• Tidak ada hasil yang ditemukan

VI. ANALISIS PENGARUH SUKU BUNGA BANK KONVENSIONAL

6.4. Estimasi Model Vector Error Correction

Hasil estimasi VECM menunjukkan hubungan persamaan pada jangka panjang dan jangka pendek antara masing-masing jenis DPK bank syariah sebagai variabel dependen dengan bagi hasil, suku bunga bank konvensional dan variabel makroekonomi sebagai variabel independen seperti pada Tabel 6.4.1:

Tabel 6.4.1. Persamaan Jangka Pendek Model Tabungan Mudharabah

JANGKA PENDEK

Variabel Koefisien T-statistic

D(LNRTABUNGAN_MUDHARABAH(-1)) -0.271870 -2.54050** D(LNJII(-1)) 0.224040 1.6032400 D(LNGDPR(-1)) 0.094895 0.1305900 D(INFLASI(-1)) 1.518207 2.24507** D(R_TABUNGAN(-1)) 1.518435 2.25140** D(NISTAB(-1)) 0.032043 1.8133300 CointEq1 -0.318400 -4.98813** CointEq2 0.261296 3.52465** CointEq3 0.127117 5.35864** Sumber: Lampiran 5

(**) signifikan pada taraf nyata 5%

Persamaan jangka pendek model tabungan mudharabah menunjukkan bahwa inflasi dan suku bunga tabungan signifikan mempengaruhi tabungan mudharabah dalam taraf 5 persen secara positif. Artinya setiap kenaikan 1 persen inflasi akan meningkatkan tabungan mudharabah sebesar 1.518207 persen. Setiap kenaikan 1 persen suku bunga tabungan akan meningkatkan tabungan

mudharabah BUS sebesar 1.518435 persen. Inflasi dapat menyebabkan peningkatan pada tabungan mudharabah dikarenakan oleh ketika terjadi inflasi masyarakat lebih memilih menggunakan uangnya untuk diinvestasikan karena mendapatkan return yang lebih besar dibandingkan dengan memegang uang.

Persamaan jangka pendek pada model giro wadiah (tabel 6.4.2) menunjukkan bahwa tidak ada variabel yang signifikan mempengaruhi besarnya giro wadiah. Hal ini dikarenakan sistem wadiah yang digunakan oleh BUS, dimana pada awal akad perjanjian, bank tidak berkewajiban untuk memberikan imbalan akan tetapi boleh memberikan bonus atas dana yang dititipkan.

Tabel 6.4.2. Persamaan Jangka Pendek Model Giro Wadiah

Sumber: Lampiran 5

(**) signifikan pada taraf nyata 5%

Persamaan pada model deposito mudharabah (Tabel 6.4.3) menunjukkan bahwa harga saham berpengaruh secara negatif terhadap deposito mudharabah, artinya setiap kenaikan 1 persen harga saham akan menurunkan tabungan mudharabah sebesar 0.312260 persen, hal ini dikarenakan oleh peningkatan harga saham suatu perusahaan merupakan indikator dari kinerja perusahaan yang

JANGKA PENDEK

Variabel Koefisien T-statistic

D(LNRGIRO_WADHIAH(-1)) -0.184240 -1.21820 D(LNJII(-1)) 0.098064 0.37108 D(LNGDPR(-1)) 1.725748 1.10916 D(INFLASI(-1)) -0.710990 -0.96430 D(R_SIMPANAN(-1)) -0.679060 -0.93252 D(BONUS_GIRO(-1)) -0.032520 -0.25477 DUMMY 0.033222 0.52071 CointEq1 0.016284 0.21405 CointEq2 0.044591 0.19112 CointEq3 -0.390560 -0.60861

51

membaik. Oleh karena itu masyarakat akan berasumsi dengan membeli saham perusahaan tersebut akan mendapatkan return yang lebih baik dibandingkan dengan menginvestasikan dananya pada bank. Kebijakan pemerintah yang berupa fatwa MUI berpengaruh signifikan secara positif dalam taraf 5 persen. Artinya, ketika fatwa bunga bank adalah haram dikeluarkan oleh pemerintah akan meningkatkan deposito mudharabah BUS sebesar 0.171114 persen.

Tabel 6.4.3. Persamaan Jangka Pendek Model Deposito Mudharabah

Sumber: Lampiran 5

(**) signifikan pada taraf nyata 5%

Hasil analisis jangka pendek pada kedua model diatas yaitu tabungan mudharabah dan deposito mudharabah secara matematis membuktikan bahwa masyarakat secara individu dalam menempatkan dananya lebih bersifat rasional. Besarnya suku bunga bank konvensional dan nisbah yang ditawarkan oleh BUS mempengaruhi sikap masyarakat dalam menempatkan dananya. Selain return,

JANGKA PENDEK

Variabel Koefisien T-statistic

D(LNRDEPOSITO_MUDHARABAH(-1)) -0.295950 -1.7138300 D(LNRDEPOSITO_MUDHARABAH(-2)) -0.261480 -1.5266100 D(LNJII(-1)) -0.113820 -0.9361300 D(LNJII(-2)) -0.312260 -2.40729** D(LNGDPR(-1)) 0.836556 0.8307200 D(LNGDPR(-2)) 0.489991 0.4972600 D(INFLASI(-1)) -0.509220 -0.8645500 D(INFLASI(-2)) 0.968850 1.5538800 D(R_SIMPANAN(-1)) -0.494670 -0.8477900 D(R_SIMPANAN (-2)) 0.965325 1.5532600 D(NISDEP(-1)) -0.030470 -1.6198700 D(NISDEP(-2)) -0.005640 -0.3936400 DUMMY 0.171114 4.37191** CointEq1 -0.228980 -2.53303** CointEq2 0.346103 2.48339** CointEq3 -0.026450 -1.3190000

aspek religi digunakan sebagai pertimbangan untuk menempatkan dananya terlihat dari setelah adanya fatwa MUI jumlah deposito mudharabah pada BUS meningkat. Pada model giro wadiah tidak ada variabel yang signifikan mempengaruhi giro wadiah, hal ini dikarenakan bonus giro wadiah yang bersifat tidak pasti pemberiannya dan berapa besar jumlah yang akan diberikan kepada masyarakat apabila akan menitipkan dananya. Sehingga masyarakat lebih memilih untuk berinvestasi pada jenis simpanan yang lain.

Tabel 6.4.4. Persamaan Jangka Panjang Model Tabungan Mudharabah

JANGKA PANJANG

Variabel Koefisien T-statistic

LNRTABUNGAN_MUDHARABAH(-1) 1.000000 -

INFLASI(-1) -54.90476 -2.04210**

R_TABUNGAN(-1) -36.98452 -1.4442700

NISTAB(-1) 5.863290 2.96518**

Sumber: Lampiran 5

(**) signifikan pada taraf nyata 5%

Hasil estimasi jangka panjang pada model tabungan mudharabah menunjukkan bahwa variabel inflasi berpengaruh signifikan dan negatif pada taraf 5 persen. Rata-rata inflasi dari tahun 2002-2006 adalah 0.72 persen setiap bulannya. Jika inflasi meningkat misalnya dari 0.72 persen sampai 1.72 persen maka tabungan mudharabah akan turun sebesar 54.90476 persen. Apabila terjadi kenaikan harga secara terus-menerus dan kenaikan pendapatan masyarakat tidak sebesar persentase kenaikan inflasi maka masyarakat lebih memilih untuk menggunakan uangnya bagi keperluan konsumsi. Variabel bagi hasil tabungan signifikan berpengaruh secara positif pada taraf 5 persen, apabila bagi hasil tabungan meningkat 1 persen maka tabungan mudharabah akan meningkat sebesar 5.863290 persen. Pada jangka panjang masyarakat mempertimbangkan

53

besar-kecilnya suku bunga maupun bagi hasil yang diberikan oleh pihak bank, terbukti dari hasil estimasi yang menunjukkan bahwa ketika bagi hasil tabungan meningkat maka tabungan mudharabah cenderung meningkat. Hal ini mengindikasikan bahwa peningkatan pada bagi hasil tabungan akan menarik masyarakat dalam menyimpan dananya pada BUS. Pada jangka panjang masyarakat lebih bersifat rasional dalam menempatkan dananya dengan memilih bank yang akan memberikan return yang lebih besar.

Model jangka panjang giro wadiah tidak diinterpretasikan karena pada hasil estimasi jangka pendek kointegrasinya tidak signifikan. Kointegrasi yang tidak signifikan mencirikan bahwa tidak terdapat penyesuaian untuk jangka panjang pada giro wadiah, artinya errornya tidak dapat mengoreksi kesalahan setiap bulannya.

Tabel 6.4.5. Persamaan Jangka Panjang Model Deposito Mudharabah

Sumber: Lampiran 5

(**) signifikan pada taraf nyata 5%

Model deposito mudharabah pada jangka panjang (tabel 6.4.6) dipengaruhi signifikan pada taraf 5 persen secara negatif oleh inflasi. Artinya setiap kenaikan inflasi sebesar 1 persen akan menurunkan deposito mudharabah sebesar 1.332582 persen, hal ini terjadi ketika inflasi meningkat maka harga-harga disektor riil meningkat akibatnya masyarakat akan memilih menggunakan dananya untuk pemenuhan konsumsi dibanding menyimpan dananya. Suku bunga

JANGKA PANJANG

Variabel Koefisien T-statistic

LNRDEPOSITO_MUDHARABAH(-1) 1.000000 -

INFLASI(-1) -1.332582 -1.97688**

R_SIMPANAN(-1) -2.640816 -3.92144**

simpanan berjangka mempengaruhi deposito mudharabah secara negatif. Apabila terjadi peningkatan suku bunga simpanan berjangka sebesar 1 persen maka akan menurunkan deposito mudharabah sebesar 2.640816 persen. Variabel bagi hasil deposito signifikan mempengaruhi pada taraf 5 persen. Artinya, setiap kenaikan bagi hasil deposito sebesar 1 persen akan meningkatkan deposito mudharabah sebesar 0.891530 persen. Pada jangka panjang masyarakat mempertimbangkan besar-kecilnya suku bunga maupun bagi hasil yang diberikan oleh pihak bank, terbukti dari hasil estimasi yang menunjukkan bahwa ketika bagi hasil deposito meningkat jumlah deposito mudharabah meningkat hal ini mengindikasikan bahwa peningkatan return pada BUS menjadi faktor penentu besar-kecilnya deposito pada BUS. Pada jangka panjang masyarakat lebih bersifat rasional dalam menempatkan dananya dengan memilih bank yang akan memberikan return yang paling besar.

Hasil estimasi persamaan jangka panjang pada kedua model diatas sesuai dengan hipotesis penelitian. Artinya, sesuai dengan sifat masyarakat dalam menempatkan dananya di bank yaitu bersifat rasional. Besarnya return yang diberikan oleh pihak bank akan mempengaruhi sikap masyarakat. Masyarakat lebih memilih untuk menempatkan dananya pada bank yang memberikan return yang lebih besar dibandingkan dengan memperhatikan aspek religi. Masyarakat Indonesia yang mayoritas adalah kaum muslim seharusnya menjadikan sistem non ribawi sebagai salah satu faktor yang menyebabkan masyarakat lebih memilih untuk menempatkan dananya di BUS.

55

Dokumen terkait