah jamaah sama seperti tahun lalu untuk setiap embarkasi yang dilayani oleh Terlapor II (total 58.296 jamaah) dan Terlapor III (total 51.551 jamaah) maka terdapat selisih sejumlah Rp. 7.075.620.468.41,- (Tujuh milyar tujuh puluh lima juta enam ratus dua puluh ribu empat ratus enam puluh delapan rupiah dan empat puluh satu sen), yang merupakan kelebihan jumlah pembayaran yang didapat Terlapor I melalui pengadaan paket Give Away Haji; --- 1.3.5.7. Bahwa dengan demikian Majelis Komisi berpendapat

terdapat kelebihan pembayaran yang diterima oleh Terlapor I dari Kementerian Agama sebesar Rp. 7.075.620.468.41,- (Tujuh milyar tujuh puluh lima juta enam ratus dua puluh ribu empat ratus enam puluh delapan rupiah dan empat puluh satu sen);--- 1.3.5.8. Bahwa Majelis Komisi berpendapat uang kelebihan

pembayaran tersebut seharusnya dikembalikan kepada jemaah haji melalui Kementerian Agama Republik Indonesia;--- 2. Menimbang bahwa Pasal 19 huruf (d) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999

menyatakan “Pelaku usaha dilarang melakukan satu atau beberapa kegiatan, baik

sendiri maupun bersama pelaku usaha lain, yang dapat mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat berupa:

d.Melakukan praktek diskriminasi terhadap pelaku usaha tertentu”.

3. Menimbang bahwa untuk membuktikan terjadi atau tidak terjadinya pelanggaran Pasal 19 huruf (d) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999, maka Majelis Komisi mempertimbangkan unsur-unsur dalam Pasal 19 huruf (d) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 sebagai berikut: --- 3.1. Pelaku usaha; --- 3.1.1. Bahwa yang dimaksud pelaku usaha dalam Pasal 1 angka 5 Undang-

usaha, baik yang berbentuk badan hukum atau bukan badan hukum yang didirikan dan berkedudukan atau melakukan kegiatan dalam wilayah hukum negara Republik Indonesia, baik sendiri maupun bersama-sama melalui perjanjian, menyelenggarakan berbagai kegiatan usaha dalam bidang ekonomi; ---

3.1.2. Bahwa yang dimaksud pelaku usaha dalam perkara ini adalah Terlapor, sebagaimana diuraikan dalam butir 1.1. bagian Tentang Hukum;--- 3.1.3. Bahwa Terlapor I merupakan perusahaan yang memiliki kewenangan

berdasarkan pendelegasian dari Kementerian Agama RI untuk menyelenggarakan transportasi atau angkutan jamaah haji di Indonesia;--- 3.1.4. Bahwa dengan demikian, berdasarkan uraian pada butir 1.1 Bagian Tentang Hukum, maka unsur Pelaku Usaha terpenuhi; --- 3.2. Melakukan Praktek Diskriminasi Terhadap Pelaku Usaha Tertentu: --- 3.2.1. Pelaku Usaha Tertentu---

3.2.1.1. Bahwa berdasarkan definisi pasar bersangkutan sebagaimana diuraikan dalam butir 1.3.1.dan butir 1.3.3.8 bagian Tentang Hukum, perusahaan pesaing potensial para Terlapor II dan Terlapor III adalah perusahaan yang telah memberikan jasa Give Away Haji kepada Terlapor I sebelum Tahun 2008, pada saat itu perusahaan pesaing potensial Terlapor II dan Terlapor III mampu memenuhi standar kualitas untuk produk barang dalam paket Give Away Haji; --- 3.2.1.2. Bahwa dengan demikian pelaku usaha tertentu adalah

perusahaan pesaing potensial Terlapor II dan Terlapor III dalam pengadaan Give Away Haji untuk periode 2009/2010 dan 2010/2011; --- 3.2.1.3. Bahwa dengan demikian, unsur Pelaku Usaha Tertentu

terpenuhi;--- 3.2.2. Praktek Diskriminasi---

1.1.1.1. Bahwa berdasarkan Putusan KPPU Perkara Nomor 07/KPPU-L/2004 tentang Perkara Divestasi Very Large

hukum tetap, yang dimaksud dengan praktek diskriminasi adalah tindakan, sikap, dan perlakuan yang berbeda terhadap pelaku usaha untuk mendapatkan kesempatan yang sama. Dengan demikian praktek diskriminasi tidak selalu berarti tindakan, sikap, dan perlakuan yang berbeda, tetapi juga berupa tindakan, sikap, dan perlakuan yang seharusnya; --- 1.1.1.2. Bahwa Terlapor I dalam memperpanjang kontrak Terlapor II dan Terlapor III sebagai perusahaan rekanan pemasok Give Away Haji menggunakan acuan peraturan internal Terlapor I yaitu SK Nomor JKTDZ/SKEP/50014/09 Tentang Pedoman dan Tata Cara Pengadaan Barang/Jasa di Lingkungan PT Garuda Indonesia (Persero) Pasal 9 ayat 2 dan Procurement Manual: Contract Renewal Work

Instruction; ---

1.1.1.3. Bahwa persyaratan untuk menjadi rekanan atau supplier Terlapor I harus memenuhi persyaratan sebagaimana diatur pada SK Nomor JKTDZ/SKEP/50014/09 Tentang Pedoman dan Tata Cara Pengadaan Barang/Jasa di Lingkungan PT Garuda Indonesia (Persero) Pasal 9 ayat 2, tetapi pada saat perpanjangan kontrak Give Away Haji, Terlapor II dan Terlapor III sedang dalam proses hukum atau peradilan terkait dengan perkara KPPU Nomor 09/KPPU-L/2008, namun Terlapor I tetap melakukan perpanjangan kontrak dengan Terlapor II dan Terlapor III tanpa melakukan klarifikasi ataupun pengecekan ke pengadilan atas proses hukum yang dijalani oleh Terlapor II dan Terlapor III; --- 1.1.1.4. Bahwa Terlapor I memiliki kesempatan untuk

mendapatkan harga Give Away Haji yang lebih kompetitif apabila tidak melakukan perpanjangan kontrak dengan Terlapor II dan Terlapor III yakni dengan membuka penawaran tender kembali untuk mengundang perusahaan- perusahaan yang potensial guna menyediakan Paket Give Away Haji; ---

1.1.1.5. Bahwa tindakan Terlapor I sebagaimana diuraikan diatas merupakan tindakan diskriminasi karena Terlapor I telah mengistimewakan Terlapor II dan Terlapor III dengan tidak memberikan kesempatan kepada pesaing potensial Terlapor II dan Terlapor III untuk mendapatkan pekerjaan pengadaan Give Away Haji untuk periode 2009/2010 dan 2010/2011 dari Terlapor I; --- 1.1.1.6. Bahwa dengan demikian unsur Melakukan Praktek

Diskriminasi terpenuhi;--- 1.2. Mengakibatkan Terjadinya Praktek Monopoli dan/atau Persaingan usaha

tidak sehat; --- 1.2.1. Bahwa yang dimaksud persaingan usaha tidak sehat menurut Pasal 1

angka 6 Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999 adalah: “persaingan antar pelaku usaha dalam menjalankan kegiatan produksi dan/atau pemasaran barang dan/atau jasa yang dilakukan dengan cara tidak jujur atau melawan hukum atau menghambat persaingan usaha”; --- 1.2.2. Bahwa tindakan Terlapor I memperpanjang kontrak dengan Terlapor II dan Terlapor III merupakan pelanggaran ketentuan SK Nomor: JKTDZ/SKEP/50014/09 Tentang Pedoman dan Tata Cara Pengadaan Barang/Jasa di Lingkungan PT Garuda Indonesia (Persero) dan Procurement Manual: Contract Renewal Work Instruction; --- 1.2.3. Bahwa tindakan Terlapor I yang memperpanjang kontrak dengan

Terlapor II dan Terlapor III sebagai pelaksana pengadaan Give Away Haji untuk periode 2009/2010 dan 2010/2011 merupakan tindakan melawan hukum dan menghambat persaingan karena menutup kesempatan pesaing potensial Terlapor II dan Terlapor III untuk ikut melaksanakan pengadaan Give Away Haji untuk periode 2009/2010 dan 2010/2011; --- 1.2.4. Bahwa dengan demikian, maka unsur persaingan usaha tidak sehat

terpenuhi; --- 2. Menimbang sebelum memutuskan, Majelis Komisi mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut: --- 2.1. Bahwa Majelis Komisi memperhatikan laporan di berbagai media massa yang

2.2. Bahwa Majelis Komisi memperhatikan dalam pelaksanaan dan pendistribusian paket Give Away Haji ini, pihak Kementerian Agama RI tidak melakukan pengawasan sebagaimana mestinya. Semua pelaksanaan diserahkan sepenuhnya kepada Terlapor I tanpa ada evaluasi secara berkala untuk perbaikan pelayanan pemberian Give Away Haji ini kepada para jamaah haji; --- 3. Menimbang bahwa sebagaimana tugas Komisi yang dimaksud dalam Pasal 35 huruf e Undang-undang No. 5 Tahun 1999, Majelis Komisi merekomendasikan kepada Komisi untuk memberikan saran dan pertimbangan kepada:--- 3.1. Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) untuk melakukan perbaikan

dalam pelaksanaan pengadaan Give Away Haji ini dengan memperhatikan peraturan internalnya. PT Garuda Indonesia (Persero) dalam melaksanakan tender harus menjunjung tinggi asas keadilan, profesionalitas, dan akuntabilitas dengan prinsip nirlaba karena pengadaan ini semata-mata adalah demi jamaah haji Indonesia agar mendapatkan pelayanan sebaik-baiknya;--- 3.2. Kementerian Agama Republik Indonesia agar lebih memperhatikan kontrol dan pengawasan terhadap pengadaan Give Away Haji baik dari segi harga, kualitas maupun pendistribusian kepada para jamaah haji Indonesia; --- 4. Menimbang bahwa perkara ini tidak dalam ruang lingkup kegiatan dan atau perbuatan dan atau perjanjian yang dikecualikan sebagaimana dimaksud Pasal 50 huruf a Undang- undang No. 5 Tahun 1999; --- 5. Menimbang bahwa berdasarkan fakta serta kesimpulan di atas, dan dengan mengingat Pasal 43 ayat (3) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999, Majelis Komisi: ---

MEMUTUSKAN

1. Menyatakan Terlapor I: PT Garuda Indonesia (Persero), Terlapor II: PT. Gaya Bella Diantama, dan Terlapor III: PT. Uskarindo Prima terbukti secara sah dan meyakinkan melanggar Pasal 19 huruf (d) Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat;---

2. Menghukum Terlapor I: PT. Garuda Indonesia (Persero) untuk membayar denda sebesar Rp. 1.000.000.000,- (Satu miliar rupiah) yang harus disetorkan ke Kas Negara sebagai Setoran Pendapatan Denda Pelanggaran di Bidang Persaingan Usaha, Sekretariat Jenderal Komisi Pengawas Persaingan Usaha melalui bank pemerintah dengan kode penerimaan 423755 (Pendapatan Denda Pelanggaran di Bidang Persaingan Usaha); ---

3. Menghukum Terlapor II: PT. Gaya Bella Diantama, untuk membayar denda sebesar Rp. 1.000.000.000,- (Satu miliar rupiah), yang harus disetorkan ke Kas Negara sebagai Setoran Pendapatan Denda Pelanggaran di Bidang Persaingan Usaha, Sekretariat Jenderal Komisi Pengawas Persaingan Usaha melalui bank pemerintah dengan kode penerimaan 423755 (Pendapatan Denda Pelanggaran di Bidang Persaingan Usaha); ---

4. Menghukum Terlapor III: PT. Uskarindo Prima untuk membayar denda sebesar Rp. 1.000.000.000,- (Satu miliar rupiah), yang harus disetorkan ke Kas Negara sebagai Setoran Pendapatan Denda Pelanggaran di Bidang Persaingan Usaha, Sekretariat Jenderal Komisi Pengawas Persaingan Usaha melalui bank pemerintah dengan kode penerimaan 423755 (Pendapatan Denda Pelanggaran di Bidang Persaingan Usaha); ---

5. Menghukum Terlapor II: PT. Gaya Bella Diantama dan Terlapor III: PT. Uskarindo Prima untuk tidak mengikuti tender di lingkungan PT Garuda Indonesia (Persero) untuk jangka waktu 1 (satu) tahun sejak Putusan ini berkekuatan hukum tetap; ---

6. Memerintahkan kepada Terlapor I: PT. Garuda Indonesia (Persero) untuk mengembalikan kelebihan jumlah pembayaran biaya transportasi khususnya komponen Give Away Haji kepada jemaah haji Indonesia sejumlah Rp. 7.075.620.468.41,- (Tujuh milyar tujuh puluh lima juta enam ratus dua puluh ribu empat ratus enam puluh delapan rupiah dan empat puluh satu sen) melalui Kementerian Agama RI;---

Demikian putusan ini ditetapkan dalam Rapat Musyawarah Majelis Komisi pada hari Rabu, tanggal 27 Oktober 2010 dan dibacakan di muka persidangan yang dinyatakan terbuka untuk umum pada hari Rabu, tanggal 27 Oktober 2010 oleh Majelis Komisi yang terdiri dari Erwin Syahril, S.H. sebagai Ketua Majelis Komisi, Prof. Dr Ir H. Ahmad Ramadhan Siregar, MS, M.Sc dan Ir. M. Nawir Messi masing-masing sebagai Anggota Majelis Komisi, dibantu oleh Aru Armando, S.H. dan Anderson Situmeang, S.E masing-masing sebagai Panitera. ---

Ketua Majelis,

Anggota Majelis,

Ir. M. Nawir Messi, M.Sc.

Anggota Majelis,

Prof. Dr Ir H. Ahmad Ramadhan Siregar, MS

Panitera,

Aru Armando, S.H.

Dalam dokumen KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA Tahun 2010 (Halaman 47-54)

Dokumen terkait