• Tidak ada hasil yang ditemukan

Entitas Rantai Pasok 1 Produk

Produk yang dihasilkan oleh PT BP sangatlah beragam, mulai dari sosis, lidah sapi matang, daging asap, hingga bakso. Namun, pada penelitian ini yang menjadi fokus penelitian adalah pada produk sosis PT BP yang menggunakan bahan baku utama berupa daging ayam. Sosis yang diproduksi oleh PT BP terbagi menjadi dua jenis, yaitu sosis sapi dan sosis ayam. Masing-masing jenis sosis tersebut dibedakan lagi menjadi dua kategori, yaitu sosis 1 dan sosis 2. Perbedaan nyata dari kedua sosis tersebut terletak pada kualitasnya. Sosis 1 memiliki kualitas yang lebih baik dan harga yang lebih mahal pula dibandingkan sosis 2.

Produk sosis yang diproduksi PT BP haruslah sesuai dengan syarat mutu yang telah ditetapkan oleh BSN dalam SNI 01-3820-1995 mengenai standar mutu sosis daging. Standar mutu berdasarkan SNI 01-3820-1995 dapat dilihat pada Tabel 4.

Berdasarkan standar mutu sosis daging pada SNI 01-3820-1995, PT BP membuat spesifikasi produk yang dijual berdasarkan varian rasa dan jenisnya. Spesifikasi produk sosis yang dijual PT BP dapat dilihat pada Lampiran 3. Dalam sehari, PT BP mampu memproduksi sosis hingga 2000 sosis. PT BP menjual sosis- sosisnya dalam kemasan HDPE sebagai kemasan primer. Masing-masing kemasan berisikan 6 sosis dengan berat total sekitar 230-260 gram per kemasannya. Pengemasan dilakukan secara vacuum dengan menggunakan vacuum sealer. Dengan kondisi vakum, risiko kerusakan produk dapat dikurangi. Penyimpanan sosis dilakukan pada freezer dengan suhu -18oC – (-10)oC. Hal ini dilakukan untuk mematikan aktivitas mikrooganisme yang dapat menyebabkan timbulnya bau tengik dan kebusukan pada sosis.

Sosis yang disimpan selanjutnya didistribusikan ke pihak retail atau distributor dengan menggunakan kemasan sekunder berupa kantung plastik belanja biasa. Hal ini dilakukan karena penjualan sosis dilakukan dalam jumlah satuan. Sosis yang telah tiba di retail tidak disimpan di gudang retail, melainkan langsung diletakkan pada rak penjualan untuk dijual. Rak penjualan harus memiliki suhu yang sesuai dengan saran penyimpanan untuk menjaga kualitas sosis.

Tabel 4 Standar mutu sosis daging berdasarkan SNI 01-3820-1995

No Kriteria uji Satuan Persyaratan

1 Keadaan: 1.1. Bau 1.2. Rasa 1.3. Warna 1.4. Tekstur Normal Normal Normal 2 Air % b/b Maks 67.7 3 Abu % b/b Maks 3.0 4 Protein % b/b Maks 13.0 5 Lemak % b/b Maks 25.0 6 Karbohidrat Maks 8

7 Bahan tambahan makanan: 7.1. Pewarna 7.2. Pengawet 8 Cemaran logam: 8.1. Timbal (Pb) 8.2. Tembaga (Cu) 8.3. Seng (Zn) 8.4. Timbal (Pb) 8.5. Raksa (Hg) Mg/kg Mg/kg Mg/kg Mg/kg Mg/kg Maks 2.0 Maks 20.0 Maks 40.0 Maks 40.0 Maks 0.03

9 Cemaran Arsen (As) Mg/kg Maks 0.1

10 Cemaran mikroba

10.1. Angka lempeng total 10.2. Bakteri bentuk coli 10.3. Eschericia coli 10.4. Enterocicci 10.5. Clostridium perifringes 10.6. Salmonella 10.7. Staphilociccus aureus Koloni/g APM/g APM/g Koloni/g - - Koloni/g Maks 105 Maks 10 < 3 102 Negatif Negatif Maks 102 2. Pasar

Menurut NAMPA (2012), tren penjualan daging olahan terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Produk daging olahan yang mengalami peningkatan spesifik adalah sosis dan bakso. Melihat itu, produk sosis dan bakso memiliki potensial yang tinggi untuk dijual di pasaran. Sosis yang dijual PT BP memiliki potensi yang cukup besar melihat tingkat konsumsi daging ayam di Indonesia yang terus meningkat setiap tahunnya. Peningkatan konsumsi daging ayam di Indonesia ini diiringi oleh peningkatan produksi daging ayam di Indonesia per tahunnya. Adanya pasokan daging ayam yang tinggi membuat PT BP tidak menyia-nyiakan sumber daya alam (SDA) yang ada tersebut dan mengolahnya menjadi produk dengan nilai tambah yang lebih tinggi, yaitu produk sosis.

Penambahan nilai tambah pada daging ayam menjadi sosis ini dilakukan melihat adanya trendi kalangan masyarakat yang menuntut produk cepat saji atau siap saji. Dengan adanya produk sosis PT BP, diharapkan pelanggan dapat mengonsumsi berbagai kandungan gizi pada daging ayam dalam waktu yang singkat, baik dalam pembuatannya mau pun konsumsinya. Selain itu, PT BP juga

memperhatikan bahan-bahan yang digunakan dalam kegiatan produksi sosis. Bahan-bahan yang digunakan dalam kegiatan produksi sosis di PT BP merupakan bahan-bahan dari SDA yang berkualitas. Hal ini dilakukan melihat tren makanan sehat yang beredar di masyarakat.

Jangkauan pasar PT BP hingga saat ini adalah retail yang tergolong supermarket besar di daerah Bandung dan sekitarnya, seperti Giant, Hero, Griya, Yogya, dan Yomart. Hingga saat ini jumlah retail yang bekerja sama dengan pihak PT BP mencapai 110 retail yang tersebar di daerah Bandung dan sekitarnya.

3. Persaingan dan Keunggulan Kompetitif

Bermunculannya kompetitor di pasar, baik industri lokal mau pun industri non-lokal dengan produk sosis menciptakan daya saing yang tinggi di pasar yang tengah ditargetkan PT BP. Harga jual sosis yang ditawarkan masing-masing industri beragam dan menyebabkan persaingan harga antar industri tersebut, tak terkecuali PT BP. Harga sosis yang ditawarkan PT BP masih tergolong mahal, yaitu Rp 23 000-Rp 26 000 per 250 gram untuk sosis 1 dan Rp 13 000-Rp 15 000 per 230 gram untuk sosis 2. Sedangkan harga sosis yang ditawarkan kompetitor berkisar Rp 11 000-Rp 25 000 dengan bobot yang sebanding produk sosis PT BP. Harga PT BP yang tergolong mahal disebabkan oleh konsistensi PT BP akan kualitas produk sosis yang dihasilkan dengan menggunakan bahan-bahan yang berkualitas.

Meskipun PT BP termasuk industri yang berdiri sejak lama, namun nama PT BP masih kalah dibanding industri besar lainnya. Hal ini dikarenakan PT BP masih tergolong sebagai industri menengah dengan pemasaran yang masih terbatas, yaitu hanya daerah Bandung dan sekitarnya.

Proses Bisnis Rantai Pasok

Berdasarkan Chopra dan Meindl (2006), proses bisnis rantai pasok terbagi menjadi dua sudut pandang, yaitu tinjauan siklus (cycle view) dan tinjauan dorong/tarik (push/pull view). Tinjauan siklus adalah proses bisnis rantai pasok yang menunjukkan serangkaian siklus dimana setiap siklusnya terjadi pertemuan antar anggota rantai pasok, sedangkan tinjauan dorong/tarik terbagi menjadi dua, yaitu antisipasi pesanan kosumen pada proses dorong dan respon terhadap konsumen pada proses tarik.

Dokumen terkait