• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

2.4 Ester Asam Lemak

Ester adalah turunan asam karboksilat yang dibentuk oleh gugus alkoksi dan asil merupakan salah satu dari kelas-kelas senyawa organik yang sangat berguna, dapat diubah melalui berbagai proses menjadi aneka ragam senyawa lain (Fessenden dan Fessenden, 1992). Rumus umum ester adalah RCOOR’, merupakan senyawa seperti garam yang berasal dari asam karboksilat. Sama dengan asamnya, tetapi kata asam

Asam Lemak Tak

Jenuh

Rumus Molekul Sumber

(asal) Titik Cair (oC) Palmitoleat CH3(CH2)5-CH(CH2)7COOH minyak kacang dan jagung 33 Oleat CH3(CH2)7CH=CH(CH2)7COOH disebagian besar minyak dan lemak 14 Linoleat CH3(CH2)4CH=CHCH2CH=CH(CH2)7COOH Minyak biji kapas, biji lin, biji poppy -11 Linolenat CH3CH2CH=CHCH2CH=CHCH2CH=CH(CH2)7COOH Minyak perilla, biji lin -

diganti nama gugus alkilnya yang menggantikan atom hidrogen dari gugus karboksilnya. Contohnya adalah metil asetat atau metil etanoat, propil asetat (Besari et al, 1982).

Ester diturunkan dari asam dengan mengganti gugus -OH dan gugus -OR. Ester dinamai dengan cara yang sama dengan garam asam karboksilatnya. Bagian R dari gugus -OR ditulis dahulu, diikuti dengan nama asam dengan akhiran -at. Bila asam karboksilat dan alkohol dipanaskan dengan kehadiran katalis asam (biasanya HCl atau H2SO4) kesetimbangan tercapai dengan ester dan air, proses ini disebut

dengan esterifikasi Fischer (Hart, 2003). Ester-ester umumnya mempunyai bau yang enak, seperti rasa buah dan wangi buah-buahan atau bagian tumbuhan yang lain yang memiliki aroma bau yang enak (Hart, 1990).

Ester asam lemak terdapat dalam bentuk ester antara gliserol dengan asam lemak ataupun dengan phospat seperti phospolipid. Disamping itu ada juga ester antara asam lemak dengan alkoholnya yang membentuk monoester terdapat pada minyak jojoba. Ester asam lemak sering dimodifikasi baik untuk bahan makana maupun untuk bahan surfaktan, aditif, detergen dan lain sebagainya (Endo et al, 1997).

2.5 Ozonolisis

Ozonolisis (pemaksapisahan oleh ozon) telah banyak digunakan untuk menetapkan struktur senyawa tak jenuh karena reaksi ini menyebabkan degradasi molekul besar menjadi molekul yang lebih kecil yang dapat diidentifikasi. Ozonolisis terdiri dari dua reaksi yang terpisah, yaitu:

1. Oksidasi alkena oleh ozon menjadi ozonida, dimana dengan mengalirkan ozon

kedalam larutan alkena akan ikatan π untuk menghasilkan zat antara tak stabil

Contoh reaksi yang terjadi yaitu: C C H3C H CH3 CH3 + O3 O C C O O H3C H CH3 CH3 2- metil-2- butena ozon

1,2,3- trioksolana O O C C O H3C H CH3 CH3 ozonida 1,2,4- trioksolana

Gambar 2.3 Reaksi Oksidasi Alkena oleh Ozon

2. Oksidasi atau reduksi ozonida tersebut. Jika ozonida itu diselesaikan secara reduktif, maka karbon monosubstitusi alkil/aril dari alkena asli akan menghasilkan suatu aldehida dan untuk dua substituen alkil akan menghasilkan keton.

Reaksi yang terjadi yaitu:

O O C C O H3C H CH3 CH3 Zn H+, H2O H3C C O H + H3C C CH3 O

1,2,4- trioksolana aldehid keton

Gambar 2.4 Reaksi Reduksi Ozonida Menjadi Aldehida

Jika diikuti penyelesaian oksidatif, maka karbon monosubstitusi akan menghasilkan asam karboksilat. Dalam kasus kedua ini, karbon disubstitusi alkena akan menghasilkan keton.

O O C C O H3C H CH3 CH3 1,2,4- trioksolana H2O2, H+ H3C C OH O H3C C CH3 O +

asam karboksilat keton

Gambar 2.5 Reaksi Oksidasi Ozonida Menjadi Aldehida

(Fessenden dan Fessenden, 1986).

2.6 Aldehida

Gugus karbonil dari aldehida terikat paling sedikit satu atom hidrogen tetapi keton terikat pada dua atom karbon. Dengan rumus umum dari senyawa aldehida adalah sebagai berikut.

R H

O

Gambar 2.6 Aldehida

Gugus dalam alkohol atau eter. Alasan yang mungkin untuk karbonil lebih polar daripada gugus C-O pembesaran kepolaran ini adalah bahwa elektron pi yang mobil lebih mudah tertarik ke oksigen yang elektronegatif daripada elektron sigma dari C-O (Fessenden dan Fessenden, 1986). Senyawa aldehida secara umum diberi nama dengan mengganti akhiran -na pada alkana dengan –al. Rantai utamanya harus mengandung gugus –CHO dan atom karbon pada CHO diberi prioritas dengan nomor terendah (Riswiyanto, 2010).

Aldehida bereaksi dengan beberapa zat pengoksidasi yaitu pereaksi Tollens (Ag+ dalam larutan NH3), pereaksi Benedict (Cu2+ dalam larutan natrium sitrat) dan

pereaksi Fehling (Cu2+ dalam larutan natrium tartat). Pereaksi ini mengoksidasi aldehida menjadi asam karboksilat dan ditandai dengan perubahan warna. Aldehida akan mereduksi pereaksi Fehling dan Benedict sedangkan ia sendiri akan teroksidasi

dan ditandai dengan terbentuknya endapan merah bata Cu2O (Sarker dan Lutfun,

2007).

Aldehida juga diperoleh dari hasil ozonolisis senyawa oleokimia yang memiliki ikatan rangkap seperti minyak kedelai. Dimana dengan penggunaan larutan KI yang bertujuan untuk memecah ozon yang tidak bereaksi sebelum gas bebas ke udara dan menentukan bahwa telah terbentuknya aldehida yang ditunjukkan dengan gas warna biru dalam wadah karena adanya ozon. Serta direduksi dengan penambahan serbuk Zn dalam larutan asam asetat dan hasil yang diperoleh berupa minyak aldehida, pelargonaldehida (C9), malonaldehida (C3), dan kaproaldehida (C6) (Gravier et al, 2012; Maggolo et al, 1961).

Contoh-contoh reaksi aldehida dengan senyawa lain: a. Oksidasi dengan reagen Tollens

b. Reduksi menjadi alkohol

C O

H2 + Ni, Pt, atau Pd

LiAlH4 atau NaBH, H+

C H

OH

c. Adisi Nukleofilik pereaksi Grignard

C O + RMgX C R OMgX H3O+ C R OH (Morrison, 2002). d. Adisi turunan ammonia

C O + NH2OH C NHOH OH C OH + H2O hidroksilamin oksim (Riswiyanto, 2009). CH3CHO + 2Ag(NH3)2+ + 3OH- 2Ag + CH3COO- + 4NH3 + 2H2O

larutan bening

cermin perak

C O H3C H CH3NH2 + H + C NHCH3 H H3C

etanal metilamina imina

+ H2O

(Patrick, 2003).

Salah satu jalan untuk membuat aldehida adalah dengan jalan ozonolisis alkena. Atom karbon yang terlibat dengan ikatan rangkap yang mempunyai atom hidrogen akan membentuk aldehida (Siregar, 1988).

2.7 Anilina

Anilina memiliki bentuk cairan berminyak berwarna jernih sampai kecoklatan. Berbau amis. Berat molekul anilina yaitu 93,13 dengan rumus molekul C6H5NH2. Anilina

memiliki nama lain aminobenzena atau benzenamin. Adapun sifat-sifat anilina yaitu:

Titik didih : 184o C Titik beku : -6o C Titik nyala : 228o C Berat jenis : 1,0217 g/mL

Kelarutan : larut dalam air sebesar 3,5%, larut dalam metanol, eter, aseton, benzen, kloroform, pelarut organik, air dingin dan air panas.

Anilina banyak digunakan sebagai bahan antioksidan, akselerator, dan vulkanisir dalam industri karet, digunakan dalam pembuatan analgin, isopropil antipirin, obat sulfat, oksifen butazon, dan vitamin B2 dalam industri farmasi, digunakan dalam industri pembuatan pestisida, digunakan dalam industri pembuatan bahan peledak, digunakan sebagai zat antara dalam industri pembuatan bahan kimia dan bahan pewarna sintetis, digunakan dalam pembuatan parfum, digunakan dalam industri resin dan pernis (Sumber bahan BPOM RI).

Sifat-sifat kimia dari anilina (Priyatmono, 2010):

1. Halogenasi senyawa anilina dengan Brom dalam larutan sangat encer menghasilkan endapan 2, 4, 6 tribromo anilina.

2. Pemanasan anilina hipoklorida dengan senyawa anilina sedikit berlebih pada tekanan sampai 6 atm menghasilkan senyawa difenilamina.

3. Hidrogenasi katalitik pada fase cair pada suhu 135-1700C dan tekanan 50-500 atm menghasilkan 80% sikloheksamin (C6H11NH2). Sedangkan hidrogenasi

anilina pada fase uap dengan menggunakan katalis nikel menghasilkan 95% sikloheksamina. 2 11 6 2 2 5 6H NH 3H C H NH C + →

4. Nitrasi anilina dengan asam nitrat pada suhu -200C menghasilkan mononitroanilina dan nitrasi anilina dengan nitrogen oksida cair pada suhu 00C menghasilkan 2, 4 dinitrophenol.

Anilina dapat dibuat dengan nitrasi benzena, kemudian mereduksi nitrobenzena dengan Zn, Sn, atau Fe dan asam klorida (Rappoport, 2007).

Y

NO

2+ Y NO2

reduksi

Y NH2

Gambar 2.7 Reaksi Pembuatan Anilina

2.8 Fenilhidrazin

Fenilhidrazin (C6H8N2) mempunyai berat molekul 108, tedapat sebagai kristal kuning

hingga coklat pucat atau sebagai cairan berminyak kekuningan, dengan berat jenis 1,1848 g/mL, titikbeku 19,60C, titik didih 243,40C, dan tekanan uap 133 Pa pada 720C. Larut dalam air (rentang nilai 145-837 g/L pada 240C) dan dapat bercampur dengan alkohol, eter, kloroform, benzena, dan aseton. Fenilhidrazin diproduksi secara komersil dengan diazosiasi dari anilina yang diikuti reduksi senyawa azo.

Fenilhidrazin digunakan secara luas terutama sebagai senyawa kimia intermediet dalam farmakologi, agrokimia, dan kimia industri. Fenilhidrazin menyerap dengan kuat sinar ultraviolet dalam rentang yang signifikan di lingkungan,

kemungkinan akan berubah warna jika terkena cahaya matahari, lambat terjadi penguraian warna dalam difusi siang hari tanpa adanya oksigen. Adanya oksigen menyebabkan fenilhidrazin mengalami autoksidasi, reaksi dipercepat oleh cahaya dan panas, substansi akan menjadi coklat kemerahan pada udara terbuka sebagai hasil dari autoksidasi ini (WHO, 2000).

Berikut ini adalah reaksi pembuatan fenilhidrazin (Coleman, 1941):

Gambar 2.8 Reaksi Pembuatan Fenilhidrazin

Dokumen terkait