• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1 PENDAHULUAN

1.6. Estimasi Waktu

Alokasi waktu yang diberikan untuk pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk mata diklat “Pengenalan Audit Keselamatan Jalan” pada peserta diklat teknis ini adalah 4 (empat) jam pelajaran.

MODUL 10 | PENGENALAN AUDIT KESELAMATAN JALAN 5

BAB 2

KEBUTUHAN AUDIT KESELAMATAN JALAN

MODUL 10 | PENGENALAN AUDIT KESELAMATAN JALAN 6

2. Kebutuhan Audit Keselamatan Jalan

Indikator keberhasilan

Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta dapat memahami definisi, sasaran dan kebutuhan audit

keselamatan jalan

2.1. Definisi Audit Keselamatan Jalan

Terdapat berbagai definisi dan pengertian tentang audit keselamatan jalan yang pada prinsipnya menjelaskan hubungan antara kegiatan penanganan jalan, pengujian yang obyektif dalam melihat potensi kecelakaan lalu lintas di jalan.

Audit keselamatan jalan dapat didefinisikan sebagai pemeriksaan suatu proyek jalan atau lalu lintas, jalan eksisting atau baru, oleh suatu tim ahli yang independen, yang melaporkan kinerja keselamatan dan potensi tabrakan pada proyek tersebut.

Definisi lain dari audit keselamatan jalan (road Safety Audit) adalah suatu bentuk pengujian formal dari suatu ruas jalan yang ada dan yang akan datang atau proyek lalu lintas, atau berbagai pekerjaan yang berinteraksi dengan pengguna jalan, yang dilakukan secara independen, oleh penguji yang dipercaya dalam melihat potensi kecelakaan dan penampilan keselamatan suatu ruas jalan [Austroads, 1993]

Audit keselamatan jalan merupakan salah satu upaya untuk mengenali potensi bahaya yang timbul dari prasarana jalan terhadap lalu lintas maupun lingkungan di sekitarnya.

Audit keselamatan jalan merupakan suatu pengujian formal terhadap potensi konflik lalu lintas dan kecelakaan lalu lintas dari suatu desain jalan baru atau jalan yang sudah terbangun, sehingga audit ini dinilai penting terutama untuk membantu pemilik proyek dan pengelola jalan untuk mengidentifikasi permasalahan keselamatan jalan dari proyek ataupun jalan yang sudah dioperasikan. (Pedoman AKJ 2005)

MODUL 10 | PENGENALAN AUDIT KESELAMATAN JALAN 7

Audit keselamatan dilakukan dengan memegang prinsip-prinsip umum yang berlaku untuk penilaian kesesuaian, seperti :

- Adanya transparansi,

- Sistematis, dilakukan dengan metoda yang dapat dipertanggung-jawabkan, - Dilakukan secara terbuka dengan kesepakatan pihak-pihak yang terlibat

dalam audit, baik sebagai auditor maupun sebagai auditee.

Agar pelaksanaan audit dapat dilakukan dengan prinsip-prinsip di atas disediakan sebuah pedoman audit keselamatan jalan untuk dipergunakan sebagai acuan dalam melakukan audit keselamatan jalan di Indonesia.

Pada dasarnya metodologi audit keselamatan yang diadopsi oleh berbagai lembaga audit di berbagai negara hampir tipikal. Beberapa penyesuaian dilakukan untuk menyesuaikan substansi audit dengan isu atau permasalahan yang umum/ banyak berkembang pada negara pengguna. Komposisi dan perilaku lalu lintas yang khas diadaptasikan dalam pedoman audit dari metoda audit yang ada.

Adaptasi terhadap lingkungan di Indonesia dilakukan agar dapat melihat aspek-aspek normatif, infrastruktur maupun lingkungan yang secara khusus berpengaruh terhadap keselamatan jalan di Indonesia, seperti manajemen proyek maupun pembinaan jalan, komposisi sepeda motor, kendaraan tak bermotor, kondisi lansekap dan aktifitas masyarakat yang spesifik di sekitar prasarana jalan dan lalu lintas.

2.2. Sasaran Audit Keselamatan Jalan

Sasaran utama audit keselamatan jalan adalah menjamin keselamatan tingkat tinggi bagi semua proyek jalan baru sejak dari hari pertama dioperasikan; ini berarti keselamatan diberikan perhatian seksama diseluruh tahap desain dan konstruksi proyek.

Adapun obyek sasaran audit keselamatan jalan adalah desain jalan, yang mencakup desain geometrik, bangunan pelengkap, fasilitas/ perlengkapan jalan dan kondisi lingkungan sekitar jalan.

Ada beberapa sasaran lain untuk audit keselamatan jalan, termasuk :

 Mengurangi biaya seumur hidup dari jalan/ desain (desain yang tidak aman dapat menjadi mahal untuk diperbaiki setelah terbangun)

MODUL 10 | PENGENALAN AUDIT KESELAMATAN JALAN 8

 Meminimalkan risiko tabrakan di jaringan jalan yang berdekatan, (terutama dalam kemacetan) dan di jalan/ skema/ desain jalan baru.

 Meningkatkan perlunya rekayasa keselamatan jalan pada desain jalan raya.

 Meningkatkan keselamatan semua pengguna jalan di jalan yang ada dan yang baru.

Audit keselamatan jalan bukan hanya pemeriksaan pemenuhan terhadap parameter standar jalan, akan tetapi juga termasuk penaksiran/ memperkirakan tentang tata cara/ bagaimana pengguna jalan akan menggunakan jalan itu dan kemungkinan mereka menghadapi masalah keselamatan pada jalan baru.

Tim audit keselamatan jalan harus dan akan menempatkan diri mereka dalam kacamata pengguna jalan pada masa depan dan memeriksa keberfungsian jalan bagi mereka. Audit keselamatan jalan merupakan proses yang penting dan terstruktur yang membutuhkan pemeriksaan terperinci terhadap sebuah skema/

jaringan jalan, sebuah laporan tertulis dari tim audit, dan ada tanggapan balik oleh manajer proyek yang menyatakan mengapa tindakan yang direkomendasikan telah atau tidak dapat dipakai.

Audit keselamatan jalan mengikuti serangkaian proses yang membutuhkan suatu tim auditor yang independen, artinya tak seorangpun dari anggota tim pernah memiliki keterkaitan dengan desain. Secara ideal mereka harus berijazah rekayasa keselamatan jalan, namun profesional lain juga dapat menambah masukan yang berharga untuk sebuah audit yang lebih baik.

Audit keselamatan jalan akan lebih efektif bila dilaksanakan sejak tahap desain dan perencanaan sebuah proyek jalan baru. Audit keselamatan jalan berbeda dengan investigasi blackspot yang berdasarkan pada data kecelakaan. Data kecelakaan memberikan keterangan/ sebuah pandangan mengenai detail kecelakaan di lokasi dan dengan tim penyelidik yang berpengalaman, tindakan pencegahan kecelakaan yang efisien/ biayanya murah/ rendah dapat dikembangkan dan dilaksanakan.

Audit keselamatan jalan biasa dilakukan sebelum jalan dibangun, karena itu belum/ tidak ada data kecelakaan. Tim audit keselamatan jalan menggunakan keahlian dan pengetahuan teknik yang sama dengan tim investigasi blackspot namun menerapkannya secara proaktif. Tim audit keselamatan jalan berusaha untuk memperkirakan dan mengantisipasi jenis tabrakan/ kecelakaan yang mungkin terjadi di jalan yang baru bila jalan tersebut dibangun sesuai desain.

MODUL 10 | PENGENALAN AUDIT KESELAMATAN JALAN 9

Hasil dari audit keselamatan jalan adalah sebuah laporan yang mengidentifikasi masalah keselamatan jalan dan membuat rekomendasi untuk menghilangkan / mengurangi dampaknya. Tanggung jawab untuk melaksanakan rekomendasi itu tetap pada manajer proyek.

2.3. Kebutuhan akan Audit Keselamatan Jalan

Perencana jalan dan pelaksana kegiatan jalan sering harus mempertimbangkan untuk membatasi pemenuhan semua kebutuhan dan persyaratan pada sebuah desain jalan karena alasan keterbatasan biaya, kesulitan pengerjaan dan terbatasnya waktu pelaksanaan, sedangkan pertimbangan/ kompromi pada desain, kesulitan pengerjaan dan waktu tersebut dapat berakibat memunculkan resiko kecelakaan yang lebih tinggi/ meningkat saat jalan terbangun dan dioperasikan.

Ada anggapan umum bahwa keselamatan jalan akan terpenuhi dengan sendirinya karena jalan sudah dirancang sesuai dengan standar terbaru, dilaksanakan sesuai standar dan diasumsikan akan lebih baik daripada jalan lama.

Sehingga seolah-olah tidak ada keraguan dan tidak ada lagi yang perlu dipersoalkan dengan keselamatan jalan.

Pengalaman membuktikan bahwa keselamatan jalan tidak selalu dapat dipenuhi dengan menerapkan hanya dengan kesesuaian dengan standar saja. Sebuah proyek peningkatan jalan sehingga kecepatan rata-rata kendaraan meningkat akan berpotensi beresiko tabrakan yang lebih sering terjadi dan dapat saja tingkat keparahan juga meningkat.

Tim audit keselamatan jalan adalah tim yang terdiri dari para spesialis yang akan dapat memberi rekomendasi-rekomendasi keselamatan yang dapat dilaksanakan untuk dimasukkan ke dalam desain jalan dan membantu manajer proyek untuk mewujudkan sebuah jalan yang berkeselamatan. Kegiatan audit keselamatan jalan menempatkan masalah keselamatan jalan sebagai prioritas atau lebih tinggi prioritasnya dalam kegiatan sebuah proyek. Rekomendasi terhadap masalah keselamatan inilah yang dibutuhkan dan akan dapat dilaksanakan oleh pemilik proyek agar jalan yang dihasilkan dapat lebih berkeselamatan.

MODUL 10 | PENGENALAN AUDIT KESELAMATAN JALAN 10

Gambar 1 Audit Jalan Tol Baru

Jalan tol baru ini di audit pada tahap pra-pembukaan. Perubahan yang disetujui dilakukan sebelum jalan tol dibuka untuk lalu lintas.

2.4. Rangkuman

1. Sebuah audit keselamatan jalan adalah:

- Kegiatan yang Proaktif

- Sebuah proses formal (tidak hanya sebuah pemeriksaan informal).

- Dilakukan oleh orang-orang yang berpengalaman dan terlatih, yang independen terhadap desain.

- Sebuah penilaian dari masalah keselamatan di jalan dalam desain jalan (atau dapat juga merupakan identifikasi masalah keselamatan dari jalan yang ada).

2. Sebuah audit keselamatan jalan bukanlah : - Kegiatan yang Reaktif

- Sebuah nama baru untuk sebuah pemeriksaan lokasi yang terperinci.

- Sebuah pemeriksaan, atau pengecekan informal.

- Sebuah pengecekan kesesuaian dengan standar.

- Sebuah pengganti pengecekan desain regular.

MODUL 10 | PENGENALAN AUDIT KESELAMATAN JALAN 11

- Sebuah investigasi blackspot.

2.1. Latihan

1. Jelaskan perbedaan yang paling prinsip antara Audit Keselamatan Jalan dengan Investigasi Blackspot.

2. Sebuah perencanaan jalan dibuat oleh ahli perencana jalan, apa sebabnya masih dibutuhkan audit keselamatan jalan? Jelaskan

MODUL 10 | PENGENALAN AUDIT KESELAMATAN JALAN 12

BAB 3

KETENTUAN AUDIT KESELAMATAN JALAN

MODUL 10 | PENGENALAN AUDIT KESELAMATAN JALAN 13

3. Ketentuan Audit Keselamatan Jalan

Indikator Keberhasilan

Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta dapat memahami adanya ketentuan umum dan ketentuan teknis

pelaksanaan audit keselamatan jalan

3.1. Ketentuan Umum Audit Keselamatan Jalan

Audit keselamatan jalan merupakan bagian dari strategi pencegahan kecelakaan lalu lintas dengan suatu pendekatan perbaikan terhadap kondisi desain geometri, bangunan pelengkap jalan, fasilitas pendukung jalan yang berpotensi mengakibatkan konflik lalu lintas dan kecelakaan lalu lintas melalui suatu konsep pemeriksaan jalan yang komprehensif, sistematis dan independen.

Tujuan utama audit keselamatan jalan adalah untuk:

a. Mengidentifikasi potensi permasalahan keselamatan bagi pengguna jalan dan yang memiliki beberapa pengaruh lainnya dari proyek jalan, dan

b. Memastikan bahwa semua perencanaan/ desain jalan baru dapat beroperasi semaksimal mungkin secara aman dan selamat.

Manfaat Audit Keselamatan Jalan adalah untuk :

a. Mencegah atau mengurangi kemungkinan terjadinya suatu kecelakaan pada suatu ruas jalan

b. Mengurangi parahnya korban kecelakaan;

c. Menghemat pengeluaran negara untuk kerugian yang diakibatkan kecelakaan lalu-lintas,

d. Meminimumkan biaya pengeluaran untuk penanganan lokasi kecelakaan suatu ruas jalan melalui pengefektifan desain jalan.

Jadi ketentuan umum bertujuan agar pelaksanaan audit keselamatan jalan yang baik dan benar diharapkan akan dapat menjamin terwujudnya manfaat dalam segi keselamatan bagi pengguna jalan.

MODUL 10 | PENGENALAN AUDIT KESELAMATAN JALAN 14

3.1.1. Prinsip-Prinsip Audit Keselamata Jalan

Prinsip yang harus dipenuhi pada pelaksanaan audit keselamatan jalan, antara lain :

a. Ruang lingkup dan organisasi pelaksana audit harus jelas tertuang di dalam proposal proyek audit;

b. Pelaksana audit merupakan tim yang tidak terkait dengan perencanaan proyek;

c. Tim pelaksana audit harus memiliki pengetahuan dan pengalaman di dalam bidang keselamatan jalan;

d. Temuan audit harus terdokumentasi dan dilaporkan dalam setiap tahapan pelaksanaan audit;

e. Pelaksanaan audit harus dilakukan dengan prosedur yang jelas dan sistematis;

f. Pelaksanaan audit mengacu kepada standar geometrik dan prinsip-prinsip keselamatan jalan seperti yang tertuang di dalam NSPM.

Pelaksanaan audit keselamatan jalan dilakukan oleh sebuah tim yang independen sama sekali dari desain dan pelaksanaan konstruksi jalan, serta harus dipimpin oleh seorang auditor keselamatan jalan senior yang terdaftar, dengan jumlah anggota lebih dari 1 (satu) orang. Tim audit keselamatan jalan terdiri dari personil yang berpengalaman di bidang rekayasa dan keselamatan jalan, penyelidikan dan pencegahan tabrakan, rekayasa lalu lintas serta desain jalan.

3.1.2. Tahapan Audit Keselamatan Jalan

Audit keselamatan jalan pada awalnya dilakukan pada empat tahapan, yaitu :

a. Pada tahap pra rencana (pre design stage),

b. Pada tahap draft desain (draft engineering design stage),

c. Pada tahap detail desain (detailed engineering design stage), dan d. Pada tahap percobaan beroperasinya jalan atau pada ruas jalan yang

telah beroperasi secara penuh (operational road stage).

MODUL 10 | PENGENALAN AUDIT KESELAMATAN JALAN 15

Pada butir (D) di atas, dengan mengacu pada Instruksi Dirjen. Bina Marga nomor 02/IN/Db/2012 tentang Panduan Teknis Rekayasa Keselamatan Jalan Direktur Jenderal Bina Marga diperbaiki dan dilengkapi menjadi 6 (enam) tahapan yaitu:

1. Tahap Perencanaan (pre design stage)

2. Tahap Desain Awal (draft engineering design stage) 3. Tahap Detail Desain (detailed engineering design stage) 4. Tahap Pekerjaan Jalan (during road construction stage) 5. Tahap Pra Pembukaan (pre road opening stage) 6. Audit dari jalan yang Ada (operational road stage)

Dengan memberikan masukan keselamatan khusus pada tahap perencanaan (pre design/ Feasibility Study) dari sebuah jaringan jalan maka audit keselamatan jalan dapat mempengaruhi masalah dasar seperti pemilihan rute, standar jalan, dampaknya terhadap keselamatan dan kelancaran dengan jaringan jalan berdekatan yang ada, dan persimpangan atau perlengkapan persimpangan (interchange provision).

Pelaksanaan pemeriksaan pada desain awal jalan (draft engineering design stage) yang sudah selesai, sebuah audit akan memeriksa masalah khas geometrik jalan termasuk alinyemen horizontal dan vertikal, tata letak/ lay out simpang empat, persimpangan dan bangunan pelengkap jalan serta fasilitasi bagi pedestrian.

Audit tahap detail desain dilakukan saat dalam penyelesaian detail desain jalan namun sebelum persiapan dokumen kontrak. Pertimbangan yang khas mencakup tata letak geometrik, kebutuhan dan jenis marka garis, rambu, pencahayaan, perambuan, perincian persimpangan, jarak pada obyek sisi jalan (rintangan/ frangibility tabrakan) dan ketentuan bagi pengguna jalan yang rentan. Perhatian terhadap detail dalam tahap desain ini dapat mengurangi banyak biaya dan gangguan terkait dengan perubahan di saat terakhir yang bila tidak dilakukan dapat mempengaruhi sebuah audit pra pembukaan.

MODUL 10 | PENGENALAN AUDIT KESELAMATAN JALAN 16

Gambar 2 Tahapan Proses Audit Keselamatan Jalan

Audit tahap pekerjaan jalan (tahap konstruksi) adalah mencakup pemeriksaan keselamatan dari rencana manajemen lalu lintas pada berbagai tahap konstruksi proyek jalan sejak pekerjaan dimulai, dan audit ini memeriksa keselamatan pengguna jalan di lokasi pekerjaan jalan selama masa konstruksi. Titik berat pemeriksaan adalah rambu/ marka, batas kecepatan yang aman, pagar keselamatan sementara, pencahayaan, rute pejalan kaki, dan apresiasi pengemudi terhadap jalur yang benar pada/ di lokasi pekerjaan konstruksi.

Audit keselamatan jalan tahap pra pembukaan merupakan audit pemeriksaan rinci proyek jalan yang baru selesai sebelum pembukaan untuk dioperasikan sebagai jalan umum. Tim audit melaksanakan pemeriksanaan menggunakan kendaraan, sepeda motor dan berjalan kaki untuk menjamin bahwa keselamatan yang dibutuhkan semua pengguna jalan sudah terpenuhi/ tersedia. Inspeksi yang juga perlu dilakukan pada malam hari karena sangat penting untuk memeriksa perambuan, delineasi, pencahayaan dan masalah pada kondisi malam hari yang kurang pencahayaan.

MODUL 10 | PENGENALAN AUDIT KESELAMATAN JALAN 17

Audit keselamatan jalan untuk jalan yang sudah beroperasi/ jalan eksisting, disebut sebagai Inspeksi Keselamatan Jalan bertujuan untuk menjamin bahwa ciri-ciri keselamatan jalan sesuai dengan klasifikasi fungsional jalan, dan untuk mengidentifikasi ciri-ciri apapun yang dapat berkembang seiring berjalannya waktu untuk sebuah masalah keselamatan (misalnya pepohonan yang menghalangi jarak pandang, genangan air yang membahayakan pengendara). Banyak masalah keselamatan yang ditemukan di dalam tahap inspeksi keselamatan jalan ini yang kemungkinan harus ditanggulangi dengan pelaksanaan pemeliharaan sekalipun penanganan sederhana dengan biaya murah (seperti memotong pohon, memelihara rambu, marka garis, dan menanggulangi masalah objek berbahaya pada sisi jalan). Audit jalan yang ada berguna walaupun penanganannya dapat saja membutuhkan dana yang besar. Diperlukan ketersediaan sumber daya yang memadai untuk menjadi sebuah program penanganan yang lebih dari sekedar audit terhadap jalan yang ada.

3.1.3. Informasi Penting dalam Dokumen atau Proposal

Pemilik proyek/ Kepala Satuan Kerja membuat proposal yg berisi informasi penting, yang akan digunakan oleh tim audit keselamatan jalan. Data/

informasi yang harus tertuang di dalam dokumen atau proposal proyek audit, antara lain :

a. Jenis proyek yang akan diaudit;

b. Lokasi proyek (persimpangan atau ruas jalan);

c. Alokasi waktu dan jadwal pelaksanaan audit, serta;

d. Sistem pelaporan audit.

Pemilik proyek harus harus melengkapi tim audit keselamatan jalan dengan seperangkat gambar yang komprehensif, berikut segala laporan yang relevan dan informasi latar belakang terkait sehingga tim memperoleh pemahaman yang baik mengenai proyek, sasaran utama, dan permasalahan jalan tersebut.

3.1.4. Lingkup Pekerjaan Audit

Pada prinsipnya audit keselamatan jalan dapat dilakukan pada setiap lingkup/ jenis kegiatan pekerjaan jalan kecuali pemeliharaan, akan tetapi karena hasil audit nanti adalah rekomendasi yang membutuhkan tindak

MODUL 10 | PENGENALAN AUDIT KESELAMATAN JALAN 18

lanjut maka lingkup/ jenis kegiatan pekerjaan jalan yang diaudit adalah antara lain:

a. Kegiatan pembangunan jalan baru, b. Kegiatan peningkatan jalan,

c. Kegiatan peningkatan desain persimpangan,

d. Kegiatan peningkatan jalur pejalan kaki dan jalur sepeda,

e. Kegiatan pembangunan/ peningkatan akses jalan ke permukiman, perkantoran, industri dan lain sebagainya

3.1.5. Organisasi dan Tugas Pelaksana Audit

Pelaksanaan audit keselamatan jalan pada suatu proyek dilakukan secara formal oleh organisasi yang dibentuk oleh pemilik proyek atau pembina jalan;

Pelaksanaan audit keselamatan jalan melibatkan 3 (tiga) pihak, yaitu : a. Klien (client), yaitu pihak pemilik proyek yang bertanggung jawab

terhadap proyek atau jalan yang sudah beroperasi;

b. Perencana atau desainer (planner/designer), yaitu pihak yang bertanggung jawab terhadap perencanaan / desain proyek,

c. Pemeriksa (auditor), yaitu pihak yang melakukan pemeriksaan/

audit.

Jumlah auditor disesuaikan dengan kebutuhan dan besarnya kegiatan proyek yang akan diaudit. Untuk kegiatan dengan skala kecil membutuhkan sekurang-kurangnya 2 (dua) orang auditor.

Tugas-tugas dan tanggung jawab masing-masing pihak dalam organisasi pelaksana audit keselamatan jalan antara lain:

a. Pemberi tugas :

1. Pemilik proyek (pimpinan kementerian pekerjaan umum, dinas pembina jalan propinsi, pembina jalan daerah atau lembaga/

instansi yang memiliki kewenangan pelaksanaan pembangunan/

pengawasan suatu proyek jalan) bertanggung jawab terhadap pelaksanaan audit

MODUL 10 | PENGENALAN AUDIT KESELAMATAN JALAN 19

2. Orang yang bertanggung jawab pelaksanaan audit ini bisa secara langsung dilakukan oleh pimpinan instansi yang bersangkutan atau kepala satuan kerja/ pimpinan proyek yang telah mendapat wewenang penuh dari pimpinan instansi pelaksana proyek tersebut.

b. Perencana/ desainer proyek :

1. Perencana/ desainer proyek harus mampu menindak-lanjuti temuan audit ke dalam desain proyek

2. Perencana/ desainer proyek bertanggung jawab kepada pemilik proyek untuk melakukan/ merealisasikan usulan-usulan sesuai hasil temuan yang diberikan oleh tim audit

c. Ketua tim audit :

1. Diharuskan seorang senior auditor (auditor keselamatan berpengalaman).

2. Berperan dalam mengorganisasi dan sekaligus memimpin pelaksanaan audit di lapangan.

3. Bertanggung jawab di dalam pelaksanaan audit dan juga bertanggung jawab atas keaslian/ keabsahan hasil audit.

d. Anggota tim audit :

1. Bertugas untuk membantu persiapan dan melaksanakan audit serta memberi masukan dari sudut pandang pengetahuan/ latar belakang masing-masing anggota tim audit

2. Bertanggung-jawab atas hasil-hasil pelaksanaan/ temuan audit kepada ketua tim audit

3.1.6. Kriteria Auditor Tim Audit

Tim pelaksana audit keselamatan jalan (auditor) sepenuhnya dibentuk oleh pemilik proyek dengan cara merekrut tenaga auditor atau menggunakan jasa konsultan audit keselamatan atau lembaga tertentu yang telah berpengalaman dalam pelaksanaan audit keselamatan jalan.

Persyaratan tim audit dan anggota tim audit, antara lain :

MODUL 10 | PENGENALAN AUDIT KESELAMATAN JALAN 20

a. Ketua tim audit harus memiliki pengalaman dan memiliki sertifikat auditor yang dikeluarkan oleh lembaga sertifikasi auditor keselamatan jalan;

b. Bila lembaga sertifikasi untuk auditor belum tersedia, maka seseorang yang diangkat menjadi ketua tim audit harus pernah mengikuti pelatihan tentang audit keselamatan jalan yang dilaksanakan oleh lembaga pendidikan dan pelatihan yang dipercaya mampu melaksanakan pelatihan audit keselamatan jalan;

c. Ketua tim audit harus memiliki pengalaman yang luas dalam pelaksanaan audit keselamatan jalan;

d. Ketua dan atau anggota tim audit harus memiliki pengalaman dan pelatihan-pelatihan dalam bidang-bidang berikut :

1. Rekayasa keselamatan jalan (road safety engineering);

2. Penyelidikan dan pencegahan kecelakaan (accident investigation &

prevention);

3. Rekayasa dan manajemen lalu lintas (traffic engineering &

management);

4. Desain jalan (road design).

3.1.7. Kebebasan/Kewenangan Tim Audit

Untuk menjaga kebebasan pelaksanaan audit dan keabsahan hasil-hasil audit, maka :

a. Tim audit harus merupakan tim yang independen, yaitu tim yang tidak terkait langsung dalam proses perencanaan desain proyek jalan yang akan di audit;

b. Tim audit tidak diperkenankan ikut serta di dalam proses perbaikan (re-desain) setelah hasil audit diserah-terimakan kepada pemilik proyek;

c. Tim audit hanya memberi masukan/ usulan perbaikan bagian-bagian desain geometrik jalan, bangunan pelengkap dan fasilitas pendukung yang dinilai memiliki potensi dalam menimbulkan konflik lalu lintas dan kecelakaan lalu lintas berdasarkan hasil pelaksanaan audit.

Wewenang tim audit di dalam pelaksanaan audit antara lain:

MODUL 10 | PENGENALAN AUDIT KESELAMATAN JALAN 21

a. Tim audit harus memiliki akses untuk mendapatkan data dan informasi selengkapnya baik secara langsung maupun tidak langsung, dari pemilik proyek maupun pelaksana proyek;

b. Tim audit diberi wewenang untuk melakukan pemeriksaan (baik di lapangan maupun di kantor proyek) setelah mendapatkan surat penugasan dari pemilik proyek untuk bisa akses ke lokasi proyek dan kepada dokumen-dokumen yang berkaitan dengan perencanaan/

desain proyek;

c. Tim audit harus memaparkan semua hasil temuannya kepada pemilik proyek dan tidak diperkenankan mempublikasikan/ membeberkannya kepada pihak lain.

3.1.8. Pelaksanaan Audit

a. Audit keselamatan jalan dilakukan sesuai dengan prosedur serta jenis proyek yang akan diaudit;

b. Bagian-bagian yang akan diperiksa dari setiap tahapan audit mengacu kepada daftar periksa seperti yang termuat dalam lampiran A, B, C, dan D, buku Pedoman Audit keselamatan Jalan Pd T-17-2005-B;

c. Bagian-bagian yang akan diperiksa dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dengan cara menambah item-item lain yang dianggap perlu pada daftar periksa;

d. Evaluasi hasil audit lebih difokuskan kepada jawaban-jawaban yang berindikasi tidak sesuai dengan standar yang ditandai dengan jawaban

“Tidak” atau “T” dari hasil pemeriksaan melalui daftar periksa;

e. Evaluasi hasil audit dan usulan-usulan perbaikan desain jalan serta penanganan ruas-ruas jalan eksisting mengacu kepada NSPM dan berbagai referensi penting lainnya.

Buku Pedoman Audit keselamatan Jalan Pd T-17-2005-B mencantumkan lampiran :

Lampiran A : adalah daftar periksa untuk AKJ tahap Pra Rencana Lampiran B : adalah daftar periksa untuk AKJ tahap Draft Desain Lampiran C : adalah daftar periksa untuk AKJ tahap Detail Desain

Dokumen terkait