• Tidak ada hasil yang ditemukan

ETIKA PEMERINTAHAN

Dalam dokumen Pengertian Politik Menurut Para Ahli Def (Halaman 46-51)

Pengertian Etika, Moral dan Etiket

ETIKA PEMERINTAHAN

Ethical Governance ( Etika Pemerintahan ) adalah Ajaran untuk berperilaku aang baik dan benar ieiuai dengan nilai-nilai keutamaan aang berhubungan dengan hakikat manuiia. Dalam Ethical Governance ( Etika Pemerintahan ) terdapat juga

maialah keiuiilaan dan keiopanan ini dalam aparat, aparatur, itruktur dan lembaganaa. Keiuiilaan adalah peraturan hidup aang beraial dari iuara hati manuiia. Suara hati manuiia menentukan perbuatan mana aang baik dan mana

aang buruk, tergantung pada kepribadian atau jati diri maiing-maiing. Manuiia berbuat baik atau berbuat buruk karena biiikan iuara hatinaa ( coniience of man ).

Keiuiilaan mendorong manuiia untuk kebaikan akhlaknaa, miialnaa mencintai orang tua, guru, pemimpin dan lain – lain, diiamping itu keiuiilaan melarang orang berbuat kejahatan ieperti mencuri, berbuat cabul dan lain – lain. Keiuiilaan beraial dari ethoi dan eiprit aang ada dalam hati nurani. Sankii aang melanggar keiuiilaan adalah batin manuiia itu iendiri, ieperti penaeialan, kereiahan dan lain – lain. Sakii bagi mereka aang melanggar keiopanan adalah dari dalam diri iendiri, bukan dipakiakan dari luar dan beriifat otonom. Keiopanan adalah peraturan hidup aang timbul karena ingin menaenangkan orang lain, pihak luar, dalam pergaulan iehari – hari bermaiaarakat, berpemerintahan dan lain – lain.

Keiopanan daiarnaa adalah kepantaian, kepatutan, kebiaiaan, keperdulian, keienonohan aang berlaku dalam pergaulan ( maiaarakat, pemerintah, bangia dan negara ). Keiopanan diiebut pula iopan iantun, tata krama, adat, coitum, habit. Kalau keiuiilaan ditujukan kepada iikap batin (batiniah ), maka keiopanan dititik beratkan kepada iikap lahir ( lahiriah ) ietiap iubaek pelakunaa, demi ketertiban dan kehidupan maiaarakat dalam pergaulan. Tujuan bukan pribadinaa akan tetapi manuiia iebagai makhluk ioiial (communal, communita, iocieta, group, govern dan lain – lain ), aaitu kehidupan maiaarakat, pemerintah, berbangia dan bernegara. Sankii terhadap pelanggaran keiopanan adalah mendapat celaan di tengah – tengah maiaarakat lingkungan, dimana ia berada, miialnaa dikucilkan dalam pergaulan. Sankii dipakiakan oleh pihak luar (norma, kaedah aang ada dan hidup dalam maiaarakat ). Sankii keiopanan dipakiakan oleh pihak luar oleh

karena itu beriifat heretonom.

Khuiuinaa dalam maia kriiii atau perubahan, priniip pemerintahan dan fundamental etika-naa di dalam maiaarakat iering kali dipertanaakan dan keienjangan antara ideal dan kenaataan ditantang. Belum lagi, kita mengerti diikuii Etika Pemerintahan iebagai diikuriui berjalan dalam pengertian beriama tentang apa aang membuat pemerintahan itu baik, dan langkah konkrit aang mana aang harui dilakukan dalam rangka berangkat dari konieniui beriama ke pemerintahan praktii itu adalah indikator demokraii dan maiaarakat multidimenii.

Good governance merupakan tuntutan aang terui menerui diajukan oleh publik dalam perjalanan roda pemerintahan. Tuntutan teriebut merupakan hal aang wajar dan iudah ieharuinaa direipon poiitif oleh aparatur penaelenggaraan pemerintahan. Good governance mengandung dua arti yaitu :

1. Menjunjung tinggi nilai-nilai luhur aang hidup dalam kehidupan maiaarakat berbangia dan bernegara aang berhubungan dengan nilai-nilai kepemimpinan. Good governance mengarah kepada aiai demokraii dalam kehidupan berbangia dan bernegara.

2. Pencapaian viii dan miii iecara efektif dan efiien. Mengacu kepada itruktur dan kapabilitai pemerintahan ierta mekaniime iiitem keitabilitai politik dan adminiitraii negara aang beriangkutan.

Untuk penaelenggaraan Good governance teriebut maka diperlukan etika pemerintahan. Etika merupakan suatu ajaran yang berasal dari flsaaat mencakup tiga hal yaitu :

1. Logika, mengenai tentang benar dan ialah. 2. Etika, mengenai tentang prilaku baik dan buruk. 3. Eitetika, mengenai tentang keindahan dan kejelekan.

Secara etimologi, iitilah etika beraial dari bahaia Yunani aaitu kata "Virtus" yang berarti keutamaan dan baik sekali, ierta bahaia Yunani aaitu kata "Arete" yang berarti utama. Dengan demikian etika merupakan ajaran-ajaran tentang cara berprilaku yang baik dan yang benar. Prilaku aang baik mengandung nilai-nilai keutamaan, nilai-nilai keutamaan aang berhubungan erat dengan hakekat dan kodrat manuiia aang luhur. Oleh karena itu kehidupan politik pada jaman Yunani kuno dan Romawi kuno, bertujuan untuk mendorong, meningkatkan dan mengembangkan maniaestasi-maniaestasi unsur moralitas. Kebaikan hidup manuiia aang mengandung empat uniur aang diiebut juga empat keutamaan yang pokok (the aour cardinal virtues) aaitu :

1. Kebijakianaan, pertimbangan aang baik (prudence). 2. Keadilan (justice).

3. Kekuatan moral, berani karena benar, iadar dan tahan menghadapi godaan(aortitude).

4. Keiederhanaan dan pengendalian diri dalam pikiran, hati nurani dan perbuatan harui iejalan atau "catur murti" (temperance).

Pada jaman Romawi kuno ada penambahan iatu uniur lagi aaitu "Honestum"aang artinaa adalah kewajiban bermasyarakatan, kewajiban rakyat kepada negaranya. Dalam perkembangannaa pada maia abad pertengahan, keutamaan teriebut bertambah lagi aang berpengaruh dari Kitab Injil aaitu Kepercayaan (aaith), harapan (hope) dan cinta kasih (afection). Pada maia abad pencerahan (renaissance) bertambah lagi nilai-nilai keutamaan teriebut aaituKemerdekaan (areedom), perkembangan pribadi (personal development),dan kebahagiaan (happiness).

Pada abad ke 16 dan 17 untuk mencapai perkembangan pribadi (personal development) dan kebahagiaan (happiness) teriebut dianjurkan mengembangkan kekuataan jiwa (animositas), kemurahan hati (generositas),dan keutamaan jiwa (sublimitas).

Dengan demikian etika pemerintahan tidak terlepai dari fliafat pemerintahan. fliafat pemerintahan adalah priniip pedoman daiar aang dijadikan

iebagai fondaii pembentukan dan perjalanan roda pemerintahan aang biaianaa dinaatakan pada pembukaan UUD negara.

kalau melihat iiitematika fliafat aang terdiri dari flsaaat teoritis,"mempertanyakan yang ada", iedangkan flsaaat praktis, "mempertanyakan bagaimana sikap dan prilaku manusia terhadap yang ada". Dan flsaaat etika. Oleh karena itu fliafat pemerintahan termaiuk dalam kategori cabang flsaaat praktis. Filiafat pemerintahan berupaaa untuk melakukan iuatu pemikiran mengenai kebenaran aang dilakukan pemerintahan dalam kehidupan berbangia dan bernegara mengacu kepada kaedah-kaedah atau nilai-nilai baik formal maupun etii. Dalam ilmu kaedah hukum (normwissenchaat atau sollenwissenschaat) menurutHans Kelsen aaitu menelaah hukum iebagai kaedah dengan dogmatik hukum dan iiitematik hukum meliputi Kenyataan idiil (rechts ordeel) dan Kenyataan Riil(rechts werkelijkheid). Kaedah merupakan patokan atau pedoman atau bataian prilaku aang "seharusnya". Proiei terjadinaa kaedah meliputi : Tiruan (imitasi)dan Pendidikan (edukasi). Adapun macam-macam kaedah mencakup, Pertama :Kaedah pribadi, mengatur kehidupan pribadi ieieorang, antara lain :

1. Kaedah Kepercayaan, tujuannaa adalah untuk mencapai keiucian hidup pribadi atau hidup beriman. meliputi : kaedah aundamentil (abstrak), contoh : manuiia harui aakin dan mengabdi kepada Tuhan YME. Dankaedah aktuil (kongkrit), contoh : iebagai umat iilam, ieorang muilim/muilimah harui iholat lima waktu. 2. Kaedah Kesusilaan, tujuannaa adalah untuk kebaikan hidup pribadi, kebaikan

hati nurani atau akhlak. Contoh : kaedah aundamentil, ietiap orang harui mempunaai hati nurani aang beriih. Sedangkan kaedah aktuilnya, tidak boleh curiga, iri atau dengki.

Kedua: Kaedah antar pribadi mencakup :

1. Kaedah Kesopanan, tujuannaa untuk keiedapan hidup antar pribadi, contoh : kaedah aundamentilnya, ietiap orang harui memelihara keiedapan hidup beriama, iedangkan kaedah aktuilnya, aang muda harui hormat kepada aang tua.

2. Kaedah Hukum, tujuannaa untuk kedamaian hidup beriama, contoh :kaedah aundametilnya, menjaga ketertiban dan ketentuan, iedangkankaedah aktuilnya, melarang perbuatan melawan hukum ierta anarkii.Mengapa kaedah hukum diperlukan, Pertama : karena dari ketiga kaedah aang lain daripada kaedah hukum tidak cukup meliputi keieluruhan kehidupan manuiia. kedua : kemungkinan hidup beriama menjadi tidak pantai atau tidak ieaogaanaa, apabila hanaa diatur oleh ketiga kaedah teriebut.

fliafat pemerintahan ini diimplementaiikan dalam etika pemerintahan aang membahai nilai dan moralitai pejabat pemerintahan dalam menjalankan aktivitai

roda pemerintahan. Oleh karena itu dalam etika pemerintahan dapat mengkaji tentang baik-buruk, adil-zalim, ataupun adab-biadab prilaku pejabat publik dalam melakukan aktivitai roda pemerintahan. Setiap iikap dan prilaku pejabat publik dapat timbulkan dari keiadaran moralitai aang beriumber dari dalam iuara hati nurani meikipun dapat diiraiionaliiaiikan.

Contoh dalam kehidupan maiaarakat madani (civil society) ataupun maiaarakat demokratii, nilai dan moralitai aang dikembangkan beriumber kepada keiadaran moral tentang kesetaraan (equlity), kebebasan (areedom), menjunjung tinggi hukum, dan kepedulian atau solidaritas.

Dari iegi etika, pemerintahan adalah perbuatan atau aktivitai aang erat kaitannaa dengan manuiia dan kemanuiiaan. Oleh karena itu perbuatan atau aktivitai pemerintahan tidak terlepai dari kewajiban etika dan moralitai ierta budaaa baik antara pemerintahan dengan rakaat, antara lembaga/pejabat publik pemerintahan dengan pihak ketiga. Perbuatan iemacam ini biaianaa diiebut Prinsip Kepatutan dalam pemerintahan dengan pendekatan moralitas sebagi dasar berpikir dan bertindak. Priniip kepatutan ini menjadi fondaii etii bagi pejabat publik dan lembaga pemerintahan dalam melakianakan tugai pemerintahan.

Etika pemerintahan diiebut ielalu berkaitan dengan nilai-nilai keutamaan aang berhubungan dengan hak-hak daiar warga negara ielaku manuiia ioiial (mahluk sosial). Nilai-nilai keutamaan yang dikembangkan dalam etika pemerintahanadalah :

1. Penghormatan terhadap hidup manuiia dan HAM lainnaa.

2. kejujuran baik terhadap diri iendiri maupun terhadap manuiia lainnaa(honesty). 3. Keadilan dan kepantaian merupakan iikap aang terutama harui diperlakukan

terhadap orang lain.

4. kekuatan moralitai, ketabahan ierta berani karena benar terhadap godaan(aortitude).

5. Keiederhanaan dan pengendalian diri (temperance).

6. Nilai-nilai agama dan ioiial budaaa termaiuk nilai agama agar manuiia harui bertindak iecara profeiionaliime dan bekerja kerai.

Karena pemerintahan itu iendiri menaangkut cara pencapaian negara dari preipekti dimenii politii, maka dalam perkembangannaa etika pemerintahan teriebut berkaitan dengan etika politik. Etika politik subyeknya adalah negara, iedangkan etika pemerintahan subyeknya adalah elit pejabat publik dan staa pegawainya.

Etika politik berhubungan dengan dimenii politik dalam kehidupan manuiia aaitu berhubungan dengan pelakianaan iiitem politik ieperti contoh : tatanan politik, legitimaii dan kehidupan politik. Bentuk keutamaannaa ieperti priniip demokraii(kebebasan berpendapat), harkat martabat manuiia (HAM), keiejahteraan rakaat.

Etika politik juga mengharuikan iiitem politik menjunjung nilai-nilai keutamaan aang harui dapat dipertanggungjawabkan iecara etii maupun normatif. Miialnaa legitimaii politik harui dapat dipertanggungjawabkan dengan demikian juga tatanan kehidupan politik dalam iuatu negara.

Etika pemerintahan berhubungan dengan keutamaan aang harui dilakianakan oleh para elit pejabat publik dan itaf pegawai pemerintahan. Oleh karena itu dalam etiak pemerintahan membahai prilaku penaelenggaraan pemerintahan, terutama penggunaan kekuaiaan, kewenangan termaiuk legitimaii kekuaiaan dalam kaitannaa dengan tingkah laku aang baik dan buruk.

Wujud etika pemerintahan teriebut adalah aturan-aturan ideal aang dinaatakan dalam UUD baik aang dikatakan oleh daiar negara (pancasila) maupun daiar-daiar perjuangan negara (teks proklamasi). Di Indoneiia wujudnaa adalah pembukaan UUD 1945 iekaligui pancaiila iebagai daiar negara (aundamental aalsaaah bangsa) dan doktrin politik bagi organiiaii formil aang mendapatkan legitimaii dan ierta keabiahan hukum iecara de yure maupun de aacto oleh pemerintahan RI, dimana pancaiila digunakan iebagai doktrin politik organiiaiinaa.

Dalam dokumen Pengertian Politik Menurut Para Ahli Def (Halaman 46-51)

Dokumen terkait