• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KONSEP DASAR ETIKA BISNIS ISLAM

A. Etika



























Artinya: “Hai, orang-orang yang beriman, apabila kamu bermua’malah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. Dan hendaklah seorang penulis diantara kamu menuliskannya dengan benar.”

Dengan demikian perspektif etika terhadap suatu aktivitas bisnis sangatlah penting, khususnya pada bisnis-bisnis yang bergerak di bidang syariah, tentu tuntutan akan praktik secara Islami mengikuti visi dan misi dari entitas itu sendiri. Karena etika bisnis dapat digunakan sebagai cara untuk menyelaraskan kepentingan strategis suatu bisnis dengan tuntutan moralitas.

Bagaimana etika bisnis Islam memandang praktik manajemen laba. Apakah bersifat sesuatu yang baik atau buruk, wajar atau tidak wajar, atau diperbolehkan atau tidaknya perilaku manusia tersebut dalam kerangka etika bisnis Islam. Sehingga penelitian ini akan berusaha melihat aspek moralitas atau aspek normatif etika bisnis Islam tentang menejemen laba.

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk mengangkat permasalahan

tersebut dalam bentuk penelitian dengan judul “ETIKA BISNIS ISLAM TENTANG MANAJEMEN LABA”

Penulis membatasi permasalahan yang akan diteliti pada aspek yang dianalisis agar tidak keluar dari pembahasan. Maka penelitian dibatasi pada Sumber yang digunakan adalah kajian kepustakaan dengan data yang bersumber pada Al-Quran, Al-Hadist, serta serta literatur-literatur terkait.

Penelitian ini bersifat kajian normatif, karena hanya melihat fenomena manajemen laba secara keseluruhan dan ditarik kesimpulan berdasarkan konsep nilai-nilai etika bisnis Islam. Metode Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis isi, dimana penulis mengkaji materi atau literatur tertentu dari pokok bahasan masalah yang telah diteliti. Pembatasan masalah perihal objek yang menjadi fokus bahasan dalam penelitian ini adalah Motivasi manajemen laba, Bentuk – bentuk manajemen laba, dan Praktik Manajemen Laba.

C. Perumusan Masalah

Untuk dapat melihat lebih mendalam mengenai praktik manajemen laba agar lebih terfokus pada tema yang dimaksud, akan dikumpulkan sumber-sumber kepustakaan yang nantinya akan diteliti sesuai dengan batasan kemampuan peneliti. Serta masalah yang dapat diidentifikasi penulis adalah sebagai berikut:

1. Adakah bentuk manajemen laba yang diperbolehkan menurut Syariah? 2. Bagaimana manajemen laba ditinjau dari etika bisnis Islam?

10

Penelitian ini bertujuan untuk menjawab isu-isu tekait dengan bagaimana etika bisnis Islam memandang permasalahan manajemen laba. Tujuan dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui bentuk manajemen laba yang diperbolehkan atau tidak diperbolehkan oleh syariah.

2. Untuk mengetahui manajemen laba ditinjau dari etika bisnis Islam.

Manfaat yang dapat diberikan dengan adanya penelitian ini yaitu :

1. Manfaat teoritis adalah dapat memperluas dan menambah khazanah pengetahuan mengenai permasalahan terkait penelitian, serta dapat menjadi referensi untuk keperluan studi dan penelitian mengenai hal-hal yang terkait dengan penelitian.

2. Manfaat praktis adalah dapat menjadi rambu-rambu sekaligus pengingat bagi para praktisi agar dapat mengatur manajemen selaras dengan prinsip-prinsip islami.

E. Metode Penelitian

Metode penelitian ini ialah bentuk penelitian kualitatif deskriptif yang berarti bahwa penelitian hanya menggunakan data literatur sebagai alat mempertajam dan memperkuat hasil analisis dan bukan merupakan data primer penelitian. Berikut ini adalah langkah-langkah penelitian yang dilakukan:

1. Metode Pengumpulan Data

Metode Pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis adalah dengan cara library research , yaitu melakukan penelitian dengan cara mencari bahan materi baik teori maupun praktis melalui literatur berupa bahan-bahan pustaka (buku, majalah, jurnal, artikel, dokumen, dan sebagainya) dan dokumen-dokumen yang berkaitan langsung dengan permasalahan yang diteliti sebagai data primer maupun sekunder, dalam penelitian ini, yang menjadi data primer adalah Al-Quran, sedangkan data sekunder berasal dari bahan-bahan pustaka dan dokumen-dokumen terkait permasalahan diatas. Ini merupakan suatu penelitian yang memanfaatkan sumber perpustakaan untuk memperoleh data penelitiannya.6

Dalam penelitian ini penulis menggunakan penelitian dengan studi kepustakaan dengan mengandalkan teori-teori dan konsep-konsep yang ada untuk diinterpretasikan berdasarkan tulisan-tulisan yang mengarah kepada pembahasan. Sumber-sumber tersebut di dapat dari karya yang ditulis oleh intelektual dan ahli yang berkompeten tentang etika bisnis Islam dan manajemen laba, diantara sumber-sumber yang digunakan peneliti ialah:

a. Al- Quran b. Al- Hadist

6

12

c. Husain Syahatah, dan Siddiq Muh. Al-Amin. Transaksi dan Etika Bisnis Islam. (Jakarta: Visi Insani Publishing, 2005)

d. Faisal Badroen et al., Etika Bisnis dalam Islam. (Ciputat: UIN Jakarta Press, 2005)

e. Muhammad Djakfar. Etika Bisnis dalam Perspektif Islam. (Malang: UIN Malang Press, 2007)

f. Abdul Aziz. Etika Bisnis Perspektif Islam. (Bandung: Alfabeta, 2013)

g. Veithzal Rivai, dkk. Islamic Bussiness and Economic Ethics. (Jakarta: Bumi Aksara, 2012)

h. Dedhy Sulistyawan et al., Creative Accounting. (Jakarta: Salemba Empat, 2011)

i. Sri Sulistyanto. Manajemen Laba, Teori dan Model Empiris. (Jakarta: Grasindo, 2008)

j. Mustaq Ahmad, Etika Bisnis dalam Islam. (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2006)

k. Buchari Alma, Dasar-Dasar Etika Bisnis Islami. (Bandung: Alfabeta, 2003)

2. Data yang Diperlukan

Data yang diperlukan dalam penulisan skripsi ini bersifat kualitatif tekstual dengan menggunakan pijakan terhadap proporsi-proporsi ilmiah yang dikemukakan oleh para pakar etika bisnis Islam dan pakar akuntansi yang erat kaitannya dengan pembahasan.

3. Sumber Data

Dalam penulisan karya ilmiah ini, penulis menggunakan sumber data berupa teori-teori yang berasal dari literatur dan karya ilmiah.

4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dengan dokumentasi, mengidentifikasi wacana dari buku-buku, makalah atau artikel, majalah, jurnal, web atau internet, ataupun informasi lainnya yang berhubungan dengan judul penulisan untuk mencari hal-hal atau variabel yang dapat berupa catatan, transkrip, buku, dan sebagainya yang memiliki keterkaitan dengan kajian tentang konsepsi etika bisnis islam kaitannya dengan manajemen laba.

5. Metode Pengolahan Data / Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini, setelah data terkumpul maka data tersebut dianalisis untuk mendapatkan konklusi, bentuk-bentuk dalam teknik analisis data ialah sebagai berikut:

a. Metode Deskriptif, yaitu usaha untuk mengumpulkan dan menyusun suatu data, kemudian dilakukan analisis terhadap data tersebut. Pengolahan data yang dilakukan dengan cara memaparkan data-data yang ada secara apa adanya bertujuan untuk memperoleh informasi-informasi mengenai keadaan saat ini dan melihat kaitan antara permasalahan penelitian dengan teori dalam Fikih Muamalat dan Etika Bisnis islam.

14

a) Analisis isi (content analysis), yaitu proses pengolahan data dengan cara menganalisis materi/isi tertentu dari data-data yang telah dipaparkan secara deskriptif sesuai dengan batasan masalah yang terkait. Menurut Weber, Content Analysis adalah metodologi yang memanfaatkan seperangkat prosedur untuk menarik kesimpulan yang shahih dari sebuah dokumen. Menurut Hostli, Content Analysis adalah teknik apapun yang digunakan untuk menarik kesimpulan melalui usaha untuk menemukan karakteristik pesan, dan dilakukan secara objektif dan sistematis.7

Dengan cara analisis isi dapat dibandingkan antara satu buku dengan buku yang lain dalam bidang yang sama, baik berdasarkan perbedaan waktu penulisannya maupun mengenai kemampuan buku-buku tersebut dalam mencapai sasaran sebagai bahan yang disajikan kepada masyarakat atau sekelompok masyarakat tertentu. Syarat tentang Cintent Analysis yaitu objektif, sistematis, dan general.

6. Metode Pembahasan

Untuk mempermudah dalam penulisan ini, maka sangat diperlukan untuk menggunakan pendekatan-pendekatan yaitu:

7

Lexy J. Moleong. Metodologi Penelitian Kualitatif. (Bandung: PT Remaja Rosda, 2010), h. 163

a) Metode induktif adalah berangkat dari fakta-fakta atau peristiwa-peristiwa kusus dan kongkrit, kemudian digeneralisasikan menjadi kesimpulan yang bersifat umum.

b) Metode deduktif adalah metode yang berangkat dari pengetahuan yang bersifat umum itu dan hendak menilai sesuatu kejadian yang sifatnya khusus.

c) Metode komparasi adalah meneliti faktor-faktor tertentu yang berhubungan dengan situsi atau fenomena yang diselidiki dan membandingkan satu faktor dengan yang lain, dan penyelidikan bersifat komparatif.

F. Literatur Review

1. Sirman Dahwal, “Etika Bisnis Menurut Hukum Islam (Suatu Kajian

Normatif)

Bahwa secara normative, etika bisnis menurut hukum Islam memperlihatkan adanya struktur yang berdiri sendiri dan terpisah dari struktur lainnya. Hal ini disebabkan karena struktur etika dalam agama Islam lebih banyak menjelaskan nilai-nilai kebaikan dan kebenaran baik pada tataran niat atau ide hingga perilaku dan perangai. Nilai moral tersebut tercakup dalam empat sifat, yaitu shiddiq, amanah, tabligh, dan fathonah. Serta etika bisnis menurut hukum Islam harus dibangun dan dilandasi oleh prinsip-prinsip kesatuan (unity), keadilan/keseimbangan (equilibrium), kehendak bebas/ikhtiar (free will), pertanggungjawaban (responsibility) dan kebenaran (truth), kebajikan (wisdom) dan kejujuran (fair). Kemudian harus memberikan

16

visi bisnis masa depan yang bukan semata-mata mencari keuntungan yang bersifat sesaat melainkan mencari keuntungan yang mengandung hakikat baik yang berakibat atau berdampak baik pula bagi semua umat manusia.

2. Azharsyah Ibrahim, “Income Smoothing dan Implikasinya terhadap

Laporan Keuangan Perusahaan dalam Etika Ekonomi Islam”. Jurnal Media Syariah Vol. XII No. 24, Juli 2010.

Hasil kajian menunjukkan bahwa dari sudut pandang etika secara umum ada dua pendapat yang bertolak belakang yaitu yang menganggap wajar; dan yang menganggap tidak etis. Akan tetapi pendapat kedua lebih kuat. Praktik yang dilakukan pun memberi pengaruh yang signifikan terhadap laporan keuangan perusahaan karena mempengaruhi jumlah laba yang dihasilkan oleh suatu perusahaan, yang efeknya dapat mengelabui stakeholder terhadap kondisi keuangan perusahaan tersebut.

3. Syafrudin Arif, “Etika Islam dalam Manajemen Keuangan”, Jurnal HI Volume 9, Nomor 2, Desember 2011.

Bahwa Islam mengakui motif laba, namun juga mengikat motif itu dengan syarat-syarat moral, social, dan temperance (pembatasan diri). Sehingga kalau ajaran Islam itu dilaksanakan, pemakaian motif laba seorang individu/perorangan, tidak sampai menjadikan individualism yang ekstrem, yaitu manusia yang hanya ingat akan kepentingan diri tanpa memperdulikan masyarakat. Sistem Ekonomi Islam jika diikuti dan dilaksanakan, merupakan

imbangan yang harmonis antara kepentingan individu dan kepentingan masyarakat.

4. Tatang Ary Gumati. “Earning Management: Suatu Telaah Pustaka”.

Jurnal Akuntansi & Keuangan Vol. 2, No.2, Nopember 2000.

Penelitian ini meneliti bahwa earning management atau manajemen laba merupakan suatu fenomena baru yang telah menambah wacana perkembangan teori akuntansi. Istilah manajemen laba muncul sebagai konsekuensi langsung dari upaya manager untuk melakukan manajemen informasi akuntansi, khususnya laba demi kepentingan pribadi atau perusahaan. Manajemen laba tidak selamanya merupakan suatu upaya negatif yang merugikan karena tidak selamanya manajemen laba berorientasi pada manipulasi laba.

Bukti-bukti empiris menunjukkan bahwa praktek manajemen laba ditemui dalam banyak konteks. Hal ini menunjukkan bahwa peristiwa atau variabel-variabel ekonomi tertentu dapat dijadikan sarana untuk memanage laba. Dan hasil secara teoritis menunjukkan bahwa pada teori akuntansi positif menjelaskan bahwa manajer memiliki insentif atau dorongan untuk memaksimalkan kesejahteraannya.

5. Astri Faradila dan Ari Dewi Cahyati, “Analisis Manajemen Laba Pada

18

Penelitian ini mencari dan menganalisis adanya praktik manajemen laba pada bank syarah, menggunakan 11 BUS, dengan menggunakan Model Jones Modifikasi. Hasil menunjukkan bahwa nilai accrual discretioner pada sampel 11 Bank Umum Syariah masih berkisar di bawah angka 0 (nol), hal ini berarti bank syariah melakukan manajemen laba dengan cara menurunkan laba.

Persamaan penelitian dengan penelitian sebelumnya ialah terletak pada tema penelitian, yaitu ada yang membahas mengenai etika bisnis Islam dan juga ada yang membahas mengenai manajemen laba. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian-penelitian sebelumnya ialah pada penelitian-penelitian ini mengkaji fenomena manajemen laba yang kerap terjadi pada entitas bisnis syariah ditinjau dari segi etika bisnis menurut Islam, karena sejauh ini telah banyak sekali penelitian yang mengkaji perihal manajemen laba dan faktor-faktor yang mempengaruhinya namun tidak dikaitkan secara langsung terhadap tataran atau nilai-nilai Islam. Sehingga penelitian ini bertujuan untuk mengaitkan secara langsung bagaimana etika bisnis menejemen laba menurut Islam.

G. Sistematika Penulisan

Metode Penulisan yang digunakan oleh penulis pada penelitian ini adalah metode penulisan yang mengacu pada buku Pedoman Penulisan Skripsi oleh Fakultas Syariah dan Hukum tahun 2012. Selanjutnya untuk memudahkan dan lebih sistematisnya skripsi ini, penulis menyusunnya ke dalam lima (5) bab, yaitu:

Bab I : Pendahuluan, terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi permasalahan pembatasan dan perumusan masalah, metodolgi penelitian, tujuan dan manfaat penelitian serta sistematika penulisan.

Bab II : Pada bab ini akan dibahas dan dijelaskan mengenai Konsep Dasar Etika Bisnis Islam, yang mencakup didalamnya mengenai Etika, Etika Bisnis, Etika Bisnis Islam, Prinsip Dasar Etika Bisnis Islam, Tujuan Bisnis Islam, Pedoman Bisnis dalam Islam, setika Bisnis Islam kaitannya dengan Manajemen Laba.

Bab III : Pada bab ini akan dibahas mengenai Konsep Manajemen Laba yang mencakup didalamnya Laporan Keuangan, Agency Theory, Asimetri Informasi, Manajemen Laba, Prinsip Akuntansi Berbasis Akrual, Motivasi Manajemen Laba, Bentuk-Bentuk Manajemen Laba, serta Manajemen Laba, Apakah Legal dan Etis.

Bab IV : Pada Bab ini membahas tentang bagaimana Tinjauan Etika Bisnis Islam terhadap Manajemen Laba.

20 BAB II

KONSEP DASAR ETIKA BISNIS ISLAM

A. Etika

Etika adalah tata nilai yang diletakkan sebagai regulator kehidupan guna mencegah kerusakan yang ditimbulkan oleh tingkah laku manusia.1 Ethics yang menjadi padanan dari etika, secara etimologis berarti „the discipline dealing with what is good and bad and with moral duty and obligation’, ;a set of moral principle or values’, „a theory or system moral values.’2

Etika dapat diartikan sebagai sikap untuk memahami opsi-opsi yang harus diambil diantara sekian banyak pilihan tindakan yang ada. Etika tidaklah ditafsiri sebagai sesuatu yang merampas kebebasan manusia dalam berbuat. Malah etika sangat erat kaitannya dengan kebebasan namun kebebasan yang bertanggung jawab.

Hal ini dapat dikatakan bahwa Etika adalah suatu kesadaran pada diri seseorang atas dasar nilai dan rasa tanggung jawab atas sesuatu yang dianggapnya baik atau buruk, wajar atau tidak wajar, diperbolehkan atau tidak diperbolehkan. Sehingga keseluruhan perbuatan yang dilakukan berdasarkan pada satu pemahaman kata yaitu benar dan baik. Etika mempunyai kendali intern dalam hati, berbeda dengan aturan hukum yang mempunyai unsur paksaan ekstern.

1

Faisal Badroen, dkk, Etika Bisnis dalam Islam. (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005), h. 1.

2 Joseph H, dkk, Webster’s New Collegiate Dictionary, (USA: Houghton Mifflin Hartcourt, 2012), h. 13-15

Sedangkan dalam Islam, istilah yang paling dekat berhubungan dengan istilah etika dalam al- quran adalah khuluq. Al-quran juga menggunakan sejumlah istilah lain untuk menggambarkan konsep tentang kebaikan: khair (kebaikan), birr (kebenaran), qist (persamaan), „adl (kesetaraan dan keadilan), haqq (kebenaran dan kebaikan), ma’ruf (mengetahui dan menyetujui) dan takwa (ketakwaan). Tindakan yang terpuji disebut sebagai shalihat dan tindakan yang tercela disebut sebagai sayyi’at.3

Etika dalam Islam, dipahami sebagai akhlak atau adab yang bertujuan untuk mendidik moralitas manusia. Etika merupakan jiwa ekonomi Islam yang membangkitkan kehidupan dalam peraturan dan syariat. Oleh sebab itu, etika atau akhlak adalah hakikat-hakikat yang menempati ruang luas dan mendalam pada akal, hati nurani, dan perasaan seorang muslim.

Terdapat dua macam etika, yaitu:4 1. Etika Deskriptif

Adalah etika yang menelaah secara kritis dan rasional tentang sikap dan perilaku manusia, secara apa yang dikejar setiap orang dalam hidupnya sebagai sesuatu yang bernilai. Artinya etika deskriptif tersebut berbicara mengenai fakta secara apa adanya, yakni mengenai nilai dan perilaku manusia sebagai suatu fakta yang terkait dengan situasi dan realitas yang membudaya.

3

Rafik Issa Beekun, dalam Veithzal Rivai, dkk, Islamic Bussiness and Economic Ethics. (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2012), h. 3.

4

22

2. Etika Normatif

Etika Normatif adalah etika yang menetapkan berbagai sikap dan perilaku yang ideal dan seharusnya dimiliki oleh manusia atau apa yang seharusnya dijalankan oleh manusia dan tindakan apa yang bernilai dalam hidup ini. Jadi etika normatif merupakan norma-norma yang dapat menuntun agar manusia bertindak secara baik dan menghindarkan hal-hal yang buruk, sesuai dengan kaidah atau norma yang disepakati dan berlaku di masyarakat.

Dalam dokumen Etika bisnis islam tentang manajemen laba (Halaman 19-33)

Dokumen terkait