• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Muara Kabupaten Tapanuli Utara (02º15’-02º22’ LU dan 98º49’-98º58’ BT) dengan ketinggian tempat 900 sampai dengan 1640meterdi atas permukaan laut yang dilaksanakan dari bulan Mei 2013 sampai dengan September 2013 dan Laboratorium System Informasi Global (GIS). Analisis Tanah dilaksanakan di Laboratorium Riset dan Teknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara serta Labor atorium Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sumatera Utara.

Bahan dan Alat

Adapun bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel tanah yang diambil dari setiap Satuan Peta Lahan (SPL), serta bahan-bahan yang digunakan untuk analisis di laboratorium.

Adapun alat yang digunakan adalah Peta Kecamatan Muara, Peta Jenis Tanah, Peta Kemiringan Lereng, GPS (Global Positioning System), bor tanah, kertas label, kantong plastik, karet gelang, cangkul, kamera untuk mendokumentasi kegiatan, spidol, alat tulis, serta alat-alat ya ng digunakan untuk analisis di laboratorium.

Metode Penelitian

Penelitian ini dilakuka n de ngan metode sur vei yang terdiri dari tiga tahapa n, yaitu seba gai berikut:

Tahap pe rsiapan

Sebelum kegiatan penelitian dilakukan maka terlebih dahulu diadakan rencana penelitian, konsultasi dengan dosen pembimbing, telaah pustaka, penyusunan usulan penelitian, pengadaan peta-peta yang dibutuhkan, dan persiapan alat dan bahan yang akan digunakan dalam penelitian ini.

Pengumpulan data iklim untuk Kecamatan Muara selama 10 tahun (2002-2012) diperoleh dari Stasiun Klimatologi meliputi data: curah hujan, temperatur, dan kelembaban udara.

Perolehan Satuan Peta Lahan (SPL) ditentukan dengan teknik overlay berdasarkan peta jenis tanah, peta kemiringan lereng, dan peta ketinggian tempat yang dihasilkan dari peta topografi dengan skala 1:50000.

Tahap kegiatan di lapanga n

- Pengamatan karakteristik lahan pada setiap Satuan Peta Lahan (SPL) di lapa ngan yaitu:

1. Drainase: Dengan melihatnya ada tidaknya karatan/ konkresi tanah pada setiap SPT dilaksanaka n dengan mengebo r tanah setiap kedalaman 10 cm.

2. Tekstur: tanah diambil setiap SPT dan diukur di labor atorium pertanian USU dengan metode hydrometer.

3. Kedalaman tanah : mengebor tanah setiap kedalaman 20 cm ada tidaknya akar.

4. KTK : tanah diambil setiap SPT kemudian diukur di laboratorium pertanian USU dengan metode ekstraksi NH4OAc pH 7

5. pH: tanah diambil setiap SPT kemudian diukur di laboratorium pertanian USU dengan metode elektrometri (1 : 2,5).

6. Kejenuhan Basa: tanah diambil setiap SPT kemudian diukur di laboratorium pertanian USU NH4 Asetat 1 N pH 7NH4 Asetat 1 N pH 7. 7. C-organik : tanah diambil setiap SPT kemudian diukur di laboratorium

pertanian USU dengan metode Walkey and Black. 8. Lereng : diukur dengan menggunakan alat climonometer

- Pengambilan sampel tanah di setiap Satuan Peta Lahan (SPL) dilakuka n secara zig- zag dengan jarak 500 meter pada kedalaman 0-30 cm lalu dikompositkan dari beberapa lokasi pada SPL yang sama. Kemudian dimasukkan sampel tanah tersebut ke dalam plastik dengan berat tanah + 2 kg serta diberi label lapangan.

Tahap pengo lahan data

Pengolahan data dilakuka n de ngan metode Matching yaitu membandingkan karakteristik lahan pada setiap SPL dengan kriteria kelas kesesuaian lahan tanaman kopi arabika (Coffea arabica L.) menurut Djaenudin,

dkk (2003). Karakteristik lahan yang digunakan sebagai parameter dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Temperatur (tc) 6. Bahaya erosi (eh)

– Temperatur rata-rata (0C) : - lereng

– Ketinggian tempat (m dpl) - Bahaya eros i 2. Ketersediaan air (wa) 7. Bahaya banjir (fh)

– Curah huj an tahunan rata-rata (mm) - Genangan

3. Ketersediaan oksigen (oa) 8. Penyiapan lahan (lp)

- Drainase - Batuan di Permuka an (%)

4. Media perakaran (rc) - Singkapa n Batuan (%) - Tekstur metode hydrometer

– Bahan kasar (%)

– Kedalaman tanah (cm) 5. Retensi hara (nr)

– KTK (me/100 g) metode ekstraksi NH4OAc pH 7

– pH H2O metode elektrometri (1 : 2,5)

– Kejenuhan basa (%) NH4 Asetat 1 N pH 7

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

a. Iklim

Data iklim yang diperoleh dari BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika) yang mencakup kawasan Kecamatan Muara Kabupaten Tapanuli Utara yaitu, curah hujan, temperatur, untuk jangka waktu 10 tahun terakhir (2003 – 2012) dapat dilihat dari Tabel 1 dan 2.

Adapun data-data iklim yang diperolehdengan rata-rata sebagaiberikut :

- Curah huj an rata-rata tahunan : 2513 mm - Suhu udara rata-rata tahunan : 19,53 °C

Tabel 1. Data CurahHujanKecamatanMuaraKabupatenTapanuli Utara 10

TahunTerakhir(2003-2012)

CURAH HUJAN (mm)

Tahun Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec Total

2003 370.0 330.0 224.0 261.0 110.0 323.0 280.0 212.0 144.0 303.0 307.0 291.0 3155.0 2004 247.0 426.0 123.0 336.0 42.0 62.0 199.0 31.0 335.0 464.0 332.0 392.0 2933.0 2005 161.0 138.0 239.0 152.0 85.0 66.0 123.0 202.0 104.0 161.0 269.0 184.0 1884.0 2006 297.0 106.0 143.0 195.0 142.0 125.0 46.0 81.0 322.0 354.0 385.0 204.0 2400.0 2007 217.0 260.0 263.0 383.0 134.0 311.0 184.0 164.0 295.0 269.0 241.0 164.0 2885.0 2008 376.0 84.0 260.0 330.0 141.0 267.0 83.0 270.0 162.0 376.0 273.0 250.0 2872.0 2009 153.0 220.0 289.0 247.0 22.0 171.0 44.0 175.0 143.0 207.0 314.0 291.0 2276.0 2010 175.0 142.0 240.0 182.0 189.0 88.0 91.0 130.0 261.0 127.0 143.0 165.0 1933.0

2012 221.0 251.0 220.0 201.0 57.0 91.0 228.0 290.0 99.0 239.0 342.0 311.0 2550.0 Rata-rata 244.2 210.6 221.1 250.8 116.4 153.6 129.3 168.4 199.2 271.0 298.2 250.3 2513.1

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa Kecamatan Muara memiliki curah hujan tahunan rata-rata sebesar 2513 mm. Bila dicocokkan dengan kesesuaian lahan unt uk tanaman kopi arabika, Kecamatan Muara memiliki kelas kelas kesesuaian lahannya menjadi sesuai marginal / S3.

Data temperatur yang mencakup Kecamatan Muara Kabupaten Tapanuli Utara untuk 10 tahun terakhir (2003-2012), dapat diihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Data TemperaturKecamatanMuaraKabupatenTapanuli Utara 10 Tahun

Terakhir(2003-2012)

TEMP ERATUR (°C )

Tahun Jan Fe b Mar Apr May Jun Jul Aug Se p Oct Nov De c Rata-rata/ tahun 2003 20.0 20.3 20.2 20.5 20.0 19.9 19.7 19.8 19.8 19.6 20.4 20.3 20.04 2004 20.2 20.2 20.3 20.5 20.0 19.8 19.5 19.3 20.0 20.0 20.1 20.2 20.00 2005 19.7 19.8 19.9 20.0 20.1 20.0 19.9 19.5 20.5 20.2 20.3 20.2 20.00 2006 20.1 20.3 20.3 20.3 20.3 20.2 19.6 19.7 19.9 20.1 20.2 20.3 20.10 2007 19.9 20.2 20.4 20.6 20.4 20.1 19.5 19.9 20.0 19.7 19.8 20.3 20.06 2008 20.2 19.9 19.6 20.3 19.7 19.8 19.8 19.6 19.6 19.6 20.2 20.0 19.85 2009 19.7 19.6 20.0 20.1 20.1 19.8 19.6 19.7 20.0 20.3 19.9 20.1 19.90 2010 20.1 20.6 20.3 20.3 20.8 20.5 20.0 19.8 20.1 19.6 20.0 19.8 20.15 2011 20.0 20.0 20.2 20.4 20.2 20.0 19.7 19.7 20.0 19.9 20.0 20.1 20.01 2012 19.7 19.9 19.8 19.7 19.8 20.0 19.6 19.3 19.6 19.9 20.0 20.1 19.78 Rata-Rata 20.0 20.1 20.1 20.3 20.1 20.0 19.7 19.6 20.0 19.9 20.1 20.1 19.53

Menurut kriteria kesesuaian lahan untuk kopi arabika Djaenuddin, dkk (2003), dimana temperatur yang dibutuhkan adalah (16 – 22) °C. Untuk Kecamatan Muara Kabupaten Tapanuli Utara diperoleh rata-rata temperatur adalah 19,53 °C, sehingga kelas kesesuaian lahannya menjadi sangat sesuai / S1 (16 – 22) °C untuk tanaman kopi arabika.

b. Kemiringan Lereng

Dari hasil analisis data kontur lembar Muara (0618 – 34) diperoleh peta kemiringan lereng. Sesuai dengan kriteria Djaenuddin, dkk (2003) untuk tanaman kopi arabika di Kecamatan Muara Kabupaten Tapanuli Utara, maka kriteria kemiringan lereng untuk tanaman kopi arabika adalah sebagai berikut :0 – 8% (S1), 8-16% (S2), 16 – 30% (S3)dan> 30% (N).

Penyebaran kemiringan lereng di Kecamatan Muara Kabupaten Tapanuli Utara menurut kriteria diatas dapat dilihat pada Gambar 1.

Ga mbar1.Peta Ke miringanLerengKeca matanMuaraKabupatenTapanuli Utara

c. Ketinggiantempat

Berdasarkan informasi yang diperoleh dari petani kopi arabika di Kecamata Muara, ketinggian tempat mempengaruhi pertumbuhan tanaman kopi

arabika. Hal ini terlihat di lapangan bahwa pada ketinggian tempat900-1300 meter di atas permukaan laut banyak ditemukan tanaman kopi arabika sedangkan pada ketinggian tempat >1300 meter di atas permukaan laut tidak ditemukan tanaman kopi arabika di daerah tersebut. Peta ketinggian tempat Kecamatan Muara dapat dilihat pada Gambar 2.

Ga mbar2.Peta KetinggianTe mpatKeca matanMuaraKabupatenTapanuli Utara

d. Jenis Tanah

Berdasarkan Peta Land Unit Lembar Sidikalang, diketahui untuk Kecamatan Muara Kabupaten Tapanuli Utara. Maka didapatkan kriteria pengelompokan jenis tanah di Kecamatan Muara.

Penyebaran jenis tanah di Kecamatan Muara Kabupaten Tapanuli Utara menurut kriteria diatas dapat dilihat pada Gambar 3.

Ga mbar3.PetaJenis Tanah Keca matanMuaraKabupatenTapanuli Utara

e. SatuanPetaLahan (SPL)

Berdasarkan hasil analisis dan teknik overlay peta jenis tanah, peta kemiringan lereng, dan peta ketinggian tempat Kecamatan Muara dan criteria kesesuaian lahan menuru tDjaenuddin (2003) yaitu :

- Semua kemiringan lereng diatas 30 % diabaikan - Batu, lembah/jurang diabaikan.

Sehingga SPL yang memenuhi persyaratan diatas terdiri dari 3 SPL. Dapat dilihat pada Tabel 3 yaitu:

Tabel 3. Karakteristik Lahan SPL (Sat uan Peta Lahan)

SatuanPeta Jenis Tanah Kemiringan Ketinggian Luas (Ha) Lahan Lereng (%) Tempat

(SPL) (mdp l)

SPL 1 Inseptisol 0-8 900-1300 741 SPL 2 Inseptisol 8-16 900-1300 13 SPL 3 Inseptisol 16-30 900-1300 609

Ga mbar4.Peta SPL Kopi arabikaMuaraKabupatenTapanuli Utara

Dari hasilpengamatandilapangandandilaboratorium, makakelaskesesuaianlahantanaman kopi arabika (Coffea arabicaL.) untuk setiap Satuan

Tabel 4. Kesesuaian Lahan TanamanKopi Arabika (Coffea arabicaL.)Untuk SPL (SatuanPetaLahan) 1

Karakteristik Data Kelas

Kesesuaian Aktual Kelas Kesesuaian Potensial Temperatur (tc) Temp. rata-rata (oC) 19,53 S1 S1

Ketersediaan air (wa)

Curah huj an rata-rata (mm) 2513 S3 S3

Ketersediaan oksigen (oa)

Drainase Baik S1 S1

Media Pe rakaran (rc)

Teks tur Lempung liat

berpasir (ah) S1 S1 Bahan Kasar (%) >15 S2 S2 Kedalaman tanah (cm) >100 S1 S1 Retensi Hara (nr) KTK (me/100 gr) 14,75 S2 S1 Kejenuhan Basa (%) 20,73 S3 S1 pH H20 5,28 S3 S1 C-organik (%) 4,34 S1 S1

Bahaya Erosi (eh)

Lereng (%) 1-2 S1 S1

Bahaya Eros i (ton/ha/thn) Sangat rendah S1 S1 Bahaya banjir (fh)

Genangan F0 S1 S1

Batuan di permuka an (%) <5 S1 S1

Singkapan batuan (%) <5 S1 S1

Kesesuaian Lahan aktual S3 (wa, nr) Kesesuaian Lahan potensial S3 (wa)

Kelas kesesuaian lahan aktual untuk tanaman kopi arabika pada SPL 1adalah sesuai marginal/S3 (wa, nr) dengan faktor pembatas ketersediaan air yaitu curah huj an rata – rata da n retensi hara yaitu kejenuhan basa da n pH H20. Setelah

dilakuka n usaha pe rba ika n maka diperoleh

kelaskesesuaianlahanpotensialnyaadalahsesuai marginal /S3 (wa) dengan faktor pembatas ketersediaan air yaitu curah hujan rata – rata.

Tabel 5. Kesesuaian Lahan TanamanKopi arabika (Coffea arabicaL.) Untuk SPL (SatuanPetaLahan) 2

Karakteristik Data Kelas

Kesesuaian Aktual Kelas Kesesuaian Potensial Temperatur (tc) Temp. Rata-rata (oC) 19,53 S1 S1

Ketersediaan air (wa)

Curah huj an rata-rata (mm) 2513 S3 S3

Ketersediaan oksigen (oa)

Drainase Baik S1 S1

Media Pe rakaran (rc)

Teks tur Lempung liat

berpasir (ah) S1 S1 Bahan Kasar (%) >15 S2 S2 Kedalaman tanah (cm) >100 S1 S1 Retensi Hara (nr) KTK (me/100 gr) 13,00 S2 S1 Kejenuhan Basa (%) 20,05 S3 S1 pH H20 4,70 S3 S1 C-organik (%) 3,05 S1 S1

Bahaya Erosi (eh)

Lereng (%) 16 S2 S1

Bahaya erosi (ton/ha/thn) Sangat rendah S1 S1 Bahaya banjir (fh)

Penyiapan lahan (lp)

Batuan di permuka an (%) >5 S2 S1

Singkapan batuan (%) >5 S2 S1

Kesesuaian Lahan aktual S3 (wa, nr) Kesesuaian Lahan potensial S3 (wa)

Kelas kesesuaian lahan aktual untuk tanaman kopi arabika pada SPL 2 adalah sesuai marginal/S3 (wa, nr) dengan faktor pembatas ketersediaan air yaitu curah huj an rata – rata dan faktor pembatas retensi hara yaitu kejenuhan basa dan pH H20. Setelah dilakukan usaha perbaikan maka diperoleh kelaskesesuaianlahanpotensialnya adalahsesuai marginal /S3 (wa) dengan faktor pembatas ketersediaan air yaitu curah hujan rata – rata.

Tabel 6. Kesesuaian Lahan TanamanKopi arabika (Coffea arabicaL.) Untuk SPL (SatuanPetaLahan) 3

Karakteristik Data Kelas

Kesesuaian Aktual Kelas Kesesuaian Potensial Temperatur (tc) Temp. Rata-rata (oC) 19,53 S1 S1

Ketersediaan air (wa)

Curah huj an rata-rata (mm) 2513 S3 S3

Ketersediaan oksigen (oa)

Drainase Baik S1 S1

Media Pe rakaran (rc)

Teks tur Lempungberliat

(ah) S1 S1 Bahan Kasar (%) >15 S1 S1 Kedalaman tanah (cm) >100 S1 S1 Retensi Hara (nr) KTK (me/100 gr) 22,38 S1 S1 Kejenuhan Basa (%) 15,15 S3 S1 pH H20 5,37 S3 S1 C-organik (%) 3,05 S1 S1

Bahaya Erosi (eh)

Lereng (%) 20 S3 S2

Bahaya erosi (ton/ha/thn) Sangat rendah S1 S1 Bahaya banjir (fh)

Genangan F0 S1 S1 Penyiapan lahan (lp)

Batuan di permuka an (%) >5 S2 S1

Singkapan batuan (%) >5 S2 S1

Kesesuaian Lahan aktual S3 (wa, nr, eh) Kesesuaian Lahan potensial S3 (wa)

Kelas kesesuaian lahan aktual untuk tanaman kopi arabika pada SPL 3adalah sesuai marginal /S3(wa, nr, eh) dengan faktor pembatas ketersediaan air yaitu curah hujan rata – rata, faktor pembatas retensi hara yaitu pH H20 dan kejenuhan basa dan faktor pembatas bahaya erosi yaitu lereng. Setelah dilakukan usaha perba ikan maka diperoleh kelaskesesuaianlahanpotensialnya adalah sesuai marginal /S3 (wa) dengan faktor pembatas ketersediaan air yaitu curah hujan rata – rata.

Pembahas an

Berdasarkan hasil pencocokan karakteristik lahan dengan kriteria kesesuaian lahan untuk tanaman kopi arabika menurut Djaenuddin, dkk (2003), pada SPL 1 yaitusesuai marginal / S3 (wa, nr). Faktorpembatasnyaadalahcurahhujan rata-rata danretensiharakejenuhanbasadan pH H2OdanC-organik. Permasalahan curah hujan rata – rata tidak dapat dilakukan usaha perbaikan. Permasalahan kejenuhan basa, pH tanah dan C-organik dapat dilakukan usaha perbaikan dengan beberapa cara, yaitu pemupuka n, penambahan bahan organik, pengapuransehinggakesesuaianlahanpotensialnyasesuaimarginal / S3 (wa)denganfaktorpembatasketersediaan air yaitucurahhujan rata-rata.

Kelaskesesuaianlahanaktualuntuk tanaman kopi arabika menurut Djaenuddin, dkk (2003), pada SPL 2 yaitusesuai marginal / S3 (wa, nr). Faktorpembatasnyaadalahcurahhujan rata-rata danretensiharakejenuhanbasadan pH H2OdanC-organik. Permasalahan curah hujan rata – rata tidak dapat dilakukanusaha perbaikan. Permasalahan kejenuhan basa, pH tanah dan C-organik dapat dilakukan usaha perbaikan dengan beberapa cara, yaitu pemupuka n,

penambahan ba han or ganik,

pengapuransehinggakesesuaianlahanpotensialnyasesuai marginal / S3 (wa)denganfaktorpembatasketersediaan air yaitucurahhujan rata-rata.

Kelaskesesuaianlahanaktualuntuk tanaman kopi arabika menurut Djaenuddin, dkk (2003), pada SPL 3yaitusesuai marginal / S3 (wa, nr, eh). Faktorpembatasnyaadalahcurahhujan rata-rata danretensiharakejenuhanbasadan pH H2OdanC-organikdanfaktorpembatasbahayaerosiyaitulereng.Permasalahan curah huj an rata – rata tidak dapat dilakukan usahaperbaikan, kejenuhan basa, pH tanah da n C-organik dapat dilakukan usaha perbaikan dengan beberapa cara, yaitu pemupuka n, penambahan bahan organik, pengapurandanpermasalahankemiringanlerengdapatdilakukanusahaperbaikandeng

ancarapenguranganlajuerosi, pembuatanteras, penanamantanamanpenutuptanahsehinggakesesuaianlahanpotensialnyasesuai

marginal / S3 (wa)denganfaktorpembatasketersediaan air yaitucurahhujan rata-rata.

Dengan menggunakan metode pencocokkan (matching) antara data karakteristik tanah da n ke sesuian lahan untuk tanaman kop i arabika (Djaenudin,

dkk, 2003), maka diperoleh kesesuaian lahan aktual dan potensial untuk setiap SPL yang dapat dilihat pada Tabel 7 berikut ini.

Tabe l7.Ke lasKesesuaianLahanAktualdanPote nsialSe tiap SPL

SPL Ke lasKesesuaianLahan

Aktual Pote nsial Luas (ha)

1 S3 (wa,nr) S3 (wa) 741

2 S3 (wa,nr) S3 (wa) 13

3 S3 (wa,nr,eh) S3 (wa) 609

Kesimpulan

1. Ada empat Satuan Peta Lahan (SPL) untuk tanaman kopi arabika di Kecamatan Muara yaitu SPL 1, SPL 2, dan SPL 3.

2. Kelas kesesuaian lahan aktual untuk tanaman kopi arabika pada SPL 1,dan SPL 2adalah sesuai marginal / S3 (wa, nr) dengan faktor pembatas ketersediaan air dan retensi hara sedangkan pada SPL 3kelas kesesuaian lahan aktualnya adalah sesuai marginal / S3 (wa, nr, eh) dengan faktor pembatas ketersediaan aair, retensi hara dan bahaya erosi.

3. Kelas kesesuaian lahan potensialuntuk tanaman kopi arabika pada SPL 1, SPL 2, dan SPL 3 adalah sesuai marginal / S3 (wa) dengan faktor pembatas ketersediaan airyaitucurahhujan yang terlalutinggi.

4. Potensi luas lahan untuk pertanaman kopi arabika di Kecamatan Muara adalah 1.363 ha.

Saran

Perlu dilakukanpemilihankomoditas lain yang sesuai agar penggunaanlahanlebihefektifdanefisienkarenakesesuaianlahantanaman kopi arabika di kecamatanmuaramemilikifaktorpembatascurahhujan yang tinggidanketinggiantempat.

DAFTAR PUSTAKA

AAK. 2004. Pedoman Bertanam Kopi arabika. Kanisius, Yogyakarta.

Arsyad, S. 2009. Konservasi Tanah dan Air. IPB Press, Bogor.

BPS.2009. BPS KabupatenTapanuli Utara.

____.2010.Tapanuli Utara DalamAngka 2011.

____.2011.Tapanuli Utara DalamAngka 2012.

Damanik, M. M. B., B. E. Hasibuan, Fauzi, Sarifuddin, dan H. Hanum.2011. Kesuburan Tanah da nPemup uka n. USU Press, Meda n.

Djaenudin, D. 2008. Penentuan Model UsahataniTanamanPanganpadaLahanSawahBerdasarkanEvaluasilahan.

PenelitiUtamaBidangPemetaan Tanah danEvaluasiLahanBBSDL.Jurnal.IptekPangan vol. 3 No. 2.Diakses 10 Maret

2013.

Marwan, Subagio, dan A. Hidayat. 2003. PetunjukTeknisEvaluasiLahanUntukKomoditasPertanian.

Foth, H. D. 1994. Dasar-DasarIlmu Tanah EdisiKeenam.Terjemahan S.Adisoemarto.PenerbitErlangga, Jakarta.

Hakim, N., M.Y. Nyakpa, A.M. Lubis, S.G. Nugroho, M.A. Diha, G.B. Hong danH.H. Baailey, 1986. Dasar-DasarIlmuTanah.,Universitas Lampung Press, Lampung.

Hardjowigeno, S., 2003.Ilmu Tanah. AkademiPressindo, Jakarta.

______________danWidiatmaka , 2007. EvaluasiKesesuaianLahandan

PerencanaanTatagunaLahan. GadjahMada University Press, Yogyakarta.

Muhklis. 2007. Analisis Tanah Tanaman. USU Press, Medan.

_______, Sarifuddin, H. Hanum. 2011. Kimia Tanah Teori dan Aplikasi. USU Press, Medan.

Rahayu, E, danBerlian,N. 1999.PedomanBertanam Kopi arabika.Penebar Swadaya, Jakarta.

Rayes, M. L. 2007. MetodeInventarisasiSumberDayaLahan. Penerbit ANDI,

Yogyakarta.

Ritung, S., Wahyunto, F. Agus, dan H. Hidayat. 2007. Panduan Evaluasi Kesesuaian Lahan Dengan Contoh Peta Arahan Penggunaan Lahan Kabupaten Aceh Barat. Balai Penelitian Tanah dan World Agroforestry Center. Diakses 10 Maret 2013.

Samadi, B. danCahyono, B., 2005. Kopi arabikaIntensifikasi Usaha Tani.Kanisius, Yogyakarta.

Soekartawi. 1995. Analisis Usaha Tani. Universitas Indonesia Press, Jakarta.

Sutanto, R., 2005. Dasar-DasarIlmu Tanah, KonsepdanKenyataan, PenerbitKanisius, Yogyakarta.

Dokumen terkait