PERUMUSAN STRATEGI SEKTOR TEGI SEKTOR TEGI SEKTOR TEGI SEKTOR SANITASI KOTA DEPOK
4.3 Enabling and Sustainability Aspect Strategy
Pengembangan strategi untuk keberlanjutan pengelolaan sector sanitasi dilakukan dengan mengkaji kembali permasalahan yang timbul dan terekam dalam Buku Putih Sanitasi dan melakukan elaborasi untuk merumuskan pemecahannya.
4.3.1Kebijakan Daerah dan Kelembagaan
Kekuatan• Sudah berjalannya sistim pengawasan kualitas SDM
• Sudah berjalannya system evaluasi jabatan dan kelembagaan Kelemahan
• Tindak lanjut dari hasil evaluasi masih lamban dan berbelit belit Peluang
• Adanya kebijakan pusat yang menyoroti masalah kelembagaan sanitasi Ancaman
• Adanya budaya yang sulit diubah dalam pelaksanaan kelembagaan di Indonesia
Penguatan kelembagaan sanitasi merupakan poin penting yang selalu menjadi sorotan, karenannya dirumuskanlah beberapa strategi terkait dengan hal itu:
• Memperkuat aspek SDM dalam kelembagaan sanitasi.
Dalam hal ini dilakukan dengan cara menganalisis formasi jabatan yang sekarang ada di sector sanitasi.Peningkatan kapasitas dan keahlian yang mutlak diperlukan dalam melakukan
65 • Memperkuat aspek kelembagaan sanitasi.
Memperkuat lembaga-lembaga yang menjadi ujung tombak dalam penanganan sector sanitasi di Kota Depok. Terutama untuk kelembagaan yang mengelola masalah air limbah yang sampai saat ini masih dirasa kurang, mengingat tantangan pengelolaan air limbah ke depan yang akan semakin kompleks seiring dengan peningkatan jumlah penduduk dan perkembangan Kota Depok.
• Memperkuat aspek tata laksana pada kelembagaan sanitasi
Melakukan evaluasi masalah tupoksi dan sop yang ada pada lembaga-lembaga yang bersinggungan dengan pengelolaan sanitasi. Terutama masalah tupoksi dalam pengelolaan sanitasi.
4.3.2Keuangan
Kekuatan• Sudah ada pembagian yang jelas untuk dana sector sanitasi Kelemahan
• Alokasi dana untuk sector sanitasi kurang memadai Peluang
• Terbukanya sumber pendanaan non APBD Kota Ancaman
• Lemahnya penegakan hukum khususnya yang menyangkut pajak
Mengingat pentingnya pendanaan sector sanitasi maka terdapat beberapa strategi untuk mengakomodasi pendanaan sanitasi :
• Mengutakan monitoring dan evaluasi program dari segi pendanaan • Membuka sumber pendanaan baru diluar APBD
66
4.3.3Komunikasi
Kekuatan
• Sudah ada lembaga yang menangani masalah komunikasi skala kota • Sudah digunakannya semua jalur komunikasi yang ada
Kelemahan
• Substansi sanitasi belum masuk dalam komunikasi skala kota • Jalur komunikasi yang ada saat ini masih satu arah
• Kuantitas dan kualitas SDM kurang memadai untuk kebutuhan komunikasi modern • Komunikasi yang bersifat sektoral
• Belum Optimalnya jalur komunikasi Peluang
• Trend gaya hidup saat ini yang ramah terhadap komunikasi dan informasi Ancaman
• Banyaknya masyarakat yang tidak tau (tidak tersosialisasikan dengan baik) jalur komunikasi kota
Strategi komunikasi sanitasi bisa menjadi ujung tombak dalam pembenahan kondisi sanitasi di Kota Depok. Karena dengan pengetahuan mengenai sanitasi yang memadai akan mendorong perubahan perilaku dan partisipasi masyarakat dalam bidang sanitasi. Melihat hal tersebut maka dirumuskanlah beberapa strategi komunikasi untuk mengurai masalah sanitasi :
• Memperjelas alur komunikasi yang ada di Kota Depok • Mengisi substansi sanitasi dalam program kampanye • Menangani data monitoring dan evaluasi sanitasi
• Membuat kampanye sanitasi skala kota berdasarkan hasil kajian komunikasi PPSP • Penguatan tupoksi dan peran OPD terkait sebagai penggerak komunikasi sanitasi
• Memasukan pesan-pesan sanitasi dalam kelopok masyarakat melalui jalur pengajian, arisan, rapat RT, PKK, dll.
67
4.3.4Keterlibatan Pelaku Bisnis
Kekuatan
• Sudah ada keterlibatan pelaku bisnis di sector sanitasi
Kelemahan
• Belum terorganisasinya keterlibatan pelaku bisnis • Belum ada payung hukum
• Kurangnya koordinasi antar lembaga dan pelaku bisnis • Belum ada lembaga yang mengakomodir
Peluang
• Maraknya UKM yang berada di Kota Depok
• Iklim investasi yang baik di Indobnesia pada umumnya dan Kota Depok pada khususnya Ancaman
• Adanya persepsi negative pihak swasta terhadap kinerja aparatur Pemerintah daerah
Keterlibatan pelaku bisnis dalam bidang sanitasi memberi kontribusi besar dalam memperbaiki kondisi sanitasi Kota Depok, karenanya dilakukan berbagai upaya untuk merangkul para pelaku bisnis tersebut, diantaranya dengan:
• Pengorganisasian pelaku bisnis yang berkecimpung di sector sanitasi.
Hal ini dikakukan dengan upaya pendataan usaha lapak pengumpul sampah.Perizinan untuk usaha pengangkutan tinja.Pendataan pengangkutan limbah B3.
4.3.5Partisipasi Masyarakat dan Jender
Kekuatan68 Kelemahan
• Belum ada upaya pelibatan masyarakat sebara aktif dalam kegiatan-kegiatan pemerintahan • Kurangnya koordinasi antara lembaga terkait dan masyarakat
Peluang
• Kondisi masyarakat Depok terbuka dan kritis
• Banyaknya tokoh masyarakat yang berpengaruh dan mampu menggerakan massa Ancaman
• Merasuknya budaya masyarakat kota yang rendah keperduliannya dan menyerahkan tanggungjawab sanitasi kepada pemerintah semata.
Partisipasi masyarakat Kota Depok dalam bidang sanitasi belum dapat dimaksimalkan.Bahkan
masyarakat dianggap sebagai suatu hambatan karena banyak diantaranya masih melakukan penurunan nilai dan fungsi sarana prasarana yang sudah terbangun di Kota Depok. Karena itu dirumuskanlah beberapa strategi pelibatan masyarakat dalam bidang sanitasi :
• Memberi ruang pada masyarakat dalam berperan aktif menjaga sarana prasarana sanitasi. • Menggalakan kembali gotong rorong sebagai salah satu pengamalan dari pancasila
• Menempatkan Kelurahan sebagai motor penggerak masyarakat dan Kecamatan sebagai Wadah koordinasi.
69
Pada Bab 4 sudah dibahas mengenai strategi yang akan diterapkan untuk menjawab tantangan sector sanitasi di Kota Depok. Strategi tersebut kemudian diwujudkan dalam bentuk program dan kegiatan yang akan dikakukan oleh Pemerintah Daerah Kota Depok dalam beberapa tahun ke depan yang diharapkan dapat menjawab tantangan yang tertuang di Bab 3. Berikut dituangkan daftar program dan kegiatan sesuai dengan sasaran yang ingin dicapai.
Tabel 5.1 Daftar Program dan Kegiatan
Sasaran Program & Kegiatan Penanggung
Jawab Pendanaan
Meningkatnya IKM sektor sanitasi
Peningkatan Kualitas Data dan Perencanaan
Studi EHRA Dinkes APBD Kota
Pendataan dan pembinaan Pelaku usaha Persampahan DKP APBD Kota
Pendataan Sedot Tinja Swasta DKP APBD Kota
Peningkatan Kualitas SDM
Pelatihan Teknis Perencanaan Jaringan Drainase BMSDA APBD Kota Pelatihan Teknis Penyusunan Program Pengelolaan Drainase BMSDA APBD Kota Pelatihan Teknis pengolahan dan Pengelolaan Sampah DKP APBD Kota Bintek Pengembangan SDM Pengelola Air Limbah DKP APBD Kota Peningkatan Manajemen Pengelolaan & SOP IPLT DKP APBD Kota
Pelatihan Teknis & Pengelolaan SANIMAS Distarkim
APBD Prov. & APBD Kota
Evaluasi Kelembagaan Sektor Sanitasi
Evaluasi Kinerja IPLT DKP
APBN & APBD Kota Evaluasi Kinerja Pelayanan Publik Setda APBD Kota Penyusunan Standart Pelayanan Publik Setda APBD Kota
Evaluasi Kinerja Kelembagaan Setda APBD Kota
Penguatan Tupoksi Kelembagaan OPD Setda APBD Kota Evaluasi Penilaian Prestasi Kerja Setda APBD Kota
Monitoring dan Evaluasi Kelembagaan Sektor Sanitasi
Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan Setda APBD Kota
Penyusunan Laporan Keuangan Semesteran Setda APBD Kota Meningkatkan peran sektor
swasta dalam pengelolaan sanitasi
Peningkatan Peran Serta Masyarakat dan Dunia Usaha Dalam
Pembangunan
Peningkatan Peran Serta Masyarakat dan Dunia Usaha Dalam
Pembangunan BAPPEDA APBD Kota
Meningkatkan kapasitas pendanaan
Identifikasi Sumber Pendanaan Non APBD
Peningkatan Kerjasama Daerah BAPPEDA APBD Kota
Koordinasi Pembiayaan Dengan Pusat dan Provinsi BAPPEDA APBD Kota
Meningkatnya jumlah produk hukum sektor
sanitasi
Penyusunan SPM & SOP
Fasilitasi Penyusunan SPM Setda APBD Kota
Fasilitasi Penyusunan SOP Setda APBD Kota
Peninjauan Perda Masalah Sanitasi
Revisi Perda Retribusi Penyedotan Kakus Setda APBN & APBD