HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Empat Orang Siswa SMA Gajah Mada Yang Tidak Lulus 1. Profil Informan Putri
Informan yang bernama Putri, Putri lahir di Bandar lampung pada tanggal 21 Semptember 1990. Putri adalah anak ketiga dari lima saudara. Saat ini Putri usinya 19 Tahun Kondisi perekonomian putri sederhana orang tuanya bekerja Wiraswasta . pada umur 6 Tahun putri mulai mengenyam pendidikan Sekolah
Dasar. Yang bertempatan di Sekolah Dasar 1 Suka Menanti Tanjung Karang dan putri mendapatkan rengking sepuluh besar di kelasnya. Kemudian pada saat Putri akan naik ke kelas dua Putri pindah sekolah, di Sekolah Dasar Negeri 1 Way Kandis sampai melanjut ke kelas enam kemudian sampai dengan kelulusan Ujian Nasional pada tahun 2004.
Setelah itu Putri melanjutkan ke Tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP), pada tahun ajaran 2004 yang berlokasi di SMP Pangudi Luhur dari mulai kelas satu sampai dengan naik kelas tiga SMP Putri selalu mendapatkan Rengking Sepuluh Besar dikelasnya. Pada saat Putri menempu Ujian Nasional putri dinyatakan Lulus Ujian Nasional pada Tahun 2006.
Kemudian putri melanjutkan Sekolah Menengah Atas (SMA) Gajah Mada Way Halim pada Tahun Ajaran 2006. mulai dari kelas satu SMA sampai dengan kelas tiga SMA. Putri selalu mendapatkan Rengking Sepuluh Besar di kelasnya.
Sewaktu bersekolah di SMA Gajah Mada putri mengambil jurusan IPS. Selama duduk di kelas tiga Putri mengikuti tambahan pelajaran yang ada di sekolah. Dalam hal ini sekolah bekerjasama dengan salah satu lembaga bimbingan belajar yang ada di Gajah Mada. Putri mengetahui adanya standar kelulusan melalui sekolah. Pada saat upacara hari senin berlangsung, pihak sekolah menginformasikan kepada seluruh siswa. Sehingga Siswa-siswa dapat mempersiapkan diri sebelum Ujian Nasional berlangsung. Putri sendiri merasa cukup berat dengan naiknya standar kelulusan, karena hal tersebut menjadi beban mental bagi siswa. Siswa akan selalu dibayangi perasaan takut tidak lulus ujian.
“Pada saat ujian berlangsung” saya sedikit merasa tegang karena saya takut tidak lulus Ujian Nasional. karena pada tahun ajaran 2007 standar kelulusan dinaikkan menjadi 4,5 untuk setiap mata pelajaran yang diujikan dan 4,25 untuk Rata-rata seluruh mata pelajaran .
Pada saat pengumuman kelulusan, Putri dinyatakan tidak lulus Ujian Nasional karena nilai mata pelajaran Putri tidak memenuhi standar kelulusan, untuk mata pelajaran Matematika Putri mendapatkan nilai 2,57. Pada saat mengetahui tidak lulus Ujian Nasinal putri merasa sedih dan malu. Putri takut memberitahukan hal tersebut kepada orang tuanya.
Orang tua Putri sendiri ikut merasa sedih karena tahu anaknya tidak lulus Ujian Nasional. Orang tua Putri tidak bisa berbuat apa-apa hanya bisa pasrah. Mereka menyerahkan sepenuhnya kepada Putri, karena menurut mereka Putri sudah berusaha untuk bisa lulus Ujian Nasional. Putri juga merasa malu dengan tetangga sekitar rumahnya dan teman-temannya karena teman-teman putri yang lulus Ujian Nasional. Putri merasa bingung harus berbuat apa setelah mengetahui tidak lulus Ujian Nasional. Putri hanya bisa menunggu apakah ada penyampaian informasi yang diberikan oleh pemerintah tentang nasib siswa-siswa yang tidak lulus Ujian Nasional.
2. Profil Informan Novita
Informan selanjutnya bernama Novita Sari. Novita lahir Di tanjung karang 8 November 1990. Novita anak ke Tujuh dari enam saudara. saat ini Novita usia 19 Tahun. Kondisi perekonomian keluarga novita bisa dikatakan kurang mampu
karena ayah Novita tidak bekerja lagi. Pada umur 6 tahun Novita mengenyam Pendidikan Sekolah Dasar di Surabaya Kedaton. Mulai dari kelas 1 sampai kelas Enam pada saat Novita kelas empat SD Novita mendapatkan Rengking 4 di kelasnya. Novita lulus Ujian Nasional pada Tahun 2004.
Kemudian Novita melanjutkan Sekolah Menengah Pertama (SMP) pada tahun ajaran 2004 yang berlokasi di SMP Negeri 8 Kedaton. Dari kelas 1 SMP sampai dengan kelas tiga SMP. Novita lulus Ujian Nasional pada Tahun 2006, dan kemudian Novita melanjutkan sekolahnya, ke Sekolah Menengah Atas yang berolaksi di SMA Gajah Mada Way Halim pada Tahun Ajaran 2006. Novita masuk di Sekolah SMA Hajah Mada mulai dari kelas satu hingga ke kelas tiga.
Pada waktu kelas Tiga semester 1, Novita mendapatkan rengking 5 di kelasnya, siswi yang mengambil jurusan IPA ini juga aktif dalam kegiatan Ekstra Kurikuler keagamaan yang ada di sekolahnya.
Novita mengetahui adanya standar kelulusan melalui guru dan kepala sekolah pada waktu upacara berlangsung. Dalam menghadapi Ujian Nasional Novita mempunyai target mendapatkan nilai Rata-rata Tujuh. Naiknya standar kelulusan menurut Novita adalah sebuah kebijakan pemerintah yang harus dihadapi seluruh siswa meskipun cukup dirasa berat dan merasa terbebani. Dalam mempersiapkan diri sebelum Ujian Nasional berlangsung, Novita juga mengikuti pelajaran tambahan yang diberikan oleh sekolah yaitu selama semester 2.
Pada saat pengumuman kelulusan novita dinyatakan tidak lulus Ujian Nasional karena nilai mata pelajaran yang diujikan tidak memenuhi standar kelulusan. Novita mendapatkan nilai 2,46 untuk mata pelajaran Matematika. Saat mengetahui bahwa tidak lulus Ujian Nasional Novita merasa sedih dan bingung harus berbuat apa. Orang tua Novita juga merasa stress karena tahu anaknya tidak lulus Ujian Nasional. Teman-teman dan tetangga Novita juga merasa kaget dan tidak percaya karena disekolah Novita mendapatkan rengking dan Novita dinilai cukup pintar.
Sebelum pengumuman kelulusan Novita juga sudah mendapatkan Beasiswa untuk melanjutkan pendidikan pada salah satu lembaga pendidikan komputer yang berada di Way Halim. Tetapi beasiswa tersebut akhirnya dibatalkan karena pada waktu itu belum ada kejelasan bagi siswa yang tidak lulus Ujian Nasional. Dengan dibatalkannya beasiswa tersebut. Novita merasa sedih karena sudah membiarkan kesempatan yang ada.
3. Profil Informan Maryana
Informan ini di Wawancarai oleh Maryana. Maryana lahir di Tanjung Karang 27 September 1989. Maryana anak pertama dari dua saudara saat ini umur Maryana 21 Tahun kondisi perekonomian Maryana sangat sederhana, ayah Maryana hanyalah seorang pekerja Wiraswasta. Maryana mulai masuk Sekolah Dasar Negeri 2 Surabaya Kedaton pada umur 6 Tahun. Maryana lulus Ujian Sekolah Dasar pada Tahun 2000.
Kemudian melanjutkan sekolahnya pada Tahun Ajaran 2000, Di SMP Negeri 8 Kedaton dari kelas 1 SMP sampai dengan kelas 3 SMP Maryana lulus Ujan Nasional. Maryana lulus Ujian Nasional pada Tahun 2002 tetapi karena faktor Ekonomi Maryana tidak mendukung Akhirnya Maryana untuk selama satu Tahun Maryana tidak dapat melanjutkan sekolahnya. Dikarenakan orang tua Maryana belum mendapatkan biaya untuk Maryana melanjutkan sekolahnya.
Tetapi pada tahun 2006 Akhirnya Maryana dapat melanjutkan sekolahya di SMA Gajah Mada Way Halim. Dari kelas 1 SMA hingga kelas 3 SMA. Pada saat Maryana mengetahui adanya standar kelulusan melalui guru dan kepada sekolah pada waktu upacara berlangsung. Guru juga sering memberitahukan kepada Murid-murid ketika ingin mengajar Hal tersebut cukup memotivasi siswa agar mempersiapkan diri sebelum Ujian Nasional berlangsung. Maryana yang mengambil jurusan IPA ini juga mengikuti pelajaran tambahan yang diadakan dua kali dalam seminggu oleh sekolahnya yang dimulai dari semester 2.
Menurut Maryana standar nilai kelulusan Ujian Nasional adalah batasan nilai yang harus dicapai oleh setiap siswa agar dapat dikatakan lulus atau tidak, artinya jika siswa tersebut nilainya mencapai batas nilai yang telah ditetapkan, maka siswa tersebut dapat dikatakan Lulus dan sebaliknya jika siswa tersebut tidak mampu mencapai nilai yang telah ditetapkan maka siswa tersebut dapat dikatakan tidak lulus Ujian Nasional. Pada saat pengumuman kelulusan, Maryana dinyatakan tidak lulus Ujian Nasional karena salah satu nilai mata pelajaran Maryana tidak memenuhi standar kelulusan, pada mata pelajaran Bahasa Inggris Maryana mendapatkan nilai 3,66.
Pada saat mengetahui tidak lulus Ujian Nasional. Maryana merasa sangat sedih dan kecewa. Awalnya Maryana sangat berat untuk memberitahukan kepada orang tuanya bahwa dia tidak lulus Ujian Nasional. Tetapi akhirnya Maryana memberanikan diri untuk memberitahukan kepada orang tuanya, karena cepat atau lambat orang tuanya pasti akan mengetahui. Setelah mengetahui anaknya tidak lulus Ujian Nasional, orang tuanya merasa kecewa tetapi tidak menyalahkan karena mereka tahu bahwa Maryana sudah berusaha semaksimal mungkin untuk bisa lulus Ujian Nasional. Selain itu Maryana juga tidak berani ke luar rumah dia merasa malu dengan teman-teman dan tetangganya. Maryana ke luar rumah setelah orang tuanya menasehatinya bahwa dia harus menghadapi segala apapun yang terjadi.
4. Profil Informan Indra
Informan keempat ini diWawancarai oleh Indra. Indra lahir di Seputi Rahman pada tanggal 13 Mei 1990. Indra anak ke tiga dari lima bersaudara saat ini umur Indra 19 tahun. Kondisi perekonomian Indra sederhana ayah indra adalah seorang petani di Desa Seputi Rahman. Indra mulai sekolah pada umur 6 Tahun disekolah Dasar 1 Rutiharjo dari kelas satu sampai dengan kelas empat. Kemudian Indra melanjutkan sekolahnya di Sekolah Dasar 1 Rahmat Dewa dari kelas lima sampai dengan kelas Enam dan lulus Sekolah Dasar pada tahun 2003.
Kemudian melanjutkan sekolahnya, di Sekolah Menengah Pertama PGRI Seputih Rahman pada Tahun 2003. Dari kelas Satu sampai dengan kelas Tiga hingga Lulus Ujian Nasional pada Tahun 2005. Kemudian Indra melanjutkan sekolahnya
diSekolah Menengah Atas Gajah Mada Way Halim pada Tahun 2005. dari kelas satu sampai dengan menempuh Ujian Nasional.
Indra mengetahui naiknya standar kelulusan dari 4,25 menjadi 4,5 untuk setiap Mata Pelajaran melalui sekolah. Berarti siswa dapat dikatakan lulus apabila nilai yang telah dicapai dalam Ujian Nasional untuk setiap Mata Pelajaran yang di Ujikan mencapai batas standar nilai yang ditetapkan oleh pemerintah. Kepala sekolah menginformasikan hal tersebut pada waktu upacara berlangsung. Sehingga para siswa dapat langsung mengetahui dengan jelas. Selain itu, ketika mengajar di kelas para guru juga menginformasikan. Hal tersebut dilakukan agar para siswa yang akan mengikuti, Ujian Nasional termotivasi untuk belajar dengan giat dan dapat lulus Ujian Nasional.
Agar bisa lulus Ujian Nasional, Indra juga mengikuti tambahan belajar yang diselenggarakan di Sekolahnya. Pelajaran tambahan itu cukup membantu Indra terutama materi pelajaran kelas satu dan kelas dua yang diberikan. Karena dapat membantu mengingat pelajaran yang sudah lewat pada waktu tambahan pelajaran para siswa juga dilatih untuk menjawab soal-soal Ujian Nasional tahun sebelumnya karena biasanya ada beberapa soal yang sama dengan ujian sebelumnya. Para siswa sangat senang karena mereka mempunyai bekal sebelum ujian berlangsung, Indra juga sering mengulang pelajaran yang telah diberikan disekolah pada waktu dirumah.
Pada waktu pengumuman kelulusan Indra dinyatakan tidak lulus Ujian Nasional karena nilai satu mata pelajaran tidak memenuhi standar kelulusan. Indra mendapatkan nilai 2,56 untuk mata pelajaran Bahasa Inggris. Indra merasa sedih karena dia tidak mendapatkan ijazah dan tidak bisa berlangsung mendaftar ke Perguruan Tinggi Negeri. Pada hal Indra sudah belajar semaksimal mungkin itu dibuktikan dengan mendapatkan nilai delapan untuk dua mata pelajaran lain yang diujikan. Orang tuanya juga tidak bisa berbuat apa-apa dan tidak menyalahkan Indra mereka hanya pasrah dengan hasil yang sudah didapat oleh Indra.
B. Upaya siswa dalam mengikuti pelaksanaan program Ujian Paket C