• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PRAKTEK KERJA LAPANG

B. Sistem Silvikultur Tebang Pilih Tanam Jalur (TPTJ)

2) Ember 3) Sarlon

4) Selang 5) Cangkul 6) Pupuk 7) Bibit 8) Tanah e. Pembahasan

Kegiatan penyiapan lahan dilaksanakn setelah kegiatan produksi telah benar-benar selesai dan sudah ada bukti dari bagian produksi.

Pada persemaian harus diadakannya pemeliharaan bibit yang meliputi :

1). Penyiraman

a). Penyiraman terhadap bibit dilakukan apabila tanah agak kering,

tetapi tidak sampai kondisi tanah terlalu basah.

b) Pelaksanaan penyiraman hanya dilakukan pada pagi atau sore. Pada musim hujan tidak perlu dilakukan penyiraman, karena kondisi telah lembab.

2). Pembersihan Gulma

Tumbuhan pengganggu yang terdapat di dalam bedeng sapih dan sekitarnya harus dibersihkan setiap saat dengan cara mencabutnya.

3). Pemupukan

a). Pemupukan dilakukan apabila terjadi kekurangan unsur hara

(pertumbuhannya bibit di bedeng terlihat lambat).

b). Pemupukan rutin pada bibit hanya dilakukan sekali selama bibit dipelihara di Persemaian.

c). Penggunaan pupuk harus diperhatikan sebaik-baiknya, dosis pupuk yang dipergunakan per batang bibit 2–2,5 gram.

d). Pemberian pupuk harus diminimalkan adanya pupuk yang terbuang, sehingga pemupukan harus benar-benar efektif.

e). Bungkus pupuk dan peralatan bekas pemupukan harus dibersihkan dan disimpan pada tempat yang aman.

4). Pengendalian Hama dan Penyakit

Pengendalian hama dan penyakit di persemaian harus memperhatikan gejala atau serangan yang telah terjadi. Apabila terjadi gejala atau serangan lakukan pengamatan secara intensif untuk menentukan teknik pengendalian yang efektif dan tepat guna. Untuk

membrantas hama dilakukan dengan menyemprot pembrantas hama buatan dari bahan organik. Pemberantasan hama penyakit menggunakan bahan kimia merupakan alternatif terakhir.

Sebelum dilakukan mutasi bibit (pengangkutan untuk kegiatan penanaman) dilakukan seleksi bibit terlebih dahulu, dengan ketentuan :

100% telah terbentuk daun baru dan ranting, Batang tanaman sudah kuat/kokoh dan pertumbuhannya lurus atau tegak, Bebas dari serangan hama dan penyakit, Perakaran baik (dalam arti akar dan tanah dalam polybag sudah kompak, sehingga bila bibit diangkat tanah tidak hancur),

Tinggi telah mencapai ±75 cm – 100 cm, Lakukan pengurangan daun dan pemotongan akar yang telah menembus ke dalam tanah, bibit

disiram terlebih dahulu, Pindahkan bibit yang telah selesai diseleksi pada lokasi yang dekat dengan jalan angkutan dan Pada pengangkutan jarak jauh menggunakan kendaraan yang di tutup baknya dengan terpal plastik untuk mengurangi penguapan.

f. Hasil yang dicapai

Pemilihan lokasi persemaian harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :

1) Areal lokasi persemaian harus relatif datar atau dengan kemiringan <5%.

2) Mudah mendapatkan air sepanjang tahun.

3) Letak lokasi berada di sekitar areal penanaman, dipinggir jalan angkutan dan mudah mendapatkan tenaga kerja.

4) Tanah harus subur, tekstur ringan (gembur) dan bebas dari batu atau kerikil.

2. Penyiapan lahan a. Dasar teori

Untuk penyiapan lahan, maka perlu penyiapan jalur tanam yang bersih selebar 3 meter untuk persiapan kegiatan penanaman sehingga dapat memberikan lingkungan yang baik dan sesuai untuk pertumbuhan

tanaman.

Kegiatan Penyiapan Lahan dikerjakan pada petak kerja yang telah selesai dilaksanakan kegiatan penebangan (Et + 0).

b. Tujuan

Tujuan penyiapan lahan untuk mempersiapkan tempat tumbuh

tanaman sedemikian rupa sehingga dapat memberikan lingkungan yang baik dan sesuai untuk pertumbuhan tanaman.

c. Prosedur kerja

1) Melakukan perbaikan terhadap tanda-tanda batas di lapangan yang rusak atau hilang dengan PAK ulang yang merupakan kegiatan untuk survei pengamatan dan penandaan areal atau lokasi yang akan dikerjakan berupa pengecekan tanda batas (cat, sudut petak) blok atau petak yang akan di laksanakan pengukuran jalur tanam.

2) Rintis manual merupakan kegiatan pembersihan jalur tanam dari semak belukar dan tumbuhan yang berdiameter = 10 cm yang dapat menyaingi

dan menghambat pertumbuhan tanaman dengan menggunakan parang atau chainsaw.

3) Tebang semi mekanis, merupakan penebangan pada jalur tanam dengan chain saw dengan ketentuan diameter >10 cm dan pohon yang

di tebang jenis pengganggu. Dilakukannya penebangan semi mekanis agar cahaya matahari yang masuk bisa sampai ke lantai hutan dan sesuai dengan yang dibutuhkan tanaman untuk mencapai pertumbuhan optimalnya.

4) Arah jalur tanam ditetapkan sesuai arah jalan utama dalam satu petak, sehingga memudahkan pengawasan dan transportasi.

5) Pemasangan ajir tanaman atau tanda berupa pancang tongkat setinggi ±1,30 meter yang bagian atasnya diberi polet atau cat warna kuning sebagai tanda lokasi untuk tanaman. Pemasangan ajir dilakukan oleh

pengompas, agar ajir yang dipasang benar-benar lurus dan pelurusan dengan membidik kebelakang apabila hanya terlihat satu ajir saja maka

pemasangan ajir telah lurus. Ajir tanam dibuat dari bahan kayu awet dengan diameter 3-5 cm, panjang + 1,5 meter dan bagian pangkal dibuat runcing untuk ditancapkan ke tanah. Jarak tanam (jarak ajir) 2,5 meter jarak datar, setiap 10 ajir dilakukan pengecatan dengan cat kuning pada ujung ajir dan diberi label yang bertuliskan No petak, No jalur, No ajir (Darmawan, 2011).

d. Alat dan bahan 1). Kompas 2). Clinometer

3). Meteran 50 meter

4). Parang 5). Chainsaw 6). Cat & Kuas 7). Bensin e. Pembahasan

Lokasi yang akan di lakukan penyiapan lahan harus dipastikan bahwa pada petak tersebut kegiatan penebangan telah selesai dengan bukti laporan dari Bagian Produksi.

Sebelum masuk pada lokasi dilakukan perencanaan dengan

melihat pada petak kerja (blok yang telah dilakukan produksi), Kemudian masuk pada lokasi dengan tujuan untuk melakukan perbaikan pada tanda-tanda batas di lapangan yang rusak atau hilang yang akan dilaksanakan kegiatan penyiapan lahan.

f. Hasil yang dicapai

Jenis-jenis tumbuhan yang memiliki nilai ekologis, langka atau

dilindungi dan tumbuhan buah tetap dipertahankan keberadaannya dalam jalur dan pelaksanaan kegiatan penyiapan lahan tidak diperbolehkan dan dilarang melalui lokasi kawasan-kawasan lindung.

3. Penanaman a. Dasar teori

Penanaman merupakan suatu kegiatan untuk menambah jumlah anakan tingkat semai dengan cara menanam tanaman.

Kegiatan penanaman dilaksanakan setelah kegiatan penyiapan lahan selesai dilaksanakan (Et + 0) (Darmawan, 2011).

b. Tujuan

Tujuan penanaman untuk menambah jumlah anakan semai dengan cara penanaman sistem jalur dalam petak bekas tebangan.

c. Prosedur kerja

1). Pembuatan lubang tanam dengan ukuran panjang, lebar dan dalam 40

cm x 40 cm x 30 cm. Lubang tanam dibuat di depan atau di belakang ajir dengan jarak dari ajir maksimal 20 cm dan jarak antara tanaman 2.5 meter. Dengan demikian kerapihan dan kelurusan tanaman dapat dipertahankan.

2). Pengangkutan top soil (tanah hitam diambil dari dipermukaan lantai

hutan yang berasal dari sekitar pohon) menggunakan karung untuk diisikan ke lubang tanam.

3). Lubang tanam yang sudah terisi top soil dibongkar tanahnya kemudian bibit bersama tanah di keluarkan dari polybag dan di masukkan ke dalam

lubang tanam.

4). Pada saat menanam, polybag yang dipakai sebagai pembungkus akar harus dibuka secara sempurna agar posisi perakarannya tidak terganggu dan sebagai bukti bahwa pada ajir tersebut sudah ditanam, maka polybag dipasang pada ajir dan hanya tanah lapisan atas yang gembur saja yang dimasukkan kembali pada lubang tanam, tanah pengisi lubang tanam tersebut ditekan secara hati-hati dengan tumit kaki sehingga tanah benar-benar padat mengikat akar dengan kuat.

5). Timbunan tanah dipermukaan lubang tanam dilakukan sampai menggunduk agar air tidak menggenangi tumbuhan.

6). Sebelum dilakukan penanaman, sebaiknya bibit dipangkas untuk mengurangi penguapan, karena apabila penguapan tinggi sementara kandungan air tanah kurang maka tanaman dapat mati.

d. Alat dan bahan 1). Cangkul 2). Karung 3). Ajir kayu 4). Tanah 5). Pupuk e. Pembahasan

Arah jalur tanam ditetapkan sesuai arah Timur-Barat untuk mengoptimalkan pemanfaatan cahaya matahari yang sampai ke lantai hutan pada jalur tanam dari pagi hingga sore hari serta kemudahan

pengawasan dan transportasi dan Jenis yang ditanam adalah jenis-jenis tanaman yang berumur sedang dan panjang.

f. Hasil yang dicapai

Penanaman dilakukan secepatnya setelah kegiatan rintis Manual dan Tebang Semi Mekanis selesai dilaksanakan agar menghindari tumbuhnya gulma dan tumbuhan penyaing lainnya.

Penanaman bibit dilapangan dilakukan pada bulan saat intensitas hujan cukup dan merata.

Dokumen terkait