• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II LANDASAN TEORI"

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)

7 2.1 Teori Umum

2.1.1 Sistem Informasi

2.1.1.1 Pengertian Sistem

Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2010, p6), sistem adalah sekumpulan komponen yang saling berhubungan yang berfungsi bersama-sama untuk menghasilkan suatu hasil.

Menurut O’Brien dan Marakas (2010, p26), sistem adalah sekumpulan elemen yang saling berhubungan dengan batas yang jelas dan bekerja bersama mencapai suatu tujuan dengan menerima input serta menghasilkan output dalam suatu proses transformasi.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa sistem adalah sekumpulan elemen yang memiliki tujuan yang sama diantara satu sama lainnya sehingga dapat berintegrasi dengan baik.

2.1.1.2 Pengertian Informasi

Menurut R.Kelly dan Casey G.Cegielski (2011, p10), informasi mengacu pada data yang telah terorganisir, sehingga memiliki makna dan nilai kepada penerima.

Menurut Stair dan Reynolds (2010, p5), informasi bukan hanya kumpulan dari fakta yang teroganisir tetapi juga memiliki nilai tambah di luar nilai fakta individu.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa informasi adalah suatu kumpulan dari data dan fakta yang telah terorganisir dengan baik sehingga memiliki nilai dan makna yang dapat diterima serta digunakan oleh masyarakat luas.

(2)

2.1.1.3 Pengertian Sistem Informasi

Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2010,p7), sistem informasi adalah sekumpulan komponen yang saling berhubungan yang saling mengumpulkan, memroses, menyimpan dan menyediakan informasi yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas bisnis sebagai output.

Menurut Stair dan Reynolds (2010, p10), sistem informasi merupakan satu set pembuktian dari adanya relasi antara komponen input, proses dan output serta penyebarluasan informasi untuk kemudian memberikan reaksi korektif sebagai bentuk umpan balik guna memenuhi suatu tujuan.

Menurut O’Brien dan Marakas (2010, p29), suatu sistem yang menerima sumber daya yang ada sebagai suatu input dan kemudian memprosesnya kedalam sebuah informasi sebagai output.

Jadi, sistem informasi adalah suatu kumpulan komponen-komponen yang saling terkait, yang diproses serta diolah untuk menjadi sebuah output yang berguna bagi perusahaan atau dapat juga disimpulkan sebagai kumpulan sistem-sistem software dan hardware yang mendukung aplikasi insentif data seperti yang dijelaskan dalam Journal Databases: Their Creation, Management and Utilization.

2.1.2 Fact Finding

Menurut Connolly dan Begg (2010, p341), fact finding merupakan proses formal yang menggunakan beberapa cara seperti wawancara dan kuisioner untuk mengumpulkan fakta tentang sistem, kebutuhan, dan preferensi. Lima teknik umum yang digunakan adalah:

a) Examining Documentation

Examining Documentation sangat berguna ketika analis mencoba untuk menganalisis bagaimana proses kemunculan suatu database.

(3)

b) Interview

Teknik ini merupakan teknik yang paling sering digunakan dalam fact finding.

c) Observing the enterprise in operation

Merupakan satu dari banyak teknik fact finding untuk memahami suatu sistem. Teknik ini memungkinkan analis melihat aktifitas seseorang untuk mempelajari sistem tersebut.

d) Research

Teknik fact finding yang berguna untuk mencari aplikasi dan problem.

e) Questionnaire

Teknik fact finding yang dilakukan dengan memberikan suatu kuisioner kepada partisipan.

2.1.3 Pengertian Data

Menurut O’Brian dan Marakas (2010, p34), data adalah fakta atau observasi mentah yang biasanya mengenai fenomena fisik atau transaksi bisnis. Lebih rincinya, data adalah pengukuran objektif dari atribut (karakteristik) entitas dimana data tersebut perlu disimpan ke dalam suatu tabel basis data, diolah dan menghasilkan suatu informasi.

Data dapat juga diartikan sebagai suatu potongan informasi kecil, sebelum diolah lebih lanjut, dan bersifat tidak memberikan suatu informasi yang berarti untuk pemilik ataupun pengguna.

2.1.4 Pengertian Basis Data

Menurut Connoly dan Begg (2010, p65), basis data merupakan kumpulan data dan deskripsinya yang secara logika terkait satu sama lain, dirancang untuk menemukan informasi yang dibutuhkan organisasi tersebut.

(4)

Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2010, p11), basis data adalah sekumpulan data terpusat yang dikelola dan dapat diakses oleh banyak pengguna dan sistem pada saat yang sama.

Jadi, dapat disimpulkan basis data merupakan kumpulan dari data dan deskripsi yang secara logika terkait satu sama lain dan terpusat yang dikelola dan dapat diakses oleh banyak pengguna dan sistem pada saat yang sama.

2.1.5 Database Management System (DBMS)

2.1.5.1 Pengertian Database Management System

Menurut Connoly dan Begg (2010, p66), Database management system (DBMS) adalah sistem perangkat lunak yang memungkinkan pengguna sistem untuk mendefinisikan, membuat, mempertahankan, dan mengendalikan akses ke dalam basis data.

Sedangkan, menurut Rob dan Coronel (2009, p7), Database Management System (DBMS) adalah suatu kumpulan program yang mengelola struktur basis data dan mengontrol akses ke data-data yang tersimpan di dalam basis data tersebut.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa Database Management System adalah sebuah perangkat lunak yang dirancang untuk memungkinkan pengguna sistem mengakses data – data yang ada di dalam basis data tersebut.

2.1.5.2 Fasilitas – Fasillitas DBMS

Untuk menghubungkan program aplikasi users dengan database, menurut Connoly dan Begg (2010, p66) terdapat beberapa fasilitas yang disediakan oleh DBMS, yaitu:

Data Definition Language (DDL)

Data Definition Language (DDL) berfungsi untuk memungkinkan pengguna mendefinisikan basis data untuk

(5)

menentukan jenis data, struktur data dan kendala pada data yang akan disimpan dalam database.

Data Manipulation Language (DML)

Data Manipulation Language (DML) berfungsi untuk memungkinkan pengguna dapat memanipulasi (insert, update, delete dan select) data dari database. DML menyediakan fasilitas umum untuk menyelidiki data yang disebut dengan bahasa query.

2.1.5.3 Komponen di Dalam Lingkungan DBMS

Menurut Connoly dan Begg (2010, p68), terdapat lima komponen di dalam lingkungan Database Management System (DBMS), yaitu:

1. Hardware

Sebuah DBMS dan aplikasi membutuhkan hardware untuk menjalankannya. Hardware dapat dikisarkan dari komputer tunggal atau jaringan dari komputer – komputer. Hardware yang khusus tergantung kepada kebutuhan organisasi dan DBMS yang digunakan tersebut.

2. Software

Komponen software terdiri dari software DBMS itu sendiri dan aplikasi program yang bersama dengan operating systems (OS), termasuk dengan jaringan perangkat lunak apabila DBMS digunakan melalui jaringan.

3. Data

Data dapat dikatakan, mungkin, sebagai komponen yang paling penting dari DBMS dan pastinya dari pandangan pengguna akhir adalah data. Data merupakan jembatan penghubung antara komponen mesin dan komponen manusia.

(6)

4. Procedures

Prosedur merupakan suatu hal yang lebih kepada instruksi atau aturan yang mengatur desain dan penggunaan database. Pengguna sistem dan staff yang mengatur database memerlukan prosedur yang terdokumentasi untuk menjalankan sistem, seperti:

• Cara masuk ke dalam DBMS.

• Menggunakan fasilitas DBMS tertentu atau aplikasi program. • Memulai dan menghentikan DBMS.

• Membuat back-up dari database.

• Menangani kesalahan dari hardware atau software.

• Merubah struktur dari tabel, mengorganisir ulang database, meningkatkan kinerja atau mengarsipkan data ke dalam secondary storage.

5. People

Komponen terakhir adalah orang-orang yang terlibat dengan sistem. Orang yang telibat dengan sistem dapat didefinisikan sebagai yang memiliki tanggung jawab sendiri, antara lain adalah:

• Data Administrator (DA).

DA mengatur sumber daya data yang meliputi perancangan basis data, pengembangan dan pemeliharaan standar, kebijakan, prosedur, dan desain basis data konseptual dan logikal.

• Database Administrator (DBA).

DBA mengatur realisasi fisik dari aplikasi database yang meliputi desain fisik basis data, implementasi, pengaturan keamanan dan kontrol integritas, pengawasan performa sistem dan pengaturan ulang basis data.

• Desainer Basis Data. • Pengembang Aplikasi.

(7)

2.1.5.4 Fungsi Database Management System

Database Management System (DBMS) memiliki beberapa fungsi-fungsi, yaitu:

1. Data Storage, Retrieval, and Update

DBMS harus melengkapi pengguna dengan kemampuan yang menyimpan, menelusuri, dan meng-update data di dalam suatu basis data.

2. A Users-Accesible Catalog

DBMS harus menyediakan sebuah katalog dimana deskripsi dari data item disimpan dan dapat diakses oleh pengguna.

3. Transaction Support

DBMS harus menyediakan suatu mekanisme yang akan menjamin bahwa semua kegiatan update maupun tidak, sesuai dengan transaksi yang dilakukan.

4. Concurrency Control Services

DBMS harus menyediakan mekanisme yang menjamin bahwa basis data di-update dengan benar ketika lebih dari satu pemakai meng-update basis data secara bersamaan.

5. Recovery Services

DBMS harus menyediakan mekanisme untuk basis data yang dalam suatu kesempatan rusak karena satu dan lain hal. 6. Authorization Services

DBMS harus menyediakan mekanisme untuk menjamin bahwa hanya pengguna yang mempunyai hak yang dapat untuk mengakses basis data.

7. Support for Data Communication

DBMS harus mampu berintegrasi dengan software komunikasi.

8. Integrity Services

DBMS harus menyediakan cara untuk menjamin bahwa data dalam basis data dan perubahan pada data mengikuti aturan yang telah diterapkan sebelumnya.

(8)

9. Services to Promote Data Indepence

DBMS harus mencakup fasilitas yang mendukung independensi program dari struktur aktual basis data.

10. Utility Services

DBMS harus menyediakan satu set fasilitas pelayan untuk users.

2.1.5.5 Keuntungan DBMS

Berikut adalah keuntungan-keuntungan dari DBMS: 1. Mengontrol Redudansi Data

Penyimpanan data berbasis tradisional dapat memakan kapasitas dengan menyimpan informasi yang sama pada satu atau lebih file yang ada.

2. Data lebih konsisten

Dengan mengeliminasi atau mengontrol redudansi, dapat mengurangi resiko terjadinya suatu inkonsistensi di dalam database.

3. Mendapatkan informasi lebih

Dengan data operasional yang terintegrasi, hal tersebut memungkinkan bagi organisasi untuk memperoleh informasi yang lebih dari data yang sama.

4. Memungkinkan penyebaran data

Biasanya, file dimiliki oleh orang atau departemen yang menggunakannya. Di sisi lain, database adalah milik dari seluruh organisasi dan dapat disebarkan kepada pengguna yang memiliki otoritas untuk mendapatkan data tersebut. 5. Meningkatkan integritas data

Integritas database mengacu pada keabsahan dan konsistensi data yang disimpan. Integritas biasanya diekspresikan dalam suatu batasan-batasa atau constraints.

(9)

6. Meningkatkan keamanan data

Keamanan database adalah suatu proteksi untuk mencegah pengguna yang memiliki wewenang atau hak akses untuk mengakses database tersebut.

7. Lebih efisien

Mengkombinasikan data operasional pada semua organisasi ke dalam satu database dan membuat satu set aplikasi yang dapat bekerja dengan sumber data tersebut. 8. Meningkatkan aksebilitas dan respon data

Hasil dari data terintegrasi adalah data yang melintasi batas-batas departemen secara langsung yang mana mendukung sistem untuk berpotensi memiliki fungsi yang lebih baik.

9. Meningkatkan produktivitas

DBMS akan memberikan dampak kepada produktivitas dari progammer dan mengurangi waktu pengembangan karena memiliki tools untuk menyederhanakan pengembangan aplikasi database.

10. Memungkinkan back-up dan recovery data

DBMS modern mendukung fasilitas untuk meminimalkan jumlah pengolahan yang hilang setelah terjadi kegagalan di sistem komputer atau aplikasi.

2.1.5.6 Kerugian DBMS 1. Kompleksitas.

Dalam penggunaannya, aktor yang terlibat harus mengerti fungsi DBMS itu sendiri. Bila terjadi kegagalan dalam pemahaman sistem, maka dapat berakibat fatal bagi sistem. 2. Ukuran.

Kompleksitas dan banyaknya fungsi - fungsi yang ada, membuat DBMS membutuhkan kapasitas penyimpanan dan kapasitas memori yang besar untuk dapat berjalan secara efektif.

(10)

3. Biaya untuk merancang DBMS.

Biaya untuk merancang DBMS bervariasi tergantung banyaknya fungsi yang ada. Semakin banyak fungsi yang dibutuhkan atau semakin kompleks DBMS tersebut maka semakin mahal biaya yang harus dikeluarkan.

4. Biaya penambahan perangkat keras.

Dalam penerapannya, terkadang DBMS memerlukan pembelian kapasitas penyimpanan tambahan untuk meningkatkan kinerja program agar dapat berjalan dengan baik.

5. Biaya konversi.

Dalam situasi tertentu, biaya DBMS dan perangkat keras tambahan mungkin relatif lebih kecil. Namun mungkin saja ada biaya pengeluaran yang relatif mahal untuk mengkonversi aplikasi lama ke aplikasi baru, termasuk juga biaya pelatihan karyawan untuk dapat menggunakan sistem yang baru dengan lancar.

6. Kinerja.

DBMS secara umum digunakan untuk melayani beberapa aplikasi dalam waktu yang bersamaan. Hal ini memungkinkan kinerja aplikasi tidak berjalan seperti apa yang diharapkan.

7. Dampak yang besar dari suatu kegagalan.

Sentralisasi sumber daya penyimpanan dapat meningkatkan terjadinya kerentanan pada sistem. Karena semua pengguna bergantung pada DBMS, maka kegagalan sistem dapat menyebabkan dampak yang besar bagi pengguna secara keseluruhan.

2.1.5.7 Structured Query Language (SQL)

Menurut Connolly dan Begg (2002, p111), SQL adalah bahasa yang dirancang menggunakan relasi untuk mengubah input menjadi output yang diinginkan. SQL memiliki dua komponen utama, yaitu:

(11)

1. Data Definition Language(DDL)

• CREATE TABLE: Digunakan untuk membuat tabel.

• ALTER TABLE: Digunakan untuk menambah atau memindahkan kolom, menambah atau menghapus tabel constraint, menentukan atau menghapus default kolom.

• DROP TABLE: Digunakan untuk memindahkan tabel. • CREATE VIEW: Digunakan untuk membuat view. DROP VIEW: Digunakan untuk memindahkan view. 2. Data manipulation language

SELECT: Digunakan untuk memilih data dalam database. • INSERT: Digunakan untuk memasukkan data ke dalam tabel. • UPDATE: Digunakan untuk memperbaharui data dalam tabel. • DELETE: Digunakan untuk menghapus data dalam tabel. Fungsi aggregate yang terdapat pada SQL:

• COUNT: Digunakan untuk menampilkan banyak nilai di dalam suatu kolom.

• SUM: Digunakan untuk menampilkan jumlah nilai di dalam suatu kolom.

• AVG: Digunakan untuk menampilkan jumlah nilai rata-rata di dalam suatu kolom.

• MIN: Digunakan untuk menampilkan nilai terkecil di dalam suatu kolom.

• MAX: Digunakan untuk menampilkan nilai terbesar di dalam suatu kolom.

Kontrol akses yang terdapat pada SQL memberikan hak aksesyang berbeda untuk kelompok user yang berbeda. Kontrol akses ini terdiri dari:

GRANT: Digunakan untuk memberikan hak akses user kepada yang lain.

• REVOKE: Digunakan untuk membatalkan hak ases kepada user.

(12)

2.1.5.8 Database Development Life Cycle

Siklus hidup pengembangan sistem basis data tidak selalu harus berurutan, tetapi memungkinkan pengulangan tahap sebelumnya melalui umpan balik. Untuk sistem basis data kecil dengan jumlah pengguna yang masih kecil, siklus hidup tidak perlu kompleks. Namun ketika merancang sistem basis data besar dengan jumlah pengguna hingga ribuan, menggunakan ratusan query dan program aplikasi, siklus hidup dapat menjadi sangat kompleks.

(13)
(14)

Database Planning

Menurut Connolly dan Begg (2010, p313), perencanaan basis data adalah kegiatan manajemen yang memungkinkan tahapan siklus hidup pengembangan sistem basis data untuk direalisasikan se-efisien dan se-efektif mungkin.

Perancangan basis data harus terintegrasi dengan keseluruhan strategi sistem informasi dari organisasi. Ada tiga isu utama yang terlibat dalam perumusan strategi sistem informasi, antara lain:

1. Identifikasi rencana dan tujuan perusahaan dengan penentuan kebutuhan sistem informasi.

2. Evaluasi sistem informasi yang sedang berjalan saat ini untuk menentukan kekuatan dan kelemahan yang ada. 3. Menilai peluang teknologi informasi yang mungkin

menghasilkan keunggulan kompetitif. • System Definition

Menurut Connolly dan Begg (2010, p316), pada tahapan definisi sistem, dijelaskan ruang lingkup dan batasan dari aplikasi basis data dan pandangan dari pengguna utama. Sebelum merancang sistem basis data, penting untuk mengidentifikasi batasan dari sistem yang akan dibangun dan bagaimana tampilannya berinteraksi dengan bagian lain dari sistem informasi organisasi. Penentuan batasan dari sistem tidak hanya dari pengguna dan aplikasi saat ini, tetapi juga pengguna dan aplikasi untuk masa mendatang.

Requirements Collection And Analysis

Menurut Connolly dan Begg (2010, p316), requirements collection and analysis merupakan proses mengumpulkan dan menganalisis informasi tentang organisasi beserta bagian-bagian

(15)

yang akan didukung oleh sistem basis data, dan menggunakan informasi untuk mengidentifikasi persyaratan untuk sistem baru.

Tahap ini melibatkan pengumpulan dan analisis informasi tentang bagian dari perusahaan yang akan menggunakan basis data. Terdapat beberapa teknik dalam pengumpulan informasi, atau yang biasa disebut teknik fact-finding. Informasi dikumpulkan berupa pandangan dari setiap pengguna utama, termasuk:

1. Deskripsi dari data yang digunakan atau dikasilkan.

2. Rincian tentang bagaimana data akan digunakan atau dihasilkan.

3. Setiap persyaratan tambahan untuk sistem basis data baru. Informasi kemudian dianalisis untuk mengidentifikasi persyaratan atau fitur untuk digunakan dalam sistem basis data baru. Persyaratan pengumpulan dan analisis merupakan tahap awal dari desain basis data, dimana jumlah data yang dikumpulkan tergantung pada jenis masalah dan kebijakan perusahaan.

Database Design

Menurut Connolly dan Begg (2010, p320), perancangan basis data merupakan proses menciptakan desain yang akan mendukung misi dan tujuan dari misi perusahaan untuk sistem basis data yang diperlukan. Perancangan basis data terdiri dari tiga tahap utama, antara lain:

1. Conceptual Database Design

Merupakan proses pembangunan model data yang digunakan dalam perusahaan, independen dari semua pertimbangan fisik. Perancangan basis data konseptual befungsi untuk membangun representasi konseptual dari basis data, yang meliputi identifikasi entitas-entitas, relasi, dan atribut yang penting.

(16)

2. Logical Database Design

Merupakan proses pembangunan model data yang digunakan dalam perusahaan berdasarkan model data spesifik, namum independen dari DBMS tertentu dan pertimbangan fisik lainnya. Perancangan basis data logikal berfungsi untuk menerjemahkan representasi konseptual untuk stuktur logis dari basis data, meliputi perancangan relasi.

3. Physical Database Design

Merupakan proses pembuatan deskripsi dari implementasi basis data pada penyimpanan sekunder, menggambarkan relasi dasar, organisasi file, dan indeks yang digunakan untuk mencapai akses yang efisien terhadap data, dan setiap integrity constraint yang terkait dan langkah-langkah keamanan. Perancangan basis data fisik berfungsi untuk menentukan bagaimana struktur logis secara fisik diimplementasikan (sebagai relasi dasar) dalam sasaran sistem manajemen basis data (DBMS).

DBMS Selection

Menurut Connolly dan Begg (2010, p325), DBMS selection merupakan proses memilih DBMS yang tepat untuk mendukung sistem basis data. Langkah-langkah utama dalam pemilihan DBMS, yaitu:

1. Menentukan cakupan referensi pembelajaran.

2. Menyusun dan membandingkan dua atau tiga produk. 3. Mengevaluasi produk.

(17)

Application Design

Menurut Connolly dan Begg (2010, p329), application design merupakan perancangan user interface dan program aplikasi yang menggunakan dan mengolah basis data.

Dalam kebanyakan kasus, tidak mungkin untuk melengkapi perancangan aplikasi hingga peracangan basis data telah selesai. Di sisi lain, basis data ada untuk mendukung aplikasi, sehingga harus ada aliran informasi antara design aplikasi dan design basis data.

Prototyping

Menurut Connolly dan Begg (2010, p333), prototyping adalah membangun model kerja dari sistem basis data.

Prototipe adalah model kerja yang biasanya tidak memiliki semua fitur atau menyediakan semua fungsi dari sistem akhir. Tujuan utama pengembangan prototipe sistem basis data adalah memungkinkan pengguna dalam menggunakan prototipe untuk mengidentifikasi fitur dari sistem yang bekerja dengan baik, atau tidak memadai, dan jika mungkin untuk menyarankan perbaikan atau bahkan fitur baru untuk sistem basis data. Dengan begitu, dapat terlihat jelas kebutuhan pengguna maupun pengembang sistem dan dapat mengevaluasi kelayakan desain sistem.

Ada dua strategi prototyping yang umum digunakan saat ini:

1. Requirements prototyping

Merupakan prototipe untuk mementukan persyaratan sistem basis data yang diusulkan. Dan jika persyaratan telah dipenuhi, prototipe tersebut akan dihapus.

(18)

Memiliki tujuan yang sama dengan requirments prototyping, perbedaannya adalah bahwa prototipe ini tidak dihapus, tetapi dikembangakan lebih lanjut menjadi sistem basis data yang dapat bekerja.

Implementation

Menurut Connolly dan Begg (2010, p333), implementation adalah realisasi fisik dari desain basis data dan aplikasi.

Implementasi basis data dapat dicapai dengan menggunakan Data Definition Language (DDL) dari DBMS yang dipilih atau Graphical User Interface(GUI). Pernyataan DDL digunakan untuk membuat stuktur basis data dan file basis data kosong. Setiap user views juga diterapkan pada tahap ini.

Program aplikasi diimplementasikan menggunakan bahasa generasi ketiga atau keempat (3GL atau 4GL). Bagian dari program aplikasi adalah transaksi basis data, yang diimplementasikan menggunakan Data manipulation language (DML) dari DBMS target, yang mungkin tertanam dalam bahasa pemrograman utama seperti: Visual Basic(VB), VB.net, Python, Delphi, C, C#, Java, COBOL, Fortran, Ada atau Pascal.

Pengendalian keamanan dan integitas sistem juga diterapkan. Beberapa pengendalian diterapkan menggunakan DDL, tetapi mungkin perlu didefinisikan diluar penggunaan DDL.

Data Conversion and Loading

Menurut Connolly dan Begg (2010, p334), data conversion and loading merupakan transfer data yang ada ke dalam basis data baru dan mengkonversi setiap aplikasi yang ada untuk dijalankan pada basis data baru. Tahap ini diperlukan hanya jika sistem basis data baru menggantikan sistem lama.

(19)

Testing

Menurut Connolly dan Begg (2010, p334), testing adalah proses menjalankan sistem basis data dengan maksud menemukan kesalahan-kesalahan.

Sebelum sistem basis data yang dikembangkan mulai dijalankan, harus benar-benar diuji terlebih dahulu. Hal ini dapat dicapai dengan menggunakan strategi pengujian yang sudah terencana dan data yang realistis sehingga seluruh proses pengujian dapat dilakukan secara ketat dan sesuai metode.

Sama seperti desain basis data, pengguna dari sistem baru harus dilibatkan dalam proses pengujian. Situasi yang ideal untuk pengujian sistem adalah memiliki basis data pengujian pada sistem perangkat keras yang terpisah, namun sering tidak tersedia. Jika yang digunakan adalah data nyata, penting untuk memiliki backup jika terjadi kesalahan.

Operational Maintenance

Menurut Connolly dan Begg (2010, p335), operational maintenance adalah proses pemantauan dan pemeliharaan sistem basis data setelah instalasi.

Setelah melewati tahap pelaksanaan dan pengujian. Tahap berikutnya adalah pemeliharaan kegiatan-kegiatan berrikut:

1. Pemantauan kinerja sistem. Jika kinerja sistem tidak dapat diterima, penyusunan ulang basis data mungkin diperlukan.

2. Pemeliharaan dan peningkatan sistem basis data (bila diperlukan). Memasukkan persyaratan baru ke dalam sistem basis data melalui tahap sebelumnya dari siklus hidup.

(20)

2.1.5.9 Database Design

Salah satu tahapan dari siklus hidup pengembangan sistem basis data adalah perancangan basis data, dimana terdapat metodologi perancanga yang terdiri dari tiga fase utama untuk percangan basis data.

Menurut Connolly dan Begg (2010, p466), design methodology adalah sebuah pendekatan terstruktur yang menggunakan prosedur, teknik, alat, dan dokumentasi yang membantu dan mendukung serta memfasilitasi proses perancangan. Proses perancangan dibagi menjadi tiga tahapan utama, antara lain: perancangan basis data konseptual, logikan dan fisikal.

Conceptual Database Design

Tujuan dari perancangan basis data konseptual adalah membangun satu (atau lebih) model data konseptual dari kebutuhan data perusahaan.

Langkah-langkah dalan perancangan basis data konseptual antara lain:

1. Mengidentifikasi jenis entitas

Langkah pertama dalam membangun model data konseptual adalah mendefinisikan objek-objek utama yang menjadi perhatian pengguna. Objek-objek tersebut merupakan jenis entitas untuk model. Salah satu metode untuk mengidentifikasi entitas adalah dengan memeriksa spesifikasi kebutuhan pengguna. Dari spesifikasi tersebut, identifikasi kata benda atau frase kata benda yang disebutkan.

Setelah jenis entitas diidentifikasi, tentukan nama-nama entitas yang bermakna dan jelas. Catat nama-nama dan deskripsi entitas ke dalam kamus data.

(21)

2. Mengidentifikasi jenis relasi

Setelah mengidentifikasi jenis entitas, langkah selanjutnya adalah mengidentifikasi relasi penting yang ada antara entitas. Ketika mengidentifikasi entitas, salah satu metode yang digunakan adalah mencari kata benda dengan memeriksa spesifikasi kebutuhan pengguna. Jadi, tata bahasa dari spesifikasi kebutuhan dapat digunakan untuk mengidentifikasi relasi. Biasanya, relasi ditunjukkanoleh kata kerja dan ekspresi verbal. Langkah-langkah dalam mengidentifikasi relasi, antara lain:

Gunakan Entity-Relationship(ER) diagram.

Menentukan multiplicity constraint dari jenis relasi. Memeriksa fan dan chasm traps.

• Mendokumentasikan jenis relasi.

Setelah jenis relasi diidentifikasi, tentukan nama-nama yang bermakna dan jelas. Simpan deskripsi relasi dan multiplicity constraint ke dalam kamus data.

3. Mengidentifikasi dan mengasosiasikan atribut dengan jenis-jenis entitas dan relasi

Dengan cara yang sama saat mengidentifikasi entitas, tentukan kata benda atau frase kata benda di dalam spesifikasi kebutuhan pengguna. Atribut dapat diidentifikasi jika kata benda atau frase kata benda merupakan property, quality, identifier atau karakteristik dari salah satu entitas atau relasi.

Setelah mengidentifikasi atribut, tentukan nama-nama yang bermakna dan catat informasi berikut pada setiap atribut:

(22)

• Nama dan deskripsi atribut. • Tipe dan panjang data. • Alias dari setiap atribut.

Jika atribut merupakan atribut composite, tentukan atribut sederhana yang membentuknya.

Atribut merupakan multi-valued atau tidak.

Jika atribut merupakan atribut derived, tentukan cara perhitungannya.

Nilai default dari setiap atribut. 4. Menentukan domain dari setiap atribut

Domain merupakan kumpulan nilai-nilai dari satu atau lebih atribut. Domain yang ditentukan untuk sebuah atibut mencakup: sekumpulan nilai untuk atribut, ukuran, dan format dari atribut.

Setelah domain atribut diidentifikasi, catat nama dan karakteristiknya ke dalam kamus data. Perbaharui entri kamus data setiap atribut untuk menyimpan informasi domain dari tipe dan panjang data.

5. Menentukan candidate, primary, dan alternate key

Candidate key adalah sejumlah kecil atribut dari suatu entitas yang secara unik mengidentifikasi setiap kejadian dari entitas tersebut. Identifikasi candidate key untuk setiap entitas. Jika pada satu entitas terdapat lebih dari satu candidate key, pilih salah satu candidate key untuk menjadi primary key dan candidate key lain sebagai

(23)

alternate key. Ketika memilih primary key diantara candidate key, perhatikan hal-hal berikut:

Candidate key dengan sejumlah kecil atribut.

Candidate key yang paling mungkin memiliki nilai yang berubah.

Candidate key dengan karakter paling sedikit (untuk atribut tekstual).

Candidate key dengan nilai maksimum terkecil (untuk atibut numerik).

Candidate key yang paling mudah digunakan dari sudut pandang pengguna.

Simpan hasil identifikasi dari primary and alternate key ke dalam kamus data.

6. Mempetimbangkan penggunaan konsep pemodelan yang lebih tinggi (langkah opsional)

Mempertimbangkan pengembangan dari model ER menggunakan konsep pemodelan yang lebih tinggi, antara lain: spesialisasi/generalisasi, agrefasi, dan komposisi.

7. Mengecek model dari redudansi

Memeriksa model data konseptual dengan tujuan mengidentifikasi adanya redudansi dan menghapus data yang redundan. Terdapat tiga aktivitas pada pengecekan model dari redudansi, antara lain:

Melakukan pengecekan kembali relasi one-to-one(1:1). • Menghapus relasi yang redundan.

(24)

• Mempertimbangkan dimensi waktu.

8. Melakukan validasi model konseptual terhadap transaksi pengguna

Tujuan dari langkah ini adalah memastikan bahwa model data konseptual telah mendukung semua transaksi yang diperlukan. Jika model data dapat melakukan operasi secara manual, dapat disimpulkan bahwa model data konseptual mendukung transaksi yang diperlukan. Namun, jika model data tidak dapat melakukan operasi secara manual, dapat disimpulkan bahwa terdapat masalah yang harus diselesaikan pada model data, seperti: kurangnya entitas, hubungan, atau atribut dari model data.

9. Meninjau kembali model data konseptual bersama pengguna

Meninjau kembali model data konseptual bersama pengguna dan memastikan bahwa model dapat benar-benar menjadi representasi dari persyaratan data perusahaan.

Logical Database Design

Tujuan dari perancangan basis data logikal adalah menerjemahkan model data konseptual ke dalam model data logikal dari kebutuhan data perusahaan.

Langkah-langkah dalam perancangan basis data logikal antara lain:

1. Membuat relasi untuk model data logikal

Pada tahap ini, diperoleh relasi untuk model data logikal untuk mewakili entitas, relasi, dan atribut. Pertama-tama, tentukan nama relasi dengan daftar dari relasi atribut sederhana. Kemudian, identifikasi primary key dan setiap

(25)

alternate key, dan/atau foreign key. Setelah mengidentifikasi foreign key, relasi yang berisi referensi primary key diberikan.

Hubungan suatu entitas dengan entitas lain diwakili oleh mekanisme primary key/foreign key. Saat memutuskan penempatan atribut foreign key, pertama-tama harus diidentifikasi dahulu ‘parent’ dan ‘child’ dari entitas yang terlibat dalam hubungan. Entitas indukmemberikan salinan primary key ke dalam hubungan yang mewakili entitas anak, untuk bertindak sebagai foreign key.

2. Melakukan validasi relasi menggunakan normalisasi

Pada tahapan ini, dilakukan validasi pengelompokkan atribut dalam setiap relasi menggunakan aturan normalisasi. Tujuan dari normalisasi adalah memastikan sekumpulan relasi memiliki jumlah atribut yang cukup untuk mendukung kebutuhan data perusahaan. Proses normalisasi membutuhkan serangkaian langkah-langkah untuk memeriksa apakah komposisi atribut dalam relasi sudah sesuai dengan aturan bentuk normal yang diberikan seperti: First Normal Form (1NF), Second Normal Form (2NF) dan Third Normal Form (3NF). Untuk menghindari masalah yang terkait dengan redudansi data, disarankan bahwa masing-masing relasi setidaknya berada di 3NF.

3. Melakukan validasi relasi terhadap transaksi pengguna

Tujuan dari tahapan ini adalah untuk melakukan validasi model data logikan untuk memastikan bahwa model dapat mendukung transaksi yang diperlukan, sebagaimana yang tercantu dalam spesifikasi kebutuhan pengguna.

(26)

4. Memeriksa integrity constraint

Integrity constraint adalah batasan saat melindungi basis data dari kondisi tidak lengkap, tidak akurat atau tidak konsisten. Beberapa jenis batasan integritas yang harus dipertimbangkan, yaitu:

a. Required data, beberapa atribut harus mengandung nilai yang valid.

b. Atribut domain constraints, batasan harus diidentifikasi ketika memilih domain atibut untuk model data.

c. Multiplicity, merupakan batasan yang ditempatkan pada relasi antara data di dalam basis data.

d. Entity integrity, primary key dari suatu entitas tidak boleh null.

e. Referential integrity, jika foreign key berisi suatu nilai, maka nilai tersebut harus merupakan tuple yang ada pada relasi induk.

f. General constraint, update pada entitas-entitas dapat dikendalikan oleh batasan pengaturan.

Dokumentasikan semua integrity constraint dalam kamus data untuk menjadi pertimbangan selama perancangan fisik.

5. Meninjau kembali model data logikal bersama pengguna

Pada tahap ini, model data logikal harus sudah lengkap dan didokumentasikan. Pengguna diminta untuk meninjau model data logikan untuk memastikan bahwa model data dapat menjadi perwakilan dari kebutuhan data perusahaan. Jika pengguna merasa tidak puas dengan model

(27)

data, pengulangan langkah awal dalam metodologi mungkin diperlukan.

6. Menggabungkan model data logikal ke dalam model global (langkah operasional)

Langkah ini hanya diperlukan untuk perancangan basis data yang memiliki beberapa user views yang dikelola menggunakan pendekatan integrasi view. Untuk memfasilitasi deskripsi dari proses penggabungan, gunakan model data logikal lokal dan model data logikal global. Model data logikal lokal merepresentasikan satu atau lebih user views, tapi tidak semua pengguna basis data. Sedangkan model data logikal global mewakili semua user views dari basis data. Pada tahap ini, penggabungan dua atau lebih model data logikal lokal ke dalam model data logikal global tunggal dilakukan.

Aktivitas-aktivitas pada tahapan ini, antara lain:

a. Menggabungkan model data logikal lokal ke dalam model global.

b. Melakukan validasi terhadap model data logikal global.

c. Meninjau kembali model data logikal global bersama pengguna.

7. Memeriksa pertumbuhan di masa depan

Menentukan apakah ada perubahan yang signifikan di masa mendatang dan apakah model data logikal dapat mengakomodasi perubahan ini.

(28)

Physical Database Design

Perancangan basis data fisikal adalah proses pembuatan deskripsi dari implementasi basis data pada penyimpanan sekunder, menggambarkan relasi dasar, organisasi file, dan indeks yang digunakan untuk mencapai akses yang efisien terhadap data, dan setiap integrity constaint yang terkait dan langkah-langkah keamanan.

Langkah-langkah dalam perancangan basis data fisikal antara lain:

1. Menerjemahkan model data logikan untuk DBMS sasaran

Tujuan tahapan ini adalah untuk menghasilkan skema basis data relasional dari model data logikal yang dapat diimplementasikan dalam DBMS sasaran.

Bagian pertama dari tahap ini adalah menyusun infomasi yang dikumpulkan selama perancangan basis data logikal dan mendokumentasikannya ke dalam kamus data bersama dengan informasi yang dikumpulkan selama pengumpulan persyaratan maupun tahap analisis dan melakukan dokumentasi ke dalam spesifikasi sistem. Sedangkan bagian kedua dari tahap ini adalah menggunakan informasi yang dihasilkan untuk merancang relasi dasar. Proses ini membutuhkan pengetahuan yang mendalam tentang fungsi yang ditawarkan oleh DBMS sasaran.

a. Merancang relasi dasar

Tujuan dari aktivitas ini adalah untuk memutuskan bagaimana merepresentasikan relasi dasar yang diidentifikasi ke dalam model data logikal dalam DBMS sasaran.

(29)

b. Merancang representasi dari derived data

Tahap ini bertujuan untuk memutuskan bagaimana merepresentasikan derived data yang terdapat di dalam model data logikal pada DBMS sasaran.

c. Merancang general constraint

Bertujuan untuk merancang general constraint untuk DBMS sasaran. Perancangan constraint tergantung pada DBMS yang dipilih, beberapa sistem menyediakan fasilitas lebih untuk mendefinisikan general constraint.

2. Merancang organisasi file dan indeks

Tahap ini bertujuan untuk menentukan organisasi file yang optimal dengan tujuan menyimpan relasi dasar dan indeks yang diperlukan untuk mencapai peforma yang dapat diterima dengan cara menyimpan relasi dan tuples pada penyimpanan sekunder. Untuk mencapai tujuan tersebut, terdapat aktivitas-aktivitas yang harus dilakukan, antara lain:

a. Melakukan analisa transaksi

Untuk dapat melakukan perancangan basis data fisikal secara efektif, penting untuk memiliki pengetahuan tentang transaksi atau query yang akan berjalan pada basis data, termasuk informasi kulitatif dan kuantitatif. Tujuan tahapan ini adalah memahami fungsi dari transaksi yang akan berjalan pada basis data dan melakukan analisis pada transaksi-transaksi yang penting.

(30)

b. Memilih organisasi file

Salah satu tujuan dari perancangan basis data fisikal adalah menyimpan dan mengakses data dalam cara yang efisien. Dan untuk mencapai tujuan tersebut, aktivitas pada tahap ini brfungsi untuk menentukan organisasi file yang efisien untuk setiap relasi dasar sehingga penyimpanan dan akses data dapat dilakukan secara efisien.

c. Memilih indeks

Untuk menentukan apakah penambahan indeks akan meningkatkan performa sistem.

d. Memperkirakan kebutuhan disk space

Untuk melakukan estimasi jumlah disk space yang dibutuhkan oleh basis data.

3. Merancang user views

Tahap ini bertujuan untuk merancang user views yang telah diidentifikasi selama tahap pengumpulan kebutuhan dan tahap analisis dari siklus hidup pengembangan sistem basis data.

4. Merancangan mekanisme keamanan

Bertujuan untuk merancang mekanisme keamanan untuk basis data seperti yang ditentukan oleh pengguna selama tahap persyaratan dan pengumpulan pada siklus hidup pengembangan sistem basis data.

2.1.6 Entity Relationship Diagram (ERD)

Dalam mendesain database, E-R Diagram (Entity Relationship Diagram/ERD) digunakan untuk menggambarkan entitas dan relasi

(31)

pada sebuah perusahaan atau organisasi. Seperti yang dinyatakan oleh Connolly dan Begg (2010, p371), ERD adalah pendekatan top-down untuk mendesain database yang dimulai dengan mengidentifikasi data penting yang disebut entitas dan relasi antara data yang direpresentasikan dalam model.

Jadi dapat disimpulkan bahwa E-R Diagram adalah model yang merepresentasikan secara jelas entitas dan hubungan antara entitas tersebut dengan tujuan untuk membangun database.

2.1.6.1 Atribut

Pada sebuah entitas, terdapat atribut yang merupakan karakteristik dari suatu entitas. Seperti yang dinyatakan oleh Connolly & Begg (2010, p379), atribut adalah properti dari suatu entitas atau tipe relasi.

2.1.6.2 Attribute Domain

Attribute Domain merupakan nilai yang melekat pada atribut. Seperti yang dinyatakan oleh Connolly & Begg (2010, p379), attribute domain adalah nilai-nilai yang diizinkan untuk satu atau lebih atribut. Setiap atribut memiliki nilai yang disebut domain. Atibut dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

1. Simple attribute

Atribut yang terdiri dari komponen tunggal dengan keberadaan independen. Simple attribute tidak dapat dibagi menjadi komponen yang kecil. Contohnya pada entitas karyawan terdapat atribut posisi dan gaji. 2. Composite attribute

Atribut yang terdiri dari beberapa komponen, masing-masing dengan keberadaan independen. Beberapa atibut dapat dibagi menjadi komponen yang lebih kecil. Contohnya untuk atribut alamat dari entitas

(32)

kantor cabang memiliki nilai (Jalan Kumala, jakarta, 14250) dapat dibagi menjadi jalan (kumana), Kota (Jakarta) dan kode pos (14250).

3. Single-valued attribute

Atribut yang memegang nilai tunggal untuk setiap kemunculan suatu entitas. Contohnya pada entitas karyawan memiliki nilai untuk atribut ID karyawan yaitu K001.

4. Multi-valued attribute

Atribut yang memegang beberapa nilai untuk setiap kemunculan suatu entitas. Contohnya pada entitas pelanggan terdapat nomor telfon 0811-1234567 dan 0912-9876543.

5. Derived attributes

Atribut yang merupakan nilai turunan dari nilai atribut yang terkait atau sekumpulan atribut yang belum tentu dalam entitas yang sama. Contohnya nilai dari atribut durasi pada entitas penyewaan adalah hasil perhitungan dari permulaan sampai selesai peminjaman.

2.1.6.3 Keys

Keys dapat dikatakan sebagai atribut pada suatu entitas. Keys dibagi menjadi tiga yakni :

1. Candidate key

Atribut yang secara unik mengidentifikasi setiap kemunculan suatu entitas. Sebagai contoh atribut kode barang adalah candidate key untuk entitas barang dan memiliki nilai yang berbeda. Candidate key harus berisikan nilai yang unik.

(33)

2. Primary Key

Atribut yang diplih untuk mengidentifikasi secara untuk suatu entitas. Primary key harus memiliki nilai yang unik dan berbeda. Sebagai contoh pada entitas barang ditentukan primary key-nya adalah kode baang “B001”. Setelah itu kode barang selanjutnya adalah “B002” dan seterusnya.

3. Composite Key

Candidate key yang terdiri dari dua atau lebih atribut. Sebagai contoh pada entitas karyawan (memiliki atribut alamat rumah yang berisikan nama jalan, kota, negara dan kode pos yang harus diisi semua sebagai kelengkapa atribut.

2.1.6.4 Strong and Weak Entity Types

Entity types dapat dibedakan menjadi dua yakni: 1. Strong entity type

Suatu entitas yang tidak begantung pada keberadaan entitas lain.

2. Weak entity type

Suatu entitas yang bergantung pada keberadaan entitas lain.

Gambar 2.2. Strong and Weak Entity

2.1.6.5 Tipe Entitas (Entity Type)

Menurut Connolly & Begg (2010, p372), tipe entitas adalah sekumpulan objek dengan properti yang sama yang

(34)

diidentifikasi dari organisasi atau perusahaan dan memiliki keberadaan yang independen.

Entitas itu sendiri berdasarkan Connolly & Begg terdiri dari dua tipe, yaitu:

A. Strong Entity

Merupakan entitas yang keberadaannya tidak tergantung pada entitas lain. Strong entity terkadang disebut juga dengan parent, owner atau dominant entities

B. Weak Entity

Suatu entitas yang keberadaannya bergantung pada entitas lainnya. Weak entity sering disebut juga sebagai child, dependent atau subordinate.

Gambar 2.3. Tipe Entitas

2.1.6.6 Tipe Relasi (Relationship Types)

Menurut Connolly & Begg (2010, p374), tipe relasi atau relationship types adalah asosiasi yang bermakna diantara tipe entitas.

Relationship type di dalamnya memiliki derajat, yaitu jumlah entity yang ikut didalam sebuah relationship. Berdasarkan Connolly & Begg derajat relasi terdiri dari:

(35)

1. Binary Relationship

Derajat relasi yang ini adalah keterhubungan antara dua tipe entitas yang ada.

2. Ternary Relationship

Derajat relasi yang ini adalah keterhubungan antara tiga tipe entitas yang ada.

3. Quarternary Relationship

Derajat relasi yang ini adalah keterhubungan antara empat tipe entitas yang ada.

2.1.6.7 Multiplicity

Multiplicity adalah jumlah kejadian yang mungkin dari suatu entity yang berhubungan dengan kejadian tunggal dari entitas lain yang terkait melalui relasi tertentu. Multiplicity itu sendiri dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:

1. One-to-one (1..1) relationship 2. One-to-many (1..*) relationship 3. Many-to-many(*..*) relationship 2.1.7 Normalisasi

Menurut Connolly & Begg (2010, p416), normalisasi adalah suatu teknik untuk menghasilkan relasi dengan properti yang diinginkan yang berdasar kepada kebutuhan data dari suatu perusahaan atau organiasi.

Tujuan dari normalisasi adalah untuk menghilangkan redudansi data. Normalisasi terdiri dari beberapa langkah dimana setiap tahapannya memakai bentuk normal tertentu. Normalisasi dapat menghasilkan suatu bentuk yang membuat relasi menjadi dibatasi dan peka terhadap anomali.

2.1.7.1 Tingkatan normalisasi

(36)

Tabel-relasi yang berisi data yang berulang (redudansi). Syarat-syarat dari UNF:

Tentukan primary key

Buat tabel (data yang berulang) berdasarkan primary key (PK)

2. Bentuk normal pertama (1NF)

Relasi dimana tiap kolom dan baris berisi satu dan hanya satu nilai. Syarat-syarat dari 1NF:

Tentukan primary key pada 1NF

Tentukan functional dependency pada relasi

Jika terdapat ketergantungan (dependency) pada bagian dari key maka pisahkan atau hilangkan dengan cara membuat relasi baru dengan menggandakan determinan. 3. Bentuk normal kedua (2NF)

Relasi yang harus memenuhi kriteria dari 1NF dan setiap atribut non-primary key harus bergantung secara fungsional penuh pada primary-key nya. Syarat-syarat dari 2NF:

• Harus 1NF.

Tentukan primary key (PK) pada 2NF. Tentukan functional dependency pada relasi.

• Jika transitif-dependen maka hilangkan dan bentuklah relasi yang baru.

Setiap atribut yang bukn key harus bergantung secara penuh pada key-nya.

4. Bentuk normal ketiga (3NF)

Sebuah relasi dalam bentuk normal pertama dan kedua dan yang bukan atribut non-primary-key merupakan sebuah ketergantungan transitif kepada primary-key.

Syarat-syarat dari 3NF:

Tentukan primary key (PK) pada 3NF. • Harus 2NF.

(37)

• Setiap atribut lain yang bergantung pada atribut lain yang bukan key.

2.1.8 Unified Modeling Language (UML)

Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2010, p240), Unified Modeling Language atau UML adalah merupakan standar bahasa pemodelan berorientasi objek industri.

Dengan kata lain, UML dapat didefinisikan juga sebagai bahasa visual yang merupakan standar pemodelan berorientasi objek industri yang berfungsi untuk menciptakan keseragaman di dalam sistem yang berorientasi objek atau object oriented.

2.1.8.1 Activity Diagram

Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2010, p141), activity diagram adalah diagram alur kerja yang menggambarkan berbagai kegiatan pengguna atau sistem, orang yang melakukan setiap kegiatan, dan aliran sekuensial dari kegiatan ini.

(38)

Gambar 2.4. Activity Diagram

2.1.8.2 User Interface

Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2010, p531), user interface adalah bagian - bagian dari suatu sistem informasi yang memerlukan interaksi pengguna untuk membuat input dan output.

2.1.9 Internet

Menurut Williams dan Sawyer (2007, p18), internet adalah jaringan komputer seluruh dunia yang menghubungkan ratusan dari jutaan jaringan yang lebih kecil. Jaringan ini menghubungkan entitas edukasional, komersil, non profit, militer dan juga individu.

Internet dapat juga dikatakan sebagai suatu jaringan komputer yang berkembang pesat dari jutaan bisnis, pendidikan, dan jaringan pemerintahan

(39)

yang saling berhubungan dengan jumlah penggunanya lebih dari 200 negara.

2.1.10 HTML(Hyper Text Markup Language)

Menurut Turban (2003, p10), Hyper Text Markup Language (HTML) merupakan bahasa pemrograman standar yang digunakan untuk membuat dan mengenali dokumen-dokumen pada WWW.

2.1.11 Web Services

Menurut Agus Setyabudi, Budi dan Shardy di dalam Jurnal Laporan Teknis Berkala (2003, p4), web services adalah dasar dalam perkembangan distributed computing dengan basis internet. Web services yang didukung dengan open standard difokuskan pada komunikasi dan kolaborasi antar perusahaan serta aplikasi bisnis untuk menuju ke integrasi antar platform dari semua aplikasi bisnis yang berbeda.

Lebih lanjut lagi, web services merupakan pengembangan model komponen berbasis jaringan, yaitu web services mempunyai service atau application logic yang dapat diakses melalui internet. Web services memberikan kemudahan untuk membangun aplikasi dengan komponen, method, dan service dari application logic yang ada di internet.

2.1.12 PHP: Hypertext Processor

Menurut Connoly dan Begg (2005, p1014), PHP merupakan salah satu open source HTML yang terkenal yang didukung oleh berbagai web server.

Secara sederhana, PHP dapat dikatakan sebagai bahasa pemrograman yang digunakan di dalam merancang suatu web.

(40)

2.2 Teori Khusus

2.2.1 Pengertian Karyawan

Menurut A.A Waskito (2009:265), karyawan adalah orang dalam sebuah lembaga (kantor, perusahaan dan sebagainya) dengan mendapat gaji (upah), karyawan juga disebut sebagai pegawai, buruh, pekerja.

Karyawan menurut pendapat penulis adalah identitas seseorang didalam suatu lembaga dengan mempeoleh imbalan dari hasil kerjanya.

2.2.2 Kepegawaian

2.2.2.1 Istilah - Istilah kepegawaian

Menurut Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 yang berisi tentang Pokok-pokok Kepegawaian yang di dalam undang-undang tersebut di atur pokok-pokok mengenai kedudukan kewajiban, hak, dan pembinaan pegawai negeri. Untuk dapat memahami lebih lanjut tentarg kepegawaian, maka di bawah ini akan disebutkan pengertian beberapa istilah dalam kepegawaian. Seperti yang dikutip dari situs rider-system.net , istilah-istilah tersebut adalah:

• Kepegawaian

Menurut penjelasan umum dalam Undang-Undang (UU) Nomor 8 Tahun 1974 disebut bahwa yang dimaksud dengan Kepegawaian adalah segala hal-hal mengenai kedudukan, kewajiban, hak, dan pembinaan pegawai negeri. • Pegawai Negeri

Secara sederhana pengertian "Pegawai Negeri adalah seseorang yang bekerja pada instansi/lembaga pemerintah dat digaji dengan anggaran pemerintah". Dalam UU Nomor 43 Tahun 1999 yang dimaksud dengan Pegawai Negeri adalah setiap warga negara Republik Indonesia yang telah memenuhi syarat yang ditentukan, diangkat oleh pejabat

(41)

yang berwenang dan diserahi tugas dalam suatu jabatan negeri, atau diserahi tugas negara lainnya dan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku".

Pegawai Negeri terdiri atas :

a. PNS;

b. Anggota TNI;

c. Anggota POLRI; Sedangkan PNS terdiri dari : PNS Pusat dan PNS Daerah.

Dalam pengertian pegawai negeri terdapat unsur-unsur warga negara Republik Indonesia yang memenuhi syarat yang ditentukan, diangkat oleh pejabat yang berwenang, diserahi tugas dalam suatu jabatan negeri, dan digaji menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pejabat yang berwenang

Pejabat yang berwenang adalah pejabat yang berwenang mengangkat, memindahkan, dan memberhentikan pegawai negeri berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku. Dalam pasal 25 undang-undang Nomor 43 Tahun 1999 disebutkan pengangkatan, pemindahan, dan pemberhantian pegawai negeri sipil dilakukan oleh Presiden.

Pejabat Pembina Kepegawaian

Pejabat pembina kepegawaian adalah pimpinan departemen/lembaga pemerintah non departemen/kesekretariatan lembaga tinggi negara/daerah provinsi/daerah kabupaten/daerah kota yang diberi delegasi sebagian wewenang Presiden untuk mengangkat,

(42)

memindahkan, dan memberhentikan pegawai negeri sipil di lingkungannya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dalam pangertian tersebut terdapat dua pejabat pembina kepegawaian, yaitu pejabat pembina kepegawaian pusat dan pejabat pembina kepegawaian daerah contoh : Menteri yang memimpin Departemen (Menteri Keuangan dan sebagainya), Kepala LAN, Pimpinan Kesekretariatan, dan Gubernur Kepala Daerah Provinsi/ Bupati.

Pejabat yang berwajib

Pejabat yang berwajib adalah pejabat yang karena jabatan atau tugasnya berwenang melakukan tindakan hukum berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku Contoh: POLRI dan Jaksa.

Pejabat Negara

Pejabat negara adalah pimpinan dan anggota lembaga tinggi negara sebagaimana dimaksud dalam UUD 1945 dan amandemennya dan pejabat negara lainnya yang ditentukan oleh undang-undang.

Menurut pasal 11 UU Nomor 43 Tahun 1999, pejabat negara terdiri atas:

a. Presiden dan Wakil Presiden;

b. Ketua Wakil Ketua dan Anggota MPR;

c. Ketua Wakil Ketua dan Anggota DPR;

d. Ketua, Wakil Ketua, Ketua Muda, dan Hakim Agung pada Mahkamah Agung serta Ketua" Wakil Ketua dan Hakim pada semua Badan Peradilan;

(43)

e. Ketua, Wakil Ketua dan Anggota DPA;

f. Ketua, Wakil Ketua, dan Anggota BPK;

g. Menteri dan jabatan setingkat menteri;

h. Kepala Perwakilan Republik Indonesia di luar negeri yang berkedudukan sebagai Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh;

i. Gubemur dan Wakil Gubemur;

j. Bupati dan Wakil Bupati;

k. Walikota dan Wakil Walikota;

l. Pejabat Negara lainnya yang ditentukan oleh undang-undang.

Kedudukan, kewajiban, dan hak pejabat negara tidak sama dengan pegawai negeri karena ketentuan perundang-undangan yang mengaturnya berbeda-Contoh: gaji pokok pejabat negara lebih besar dari gaji pokok pegawai negeri, pensiun pokok pejabat negara besamya 1% per bulan, sedangkan pegawai negeri 2,5% per tahun.

Jabatan Negeri

Jabatan negeri adalah jabatan dalam bidang eksekutif yang ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan, termasuk di dalamnya jabatan dalam kesekretariatan lembaga tertinggi atau tinggi negara dan kepaniteraan pengadilan. Jabatan dalam bidang eksekutif, contohnya jabatan Menteri, Gubemur/Bupati/Walikota, jabatar-jabatan pada BUMN/BUMD, pegawai desa, dan jabatan-jabatan dalam pegawai negeri.

(44)

Jabatan Karier

Jabatan karier adalah jabatan struktural dan jabatan-jabatan fungsional yang hanya dapat diduduki pegawai negeri sipil. Contoh : Sekretaris Jenderal, Direktur Jenderal, Sekretaris Ditjen, Kepala Kantor Wilayah, Kepala Bidang, Kepala Kantor, Kepala Subbidang, Kepala Subbagian Umum, Pemeriksa Pajak, Penilai PBB, Widyaiswara, Arsiparis, Pustakawan, dan lain-lain.

Jabatan Organik

Jabatan organik adalah jabatan negeri yang menjadi tugas pokok pada suatu satuan organisasi pemerintah.

Manajemen Pegawai Negeri Sipil

Manajemen Pegawai Negeri Sipil adalah keseluruhan upaya-upaya untuk meningkatkan efisiensi, efektivitas, dan derajat profesionalisme penyelenggaraan tugas, fungsi, dan kewajiban kepegawaian yang meliputi perencanaan, pengadaan, pengembangan kualitas, penempatan, promosi, penggajian, kesejahteraan, dan pemberhentian.

Pegawai Negeri Sipil Pusat (PNS Pusat)

PNS Pusat adatah PNS yang gajinya dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belarja Negara dan bekerja pada Departemer/ Lembaga Pemerintah Non Departemen, Kesekretariatan Lembaga Tinggi Negara, Instansi Vertikal di daerah provinsi/kabupaten/kota, Kepaniteraan Pengadilan, atau PNS Daerah dipekerjakan untuk tugas negara lainnya. Contoh : PNS Departemen Keuangan yang tersebar dari daerah Sabang sampai Merauke tetap disebut PNS Pusat.

(45)

PNS Daerah

PNS Daerah adalah PNS yang gajinya dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dan bekerja pada Pemerintah Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota.

2.2.2.2 Pengertian Perekrutan

Seperti yang dikutip dari lib.uin-malang.ac.id, perekrutan adalah proses pencarian dan pemikatan para calon pekerja yang mampu untuk melamar sebagai pekerja yang sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.

2.2.2.3 Pengertian Pengelolaan

Pengelolaan dapat diartikan sebagai pengaturan atau pengurusan terhadap sesuatu hal. Seperti yang dikutip daru eprints.uny.ac.id, pengelolaan dapat juga dikatakan sebagai suatu rangkaian pekerjaan atau usaha yang dilakukan oleh sekelompok orang untuk melakukan serangkaian kerja dalam mencapai tujuan tertentu.

2.2.2.4 Pengertian Pengunduran Diri

Di dalam sebuah hubungan kerja, biasanya seorang pegawai terikat dalam melakukan pekerjaannya. Pengunduran diri berarti pekerja tersebut menyatakan berhenti atau keluar dari pekerjaan yang dilakukannya. Seperti yang dikutip dari kerjanya.net, untuk melakukan pengunduran diri ini, seorang pegawai harus menyatakannya melalui surat secara formal ke bagian yang bersangkutan.

(46)

2.2.2 Alih Daya

Menurut Jurnal The Winners (2011, p3), alih daya adalah tenaga dari luar perusahaan yang memiliki nilai untuk membuat suatu kegiatan dapat diseleseaikan di dalam perusahaan itu sendiri.

Alih daya adalah pemindahan pekerjaan dari satu perusahaan ke perusahaan lain. Hal ini biasanya dilakukan untuk memperkecil biaya produksi atau untuk memusatkan perhatian kepada hal utama dari perusahaan tersebut.

2.2.3 Peraturan Pemerintah

Kepmenakertrans Nomor 19 Tahun 2012 pasal 24 yang ditetapkan pada tanggal 14 November 2012 bahwa perusahaan penyedia jasa pekerja/ buruh harus memenuhi persyaratan berbentuk badan hukum Perseroan Terbatas (PT) yang didirikan berdasarkan peraturan perundangan-undangan.

(47)

2.2.4 Kerangka Berfikir

(48)

Gambar

Gambar 2.1. Database Development Life Cycle
Gambar 2.3. Tipe Entitas
Gambar 2.4. Activity Diagram
Gambar 2.5. Kerangka Berfikir

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Bagaimana pemahaman orang tua calon peserta didik baru mengenai tata cara PPDB on line di lima Wilayah SMP Negeri

"Untuk menjawab pertanyaan- mu yang lain: pemimpin awam adalah orang yang mempu- nyai pekerjaan sekuler (bukan keagamaan), tetapi mereka juga bekerja dalam gereja. Mereka

pemasungan pada klien gangguan jiwa di Desa Sungai Arpat Kecamatan Karang Intan Kabupaten Banjar berdasarkan karakteristik pekerjaan pada masyarakat yang tidak bekerja

Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Melalui Penerapan Model Teams Games Tournament (TGT) Berbantuan Media Laci Kartu Soal Pada Siswa Kelas IV SD 6

Adapun tujuan yang ingin di capai dalam perencanaan Bangunan Fasilitas Road Race Game Center adalah untuk mendesain suatu bangunan sirkuit bertaraf nasional dengan mengutamakan

Pelajar dapat mengemukakan, menghurai dan menganalisis aktiviti utama yang dilaksanakan bersesuaian dengan konteks dalam 4 aspek dan mencapai tahap maksimum

Untuk itu Panwaslih Kabupaten Gayo Lues telah mengelola dan menatausahakan surat dan arsip sesuai dengan Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor 16 Tahun 2015

Setelah Roni menjawab penulis mencatat dan kemudian bertanya lagi “bagaiman Etnis Sumba menjalani hubungan komunikasi dengan Etnis Maluku?” sambil meminum Es Teh