• Tidak ada hasil yang ditemukan

Entity Relationship Diagram (ERD)

Dalam dokumen BAB II LANDASAN TEORI (Halaman 30-37)

Dalam mendesain database, E-R Diagram (Entity Relationship Diagram/ERD) digunakan untuk menggambarkan entitas dan relasi

pada sebuah perusahaan atau organisasi. Seperti yang dinyatakan oleh Connolly dan Begg (2010, p371), ERD adalah pendekatan top-down untuk mendesain database yang dimulai dengan mengidentifikasi data penting yang disebut entitas dan relasi antara data yang direpresentasikan dalam model.

Jadi dapat disimpulkan bahwa E-R Diagram adalah model yang merepresentasikan secara jelas entitas dan hubungan antara entitas tersebut dengan tujuan untuk membangun database.

2.1.6.1 Atribut

Pada sebuah entitas, terdapat atribut yang merupakan karakteristik dari suatu entitas. Seperti yang dinyatakan oleh Connolly & Begg (2010, p379), atribut adalah properti dari suatu entitas atau tipe relasi.

2.1.6.2 Attribute Domain

Attribute Domain merupakan nilai yang melekat pada atribut. Seperti yang dinyatakan oleh Connolly & Begg (2010, p379), attribute domain adalah nilai-nilai yang diizinkan untuk satu atau lebih atribut. Setiap atribut memiliki nilai yang disebut domain. Atibut dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

1. Simple attribute

Atribut yang terdiri dari komponen tunggal dengan keberadaan independen. Simple attribute tidak dapat dibagi menjadi komponen yang kecil. Contohnya pada entitas karyawan terdapat atribut posisi dan gaji. 2. Composite attribute

Atribut yang terdiri dari beberapa komponen, masing-masing dengan keberadaan independen. Beberapa atibut dapat dibagi menjadi komponen yang lebih kecil. Contohnya untuk atribut alamat dari entitas

kantor cabang memiliki nilai (Jalan Kumala, jakarta, 14250) dapat dibagi menjadi jalan (kumana), Kota (Jakarta) dan kode pos (14250).

3. Single-valued attribute

Atribut yang memegang nilai tunggal untuk setiap kemunculan suatu entitas. Contohnya pada entitas karyawan memiliki nilai untuk atribut ID karyawan yaitu K001.

4. Multi-valued attribute

Atribut yang memegang beberapa nilai untuk setiap kemunculan suatu entitas. Contohnya pada entitas pelanggan terdapat nomor telfon 0811-1234567 dan 0912-9876543.

5. Derived attributes

Atribut yang merupakan nilai turunan dari nilai atribut yang terkait atau sekumpulan atribut yang belum tentu dalam entitas yang sama. Contohnya nilai dari atribut durasi pada entitas penyewaan adalah hasil perhitungan dari permulaan sampai selesai peminjaman.

2.1.6.3 Keys

Keys dapat dikatakan sebagai atribut pada suatu entitas. Keys dibagi menjadi tiga yakni :

1. Candidate key

Atribut yang secara unik mengidentifikasi setiap kemunculan suatu entitas. Sebagai contoh atribut kode barang adalah candidate key untuk entitas barang dan memiliki nilai yang berbeda. Candidate key harus berisikan nilai yang unik.

2. Primary Key

Atribut yang diplih untuk mengidentifikasi secara untuk suatu entitas. Primary key harus memiliki nilai yang unik dan berbeda. Sebagai contoh pada entitas barang ditentukan primary key-nya adalah kode baang “B001”. Setelah itu kode barang selanjutnya adalah “B002” dan seterusnya.

3. Composite Key

Candidate key yang terdiri dari dua atau lebih atribut. Sebagai contoh pada entitas karyawan (memiliki atribut alamat rumah yang berisikan nama jalan, kota, negara dan kode pos yang harus diisi semua sebagai kelengkapa atribut.

2.1.6.4 Strong and Weak Entity Types

Entity types dapat dibedakan menjadi dua yakni: 1. Strong entity type

Suatu entitas yang tidak begantung pada keberadaan entitas lain.

2. Weak entity type

Suatu entitas yang bergantung pada keberadaan entitas lain.

Gambar 2.2. Strong and Weak Entity

2.1.6.5 Tipe Entitas (Entity Type)

Menurut Connolly & Begg (2010, p372), tipe entitas adalah sekumpulan objek dengan properti yang sama yang

diidentifikasi dari organisasi atau perusahaan dan memiliki keberadaan yang independen.

Entitas itu sendiri berdasarkan Connolly & Begg terdiri dari dua tipe, yaitu:

A. Strong Entity

Merupakan entitas yang keberadaannya tidak tergantung pada entitas lain. Strong entity terkadang disebut juga dengan parent, owner atau dominant entities

B. Weak Entity

Suatu entitas yang keberadaannya bergantung pada entitas lainnya. Weak entity sering disebut juga sebagai child, dependent atau subordinate.

Gambar 2.3. Tipe Entitas

2.1.6.6 Tipe Relasi (Relationship Types)

Menurut Connolly & Begg (2010, p374), tipe relasi atau relationship types adalah asosiasi yang bermakna diantara tipe entitas.

Relationship type di dalamnya memiliki derajat, yaitu jumlah entity yang ikut didalam sebuah relationship. Berdasarkan Connolly & Begg derajat relasi terdiri dari:

1. Binary Relationship

Derajat relasi yang ini adalah keterhubungan antara dua tipe entitas yang ada.

2. Ternary Relationship

Derajat relasi yang ini adalah keterhubungan antara tiga tipe entitas yang ada.

3. Quarternary Relationship

Derajat relasi yang ini adalah keterhubungan antara empat tipe entitas yang ada.

2.1.6.7 Multiplicity

Multiplicity adalah jumlah kejadian yang mungkin dari suatu entity yang berhubungan dengan kejadian tunggal dari entitas lain yang terkait melalui relasi tertentu. Multiplicity itu sendiri dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:

1. One-to-one (1..1) relationship 2. One-to-many (1..*) relationship 3. Many-to-many(*..*) relationship 2.1.7 Normalisasi

Menurut Connolly & Begg (2010, p416), normalisasi adalah suatu teknik untuk menghasilkan relasi dengan properti yang diinginkan yang berdasar kepada kebutuhan data dari suatu perusahaan atau organiasi.

Tujuan dari normalisasi adalah untuk menghilangkan redudansi data. Normalisasi terdiri dari beberapa langkah dimana setiap tahapannya memakai bentuk normal tertentu. Normalisasi dapat menghasilkan suatu bentuk yang membuat relasi menjadi dibatasi dan peka terhadap anomali.

2.1.7.1 Tingkatan normalisasi

Tabel-relasi yang berisi data yang berulang (redudansi). Syarat-syarat dari UNF:

Tentukan primary key

Buat tabel (data yang berulang) berdasarkan primary key (PK)

2. Bentuk normal pertama (1NF)

Relasi dimana tiap kolom dan baris berisi satu dan hanya satu nilai. Syarat-syarat dari 1NF:

Tentukan primary key pada 1NF

Tentukan functional dependency pada relasi

Jika terdapat ketergantungan (dependency) pada bagian dari key maka pisahkan atau hilangkan dengan cara membuat relasi baru dengan menggandakan determinan. 3. Bentuk normal kedua (2NF)

Relasi yang harus memenuhi kriteria dari 1NF dan setiap atribut non-primary key harus bergantung secara fungsional penuh pada primary-key nya. Syarat-syarat dari 2NF:

• Harus 1NF.

Tentukan primary key (PK) pada 2NF. Tentukan functional dependency pada relasi.

• Jika transitif-dependen maka hilangkan dan bentuklah relasi yang baru.

Setiap atribut yang bukn key harus bergantung secara penuh pada key-nya.

4. Bentuk normal ketiga (3NF)

Sebuah relasi dalam bentuk normal pertama dan kedua dan yang bukan atribut non-primary-key merupakan sebuah ketergantungan transitif kepada primary-key.

Syarat-syarat dari 3NF:

Tentukan primary key (PK) pada 3NF. • Harus 2NF.

• Setiap atribut lain yang bergantung pada atribut lain yang bukan key.

Dalam dokumen BAB II LANDASAN TEORI (Halaman 30-37)

Dokumen terkait