• Tidak ada hasil yang ditemukan

ESTIMASI AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN 4 CRITICAL ACCOUNTING JUDGMENTS AND ESTIMATES Dalam penerapan kebijakan akuntansi Grup, yang

dijelaskan dalam Catatan 3, direksi diwajibkan untuk membuat pertimbangan, estimasi dan asumsi tentang jumlah tercatat aset dan liabilitas yang tidak tersedia dari sumber lain. Estimasi dan asumsi yang terkait didasarkan pada pengalaman historis dan faktor-faktor lain yang dianggap relevan. Hasil aktualnya mungkin berbeda dari estimasi tersebut.

In the application of the Group accounting policies, which are described in Note 3, the directors are required to make judgments, estimates and assumptions about the carrying amounts of assets and liabilities that are not readily apparent from other sources. The estimates and associated assumptions are based on historical experience and other factors that are considered to be relevant. Actual results may differ from these estimates.

Estimasi dan asumsi yang mendasari ditelaah secara berkelanjutan. Revisi estimasi akuntansi diakui dalam periode dimana estimasi tersebut direvisi jika revisi hanya mempengaruhi periode tersebut, atau pada periode revisi dan periode masa depan jika revisi mempengaruhi periode saat ini dan masa depan.

The estimates and underlying assumptions are reviewed on an ongoing basis. Revisions to accounting estimates are recognised in the period in which the estimate is revised if the revision affects only that period, or in the period of the revision and future periods if the revision affects both current and future periods.

Pertimbangan Kritis dalam Penerapan

Kebijakan Akuntansi Critical Judgments in Applying AccountingPolicies

Di bawah ini adalah pertimbangan kritis, selain dari estimasi yang telah diatur, dimana direksi telah membuat suatu proses penerapan kebijakan akuntansi Grup dan memiliki pengaruh paling signifikan terhadap jumlah yang diakui dalam laporan keuangan konsolidasian.

Below are the critical judgments, apart from those involving estimations, that the directors have made in the process of applying the Group accounting policies and that have the most significant effect on the amounts recognized in the consolidated financial statement.

Konsolidasian CTPI, Entitas Anak Consolidation of CTPI, Subsidiary CTPI terlibat dalam Perkara Perdata yang

melibatkan pemegang saham pengendali CTPI sebelumnya sebagaimana dijelaskan dalam Catatan 45. Dalam Perkara Perdata ini, Penggugat mendalilkan bahwa PT. Berkah Karya Bersama (Berkah) melakukan perbuatan melawan hukum dengan melaksanakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa CTPI pada tanggal 18 Maret 2005 (“RUPSLB 18 Maret 2005”). RUPSLB 18 Maret 2005 tersebut menurut Berkah merupakan realisasi dari Investment Agreement tahun 2002 (berikut Supplemental Agreement tahun 2003), yang memberikan hak atas 75% saham CTPI kepada Berkah, yang pada tahun 2006 diambil alih dan dipegang PT. Media Nusantara Citra Tbk (MNC). Pada tanggal 2 Oktober 2013, Mahkamah Agung Republik Indonesia telah menjatuhkan putusan terhadap permohonan kasasi yang diajukan oleh Penggugat dengan amar putusannya antara lain: mengabulkan permohonan kasasi dari Para Pemohon Kasasi dan membatalkan Putusan

CTPI is involved in a Civil Case lawsuit involving its former controlling shareholders as discussed in Note 45. In this civil case lawsuit, the Plaintiff asserted that PT. Berkah Karya Bersama (Berkah) committed an illegal act by conducting CTPI’s Extraordinary General Meeting of Shareholders on March 18, 2005 (“EGMS March 18, 2005”). According to Berkah, EGMS March 18, 2005 was a realization of the 2002 Investment Agreement (along with the 2003 Supplemental Agreement), which gave the right over the 75% ownership interest in CTPI to Berkah, such ownership interest was acquired and held by PT. Media Nusantara Citra Tbk (MNC) in 2006. On October 2, 2013, the Supreme Court of the Republic of Indonesia rendered a decision on the cassation petition filed by the Plaintiff, ruling among other matters: to grant the cassation petition of the Cassation Petitioners and cancel the decision of the Jakarta Superior Court, and to declare null and void all agreements arising from and all consequences of the decisions of CTPI’s EGMS dated March 18,

(Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) Pengadilan Tinggi Jakarta, membatalkan dan

menyatakan tidak sah dan tidak berkekuatan hukum atas berikut segala perikatan yang timbul dari segala akibat hukum dari RUPSLB CTPI tanggal 18 Maret 2005, 19 Oktober 2005 dan 23 Desember 2005, menghukum Tergugat I (Berkah) untuk mengembalikan keadaan Turut Tergugat I (CTPI) seperti keadaan semula sebelum dilakukannya RUPSLB CTPI tanggal 18 Maret 2005, 19 Oktober 2005 dan 23 Desember 2005.

2005, October 19, 2005 and December 23, 2005; and to sentence Defendant I (Berkah) to restore the original condition of Co-Defendant I (CTPI) as it was before the actions of CTIP’s EGMS dated March 18, 2005, October 19, 2005 and December 23, 2005.

Pada tanggal 29 Oktober 2014 Mahkamah Agung Republik Indonesia telah menjatuhkan Putusan Peninjauan dengan amar putusannya menolak permohonan peninjauan kembali yang diajukan Berkah. Selanjutnya pada tanggal 12 Desember 2014, Majelis Arbitrase BANI telah menjatuhkan Putusan dengan amar putusan antara lain menyatakan Berkah berhak atas 75% saham CTPI sampai dengan sebelum Berkah mengalihkan saham tersebut kepada MNC.

On October 29, 2014, the Supreme Court of the Republic of Indonesia rendered a decision to reject the petition for Reconsideration filed by Berkah. Then on December 12, 2014, the BANI Tribunal has handed down a decision by the ruling among other Berkah is entitled to 75% of the CTPI’s shares before Berkah transfers the shares to MNC.

Pada tanggal 29 April 2015, Pengadilan Negeri Jakarta Pusat telah membatalkan keputusan BANI.

On April 29, 2015, the Central Jakarta District Court has annulment the decision of BANI. Pada tanggal 22 Mei 2015, Berkah telah

mengajukan Kasasi ke Mahkamah Agung.

On May 22, 2015, Berkah has filed an appeal to the Supreme Court.

MNC tidak pernah dan tidak dilibatkan sebagai pihak dalam Perkara Perdata ini dan perkara lain yang berhubungan dengan perkara ini sehingga secara hukum putusan apapun atas Perkara Perdata ini tidak mengikat MNC dan tidak merubah posisi kepemilikan saham MNC atas CTPI saat ini. Selanjutnya, pada tanggal penerbitan laporan keuangan konsolidasian, manajemen MNC belum menerima surat pemberitahuan dari instansi peradilan yang berwenang dan atau CTPI mengenai adanya eksekusi terhadap Keputusan Mahkamah Agung Republik Indonesia yang dimaksud di atas.

MNC has not been and is not included as a party in this or any related civil case lawsuit, and therefore by law, any award in such civil case will not be binding against MNC and does not change MNC’s current ownership over CTPI shares. Furthermore, as of the issuance date of the consolidated financial statements, the management of MNC has not received a notification letter from an authorized judicial authority and/or from CTPI about the execution of the Decision of the Supreme Court of the Republic of Indonesia mentioned above.

Berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia, entitas anak dikonsolidasikan sejak tanggal pihak pengakuisisi memperoleh pengendalian sampai dengan saat pengendalian tersebut hilang. Pengendalian diperoleh antara lain ketika pihak pengakuisisi memiliki kekuasaan untuk mengatur kebijakan keuangan dan operasional entitas berdasarkan anggaran dasar atau perjanjian sehingga memperoleh keuntungan dari aktivitas tersebut.

Under the Indonesian Financial Accounting Standards, a subsidiary is consolidated from the date the acquirer obtains control up to the time the control is lost. Control is achieved, among other matters, where the acquirer has the power to govern the financial and operating policy of an entity so as to obtain benefits from its activities.

Manajemen MNC berpendapat, setelah berkonsultasi dengan konsultan hukum yang ditunjuk oleh MNC, tidak terdapat perubahan dalam hal bagaimana CTPI dikelola dan dikendalikan sejak MNC mengakuisisi CTPI, sehingga berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia, CTPI masih dapat dikonsolidasikan pada tanggal 30 Juni 2015 dan 31 Desember 2014.

Management of MNC believes, after consulting with MNC’s legal counsel, there has been no change in the manner in which CTPI is being managed and controlled since CTPI’s acquisition by MNC, as such, based on the Indonesian Financial Accounting Standards, CTPI can still be consolidated as of June 30, 2015 and December 31, 2014.

(Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) Ringkasan laporan keuangan CTPI pada tanggal

30 Juni 2015 dan 31 Desember 2014 serta untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2015 dan 2014 yang termasuk dalam laporan keuangan konsolidasian adalah sebagai berikut:

The summary of CTPI’s financial statements as of June 30, 2015 and December 31, 2014 and for the six months period then ended June 30, 2015 and 2014 that included in the consolidated financial statements are as follows:

30 Juni / 31 Desember/

June 30, December 31,

2015 2014

Jumlah aset 2.437.187 2.121.912 Total assets

Jumlah liabilitas 361.218 313.525 Total liabilities

Pendapatan usaha - bersih 769.333 1.583.920 Revenues-net

Laba bersih 267.583 486.177 Net Income

Sumber Estimasi Ketidakpastian Key Sources of Estimation Uncertainty

Asumsi utama mengenai masa depan dan sumber estimasi ketidakpastian utama lainnya pada akhir periode pelaporan, yang memiliki risiko signifikan yang mengakibatkan penyesuaian material terhadap jumlah tercatat aset dan liabilitas dalam periode pelaporan berikutnya dijelaskan dibawah ini:

The key assumptions concerning future and other key sources of estimation uncertainty at the end of the reporting period, that have a significant risk of causing a material adjustment to the carrying amounts of assets and liabilities within the next financial year are discussed below:

Rugi Penurunan Nilai Pinjaman yang Diberikan dan Piutang

Impairment Loss on Loans and Receivables

Grup menilai penurunan nilai pinjaman yang diberikan dan piutang pada setiap tanggal pelaporan. Dalam menentukan apakah rugi penurunan nilai harus dicatat dalam laba rugi, manajemen membuat penilaian, apakah terdapat bukti objektif bahwa kerugian telah terjadi. Manajemen juga membuat penilaian atas metodologi dan asumsi untuk memperkirakan jumlah dan waktu arus kas masa depan yang direview secara berkala untuk mengurangi perbedaan antara estimasi kerugian dan kerugian aktualnya. Nilai tercatat pinjaman yang diberikan dan piutang telah diungkapkan dalam Catatan 7 dan 8.

The Group assesses its loans and receivables for impairment at each reporting date. In determining whether an impairment loss should be recorded in profit or loss, management makes judgment as to whether there is an objective evidence that loss event has occurred. Management also makes judgment as to the methodology and assumptions for estimating the amount and timing of future cash flows which are reviewed regularly to reduce any difference between loss estimate and actual loss. The carrying amount of loans and receivables are disclosed in Notes 7 and 8.

Taksiran Masa Manfaat Ekonomis Aset Tetap dan Properti Investasi

Estimated Useful Lives of Property and Equipment and Investment Properties

Masa manfaat setiap aset tetap dan properti investasi Grup ditentukan berdasarkan kegunaan yang diharapkan dari aset tersebut. Estimasi ini ditentukan berdasarkan evaluasi teknis internal dan pengalaman atas aset sejenis. Masa manfaat setiap aset direview secara periodik dan disesuaikan apabila prakiraan berbeda dengan estimasi sebelumnya karena keausan, keusangan teknis dan komersial, hukum atau keterbatasan lainnya atas pemakaian aset. Namun terdapat kemungkinan bahwa hasil operasi dimasa mendatang dapat dipengaruhi secara signifikan oleh perubahan atas jumlah serta periode pencatatan biaya yang diakibatkan karena perubahan faktor yang disebutkan di atas.

The useful life of each item of the Group’s property and equipment, and investment properties are estimated based on the period over which the asset is expected to be available for use. Such estimation is based on internal technical evaluation and experience with similar assets. The estimated useful life of each asset is reviewed periodically and updated if expectations differ from previous estimates due to physical wear and tear, technical or commercial obsolescence and legal or other limits on the use of the asset. It is possible, however, that future results of operations could be materially affected by changes in the amounts and timing of recorded expenses brought about by changes in the factors mentioned above.

(Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) Entitas anak menyusutkan satelit transponder

secara garis lurus selama taksiran masa manfaat satelit, yaitu 15 tahun, sejak tanggal satelit awal diluncurkan ke ruang angkasa atau waktu yang lebih singkat jika peraturan tidak memperbolehkan manajemen untuk mengoperasikan satelit transponder dengan umur 15 tahun. Masa manfaat selama 15 tahun ditentukan berdasarkan evaluasi teknis internal. Masa manfaat dari satelit transponder ditinjau secara berkala dan diperbarui jika estimasi berbeda dari perkiraan sebelumnya yang disebabkan karena pemakaian fisik, usang, masalah teknis atau komersial dan batas-batas hukum atau lainnya atas penggunaan satelit transponder. Dengan demikian, terdapat kemungkinan bahwa hasil operasi di masa datang dapat terpengaruh secara material oleh perubahan jumlah dan waktu dalam biaya yang tercatat yang disebabkan oleh perubahan faktor-faktor tersebut di atas.

The subsidiary depreciates the satellite on a straight-line basis over the satellite’s estimated useful life of 15 years, from the date the satellite was originally launched to the space, or a shorter period if regulations prevent management from operating the satellite to 15 years. The estimated useful life of 15 years is based on internal technical evaluation. The estimated useful life of satellite transponder is reviewed periodically and updated if expectations differ from previous estimates due to physical wear and tear, technical or commercial obsolescence and legal or other limits on the use of the satellite transponder. Accordingly, it is possible that future results of operations could be materially affected by changes in the amounts and timing of recorded expenses brought about by changes in the factors mentioned above.

Nilai tercatat properti investasi dan aset tetap diungkapkan dalam Catatan 12 dan 13.

The carrying amounts of investment properties and property and equipment are disclosed in Notes 12 and 13.

Penurunan Nilai Goodwill Impairment of Goodwill

Menentukan apakah suatu goodwill turun nilainya mengharuskan estimasi nilai pakai unit penghasil kas dimana goodwill dialokasikan. Perhitungan nilai pakai mengharuskan manajemen untuk mengestimasi arus kas masa depan yang diharapkan timbul dari unit penghasil kas yang menggunakan tingkat pertumbuhan yang tepat dan tingkat diskonto yang sesuai untuk perhitungan nilai kini.

Determining whether goodwill is impaired requires an estimation of the value in use of the cash- generating units to which goodwill has been allocated. The value in use calculation requires the management to estimate the future cash flows expected to arise from the cash-generating unit using an appropriate growth rate and a suitable discount rate in order to calculate present value.

Nilai tercatat goodwill diungkapkan dalam Catatan 14.

The carrying amount of goodwill is disclosed Note 14.

Imbalan Kerja Employee Benefits

Penentuan liabilitas imbalan kerja tergantung pada pemilihan asumsi tertentu yang digunakan oleh aktuaris dalam menghitung jumlah tersebut. Asumsi tersebut termasuk antara lain tingkat diskonto dan tingkat kenaikan gaji. Realisasi yang berbeda dari asumsi Grup diakumulasi dan diamortisasi selama periode mendatang dan akibatnya akan berpengaruh terhadap jumlah biaya serta liabilitas yang diakui di masa datang. Walaupun asumsi Grup dianggap tepat dan wajar, namun perubahan signifikan pada kenyataannya atau perubahan signifikan dalam asumsi yang digunakan dapat berpengaruh secara signifikan terhadap liabilitas imbalan kerja Grup.

The determination of employee benefits obligations is dependent on selection of certain assumptions used by actuaries in calculating such amounts. Those assumptions include among others, discount rate and rate of salary increase. Actual results that differ from the Group’s assumption are accumulated and amortized over future periods and therefore, generally affect the recognized expense and recorded obligation in future periods. While it is believed that the Group’s assumptions are reasonable and appropriate, significant differences in actual results or significant changes in assumptions may materially affect the Group’s employee benefit obligation. Nilai tercatat liabilitas imbalan kerja diungkapkan

dalam Catatan 40.

The carrying amount of employee benefits obligation is disclosed in Note 40.

(Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)

5. KAS DAN SETARA KAS 5. CASH AND CASH EQUIVALENTS

30 Juni / 31 Desember/ June 30, December 31,

2015 2014

Kas 33.282 12.794 Cash on hand

Bank Cash in bank

Rupiah Rupiah

Pihak berelasi Related party

Bank MNC Internasional 201.878 111.351 Bank MNC Internasional

Pihak ketiga Third parties

Bank Central Asia 61.003 40.278 Bank Central Asia

Bank Mandiri 42.486 36.505 Bank Mandiri

Lainnya (di bawah 5%) 105.503 39.789 Others (below 5% each)

Dolar Amerika Serikat U.S. Dollar

Pihak berelasi Related party

Bank MNC Internasional 42.100 7.366 Bank MNC Internasional

Pihak ketiga Third parties

Industrial and Commercial Industrial and Commercial Bank of China 149.367 11.922 Bank of China

Standard Chartered Bank 112.083 195.731 Standard Chartered Bank Bank Central Asia 4.060 12.599 Bank Central Asia

JP Morgan - 43.617 JP Morgan

Lainnya (di bawah 5%) 85.925 21.056 Others (below 5% each)

Deposito berjangka Time deposits

Rupiah Rupiah

Pihak berelasi Related party

Bank MNC Internasional 126.000 179.000 Bank MNC Internasional

Pihak ketiga Third parties

Bank Rakyat Indonesia 16.400 439.400 Bank Rakyat Indonesia Lainnya (di bawah 5%) 9.539 18.936 Others (below 5% each)

Dolar Amerika Serikat U.S. Dollar

Pihak berelasi Related party

Bank MNC Internasional 32.364 314.098 Bank MNC Internasional Lainnya (di bawah 5%) 255 979 Others (below 5% each)

Jumlah 1.022.245 1.485.421 Total

Tingkat bunga per tahun Interest rates per annum

Deposito berjangka Time deposits

Rupiah 4,50% - 9,50% 7,25% - 10,00% Rupiah Dolar Amerika Serikat 0,25% - 3,80% 0,25% - 4,50% U.S. Dollar

(Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) 6. INSTRUMEN KEUANGAN LANCAR PADA NILAI

WAJAR 6. CURRENT FINANCIAL INSTRUMENTS AT FAIRVALUE

30 Juni / 31 Desember/

June 30, December 31,

2015 2014

Nilai wajar melalui laba rugi (FVTPL) Fair value to profit or loss (FVTPL)

Reksadana 993.756 969.256 Mutual funds

Efek diperdagangkan 1.024.522 924.057 Equity securities held for trading

Obligasi 84.000 84.000 Bonds

Unit link 19.842 20.178 Unit-Linked

Dana kelolaan - 264.878 Managed funds

Lainnya 8.302 8.345 Others

Bank yang dibatasi penggunaannya Restricted cash in banks and

dan deposito berjangka 216.205 393.665 time deposits

Jumlah 2.346.627 2.664.379 Total

Reksadana Mutual Funds

30 Juni / 31 Desember/

June 30, December 31,

2015 2014

Pihak berelasi - PT. MNC Asset Related parties - PT. MNC Asset

Management (Catatan 42) Management (Note 42)

MNC Dana Kombinasi 827.983 560.748 MNC Dana Kombinasi

MNC Dana Lancar 134.786 207.489 MNC Dana Lancar

MNC Dana Ekuitas - 175.797 MNC Dana Ekuitas

MNC Dana Dollar 27.324 25.222 MNC Dana Dollar

MNC Dana Kombinasi ICON 3.663 - MNC Dana Kombinasi ICON

Jumlah 993.756 969.256 Total

Nilai wajar unit penyertaan reksadana ditentukan berdasarkan nilai aset bersih unit penyertaan reksadana pada tanggal pelaporan. Pada tanggal 30 Juni 2015 dan 2014, keuntungan belum direalisasi atas reksadana tersebut masing-masing sebesar Rp 32.149 juta dan Rp 19.878 juta diakui dalam laba rugi.

The fair values of mutual funds are based on net asset value of the funds as of reporting date. As of June 30, 2015 and 2014, unrealized gain on mutual funds amounting to Rp 32,149 million and Rp 19,878 million, respectively, were recognized in the profit or loss.

Efek Diperdagangkan Equity Securities Held for Trading

Nilai wajar saham diperdagangkan didasarkan pada harga pasar saham yang tercatat di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 30 Juni 2015 dan 31 Desember 2014.

The fair values of the trading equity securities are based on the quoted market price in the Indonesia Stock Exchange on June 30, 2015 and December 31, 2014.

Obligasi Bonds

Di tahun 2014, MNC membeli Obligasi Berkelanjutan I tahun 2013 dengan nilai nominal Rp 40.000 juta di tahun 2013 dan tambahan Rp 44.000 juta di tahun 2014 yang diterbitkan oleh PT. MNC Kapital Indonesia Tbk, pihak berelasi, seharga 100% dari nilai nominal. Obligasi ini jatuh tempo tanggal 5 Juli 2018 dengan tingkat bunga tetap sebesar 12% per tahun dan dibayar setiap 3 bulan.

In 2014, MNC purchased Sustainable Bonds I year 2013 with a face value of Rp 40,000 million in 2013 and another Rp 44,000 million in 2014, which was issued by PT. MNC Kapital Indonesia Tbk, a related party, amounting to 100% of face value. The bonds will be due on July 5, 2018 with fixed interest rate at 12% per annum payable on a quarterly basis.

(Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) MNC dapat mencairkan obligasi yang dimilikinya

setiap saat melalui pasar sekunder.

MNC can redeem the bonds at any time in the secondary market.

Di tahun 2011, Perusahaan membeli Obligasi MNC Securities yang jatuh tempo tanggal 5 Juli 2014 dengan tingkat bunga tetap sebesar 12,5% per tahun dan dibayar setiap 3 bulan. Obligasi telah dicairkan pada saat jatuh tempo.

In 2011, The Company purchased MNC Securities bonds which was due on July 5, 2014 with fixed interest rate at 12.5% per annum payable on a quarterly basis. Bonds was redeemed at maturity.

Unit Link Unit Link

Pada tahun 2014, Grup melakukan investasi pada unit link yang dikelola oleh PT. MNC Life Assurance, pihak berelasi, dengan nilai nominal Rp 20.000 juta.

In 2014, the Group invested in unit link managed by PT. MNC Life Assurance, a related party, amounted to Rp 20,000 million.

Pada tanggal 30 Juni 2015 dan 31 Desember 2014, kerugian dan keuntungan belum direalisasi atas unit link tersebut masing-masing sebesar Rp 335 juta dan Rp 178 juta diakui dalam laba rugi.

As of June 30, 2015 and December 31, 2014, unrealized loss and gain on unit link amounting to Rp 335 million and Rp 178 million, respectively, were recognized in the profit or loss.

Dana Kelolaan – Pihak Ketiga Managed Funds – Third Parties

30 Juni/ 31 Desember/

June 30, December 31,

2015 2014

Freestyle International Ltd (Freestyle) - 170.878 Freestyle International Ltd (Freestyle)

A through Z Investment Limited (ATZ) - 94.000 A through Z Investment Limited (ATZ)