BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.3 Estimasi dan Hasil Regresi Model Kointegrasi
Model kointegrasi digunakan untuk menganalisis apakah trend dari nilai variabel tak bebas bergerak dengan arah yang sama dengan trend variabel bebasnya, sehingga tercapai keseimbangan jangka panjang. Untuk mendapatkan nilai residual term yang akan diuji kointegrasi dilakukan regresi persamaan linier dengan berdasarkan asumsi kenormalan “Model Regresi Linier Normal Klasik”. Estimasi terhadap model tabungan dan investasi swasta yang dilakukan dengan metode Ordinary Least Square (OLS) menurut persamaan sebagai berikut:
• Model Tabungan Swasta
Ln S = + 1 LnGNDIt + 2 LnRt + 3 LnPt + 4 Dummy + t
………….………...(4.3)
= konstanta
Ln S = logaritma tabungan swasta riil
LnGNDI = logaritma Real Gross National Disposable Income
LnR = tingkat suku bunga riil
LnP = tingkat inflasi
D = dummy variable, D = 0, untuk periode sebelum krisis ekonomi (1984-1997)
D = 1, untuk periode setelah krisis ekonomi (1998-2003)
1, 2, 3, 4 = koefisien regresi
Jhon Polman F. L. Purba : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tabungan Dan Investasi Swasta Di Indonesia, 2008.
USU Repository © 2009
Hasil yang diperoleh untuk persamaan diatas yaitu :
LS = -0,502 + 0,896*LGNDI + 0,309*LR + 0,316*LP – 0,274*D1…..(4.4) t-stat ( -0,141) ( 3,596) (2,232) ( 1,591) ( -1,740)
R2 = 0.561806 DW Stat = 2,122523
Adj.R2 = 0.436608 F-stat = 4,487330
• Model Investasi Swasta
Ln I = + 1 LnYt + 2 LnPt + 3 LnRt + 4 LnGIYt + 5 Dummy +
t…...…(4.5)
Ln I = logaritma investasi swasta riil
LnY = logaritma pendapatan nasional riil
LnP = tingkat inflasi
LnR = tingkat suku bunga riil
LnGIY = logaritma rasio investasi pemerintah terhadap PDB
D = dummy variable, D = 0, untuk periode sebelum krisis ekonomi (1984-1997)
D = 1, untuk periode setelah krisis ekonomi (1998-2003)
1, 2 , 3, 4, 5 = koefisien regresi
= error term
Untuk persamaan model investasi swasta diperoleh hasil : LI = -9,969 + 1,545*LY - 0,112*LR + 0,012*LP - 0,240*LGIY - 0,521*D1...(4.6) t-stat ( -9,879) (21,351) (1,860) (-0,286) (-2,449) (-5,498) R2 = 0,980717 DW Stat = 1,798793 Adj.R2 = 0,973300 F-stat = 132,2338 4.3.1 Uji Kointegrasi
Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah terjadi keseimbangan dalam jangka panjang pada model yang digunakan dengan cara menguji stasionaritas residual atau error term dari model tersebut, melalui metode Engle-Granger (pendekatan Dicky Fuller Test). Persamaan yang digunakan untuk tes kointegrasi adalah persamaan Dickey Fuller Regression :
∆ Yt = (δ-1) Yt-1 + Ut………...………...……… (4.7)
Hipotesis untuk pengujian ini adalah :
H0 : δ = 0 (variabel-variabel dalam model tidak terkointegrasi)
Jhon Polman F. L. Purba : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tabungan Dan Investasi Swasta Di Indonesia, 2008.
USU Repository © 2009
Adapun hasil dari uji kointegrasi dalam model tabungan swasta adalah sebagai berikut:
U t = -1,282Ut-1 + u
t...(4.8)
t-Stat (-4,855)
R= 0,594 DW-Stat = 0,980
Sedangkan hasil uji kointegrasi dalam model investasi swasta adalah sebagai berikut :
U t = -0,951Ut-1 + u
t...(4.9)
t-Stat (-4,179)
R= 0,521 DW-Stat = 1,570
Nilai t-ADF untuk model tabungan swasta pada tingkat kepercayaan 1%, 5%, dan 10% secara berturut-turut adalah -2,7080; -1,9628; dan -1,6061. Model tabungan swasta memiliki nilai t-statistik sebesar –4,8556 yang lebih kecil dari
nilai t-ADF pada =1%, ini berarti H0 ditolak. Sedangkan nilai t-ADF untuk
model investasi swasta pada tingkat kepercayaan 1%, 5%, dan 10% secara berturut-turut adalah -2,7080; -1,9628; dan -1,6061. Model investasi swasta memiliki nilai t-statistik sebesar –4,1796 yang lebih kecil dari nilai t-ADF pada
kepercayaan 99% hasil regresi memiliki variabel-variabel yang terkointegrasi pada derajat I(0). Hal tersebut menunjukkan bahwa residual dari kedua model kointegrasi tersebut terkointegrasi. Artinya hasil regresi memiliki derajat integrasi yang sama (terkointegrasi), di mana variabel – variabel bebas dalam model persamaan memiliki pengaruh hubungan jangka panjang dengan variabel tak bebasnya (terikat).
4.3.2 Pengujian Statistik
4.3.2.1 Penaksiran Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi (R2) mencerminkan besarnya pengaruh perubahan
variabel bebas (independent variables) dalam menjelaskan perubahan pada variabel tidak bebas / variabel terikat (dependent variables) secara bersama-sama, dengan tujuan untuk mengukur kebenaran dan kebaikan hubungan antar variabel dalam model yang digunakan. Besarnya nilai koefisien determinasi adalah antara
0 hingga 1 (0<R2<1), dimana nilai koefisien mendekati 1, maka model tersebut
dikatakan baik karena semakin dekat hubungan antara variabel bebas dengan variabel tidak bebasnya.
Hasil estimasi model kointegrasi persamaan tabungan swasta
menunjukkan nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,561806. Artinya sekitar
56 % perubahan variabel tabungan swasta pada jangka panjang dipengaruhi oleh variabel-variabel penentu dalam model, sedangkan sisanya 44% diterangkan oleh
Jhon Polman F. L. Purba : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tabungan Dan Investasi Swasta Di Indonesia, 2008.
USU Repository © 2009
variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model. Untuk hasil estimasi model kointegrasi persamaan investasi swasta menunjukkan nilai koefisien determinasi
(R2) sebesar 0,980717. Artinya 98 % perubahan variabel investasi swasta pada
jangka panjang dipengaruhi oleh variabel-variabel penentu dalam model, sedangkan sisanya 2 % diterangkan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model.
4.3.2.2 Uji t-statistik
Pengujian t-statistik dilakukan untuk mengetahui tingkat signifikansi variabel bebas terhadap variabel tidak bebasnnya secara parsial. Uji ini dilakukan dengan membandingkan antara nilai t-hitung dengan t-kritis pada tabel. Kriteria yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengujian dua arah dalam tingkat
signifikansi (α) dan derajat kebebasan (degree of freedom, df) = n-k, dimana n
menunjukkan jumlah observasi dan k menunjukkan jumlah parameter termasuk konstanta.
Hipotesis yang digunakan adalah :
H0 : β = 0, artinya variabel bebas tidak mempengaruhi variabel tidak bebasnya
H0 : βi≠ 0, artinya variabel bebas mempengaruhi variabel tidak bebasnya
Hasil pengujian akan menghasilkan dua kesimpulan menurut hipotesis di atas, yaitu :
H0 diterima jika -t-tabel < t-stat < t-tabel, hal ini berarti variabel bebas tidak mempengaruhi variabel tak bebasnya secara signifikan.
H0 ditolak jika -t-stat <-t-tabel atau t-tabel < t-stat, hal ini berarti variabel
bebas mempengaruhi variabel tak bebasnya secara signifikan.
Pada model tabungan swasta didapat nilai t-kritis sebagai berikut :
Tabel 4.10
Nilai t-statistik Model Kointegrasi Tabungan Swasta Degree of freedom
(Df* = n – k) Tingkat signifikansi t-tabel
15 1 % 2,947
15 5 % 2,131
15 10 % 1,753
* n-k = 20-5 = 15
n = jumlah observasi = 20
k = jumlah parameter yang digunakan termasuk kon
Sumber : Damodar Gujarati, Basic Econometric.
Hasil uji t-statistik pada model tabungan swasta adalah sebagai berikut :
Tabel 4.11
Hasil Uji t-statistik Model Kointegrasi Tabungan Swasta
Variabel t statistic α Kesimpulan
C -0.141843 - Tidak signifikan
Ln GNDI 3.596262 1 % Signifikan
Ln R 2.232751 5 % Signifikan
Jhon Polman F. L. Purba : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tabungan Dan Investasi Swasta Di Indonesia, 2008.
USU Repository © 2009
Dummy -1.740891 10 % Signifikan
Sumber : Hasil perhitungan
Sedangkan untuk model investasi swasta didapat nilai t kritis sebagai berikut :
Tabel 4.12
Nilai t-statistik Model Kointegrasi Investasi Swasta Degree of freedom (Df* = n – k) Tingkat signifikansi t-tabel 14 1 % 2,977 14 5 % 2,145 14 10 % 1,761 * n-k = 20-6 = 14 n = jumlah observasi = 20
k = jumlah parameter yang digunakan termasuk kon
Sumber : Damodar Gujarati, Basic Econometric.
Hasil uji t-statistik pada model investasi swasta adalah sebagai berikut :
Tabel 4.13
Hasil Uji t-statistik Model Kointegrasi Investasi Swasta
Variabel t statistic α Kesimpulan
C -10,23 1 % Signifikan
Ln Y 21,749 1 % Signifikan
Ln R -0,1076 - Tidak
Ln P -1,818 10 % Signifikan
Ln GIY -2,6636 5 % Signifikan
Dummy -5,2889 1 % Signifikan
Sumber : Hasil perhitungan
4.3.2.3 Uji F-statistik
Uji F-statistik untuk mengukur goodness of fit dari persamaan regresi, yaitu pengaruh variabel bebas secara bersama-sama terhadap pergerakan variabel tidak bebasnya. Dengan demikian berlaku pengujian sebagai berikut :
• Ho diterima jika F-stat < F-tabel
• Ho ditolak jika F-stat > F-tabel
Dengan demikian hasil uji F yang signifikan akan menunjukkan bahwa variabel bebas secara bersama-sama memiliki pengaruh terhadap variabel tidak bebasnya. Uji F-stat ini merupakan uji signifikansi satu arah (one tail
significance).
Jhon Polman F. L. Purba : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tabungan Dan Investasi Swasta Di Indonesia, 2008.
USU Repository © 2009
Nilai F-statistik Model Kointegrasi Tabungan Swasta
Df (k-1,n-k) = (5-1,20-5) α F-tabel
(4,15) 1 % 4,89
(4,15) 5 % 3,06
(4,15) 10 % 2,36
Sumber : Damodar Gujarati, Basic Econometrics.
Model tabungan swasta mempunyai nilai F-hitung sebesar 4,487330, persamaan ini terbukti signifikan pada confidence level 5 % karena lebih besar dari F-tabel sebesar 3,06. Dengan kata lain, variabel pendapatan nasional disposibel riil, tingkat suku bunga tabungan riil, tingkat inflasi, dan dummy
variable krisis ekonomi secara bersama-sama signifikan mempengaruhi arah
tabungan swasta pada tingkat kepercayaan 95%.
Tabel 4.15
Nilai F-statistik Model Kointegrasi Investasi Swasta
Df (k-1,n-k) = (6-1,20-6) α F-tabel
(5,14) 1 % 4,69
(5,14) 5 % 2,96
(5,14) 10 % 2,31
Sumber : Damodar Gujarati, Basic Econometrics.
Model investasi swasta mempunyai nilai F-hitung sebesar 132,2338 persamaan ini terbukti signifikan pada confidence level 1 % karena lebih besar dari F-tabel sebesar 4,69. Dengan kata lain, variabel pendapatan nasional riil, tingkat suku bunga tabungan riil, tingkat inflasi, rasio investasi pemerintah terhadap PDB, dan dummy variable krisis ekonomi secara bersama-sama signifikan mempengaruhi arah tabungan swasta pada tingkat kepercayaan 99%.
4.3.3 Pengujian Masalah dalam Regresi Linier Klasik
4.3.3.1 Masalah Multikolinieritas
Multikolinear menunjukan gejala adanya hubungan linear atau hubungan yang pasti diantara eksplanatori variabel (variabel penjelas) dalam model regresi. Gejala ditunjukkan oleh beberapa faktor, namun yang paling mendukung
penjelasan adanya multikolinier dalam model yaitu apabila nilai R2 dari hasil
regresi sangat tinggi namun sebagian besar eksplanatori variabel tidak menjelaskan hubungan yang signifikan terhadap variabel yang dijelaskan, melalui perbandingan antara nilai t-stat dan F-stat dengan t-tabel dan F-tabel.
Berdasarkan ciri-ciri adanya gejala multikolinier dalam model, maka dengan melihat hasil regresi sudah cukup untuk menyimpulkan tidak adanya masalah multikolinier dalam model.
4.3.3.2 Masalah Serial Korelasi
Serial korelasi dapat didefinisikan sebagai korelasi di antara anggota serangkaian observasi yang diurutkan menurut waktu. Untuk mendeteksi ada tidaknya masalah ini dalam suatu model, ada dua metode yang biasanya digunakan yaitu dengan menggunakan uji Durbin-Watson atau dengan uji run. Pen1gujian run biasanya untuk menyimpulkan apabila pada pengujian Durbin-Watson didapat hasil “tidak ada kesimpulan”.
Jhon Polman F. L. Purba : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tabungan Dan Investasi Swasta Di Indonesia, 2008.
USU Repository © 2009
Untuk model persamaan tabungan swasta diperoleh hasil pengujian Durbin-Watson sebagai berikut :
Tabel 4.16
Pengujian Durbin-Watson Model Kointegrasi Tabungan Swasta
Kategori Nilai k’ 4 N 20 D-W Stat 2,122523 D-W Tabel pada α = 5% dL Du 0,894 1,828 k’ = jumlah variabel dalam persamaan tanpa
konstanta
N = jumlah observasi
Gambar 4.1
Pengujian Durbin Watson Model Kointegrasi Tabungan Swasta
Serial korelasi positif Serial korelasi negatif Daerah tak tentu Daerah tak tentu Tidak terdapat serial korelasi
Dari tabel diatas dapat dijelaskan hasil autokorelasi didalam model berada di daerah tidak terdapat autokorelasi sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam model tabungan swasta tidak terdapat autokorelasi.
Sedangkan untuk model persamaan investasi swasta diperoleh hasil pengujuian Durbin-Watson sebagai berikut :
Tabel 4.17
Pengujian Durbin-Watson Model Kointegrasi Investasi Swasta
Kategori Nilai k’ 5 N 20 D-W Stat 1,798793 D-W Tabel pada α = 5% dL 0,792 0 1,828 2,172 3,106 4 0,894 2 2,12225
Jhon Polman F. L. Purba : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tabungan Dan Investasi Swasta Di Indonesia, 2008.
USU Repository © 2009
dU 1,991
k’ = jumlah variabel dalam persamaan tanpa konstanta
N = jumlah observasi
Gambar 4.2
Pengujian Durbin Watson Model Kointegrasi Investasi Swasta
Dari tabel diatas dapat dijelaskan hasil autokorelasi didalam model investasi swasta masih berada di daerah ragu-ragu sehingga tidak ada keputusan apakah terjadi autokorelasi atau tidak, jadi persamaan harus diuji lebih lanjut dengan Run Test.
Run-Test
Uji run dilakukan dengan melakukan perhitungan terhadap pergerakan residual yang diperoleh dari selisih nilai aktual dari variabel tak bebasnya terhadap nilai estimasinya.
Tabel 4.18 Serial korelasi positif Serial korelasi negatif Daerah tak tentu Daerah tak tentu Tidak terdapat serial korelasi 0 0,792 1,991 2 2,009 3,308 4 1,798793
Run Test Model Kointegrasi Investasi Swasta n1 = µ+ 11 n2 = µ- 9 N 20 K 10 E(K) 10,9 σ(K) 4,637 S(K) 2,153 t-tabel (15,1%) 2,9467
Hasil Tidak ada autokorelasi
(k) – t-tabel ( n,-1; ) S(k) ≤ K ≤ (k) + t-tabel ( n,-1; ) S(k)
10,9 - 2,9467 * 2,1533 ≤ 10 ≤ 10,9 + 2,9467 * 2,1533
4,5557554 ≤ 10 ≤ 17,244245
Setelah dilakukan pengujian run pada persamaan, ternyata nilai run (K) berada pada daerah Ho yang tidak ditolak, yaitu diantara daerah kritis atas dan daerah kritis bawah, ini berarti tidak terdapat autokorelasi pada persamaan diatas pada tingkat kepercayaan 99%.
4.2.4 Analisis Ekonomi Model Kointegrasi
Analisis ekonomi ini dimaksudkan untuk membandingkan antara hasil model dengan kaidah teori ekonomi yang berlaku (apriori teoritis), apakah sesuai
Jhon Polman F. L. Purba : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tabungan Dan Investasi Swasta Di Indonesia, 2008.
USU Repository © 2009
atau tidak. Untuk itu maka perlu dilakukan analisis terhadap setiap persamaan struktural yang telah didapatkan berdasarkan hasil estimasi tersebut.
Penelitian ini menggunakan model kointegrasi bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel-variabel yang digunakan dalm model tabungan dan investasi swasta pada jangka panjang. Yang dimaksud jangka panjang dalam pendekatan kointegrasi adalah jangka waktu dimana pengaruh setiap variabel independen terhadap variabel dependennya tidak bersifat seketika, melainkan membutuhkan selang waktu, dan merupakan suatu kondisi dimana masing-masing variabel memungkinkan untuk mengadakan penyesuaian secara penuh terhadap perubahan-perubahan yang timbul (atau tidak ada kecenderungan untuk naik atau turun, dan variabel tersebut berada dalam kondisi optimumnya). Pada model
persamaan jangka panjang, asumsi error term-nya adalah nol (µ=0) sedangkan
pada model jangka pendek, error term-nya belum tentu sama dengan nol.
Model kointegrasi juga merupakan model yang biasa digunakan untuk menganalisis apakah trend dari nilai variabel tak bebas bergerak dengan arah yang sama dengan trend variabel bebasnya, sehingga tecapai keseimbangan jangka panjang atau justru sebaliknya.
Dari hasil regresi yang telah dijelaskan sebelumnya dapat diketahui bahwa sebagian besar variabel-variabel bebas secara signifikan berpengaruh terhadap tabungan dan investasi swasta di Indonesia. Dari uji kointegrasi di hasilkan kesimpulan bahwa terjadi keseimbangan dalam jangka panjang pada kedua model
yang digunakan. Selanjutnya akan diuraikan satu persatu mengenai berapa besar pengaruh dari masing-masing variabel bebas terhadap variabel tak bebasnya.
o Model Tabungan Swasta
Hubungan antara Pendapatan Nasional Disposibel Riil (GNDI) dengan Tabungan Swasta di Indonesia pada jangka panjang.
Dari hasil regresi diperoleh hasil bahwa koefisien dari variabel GNDI adalah sebesar 0,896195 dan nilainya signifikan secara statistik pada tingkat kepercayaan 99%. Nilai itu menunjukkan bahwa dalam jangka panjang variabel pendapatan nasional disposibel riil berpengaruh positif terhadap tabungan swasta Indonesia, dimana setiap kenaikan pendapatan nasional disposibel riil sebesar 1%, ceteris paribus, akan menambah tabungan swasta sebesar 0,89%. Pengaruh positif ini sudah sesuai dengan teori baik teori klasik maupun teori Keynes. Keduanya menyatakan bahwa tingkat tabungan tergantung dari pendapatan. Makin tinggi tingkat pendapatan, makin besar keinginan untuk menabung. Seseorang atau masyarakat yang tingkat pendapatannya tinggi, biasanya menabung lebih banyak dibanding seseorang atau masyarakat yang pendapatannya lebih rendah.
Hubungan antara Tingkat Suku Bunga Deposito Riil dengan Tabungan Swasta di Indonesia pada jangka panjang.
Jhon Polman F. L. Purba : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tabungan Dan Investasi Swasta Di Indonesia, 2008.
USU Repository © 2009
Koefisien dari variabel tingkat suku bunga deposito riil adalah sebesar 0,309395 dan nilainya secara statistik signifikan pada tingkat kepercayaan 95%. Nilai tersebut menunjukkan bahwa dalam jangka panjang hubungan antara tingkat bunga tabungan riil dengan tabungan swasta adalah positif dimana setiap kenaikan 1% dari tingkat suku bunga riil, ceteris paribus, akan menyebabkan peningkatan tingkat tabungan swasta di Indonesia sebesar 0,30%. Hubungan positif ini menunjukkan opportunity cost dari memegang uang, masyarakat akan lebih memilih menabungkan dananya di bank ketika tingkat bunga tinggi, karena tertarik dari return dana mereka daripada memegang uang yang tidak menghasilkan.
Hubungan antara Tingkat Inflasi dengan Tabungan Swasta di Indonesia pada jangka panjang.
Berdasarkan hasil regresi diperoleh hasil bahwa koefisien dari tingkat inflasi adalah sebesar 0,313695 dan nilainya signifikan secara statistik pada kepercayaan 95%. Nilai itu menunjukkan bahwa pada jangka panjang tingkat inflasi berpengaruh positif terhadap tingkat tabungan swasta di Indonesia, dimana setiap kenaikan tingkat inflasi sebesar 1%, ceteris paribus akan meningkatkan tabungan swasta sebesar 0,31%. Seperti halnya tingkat tingkat suku bunga, variabel ini adalah opportunity cost dari memegang uang, bahwa ketika terjadi kenaikan harga maka nilai riil dari uang yang dipegang masyarakat akan menurun sehingga masyarakat lebih memilih tidak memegang
uang dan menyimpan uang mereka di bank (menghindari kerugian yang ditimbulkan akibat inflasi, yaitu timbulnya shoeleather cost).
Hubungan antara Dummy Variable Krisis Ekonomi dengan Tabungan Swasta di Indonesia pada jangka panjang.
Tujuan penelitian ini adalah mengenai dampak krisis ekonomi pada tingkat tabungan swasta di Indonesia. Krisis ekonomi pada model tabungan swasta di Indonesia direpresentasikan melalui dummy variable krisis ekonomi. Dummy
variable adalah adalah metode pengklasifikasian data yang membagi sebuah
sampel menjadi beberapa subgrup berdasarkan kualitas atau atribut (jenis kelamin, status perkawinan, dan lain-lain). Berdasarkan hasil regresi, koefisien variabel krisis perbankan bernilai –0.27407 dan secara statistik signifikan pada tingkat kepercayaan 90%.
Dengan demikian pada saat krisis maka tingkat tabungan swasta di Indonesia menurun sebesar 0,274%. Nilai itu menunjukkan bahwa dalam jangka panjang dummy variable krisis ekonomi berpengaruh negatif terhadap tingkat tabungan swasta Indonesia. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut. Ketika terjadi krisis masyarakat kehilangan kepercayaan terhadap bank, tempat mereka menyimpan dananya, juga krisis tersebut menyebabkan peningkatan harga secara umum. Turunnya kepercayaan ini menyebabkan mereka lebih
Jhon Polman F. L. Purba : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tabungan Dan Investasi Swasta Di Indonesia, 2008.
USU Repository © 2009
memilih menarik dana mereka dan memegang uang, selain itu peningkatan harga menyebabkan masyarakat akan meningkatkan konsumsinya dan mengurangi tabungannya. Dengan demikian secara otomatis krisis ekonomi akan menurunkan tingkat tabungan.
o Model Investasi Swasta
Hubungan antara Pendapatan Nasional Riil (PDB Riil) dengan Investasi Swasta di Indonesia pada jangka panjang.
Dari hasil regresi diperoleh hasil bahwa koefisien dari variabel pendapatan nasional riil adalah sebesar 1,545180 dan nilainya signifikan secara statistik pada tingkat kepercayaan 99%. Nilai itu menunjukkan bahwa dalam jangka panjang variabel pendapatan riil berpengaruh positif terhadap investasi swasta Indonesia, dimana setiap kenaikan pendapatan riil sebesar 1%, ceteris paribus, akan menambah tingkat investasi swasta sebesar 1,54%. Pengaruh positif ini sudah sesuai dengan teori baik teori klasik maupun teori Keynes. Keduanya menyatakan bahwa tingkat investasi tergantung dari pendapatan. Makin tinggi
tingkat pendapatan, maka investasi sebagai salah satu komponen dalam perhitungan pendapatan nasional juga akan meningkat.
Hubungan antara Tingkat Suku Bunga Riil dengan Investasi Swasta di Indonesia pada jangka panjang.
Koefisien dari variabel tingkat suku bunga deposito riil adalah sebesar -0,012 dan nilainya secara statistik tidak signifikan. Nilai tersebut menunjukkan bahwa dalam jangka panjang hubungan antara tingkat suku bunga riil dengan investasi swasta adalah negatif dimana setiap kenaikan tingkat suku bunga riil sebesar 1% akan menyebabkan penurunan tingkat investasi swasta sebesar 0,012%.
Variabel ini menjadi tidak signifikan karena pada negara-negara berkembang seperti Indonesia tingkat mobilitas modalnya masih rendah, selain itu juga masih belum sempurnanya pasar modal yang menghambat aliran modal. Hal tersebut yang menyebabkan variabel tingkat suku bunga pengaruhnya menjadi tidak signifikan pada jangka panjang.
Hubungan antara Tingkat Inflasi dengan Investasi Swasta di Indonesia pada jangka panjang.
Koefisien dari variabel tingkat inflasi adalah sebesar 0,1125 dan nilainya secara statistik signifikan pada tingkat kepercayaan 90%. Nilai tersebut
Jhon Polman F. L. Purba : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tabungan Dan Investasi Swasta Di Indonesia, 2008.
USU Repository © 2009
menunjukkan bahwa dalam jangka panjang hubungan antara tingkat inflasi dengan investasi swasta adalah negatif dimana setiap kenaikan tingkat inflasil sebesar 1% akan menyebabkan penurunan tingkat investasi swasta sebesar 0,112%. Hal ini sudah sesuai dengan teori bahwa dampak inflasi terhadap investasi swasta bisa positif atau negatif. Ternyata berdasarkan hasil yang diperoleh, pada jangka panjang inflasi berdampak negatif menurunkan tingkat investasi swasta meskipun dampaknya tidak terlalu besar. Ini disebabkan karena ketika terjadi inflasi meningkatkan risiko untuk berinvestasi di negara tersebut sehingga investor tidak tertarik untuk menanamkan modalnya.
Hubungan antara Investasi Pemerintah dengan Investasi Swasta di Indonesia pada jangka panjang.
Variabel rasio investasi pemerintah terhadap PDB (GIY) memiliki korelasi
yang negatif dengan tingkat investasi swasta dengan nilai koefisien sebesar –0,240387 dan nilainya secara statistik signifikan pada tingkat kepercayaan 95%. Hal ini berarti, kenaikan 1% rasio investasi pemerintah terhadap PDB akan menyebabkan investasi swasta mengalami penurunan sebesar 0,24 %,
ceteris paribus.
Terjadinya hubungan negatif antara investasi pemerintah dengan tingkat investasi swasta kemungkinan besar berkaitan dengan masalah alokasi dan efisiensi penggunaan dana untuk investasi, yang pada akhirnya menyebabkan
terjadinya Crowding Out pada sektor swasta. Dimana pemerintah ingin menaikkan tingkat investasinya melalui penerbitan obligasi sehingga dana dari masyarakat mengalir ke sektor pemerintah dikarenakan adanya jaminan dan resiko yang lebih kecil dibandingkan sektor swasta. Mengalirnya dana ke sektor pemerintah, menyebabkan berkurangnya dana bagi sektor swasta, sehingga investasi sektor swasta berkurang. Penurunan tingkat investasi swasta mendorong pemerintah untuk meningkatkan investasinya agar kekurangan investasi pada sektor swasta tersebut bisa diatasi.
Hubungan antara Dummy Variable Krisis Ekonomi dengan Investasi Swasta di Indonesia pada jangka panjang.
Krisis ekonomi pada model investasi swasta di Indonesia direpresentasikan melalui dummy variable krisis ekonomi. Dummy variable adalah adalah metode pengklasifikasian data yang membagi sebuah sampel menjadi beberapa subgrup berdasarkan kualitas atau atribut (jenis kelamin, status perkawinan, dan lain-lain). Berdasarkan hasil regresi, koefisien variabel krisis ekonomi bernilai –0,521000 dan secara statistik signifikan pada tingkat kepercayaan 99%. Dengan demikian pada saat krisis maka tingkat investasi swasta di Indonesia menurun sebesar 52,1%. Nilai itu menunjukkan bahwa
Jhon Polman F. L. Purba : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tabungan Dan Investasi Swasta Di Indonesia, 2008.
USU Repository © 2009
dalam jangka panjang dummy variable krisis ekonomi berpengaruh negatif terhadap tingkat investasi swasta Indonesia.
Ketika terjadi krisis ekonomi, berbagai perubahan terjadi pada kondisi perekonomian Indonesia, dan mendorong kepada keadaan yang lebih buruk daripada sebelum krisis. Krisis yang ditandai dengan tingginya tingkat inflasi mendorong tingginya tingkat suku bunga nominal untuk menyesuaikan kondisi ini. Tingginya tingkat suku bunga nominal ini mengindikasikan tingginya tingkat risiko jika melakukan investasi di Indonesia. Selain itu juga krisis ekonomi menyebabkan turunnya kepercayaan investor untuk melakukan investasi.