• Tidak ada hasil yang ditemukan

Matrik Pengukuran Kinerja Rantai Pasok Daging Ayam

Perencanaan

0.180

Pengadaan

0.153

Pengembalian

0.040

Pengiriman

0.233

Pengolahan

0.394

Risiko

0.157

Kualitas

0.690

Nilai tambah

0.154

Reliabilitas

0.476

Biaya

0.251

Adaptibilitas

0.071

Responsivitas

0.201

Pesanan terkirim penuh 0.092 Kinerja pengiriman 0.030 Keakuratan dokumentasi 0.093 Kondisi barang sempurna 0.260 Waktu siklus pengadaan 0.075 Waktu siklus pembuatan 0.068 Waktu siklus pengiriman 0.059 Fleksibilitas rantai pasok atas 0.033 Penyesuaian rantai pasok bawah 0.016 Bahan Baku 0.128 Penyesuaian rantai pasok atas 0.022 Produksi 0.085 Pengiriman 0.038

Goal

Proses

bisnis

Parameter

kinerja

Atribut

kinerja

Metriks

kinerja

Perbaikan Potensial Matrik Kinerja Rantai Pasok Daging Ayam di PT BP Tahap pengukuran kinerja rantai pasok selanjutnya adalah benchmarking

terhadap data aktual yang dibandingkan dengan data benchmark yang telah ditetapkan PT BP. Pada metode DEA, dapat ditentukan pula tingkat keefisienan dari suatu perusahaan. Berdasarkan olahan data dengan menggunakan bantuan

software Frontier Analyst diketahui bahwa tingkat keefisienan rantai pasok PT BP

sebesar 93,5%. Pencapaian nilai tersebut menunjukkan bahwa proyek perlu diperhatikan karena memiliki risiko jika masalah tidak dapat ditangani (Maharani

et al.). Grafik perbaikan potensial pada matrik kinerja dapat dilihat pada Gambar

11.

Gambar 11 Perbaikan potensial pada matrik kinerja

Pada Gambar 11 dapat dilihat bahwa tiga matrik kineja yang paling potensial untuk diperbaiki adalah penyesuaian rantai pasok atas dan penyesuaian rantai pasok bawah dari atribut kinerja adaptibilitas, dan waktu siklus pengiriman dari atribut kinerja responsivitas. Matrik kinerja penyesuaian rantai pasok atas memiliki potensial perbaikan sebesar 92% dengan meningkatkan kapasitas produksinya sebesar 23% bila terjadi peningkatan permintaan secara tak terduga. Matrik kinerja penyesuaian rantai pasok bawah memiliki potensial perbaikan sebesar 60% dengan menurunkan kapasitas produksinya sebesar 13% bila terjadi penurunan permintaan secara tak terduga. Matrik kinerja waktu siklus pengiriman memiliki potensial perbaikan sebesar 51% dengan mempersingkat waktu pengiriman menjadi satu hari.

Strategi Peningkatan Kinerja Rantai Pasok Daging Ayam di PT BP Peningkatan kinerja rantai pasok perlu dilakukan untuk meningkatkan daya saing PT BP. Menurut Lewicka (2011), suatu rantai pasok harus menggunakan strategi dengan mempertimbangkan kesesuaian dari produk dan pasarnya. Strategi peningkatan kinerja rantai pasok didasarkan atas analisa terhadap kondisi lingkungan, baik eksternal maupun internal, pada PT BP dengan menggunakan metode SWOT-AHP (Strength, Weakness, Opportunities, Threats-Analytical

Hierarchy Process). SWOT dilakukan sebagai metode dalam menganalisa faktor

lingkungan internal, yaitu kekuatan dan kelemahan pada PT BP, dan faktor lingkungan eksternal, yaitu peluang dan ancaman bagi PT BP. Faktor-faktor tersebut diidentifikasi secara sistematis dalam rangka merumuskan strategi

perusahaan (Marimin 2004). AHP digunakan sebagai metode pengambilan keputusan dalam menentukan pemilihan strategi terbaik.

Penentuan Posisi Perusahaan melalui Analisis SWOT

Analisis SWOT dimulai dengan melakukan penentuan posisi perusahaan berdasarkan evaluasi kondisi dari faktor internal dan eksternal perusahaan (Marimin 2004). Penentuan posisi perusahaan dimulai dengan menganalisis kekuatan dan kelemahan PT BP serta peluang dan ancaman bagi PT BP dengan melihat kondisi objektif, serta wawancara dan penilaian rating terhadap faktor internal dan eksternal dengan pakar praktisi (pihak perusahaan). Penilaian faktor internal dan eksternal ini didapat dari pendapat tiga orang pakar praktisi yang hasilnya dapat dilihat pada Tabel 9 dan 10.

Tabel 9 Penilaian faktor internal perusahaan

No Faktor strategis internal Bobot Rating (pakar) Nilai

1 2 3

Kekuatan

1 Produk PT BP yang berkualitas dan

sehat (minim penggunaan bahan kimia) 0.078 4 4 4 0.312 2 Brand produk PT BP yang terkenal

bagus 0.051 3 4 4 0.185

3 Kepercayaan/loyalitas pelanggan 0.168 4 4 4 0.670 4 Fasilitas produksi yang mencukupi

permintaan 0.068 3 3 4 0.227

5 Kinerja sumber daya manusia yang baik 0.136 3 3 4 0.453 Kelemahan

1 Pemasaran yang terbatas dan belum

berkembang 0.066 1 1 1 0.066

2 Harga produk yang tergolong mahal di

pasaran 0.087 2 2 1 0.145

3 Umur simpan produk yang tergolong

singkat 0.347 2 2 2 0.694

Jumlah total 1.000 2.752

Nilai skor kekuatan-kelemahan 0.942

Berdasarkan hasil analisis faktor internal pada PT BP, diketahui bahwa PT BP memiliki 5 faktor kekuatan dan 3 faktor kelemahan. Faktor internal berupa kekuatan yang ada pada PT BP antara lain produk PT BP yang berkualitas dan sehat (minim penggunaan bahan kimia), brand produk PT BP yang terkenal bagus, kepercayaan/ loyalitas pelanggan, fasilitas produksi yang mencukupi permintaan, serta kinerja sumber daya manusia (SDM) yang baik. Faktor kekuatan PT BP yang dinilai paling berpengaruh adalah kepercayaan atau loyalitas pelanggan dengan nilai sebesar 0.670 dengan rating rata-rata sebesar 4.

Faktor internal berupa kelemahan yang ada pada PT BP meliputi pemasaran yang terbatas dan belum berkembang, harga produk yang tergolong mahal di pasaran, dan umur simpan produk yang tergolong singkat. Faktor kelemahan PT BP yang dinilai paling berpengaruh adalah umur singkat produk yang tergolong singkat

dengan nilai sebesar 0.694 dan rating rata-rata sebesar 2. Hal ini disebabkan oleh tidak adanya penggunaan bahan pengawet pada produk PT BP. Bahan pengawet yang digunakan berupa bahan pengawet alami seperti bumbu-bumbu yang berfungsi juga sebagai penambah cita rasa dan aroma pada produk sosis PT BP.

Nilai total faktor kekuatan dan kelemahan pada penilaian faktor internal adalah 2.752 yang menunjukkan bahwa PT BP memiliki posisi internal yang kuat (David 2011). Evaluasi faktor internal menunjukkan total skor kekuatan-kelemahan sebesar +0.942 yang berarti rantai pasok PT BP seharusnya dapat dikembangkan dengan pemanfaatan faktor kekuatan dengan baik dan menghindari atau mengurangi faktor kelemahannya.

Tabel 10 Penilaian faktor strategi eksternal

No Faktor strategis internal Bobot Rating (pakar) Nilai

1 2 3

Peluang

1 Pengembangan produk yang variatif 0.266 4 3 4 0.975 2 Berkembangnya trend makanan cepat

saji yang bersifat semi organik

0.214 4 3 4 0.784 3 Sumber daya alam (SDA) yang

berkualitas

0.286 3 4 3 0.955 Ancaman

1 Kompetitor yang bermunculan 0.101 2 1 1 0.134 2 Rendahnya harga produk yang

ditawarkan competitor

0.133 1 1 2 0.178

Jumlah total 1.000 3.025

Nilai skor kekuatan-kelemahan 2.401

Berdasarkan hasil analisis faktor eksternal pada PT BP, diketahui bahwa PT BP memiliki 3 faktor peluang dan 2 faktor ancaman. Faktor eksternal berupa peluang yang ada pada PT BP antara lain pengembangan produk yang variatif, berkembangnya trend makanan cepat saji bersifat semi organik, dan sumber daya alam (SDA) yang berkualitas. Pengembangan produk yang bervariatif memiliki nilai peluang tertinggi yaitu sebesar 0.975 dan rating rata-rata sebesar 3.67.

Faktor eksternal berupa kelemahan yang ada pada PT BP meliputi banyaknya kompetitor yang bermunculan dan rendahnya harga produk yang ditawarkan kompetitor. Faktor ancaman yang dinilai paling berpengaruh adalah faktor rendahnya harga produk yang ditawarkan kompetitor dengan nilai peluang 0.178 dan rating rata-rata sebesar 1.33.

Nilai total faktor peluang dan ancaman pada penilaian faktor eksternal adalah 3.025 yang menunjukkan bahwa PT BP memiliki posisi eksternal yang kuat (David 2011). Evaluasi faktor eksternal menunjukkan total skor peluang-ancaman sebesar +2.401 yang berarti PT BP mampu menfaatkan peluang yang ada dan menghindari ancaman yang datang ke perusahaan.

Berdasarkan hasil perhitungan strategi internal dan eksternal, diperoleh skor faktor internal sebesar +0.942 dan skor eksternal sebesar +2.401. Hasil ini menunjukkan bahwa posisi rantai pasok daging ayam di PT BP berada pada Kuadran I dengan titik koordinat (+0.942;+2.401). Posisi rantai pasok daging ayam

di PT BP pada kuadran SWOT secara grafis dapat dilihat pada Gambar 12. Posisi perusahaan pada kuadran I biasa disebut dengan “Question marks”. Pada posisi ini, perusahaan memiliki posisi pasar yang rendah, kebutuhan biaya yang tinggi, dan aliran uang yang lambat. Untuk mengatasinya, perusahaan harus menentukan melakukan strategi yang bersifat progresif dan intensif atau menjual perusahaannya. Strategi yang bersifat progresif dapat dilakukan dengan menggunakan kekuatan perusahaan untuk memanfaatkan peluang yang ada. Menurut David (2009), strategi intensif merupakan upaya untuk meningkatkan posisi kompetitif perusahaan. Strategi intensif dapat berupa menembus pasar, mengembangkan pasar, atau mengembangkan produk.

Berbagai peluang Kelemahan internal Berbagai ancaman Kekuatan internal Posisi Perusahaan (+0.942; +2.401)

Gambar 12 Kuadran posisi perusahaan berdasarkan analisis SWOT

Pemilihan Strategi Peningkatan Kinerja Rantai Pasok Daging Ayam di PT BP Faktor-faktor yang telah diidentifikasi dalam analisis SWOT, selanjutnya disusun dalam matrik SWOT. Faktor-faktor tersebut mewakili kondisi internal dan eksternal dari PT BP. Berdasarkan kondisi internal dan eksternal itu, dirumuskan alternatif strategi yang dapat meningkatkan kinerja rantai pasok di PT BP. Perumusan alternatif strategi ini diharapkan dapat diimplementasikan pada perusahaan karena sesuai dengan keadaan internal dan eksternalnya. Alternatif strategi yang dirumuskan untuk meningkatkan kinerja rantai pasok daging ayam di PT BP dapat dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11 Matrik SWOT

Berdasarkan Tabel 11, terdapat 4 macam strategi yang dibuat, antara lain strategi SO (menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang), strategi WO (mengatasi kelemahan dengan memanfaatkan peluang), strategi ST (menggunakan kekuatan untuk menghindari ancaman), dan strategi WT (meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman). Berikut merupakan penjelasan alternatif- alternatif strategi pada masing-masing strategi:

Strategi SO

1. Menerapkan TQM (Total Quality Management). TQM merupakan suatu strategi manajemen yang bertujuan untuk menanamkan kesadaran kualitas pada semua proses dalam organisasi. Dengan adanya kesadaran kualitas pada masing-masing anggota organisasi tersebut, diharapkan kepuasan pelanggan tercapai serta memberikan keuntungan, baik untuk anggota maupun masyarakat sekitar, dalam jangka panjang. Dalam penerapannya, TQM mengendalikan manajemen harian, manajemen kebijakan, manajemen cross-functional, gugus kendali mutu, dan manajemen keselamatan kerja sehingga diharapkan perusahan mampu meningkatkan atribut reliabilitas, responsivitas, dan adaptibilitas pada perusahaan.

2. Membentuk tim R&D (Research and Development) untuk pengembangan produk baru yang variatif, kompetitif, dan sehat. Dengan adanya produk baru akan menambah keragaman produk yang diproduksi oleh perusahaan sehingga pelanggan atau pembeli memiliki pilihan lain Internal

Eksternal

KEKUATAN (S)

1.Produk yang berkualitas dan sehat (minim penggunaan bahan kimia) 2.Brand produk Badranaya bagus 3.Kepercayaan/loyalitas pelanggan 4.Fasilitas produksi yang mencukupi

permintaan

5.Kinerja SDM yang baik

KELEMAHAN (W)

1. Pemasaran belum berkembang 2.Harga produk yang tergolong

mahal di pasaran

3.Umur simpan produk yang tergolong singkat

PELUANG (O)

1. Pengembangan produk agar lebih variatif

2. Berkembangnya trend makanan sehat 3. SDA yang berkualitas

SO

1.Menerapkan TQM (O3, S1, S2, S4, S5)

2.Membentuk tim R&D untuk pengembangan produk yang variatif, kompetitif, dan sehat (O1, O2, O3, S1,S2, S3, S5)

3.Konsisten menggunakan SDA yang berkualitas dalam pengolahan menjadi produk (O2, O3, S1, S2, S3)

WO

1.Melakukan smart promotion (O1, O2, O3, W1, W2, W3) 2.Memperluas pemasaran (O2,

W1)

3.Menerapkan cold supply chain (O2, O3, W2, W3) ANCAMAN (T) 1. Kompetitor yang bermunculan 2. Rendahnya harga produk yang ditawarkan competitor ST

1.Mengutamakan kualitas produk sebagai nilai saing utama dengan competitor (T1, T2, S1, S2, S3, S5) 2.Komitmen stabilitas harga dan

kualitas yang sesuai (T2, S1, S2, S3, S4)

WT

1. Menekan biaya produksi dengan melakukan berbagai efisiensi berupa penggunaan bahan baku, penggunaan mesin produksi, serta waktu (T1, T2, W2, W3)

2. Melakukan kerja sama promosi potongan harga atau diskon dengan pihak retail (T2, W1, W2)

untuk dikonsumsi. Selain itu, produk yang ditawarkan oleh perusahaan merupakan produk dengan komposisi kimia yang minim atau semi- organik, sehingga menjadi nilai tambah di mata pelanggan atau pembeli pada trend makanan cepat saji semi-organik ini. Pengembangan produk baru ini didasari oleh penelitian terhadap selera masyarakat yang senantiasa berubah-ubah seiring perkembangan zaman. Strategi ini diharapkan mampu meningkatkan nilai tambah pada rantai nilai daging ayam di rantai pasok PT BP dan meningkatkan reliabilitas PT BP. 3. Konsisten menggunakan SDA (Sumber Daya Alam) yang

berkualitas. Pihak perusahaan memastikan bahan baku yang digunakan dalam proses produksi merupakan bahan baku dengan kualitas yang baik. Hal ini dapat dilakukan dengan mengecek kembali bahan baku yang datang, bahan baku yang disimpan, hingga bahan baku yang hendak diolah. Konsistensi penggunaan SDA yang berkualitas akan menghasilkan produk yang berkualitas pula sehingga mampu meningkatkan reliabilitas perusahaan.

Strategi WO

1. Melakukan smart promotion. Smart promotion dilakukan dengan cara bekerjasama dengan para retailer pelanggan perusahaan untuk mengadakan program edukasi mengenai bahan-bahan yang digunakan oleh perusahaan serta memberi penyuluhan betapa pentingnya pola hidup sehat. Promosi dapat dilakukan dengan menempel keterangan atau brosur pada tempat display produk di retailer. Dengan dilakukannya strategi ini, pemasaran diharapkan akan berkembang dan permintaan akan produk PT BP meningkat sehingga menciptakan keuntungan. Adanya keuntungan dapat dialokasikan untuk mempercepat siklus pengiriman produk sosis atau memperbesar kapasitas produksi guna meningkatkan responsivitas dan adaptibilitas perusahaan.

2. Memperluas pemasaran dilakukan dengan menjual produk dengan jangkauan pasar lebih luas. Hal ini dapat dilakukan dengan menjual produk di cabang-cabang retail langganan PT BP yang terletak di luar kota Bandung. Dengan memperluas pemasaran, diharapkan produk PT BP semakin terkenal dan mampu merebut hati konsumen di luar daerah Bandung sehingga tercipta keuntungan. Dengan adanya keuntungan tersebut, PT BP dapat merencanakan pembangunan pabrik pengolahan di luar kota Bandung untuk meningkatan responsivitas PT BP di luar kota Bandung.

3. Penerapan cold supply chain dilakukan untuk menjaga kualitas produk hingga tiba di tangan pelanggan, PT BP harus memastikan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kualitas produk. Salah satu faktor tersebut adalah suhu. Produk sosis PT BP merupakan produk segar yang perlu disimpan pada suhu rendah untuk mencegah berkembangbiaknya mikroorganisme yang membuat produk rusak. Sehingga perlu penanganan mulai kedatangan bahan baku hingga produk pasca-produksi. Dengan dilakukannya strategi ini, risiko kerusakan produk akan berkurang sehingga reliabilitas perusahaan akan meningkat. Selain itu responsivitas perusahaan akan meningkat karena baik bahan dan produk

dalam kondisi yang baik dan segar sehingga waktu siklus yang dibutuhkan akan lebih sebentar atau cepat.

Strategi ST

1. Mengutamakan kualitas produk sebagai nilai saing utama dengan kompetitor. Walaupun dalam segi harga, PT BP jauh di atas kompetitor lain, namun dengan adanya konsistensi kualitas, merk PT BP memiliki nilai lebih tersendiri. Hal ini menunjukkan bahwa harga berbanding lurus dengan kualitas. Dengan mengedepankan kualitas, perusahaan diharapkan mampu meningkatkan atribut reliabilitas, responsivitas, dan adaptibilitas pada perusahaan.

2. Komitmen stabilitas harga dan kualitas yang sesuai. Komitmen ini bertujuan untuk menjaga kepercayaan pelanggan dimana harga dan kualitas yang ditawarkan berbanding lurus. Selain itu, harga yang ditawarkan juga tidak terpengaruhi harga bahan baku yang fluktuatif, sehingga harga produk tidak mengalami fluktuasi. Adanya komitmen terhadap stabilitas kepercayaan pelanggan meningkat sehingga reliabilitas perusahaan pun turut meningkat.

Strategi WT

1. Menekan biaya produksi dengan melakukan berbagai efisiensi. Efisiensi yang dilakukan dapat berupa menerapkan prinsip produksi bersih, yaitu dengan meminimalisasi limbah yang terbentuk dari hasil produksi. Selain itu efisiensi dapat dilakukan dengan menggunakan alat atau mesin sesuai dengan keperluan. Adanya efisiensi dapat mengakibatkan menurunnya biaya total rantai pasok pada perusahaan serta mempercepat waktu siklus pemenuhan pesanan konsumen (responsivitas).

4. Melakukan kerja sama promosi dengan pihak retail, seperti mengadakan diskon (potongan harga) pada waktu-waktu tertentu. Waktu tertentu dalam hal ini tergantung pada sisa umur simpan pada produk. Semakin sedikit sisa umur simpan produk yang dijual, maka diskon yang diberikan semakin besar. Adanya kerja sama promosi dengan pihak retail diharapkan berdampak pada penjualan produk PT BP dan menciptakan keuntungan. Adanya keuntungan dapat dialokasikan untuk mempercepat siklus pengiriman produk sosis atau memperbesar kapasitas produksi guna meningkatkan responsivitas dan adaptibilitas perusahaan.

Melihat posisi perusahaan yang terletak pada kuadran I, maka dibutuhkan strategi yang bersifat progresif. Strategi yang bersifat progresif dapat dilakukan dengan menggunakan kekuatan perusahaan guna memanfaatkan peluang yang ada. Selain dengan melihat posisi perusahaan, pemilihan strategi peningkatan kinerja rantai pasok juga dapat dilakukan melalui pendapat pakar dengan menggunakan metode AHP. Pengaplikasian metode AHP dilakukan dengan menyusun kerangka analisis SWOT pada suatu struktur hierarki dan dinilai berdasarkan pendapat pakar. Pengaplikasian metode AHP dalam analisis SWOT dilakukan untuk menentukan kepentingan relatif kriteria dan menilai alternatif keputusan. Hierarki dan hasil

pemilihan alternatif strategi peningkatan kinerja rantai pasok daging ayam di PT BP dapat dilihat pada Lampiran 6.

Berdasarkan hasil penilaian pakar, faktor yang paling mempengaruhi peningkatan kinerja rantai pasok pada PT BP adalah faktor peluang dengan bobot 0.438. Dengan memanfaatkan peluang yang ada, PT BP dapat memprediksi pasar dan memenuhi keinginan konsumen. Tiga subfaktor yang dinilai paling berpengaruh dalam menentukan peningkatan kinerja rantai pasok pada PT BP adalah peluang tersedianya sumber daya alam (SDA) yang berkualitas (dengan bobot 0.170), berkembangnya tren makanan sehat (dengan bobot 0.168), dan ancaman berupa harga produk yang ditawarkan kompetitor lebih murah dibandingkan produk PT BP (dengan bobot 0.131). Dengan mempertimbangkan faktor dan subfaktor yang ada, diperoleh tiga strategi yang paling disarankan untuk meningkatkan kinerja rantai pasok daging ayam di PT BP antara lain melakukan

smart promotion (WO1) dengan bobot 0.212, menerapkan cold supply chain

(WO3) dengan bobot 0.134, dan membentuk tim R&D (Research and

Development) untuk pengembangan produk yang variatif, kompetitif, dan sehat

(SO2) dengan bobot 0.129.

Perangkat Lunak Pendukung Analisis

Perangkat lunak pendukung analisis dikembangkan dengan menggunakan Bahasa pemrograman Java melalui aplikasi Netbeans IDE 7.2. Perangkat lunak pendukung analisis yang dibuat pada penelitian ini dinamakan Rasokchickage. Aliran data pada sistem aplikasi ini dapat dilihat pada Data Flow Diagram (DFD) level 0 dan 1 yang ada pada Lampiran 7. Menurut Afina (2013), DFD merupakan suatu jaringan yang menggambarkan suatu sistem, subsistem, dan aliran data di dalamnya yang dilakukan secara komputerisasi, manualisasi, atau gabungan dari keduanya dengan aturan main tertentu. Perancangan sistem aplikasi ini diharapkan dapat memudahkan PT BP dalam melakukan pengukuran kinerja rantai pasok, mengawasi manajemen rantai pasok yang ada, hingga meningkatkan kinerja rantai pasok. Kebutuhan perangkat keras, perangkat lunak, dan cara instalasi paket program dapat dilihat pada Lampiran 8.

Ketika aplikasi dijalankan, pengguna akan memasuki halaman utama yang dapat dilihat pada Gambar 13. Halaman utama terdiri dari tiga subsistem utama, yaitu subsistem informasi rantai pasok daging ayam di PT BP, subsistem pembobotan matrik dan pengukuran kinerja rantai pasok, dan subsistem perumusan dan pemilihan strategi peningkatan kinerja rantai pasok. Masing-masing subsistem tersebut terbagi menjadi bagian-bagian dengan fungsi dan tujuan tertentu. Tampilan dari aplikasi Rasokchickage dapat dilihat pada Lampiran 9.

Verifikasi dan Validasi Model

Menurut Asrol (2015), verifikasi dan validasi bertujuan untuk membuktikan bahwa model yang dibangun telah sesuai dengan perancangan. Verifikasi diperlukan untuk menentukan kelayakan sistem, sedangkan validasi diperlukan untuk menentukan dan menguji keakuratan sistem (Adhi 2014). Proses verifikasi dilakukan dengan membandingkan hasil logika operasional model dengan logika perancangan setiap model, sedangkan proses validasi dilakukan dengan membandingkan kemampuan sistem dalam mengakomodasi kebutuhan pengguna

(Pratama 2015). Pengguna aplikasi ini adalah PT BP, khususnya manajer utama PT BP, dengan harapan aplikasi ini dapat membantu PT BP dalam mengawasi kinerja rantai pasok yang ada dan menentukan strategi untuk meningkatkan kinerja rantai pasok di PT BP.

Gambar 13 Halaman utama Rasokchickage Subsistem Informasi Rantai Pasok Daging Ayam di PT BP

Subsistem ini terdiri dari tiga bagian, yaitu informasi umum tentang sistem yang dibangun, informasi mekanisme rantai pasok daging ayam di PT BP, dan informasi nilai tambah berdasarkan perhitungan pada bagian pemasok dan PT BP. Informasi umum tentang sistem dijabarkan informasi tentang perangkat lunak dan pengembangnya. Informasi sistem yang dibangun menampilkan informasi mengenai pengembang aplikasi Rasokchickage. Informasi mekanisme rantai pasok menampilkan struktur dan mekanisme rantai pasok daging ayam di PT BP serta aktivitas yang ada di dalamnya. Informasi nilai tambah pada Gambar 14 menampilkan perhitungan nilai tambah dengan variabel input yang ditambahkan oleh pengguna. Perhitungan nilai tambah pada aplikasi ini menggunakan metode perhitungan nilai tambah Hayami et al. (1987). Selain itu, pada perhitungan nilai tambah juga disediakan variabel input pemasok dan produk sosis PT BP berdasarkan penelitian yang dilakukan di PT BP.

Subsistem Pembobotan Matrik dan Pengukuran Kinerja Rantai Pasok

Subsistem ini terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian pembobotan matrik pengukuran kinerja rantai pasok, bagian pengukuran kinerja rantai pasok, dan perbandingan pencapaian target (benchmarking) perusahaan. Pada bagian pembobotan matrik pengukuran kinerja rantai pasok, dapat dilakukan pembobotan secara manual dengan menggunakan bantuan software Expert Choice. Selain itu, pada bagian pembobotan matrik ini disediakan juga hasil penilaian pakar yang dilakukan pada penelitian ini. Tampilan halaman pembobotan matrik pengukuran kinerja rantai pasok dapat dilihat pada Gambar 15.

Gambar 14 Tampilan halaman analisis nilai tambah

Gambar 15 Tampilan pembobotan matrik pengukuran kinerja berdasarkan pendapat pakar

Pada bagian pengukuran kinerja rantai pasok dilakukan perhitungan untuk memperoleh nilai dari kinerja rantai pasok saat ini. Pengukuran dilakukan berdasarkan matrik kinerja dari atribut-atribut kinerja yang dinilai berpengaruh dalam pengukuran kinerja rantai pasok. Matrik-matrik kinerja tersebut selanjutnya dinilai berdasarkan data aktual perusahaan dengan bobotnya. Hasil dari pengukuran kinerja ini ditunjukkan dalam persentase dengan skala 0-100. Tampilan pengukuran kinerja rantai pasok pada aplikasi dapat dilihat pada Gambar 16.

Perbandingan pencapaian target (benchmarking) pada perusahaan dilakukan dengan tujuan membandingkan nilai aktual perusahaan dengan nilai target yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Perbandingan dilakukan dengan melakukan pengolahan data dengan menggunakan software Frontier Analyst. Hasil perbandingan ini berupa matrik kinerja yang potensial diperbaiki. Tampilan

Gambar 16 Tampilan pengukuran kinerja rantai pasok pada PT BP

Gambar 17 Tampilan benchmarking perusahaan dengan data target

Subsistem Perumusan dan Pemilihan Strategi Peningkatan Kinerja Rantai

Dokumen terkait