• Tidak ada hasil yang ditemukan

ETIKA KOMUNIKASI INTERPERSONAL Pengertian Etika

Dalam dokumen Komunikasi Interpersonal (Halaman 29-35)

Dari segi etimologi, istilah etika berasal dari kata latin ethicus yang berarti kebiasaan. Sesuatu dianggap baik apabila sesuai dengan kebiasaan masyarakat. Courtland L. Bovee dan John V. Thill (Ahli bahasa Doddi Prastuti, 2007:31) mendefinisikan etika adalah prinsip perilaku yang mengatur seseorang atau sekelompok orang.

Seringkali orang mencampur aduk istilah etika dan etiket. Etika adalah cabang filsafat yang mempelajari pandangan-pandangan dan persoalan moral atau kesusilaan. Sedang etiket ialah tatakrama atau sopan santun.

Dalam menelaah ukuran baik dan buruknya, kita bisa melakuakn penggolongan etika mejandi dua kategori, yaitu:

1. Etika deskriptif

Etika deskriptif merupakan usaha menilai tindakan atau perilaku berdasarkan pada ketentuan atau norma baik-buruk yang tumbuh dalam kehidupan bersama, baik dalam keluarga maupun di masyarakat.

2. Etika normatif

Etika normatif berusaha menelaah dan memberikan penilaian etis atas tindakan dengan cara berbeda, yaitu dengan menggunakan norma yang dibuat oleh otoritas tertentu.

Aliran Etika

John C. Merill (1975: 79-88) menguraikan adanya berbagai aliran etika yang dapat digunakan sebagai standar menilai tindakan etis, antara lain aliran deontologis, teleologis, egoisme, dan utilitarisme.

Aliran deontologis melakukan penilaian atas tindakan dengan melihat tindakan itu sendiri. Artinya, suatu tindakan secara hakiki mengandung nilai sendiri apakah baik atau buruk.

30

Aliran teleologis melihat nilai etis bukan pada tindakan itu sendiri, tetapi dilihat dari tujuan atas tindakan itu sendiri. Jika tujuan itu baik, dalam arti sesuai dengan norma etika di masyarakat, maka tindakan itu digolongkan sebagai tindakan etis. Jadi apabila suatu tindakan bertujuan jelek, akan dikategorikan tidak etis.

Etika egoisme menetapkan norma moral pada akibat yang diperoleh oleh pelakunya sendiri. Artinya, tindakan dikategorikanetis dan baik apabila menghasilkan terbaik bagi diri sendiri secara pribadi.

Etika utilitarisme adalah kebalikan dari paham egoisme, yaitu yang memandang suatu tindakan itu baik jika akibatnya baik bagi orang banyak (masyarakat).

Etika Sosial Budaya

Norma yang berlaku untuk memandang perilaku warga masyarakat itu dinamakan etika masyarakat atau etika sosial budaya. Sumber nilainya addalah norma sosial dan nilai budaya yang berlaku. Wujud konkretnya adalah seperangkat peraturan atau ketentuan yang menetapkan tingkah laku yang baik dalam pergaulan, dalam bermasyarakat atau dalam berhhubungan dengan orang lain.

Jadi etika sosial budaya adalah ketentuan baik buruk yang bersumber dari nilai-nilai dan norma-norma sosial budaya di masyarakat.

Dasar-dasar etika:

a. Sopan dan ramah kepada siapa saja

b. Memberikan perhatian kepada orang lain/tidan mementingkan diri sendiri c. Menjaga perasaan orang lain

d. Ingin membantu e. Memiliki rasa toleransi

f. Dapat menguasai diri, mengendalikan emosi dalam setiap situasi Kesalahan dalam etika

a. Bahasa tidak pas

31 c. Penampilan yang tidak pas

d. Tata cara bertelepon yang salah e. Kesalahan dalam menyapa

f. Kurangnya keterampilan mendengar g. Tidak menghargai milik orang lain h. Mempermalukan orang lain

Di dalam masyarakat, terdapat berbagai macam kelompok atau organisasi yang masing-masing cenderung mengembangkan norma etika bagi anggotanya. Misalnya saja berbagai organisasi profesi. Di dalam profesi itu ada keahlian yang khas, serta peraturan yang unik, yang membedakan dengan profesi lainnya.

James J. Spillane (Risady Ruslan, 2002: 51) menyebutkan ciri-ciri khas dari profesi adalah sebagai berikut:

1) Suatu bidang yang terorganisir dengan baik, berkembang maju dan memiliki kemampuan intelektual tinggi

2) Teknik dan proses intelektual

3) Penerapan praktis dan tekik intelektual

4) Melalui metode panjang menjalani pendidikan, latihan dan sertifikasi 5) Menjadi anggota asosiasi atau organisasi profesi tertentu sebagai wadah

komunikasi, membina hubungan baik dan saling tukar-menukar informasi sesama para anggotannya

6) Memperoleh pengakuan terhadap profesi yang disandangnya

7) Sebagai profesional memiliki perilaku yang baik dalam melaksanakan profesi dengan tanggung jawab sesuai dengan kode etik

Fungsi kode etik profesi ialah memandu, mendampingi memberi arah tingkah laku anggota profesi agar tidak keluar dari etika yang menjadi aturan. Kode etik profesi memberi gambaran nyata tentang:

1) Bagaimana sepatutnya para anggota bertindak 2) Manakah tindakan yang benar dan salah

3) Bagaimanakah seharusnya para anggota berperilaku 4) Manakah tindakan yang baik dan buruk

32

Melalui pemahaman, penghayatan dan pengalamamn etika profesi, diharapkan semua anggota organisasi memiliki kualitas etik yang meliputi:

1. Pengetahuan etis. Memiliki pengetahuan, wawasan dan cara berpikir yang sesuai dengan norma etika yang berlaku bagi profesinya

2. Kesadaran etis. Memiliki sikap sadar dan taat terhadap norma etika 3. Perilaku etik. Memiliki perilaku yang sesuai dengan tuntutan etika profesi Sonny Keraf (1933: 49-50) mengemukakan lima prinsip etika profesi, yaitu:

a. Tanggung jawab

Setiap orang yang menyandang profesi tertentu harus memiliki rasa tanggung jawab terhadap profesinya, yang mengandung tanggung jawab terhadap pelaksanaan pekerjaan atau fungsinya, dan tanggung jawab terhadap dampak atau akibat dari aktifitas pelaksanaan profesi

b. Kebebasan

Para profesi memiliki kebebasan dalam menjalankan profesinya tanpa rasa takut atau ragu-ragu, tetapi tetap memiliki komitmen dan tanggung jawab dalam batas-batas aturan main yang telah ditentukan oleh kode etik sebagai standar perilaku profesional

c. Kujujuran

Ditunjukkan oleh sifat jujur dan setia serta merasa terhormat pada profesi yang disandangnya, tidak menyombongkan diri, serta berusaha terus untuk mengembangkan diri dalam peningkatan keahlian dan keterampilan profesional

d. Keadilan

Setiap profesi memiliki kewajiban untuk memelihara pelaksanaan hak dan kewajiban secara berimbang. Seorang profesional bertindak objektif, tidak mengganggu orang lain, tidak mencemarkan nama organisasi

e. Otonomi

Seorang profesional memiliki kebebasan secara otonomi dalam menjalankan profesinya sesuai dengan keahlian, pengetahuan dan kemampuannya

33

Coutland L. Bovee dan John V. Thill (Alih bahasa Doddi Prastuti, 2007: 32) menjelaskan bahwa dilema etika melibatkan pemilihan antara aalternatif-alternatif yang tidak jelas batasnya. Sementara hilang etika adalah pilihan tindakan yang jelas tidak beretika, atau pilihan tindakan yang ilegak tidak ada dasar hukum maupun dasar etika

Etika Komunikasi Interpersonal

Komunikasi interpersonal merupakan proses komunikasi antarprinadi atau antarindividu. Cara yanng paling mudah menerapka etika komunikasi interpersonal ialah, pihak-pihak yang terlibat dalam proses komunikasi, bahkan kita semuanya sebagai anggota masyarakat, perlu memperhatikan beberapa hal berikut:

 Nilai-nilai dan norma-norma sosial budaya setempat  Segala aturan, ketentuan, tata-tertib yang sudah disepakati  Adat-istiadat, kebiadaan yang dijaga kelestariannya  Tata krama pergaulan yang baik

 Norma kesusilaan dan budi pekerti

 Norma sopan-santun dalam segala tindakan Etika Komunikasi Interpersonal Tatap Muka

 Waktu berbicara hendaknya kita tenang

 Jangan kita bicarakan sesuatu yang ingin dilupakan orang lain  Janganlah menggunjingkan orang lain

 Jangan memborong seluruh pembicaraan

 Waktu berbicara hendaknya kita mengambil jarak yang sesuai dengan orang yang kita ajak bicara

 Ketika tengah berbincang dengan teman, suara hendaknya sesuaikan, jangan terlalu keras

Etika Berkomunikasi dengan Media Telepon

 Apabila hendak menelepon hendaknya mempertimbangkan waktu yang tepat

 Berbicara dengan tenang, jelas, dan langsung ke sasaran

34

 Janganlah berbicara dengan orang lain yang berada di dekat kita, berilah isyarat secara halus kalau ada orang lain yang sedang mengajak bicara  Siapkan kertas dan pensil untuk catatan seperlunya

 Pada akhir pembicaraan hendaknya mengucapkan terimakasih  Setelah mengakhiri pembicaraan jangan membanting gagang telepon Etika Menggunakan Short Message Service (SMS)

 Isi SMS yang hendak dikirimkan hendaknya dibaca ulang, jangan sampai muncul kata-kata atau kalimat yang dapat menyinggung perasaan si penerima

 Penggunaan kata-kata kotor hendaknya dihindari dala penulisan pesan SMS  Jangan menunda-nunda membalas SMS

 Jangan menggunakan istilah dan singkatan yang kurang populer Etika Menggunakan E-mail dan Facebook

 Pilahkan antara kepentingan pribadi dengan kepentingan organisasi

 Gunakan teknologi semata-mata untuk meningkatkan kualitas komunikasi  Gunakan teknologi untuk efisiensi waktu dan ruang

 Jangan membobol password dan mengakses informasi milik orang lain  Gunakan waktu dan belanjakan uang untuk teknologi komunikasi secara

bijaksana

35 BAB 8

Dalam dokumen Komunikasi Interpersonal (Halaman 29-35)

Dokumen terkait