• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRUKTUR ORGANISASI PAYA PINANG GROUP

5. Etika Kerja bagi Karyawan dan Manajer

Masalah yang begitu kompleks yang sering dihadapi oleh para manajer adalah dalam menghadapi tingkah laku karyawan. Keadaan ini bisa menjadi tekanan dan bahkan tantangan dalam menerapkan aspek etika kerja, seperti ketidakjujuran, ketidakdisiplinan, ketidakadilan, kecurangan pertanggungjawaban admisistrasi, keegoan dan sebagainya. Oleh karena itu, muncul lah perhatian yang besar bagaimana caranya agar para karyawan dan tentunya juga manajer bekerja dengan standar etika tertentu.

Etika kerja adalah aturan normatif yang mengandung sistem nilai dan prinsip moral yang merupakan pedoman bagi karyawan dalam melaksanakan tugas pekerjaannya dalam perusahaan. Agregasi dari perilaku karyawan yang beretika kerja merupakan gambaran etika kerja karyawan dalam perusahaan. Oleh karena itu, etika kerja karyawan secara normatif diturunkan dari etika bisnis. Konsekuensinya, etika tidak diterapkan atau ditujukan untuk para karyawan saja. Artinya, kebijakan manajemen yang menyangkut karyawan seharusny pula beretika, misalnya keadilan dan keterbukaan dalam hal kompensasi, karier dan

evaluasi kinerja karyawan. Jadi, setiap keputusan etika dalam perusahaan tidak saja dikaitkan dengan kepentingan manajemen, tetapi juga karyawan.

Etika kerja terkait dengan apa yang seharusnya dilakukan karyawan atau manajer. Untuk itu, etika kerja setiap karyawan didasari prinsip-prinsip yaitu:

a. Melaksanakan tugas sesuai dengan visi, misi dan tujuan perusahaan. b. Selalu berorientasi pada budaya peningkatan mutu kinerja.

c. Saling menghormati sesama karyawan.

d. Membangun kerja sama dalam melaksanakan tuga-tugas perusahaan. e. Memegang amanah atau tanggung jawab dan kejujuran.

f. Menanamkan kedisiplinan bagi diri sendiri dan perusahaan.

Perlu diketahui bahwa etika memiliki dimensi-dimensi konsekuensi luas, alternatif ganda, akibat berbeda, konsekuensi tak pasti dan efek personal.

Konsekuansi luas yaitu keputusan etika membawa konsekuesi yang luas. Misalnya, karena menyangkut masalah etika bisnis tentang pencemaran lingkungan maka diputuskan penutupan perusahaan dan pindah ke tempat lain yang jauh dari karyawan. Hal itu akan berpengaruh terhadap kehidupan karyawan, keluarga, masyarakat dan bisnis lainnya.

Alternatif ganda yaitu beragam alternatif sering terjadi pada situasi pengambilan keputusan dengan jalur diluar aturan. Sebagai contoh, memutuskan seberapa jauh keluwesan dalam melayani karyawan tertentu dalam hal persoalan keluarga, sementara terhadap karyawan yang lain menggunakan aturan yang ada.

Akibat berbeda yaitu keputusan-keputusan dengan dimensi-dimensi etika bisa mnghasilkan akibat yang berbeda, yaitu positif dan negatif. Misalnya,

mempertahankan pekerjaan beberapa karyawan di suatu pabrik dalam waktu relatif lama mungkin akan mengurangi peluang para karyawan lainnya untuk bekerja di pabrik itu. Di satu sisi keputusan itu menguntungkan perusahaan, tetapi pihak karyawan dirugikan.

Ketidakpastian konsekuensi yaitu konsekuensi keputusan-keputusan bernuansa etika sering tidak diketahui secara tepat. Misalnya, penimbangan penundaan promosi pada karyawan tertentu yang hanya berdasarkan pada gaya hidup dan kondisi keluarganya padahal karyawan tersebut benar-benar qualified.

Efek personal yaitu keputusan-keputusan etika sering memengaruhi kehidupan karyawan dan keluarganya, misalnya pemecatan terhadap karyawan, di samping membuat sedih si karyawan, juga akan membuat susah keluarganya. Contoh lainnya, kalau para pelanggan asing tidak menginginkan dilayani oleh sales wanita maka berpengaruh negatif pada masa depan karier para sales tersebut.

Dalam praktiknya, penerapan etika kerja di kalangan karyawan tidaklah mudah. Tidak jarang bukan saja di karyawan, melainkan juga di kalangan manajer, banyak yang kurang memahami makna etika kerja. Hal itu ditunjukkan oleh adanya sekelompok karyawan dan bahkan manajer yang egois dan menjadi penyebab konflik serta ketidakpuasan di kalangan karyawan. Kalau ini dibiarkan maka lambat laun akan menggangu proses pekerjaan dan mutu kinerja secara keseluruhan. Oleh karena itu, diperlukan peranan perusahaan dalam membangun etika kerja para karyawan.

a. Membuat kode etika kerja dengan melibatkan para karyawan. b. Pelatihan tentang pengertian dan penerapan etika kerja. c. Melaksanakan proses sosialisasi dan internalisasi etika kerja.

d. Meningkatkan komunikasi horizontal dan vertikal, formal dan informal. e. Meningkatkan fungsi pengawasan kerja.

f. Memberikan penghargaan kepada para karyawan yang beretika kerja tinggi sebagai motivasi bagi karyawan lainnya dalam meningkatkan etika kerjanya (Mangkuprawira, 2009).

Etika pada Kantor Direksi Paya Pinang Group dapat dilihat dari penilaian terhadap karyawan antara lain dengan jam kerja dari hari Senin sampai Kamis jam 08.00 hingga 17.00. Hari Jum’at 08.00 hingga 12.00 dan hari Sabtu dan Minggu libur. Tetapi pegawai Kantor Direksi Paya Pinang Group banyak yang terlambat hal ini dikarenakan tidak adanya peraturan yang mengatur masalah keterlambatan jam masuk kerja sehingga jam kerja tidak digunakan secara efisien oleh para pegawai.

Para pegawai tidak mengucapkan salam saat masuk kedalam ruangan kerja dan tidak menunjukkan wajah yang ceria para pegawai juga tidak menanyakan kabar terhadap teman kerjanya sehingga terkesan memiliki sikap yang tidak perhatian terhadap teman kerjanya.

Pegawai yang akan permisi keluar dari kantor akan permisi terlebih dahulu kepada teman seruangannya. Para pegawai Kantor Direksi Paya Pinang Group memiliki sifat sopan, santun yang baik dan ramah terhadap tamu yang datang ke Kantor Direksi Paya Pinang Group.

Setiap hari pegawai selalu memakai pakaian kerja yang rapi dan tidak kebesaran. Pakaian yang sopan, tidak mencolok dan pakaian yang dipakai adalah pakaian seragam formal yang telah ditentukan oleh perusahaan.

Para pegawai Kantor Direksi Paya Pinang Group berbicara dengan menatap lawan bicara dan bersikap humoris dan tidak mau menjelekkan teman sekantornya serta komunikasi terjalin dengan baik karena teman kerja tidak mau memotong pembicaraan yang sedang terjalin antara teman yang lainnya. Tetapi tidak mau memuji lawan bicara namun dapat menjadi pendengar yang baik.

Pada Kantor Direksi Paya Pinang Group seluruh pegawai hormat kepada pimpinan dan menganggap teman kerja sebagai pesaing tetapi persaingan yang terjadi secara sehat yaitu tidak menjatuhkan antara teman kerja. Sehingga konflik tidak terjadi antara pegawai satu dengan pegawai lainnya.

Pada Kantor Direksi Paya Pinang Group kebersihan diri pegawai terjaga dengan baik dan bekerja dengan memiliki tanggung jawab yang tinggi sehingga menghasilkan pekerjaan yang baik pula dan ada beberapa pegawai yang memajangkan foto keluarganya untuk menambah semangatnya dalam bekerja.

Pada Kantor Direksi Paya Pinang Group etika para pegawai terhadap pimpinannya sangat baik, dimana para pegawai sangat menghormati pimpinannya. Hal ini dapat dilihat ketika para pegawai bertemu dan berkomunikasi kepada pimimpinan mereka sangat menjaga kesopanan, baik dalam bertindak, perilaku atau perkataan terhadap pimpinan dan mengerjakan tugas yang diberikan pimpinan dengan sebaik mungkin tanpa keluhan serta cepat tanggap terhadap kesibukan dan kesulitan yang dialami pimpinan. Para pegawai

menyelesaikan tugas dan menyerahkannya kepada pimpinan sebelum diminta oleh pimpinan.

Dokumen terkait