BAB III METODE PENELITIAN
3.11 Etika Penelitian
Semua pasien yang diikutsertakan pada penelitian ini, diberikan penjelasan tentang tujuan, manfaat, dan risiko penelitian serta tanggung jawab peneliti. Setelah mereka memahami, dimintakan persetujuan dengan menandatangani surat pernyataan persetujuan yang telah disediakan. Setiap pasien berhak mengetahui hasil pemeriksaan dan boleh menarik diri dari penelitian jika tidak bersedia melanjutkan penelitian.
Persalinan Preterm
Inklusi/Eksklusi
Pemeriksaan kadar
progesteron
Analisis Data
Kehamilan
Normal
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dilakukan penelitian kadar serum progesteron pada pasien persalinan preterm dan kehamilan normal di RSUP H. Adam Malik Medan dan Rumah Sakit Jejaring FK USU dari bulan April 2014 sampai dengan bulan Juni 2014. Diperoleh 23 kasus pasien persalinan preterm sebagai kelompok studi dan 23 kehamilan aterm sebagai kelompok kontrol.
4.1. Karakteristik Subjek Penelitian
Karakteristik subjek penelitian berdasarkan umur, paritas dan usia kehamilan dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.1 Karakteristik Subjek Penelitian
KARAKTERISTIK Persalinan Preterm Kehamilan Normal Total
N % n % UMUR (Tahun) < 20 2 8,7% 0 0% 2 (4,3%) 21-35 19 82,6% 21 91,3% 40 (87%) >35 2 8,7% 2 8,7% 4 (8,7%) PARITAS 0 15 65,2% 8 34,8% 23 (50%) 1 2 8,7% 7 30,4% 9 (19,6%) ≥2 6 26,0% 8 34,8% 14 (30,5%) USIA KEHAMILAN 28 1 4,3% 1 4,3% 2 (4,3%) 29 1 4,3% 1 4,3% 2 (4,3%) 30 1 4,3% 1 4,3% 2 (4,3%) 31 0 0 0 0 0 32 3 13% 3 13% 6 (13%) 33 1 4,3% 1 4,3% 2 (4,3%) 34 4 17,4% 4 17,4% 8 (17,4%) 35 4 17,4% 4 17,4% 8 (17,4%) 36 8 34,8% 8 34,8% 16 (34,8%) Jumlah 23 100 23 100 46 (100%)
Tabel di atas menjelaskan bahwa subjek penelitian pada kelompok persalinan preterm dan kelompok kehamilan normal umumnya berumur 21-35 tahun masing-masing 82,6% dan 91,3%.
Berdasarkan paritas didapatkan bahwa pada kelompok persalinan preterm sebagian besar dengan paritas 0 (65,2%) dan yang terendah dengan paritas 2 (8,7%) sedangkan pada kelompok kehamilan normal yang terbanyak dengan paritas 0 dan ≥ 2 masing-masing 34,8% dan terendah dengan paritas 1 (30,4%).
Berdasarkan usia kehamilan menunjukkan bahwa pada kelompok persalinan preterm yang terbanyak adalah dengan usia kehamilan 36 minggu (34,8%) dan tidak dijumpai pada usia kehamilan 31 minggu serta rendah pada usia antara 28 – 33 minggu masing 4,3% demikian juga pada kelompok kehamilan normal terbanyak adalah dengan usia kehamilan 36 minggu (34,8%) dan tidak dijumpai pada usia kehamilan 31 minggu serta rendah pada usia antara 28 – 33 minggu masing 4,3% .
Tabel 4.2 Rerata Durasi Persalinan dan Pembukaan Serviks pada Kejadian Persalinan Preterm
Persalinan Preterm (n=23)
Mode N (%) Mean SD
Durasi (jam) 2 7(30,4%) 4,17 3,143
Pembukaan (cm) 6 7(30,4%) 4,91 1,998
Tabel diatas menunjukkan, dari 23 persalinan preterm yang diambil sebagai sampel didapati sebagian besar datang dengan pembukaan serviks 6 cm sebanyak 7 orang (30,4%). Sementara berdasarkan durasi
persalinan, didapati sebagian besar sampel memiliki durasi persalinan selama 2 jam sebanyak 7 orang (30,4%).
4.3. Perbandingan Kadar Progesteron Pada Kejadian Persalinan Preterm dan Kehamilan Normal
Tabel 4.2 Perbandingan Kadar Progesteron Pada Kejadian Persalinan Preterm dan Kehamilan Normal
Kadar Progesteron X SD P value Persalinan Preterm 103,22 54,010 0,0001 Kehamilan Normal 200,22 49,768 *Uji t-test
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai rerata kadar progesteron persalinan preterm adalah sebesar 103,22 ng/ml yang lebih rendah dari kehamilan normal yang mempunyai rerata kadar progesteron yaitu 200,22 ng/ml. Untuk mengetahui adanya perbedaan rerata kadar progesteron dari kedua kelompok dilakukan uji statistik dengan t-test yang mendapatkan nilai p < 0,05 yang menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna kadar progesteron kelompok persalinan preterm dan kehamilan normal.
Stamatelou dkk (2009), menemukan rerata konsentrasi progesteron yang lebih rendah 30% pada wanita dengan persalinan preterm dengan usia kehamilan 28-34 minggu jika dibandingkan wanita yang melahirkan aterm. Mereka juga menemukan bahwa wanita dengan
persalinan preterm memiliki kadar progesteron yang lebih rendah saat fase aktif jika dibandingkan wanita dengan persalinan aterm.41
Csapo, pada teori “see-saw”, yang menyatakan bahwa progesteron memiliki implikasi dalam mekanisme persalinan pada manusia (aterm dan preterm) dengan keluaran yang berbeda-beda. Konsentrasi progesteron yang adekuat di miometrium dapat mengimbangi aktivitas stimulasi prostaglandin bersama dengan kemampuan oksitosin untuk meningkatkan aktivitas agonis histamin. Progesteron akan mengurangi konsentrasi reseptor oksitosin miometrium, yang akan mengimbangi efek kerja estrogen. Progesteron juga menghambat produksi prostaglandin oleh
amnion–chorion–decidua serta meningkatkan ikatan antara progesteron
dan membran janin pada saat aterm, yang dapat menjelaskan efek predominan estrogen dalam meningkatkan produksi prostaglandin dan memicu proses persalinan. 42
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 KESIMPULAN
Nilai rerata kadar progesteron persalinan preterm lebih rendah dari kehamilan normal dan uji statistik dengan t-test yang mendapatkan nilai p < 0,05 yang menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna kadar progesteron kelompok persalinan preterm dan kehamilan normal.
1. Dari 23 sampel dengan persalinan preterm didapati sebagian besar berasal dari kelompok umur 21-35 tahun , primigravida dan dengan usia kehamilan 36 minggu.
2. Berdasarkan pembukaan serviks sebagian besar sampel datang dengan pembukaan 6 cm. Berdasarkan durasii persalinan didapati sebagian besar besar sampel memiliki durasi persalinan selama 2 jam.
3. Nilai rerata kadar progesteron persalinan preterm lebih rendah dari kehamilan normal dan uji statistik dengan t-test yang mendapatkan nilai p < 0,05 yang menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna kadar progesteron kelompok persalinan preterm dan kehamilan normal.
5.2 SARAN
Perlu dilakukan penelitian selanjutnya dengan menggunakan sampel lebih besar sehingga pemeriksaan kadar progesteron dapat dijadikan standar baku untuk mendiagnosa maupun mencegah persalinan preterm.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dilakukan penelitian kadar serum progesteron pada pasien persalinan preterm dan kehamilan normal di RSUP H. Adam Malik Medan dan Rumah Sakit Jejaring FK USU dari bulan Mei 2014 sampai dengan bulan Juli 2014. Diperoleh 23 kasus pasien persalinan preterm sebagai kelompok studi dan 23 kehamilan normal sebagai kelompok kontrol.
4.1. Karakteristik Subjek Penelitian
Karakteristik subjek penelitian berdasarkan umur, paritas dan usia kehamilan dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.1 Karakteristik Subjek Penelitian
KARAKTERISTIK
Persalinan
Preterm Kehamilan Normal
P value N % N % UMUR (Tahun) 0,797 <20 2 8,7% 1 4,3% 20-24 1 4,3% 3 13,1% 25-29 10 43,5% 11 47,8% 30-35 8 34,8% 6 26,1 >35 2 8,7% 2 8,7% PARITAS 0,170 Primigravida 14 60,9% 8 34,8% Sekundigravida 3 13,1% 4 17,4% Multigravida 5 21,7% 11 47,8% Grandemultigravida 1 4,3% 0 0% USIA KEHAMILAN 28 1 4,3% 1 4,3% 29 1 4,3% 1 4,3% 30 1 4,3% 1 4,3%
31 0 0% 0 0% 32 3 13% 3 13% 33 1 4,3% 1 4,3% 34 4 17,4% 4 17,4% 35 4 17,4% 4 17,4% 36 8 34,8% 8 34,8% Jumlah 23 100 23 100
Dari tabel 4.1 berdasarkan karakteristik umur ibu didapatkan pada kelompok persalinan preterm sebagian besar berasal dari kelompok usia 25-29 tahun sebanyak 10 orang (43,5%), sementara pada kelompok kehamilan normal sebagian berasal dari kelompok usia 25 – 29 tahun sebanyak 11 orang (47,8%). Dari hasil uji statistik didapatkan p value = 0,797 yang menandakan tidak ada hubungan yang signifikan antara karakteristik usia ibu dengan kejadian persalinan preterm.
Berdasarkan karakteristik paritas didapatkan pada kelompok persalinan preterm sebagian besar berasal dari kelompok primigravida sebanyak 14 orang (60,9%), sementara pada kelompok pada kehamilan normal sebagian berasal dari kelompok multigravida sebanyak 11 orang (47,8%). Dari hasil uji statistik didapatkan p value = 0,170 yang menandakan tidak ada hubungan yang signifikan antara karakteristik paritas dengan kejadian persalinan preterm.
Berdasarkan karakteristik usia kehamilan didapatkan pada kelompok persalinan preterm sebagian besar berasal dari kelompok usia kehamilan sebanyak 8 orang (34,8%), sementara pada kelompok pada kehamilan normal sebagian berasal dari kelompok usia kehamilan 36 minggu sebanyak 8 orang (34,8%).
Tabel 4.2 Karakteristik Durasi, Pembukaan serviks saat tiba di rumah sakit, Berat Bayi Lahir, Apgar score menit 1 dan Apgar score menit 5 pada Persalinan Preterm
KARAKTERISTIK Persalinan Preterm
N % DURASI PERSALINAN 1 3 13% 2 7 30,4% 3 4 17,4% 4 1 4,3% 5 2 8,7% 6 0 0% 7 1 4,3% 8 3 13% 9 0 0% 10 1 4,3% 11 0 0% 12 1 4,3% PEMBUKAAN 1 1 4,3% 2 2 8,7% 3 3 13% 4 4 17,4% 5 2 8,7% 6 7 30,4% 7 1 4,3% 8 3 13% 9 0 0% 10 0 0% BERAT LAHIR <1500 3 6,5% 1500-1750 2 4,3% 1750-2000 2 4,3% 2000-2250 4 8,7% 2250-2500 8 17,4% >2500 4 8,7%
APGAR SCORE MENIT 1
0-3 6 13%
4-6 10 21,7%
7-10 7 15,2%
APGAR SCORE MENIT 5
0-3 1 2,2%
4-6 7 15,2%
7-10 15 32,6%
Tabel di atas menjelaskan bahwa subjek penelitian pada kelompok persalinan preterm sebagian besar lahir dengan durasi 2 jam (30,4%).
Berdasarkan pembukaan didapatkan bahwa pada kelompok persalinan preterm sebagian besar lahir dengan pembukaan 6 cm (30,4%).
Berdasarkan berat bayi baru lahir menunjukkan bahwa pada kelompok persalinan preterm yang terbanyak adalah dengan berat antara 2250 gr – 2500 gr (17,4%).
Berdasarkan apgar score menit 1 menunjukkan bahwa pada kelompok persalinan preterm yang terbanyak adalah apgar score yang bernilai antara 4-6 (30,4%) sedangkan pada apgar score menit 5 menunjukkan bahwa pada kelompok persalinan preterm yang terbanyak adalah apgar score yang bernilai antara 7-10 (32,6%).
4.2 Durasi Persalinan dan Pembukaan Serviks pada Kejadian Persalinan Preterm
Tabel 4.3 Rerata Durasi Persalinan dan Pembukaan Serviks pada Kejadian Persalinan Preterm Sejak Masuk Rumah Sakit
Persalinan Preterm (n=23)
Mean SD
Durasi (jam) 4,17 3,143
Pembukaan (cm) 4,91 1,998
Tabel diatas menunjukkan, pada rerata durasi persalinan pada kejadian persalinan preterm adalah 4,17 dengan SD= 3,143 , sedangkan rerata
pembukaan serviks pada kejadian persalinan preterm adalah 4,91 dengan SD= 1,998
4.3 Perbandingan Kadar Progesteron Pada Kejadian Persalinan Preterm dan Kehamilan Normal
Tabel 4.4. Perbandingan Kadar Progesteron Pada Kejadian Persalinan Preterm dan Kehamilan Normal
Kadar Progesteron X SD P value Persalinan Preterm 103,22 54,010 0,0001 KehamilanNormal 200,22 49,768 *Uji t-test
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai rerata kadar progesteron persalinan preterm adalah sebesar 103,22 ng/ml yang lebih rendah dari kehamilan normal yang mempunyai rerata kadar progesteron yaitu 200,22 ng/ml. Untuk mengetahui adanya perbedaan rerata kadar progesteron dari kedua kelompok dilakukan uji statistik dengan t-test yang mendapatkan nilai p < 0,05 yang menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna kadar progesteron kelompok persalinan preterm dan kehamilan normal.
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya oleh Stamatelou dkk (2009), yang menemukan rerata konsentrasi progesteron yang lebih rendah 30% pada wanita dengan persalinan preterm dengan usia
kehamilan 28-34 minggu jika dibandingkan wanita yang melahirkan aterm. Mereka juga menemukan bahwa wanita dengan persalinan preterm memiliki kadar progesteron yang lebih rendah saat fase aktif jika dibandingkan wanita dengan persalinan aterm.15
Hal ini sesuai juga dengan teori “see-saw” oleh Csapo, yang menyatakan bahwa progesterone memiliki implikasi dalam mekanisme persalinan pada manusia (aterm dan preterm) dengan keluaran yang berbeda-beda. Konsentrasi progesteron yang adekuat di miometrium dapat mengimbangi aktivitas stimulasi prostaglandin bersama dengan kemampuan oksitosin untuk meningkatkan aktivitas agonis histamin. Progesteron akan mengurangi konsentrasi reseptor oksitosin miometrium, yang akan mengimbangi efek kerja estrogen. Progesteron juga menghambat produksi prostaglandin oleh amnion–chorion-decidua serta meningkatkan ikatan antara progesterone dan membran janin pada saat aterm, yang dapat menjelaskan efek predominan estrogen dalam meningkatkan produksi prostaglandin dan memicu proses persalinan. 40
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 KESIMPULAN
1. Berdasarkan karakteristik umur ibu didapatkan pada kelompok persalinan preterm sebagian besar berasal dari kelompok usia 25-29 tahun. Berdasarkan pembukaan serviks sebagian besar sampel datang dengan pembukaan 6 cm. Berdasarkan durasi persalinan didapati sebagian besar besar sampel memiliki durasi persalinan selama 2 jam. 2. Berdasarkan berat bayi baru lahir menunjukkan bahwa pada
kelompok persalinan preterm yang terbanyak adalah dengan berat antara 2250 gr – 2500 gr. Berdasarkan apgar score menit 1 menunjukkan bahwa pada kelompok persalinan preterm yang terbanyak adalah apgar score yang bernilai antara 4-6 sedangkan pada apgar score menit 5 menunjukkan bahwa pada kelompok persalinan preterm yang terbanyak adalah apgar score yang bernilai antara 7-10 3. Nilai rerata kadar progesteron persalinan preterm lebih rendah dari kehamilan normal dan uji statistik dengan t-test yang mendapatkan nilai p < 0,05 yang menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna kadar progesteron kelompok persalinan preterm dan kehamilan normal.
5.2 SARAN
Perlu dilakukan penelitian selanjutnya dengan menggunakan sampel lebih besar sehingga pemeriksaan kadar progesteron dapat dijadikan standar baku untuk mendiagnosa maupun mencegah persalinan preterm. Penelitian yang selanjutnya tersebut harus dapat menyingkirkan faktor-faktor perancu yang menjadi kelemahan pada penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
1. Survei demografi dan kesehatan Indonesia 2012. Badan Pusat Statistik Republik Indonesia
2. Goldenberg, L Robert. Management of Preterm Labor. High Risk Pregnancy Series : An Expert View. 2002. November;100(5)
3. Steer, P. The Epidemiology of Preterm Labour. BJOG : an International Journal of Obstetrics and Gynaecology. 2005 ; 112(1) : 1-3
4. Haluska, G., J., et al. Prostaglandin Production during Spontaneous Labor and After Treatment with RU 486 in Pregnant Rhesus Macaques. Biology of Reproduction. 1994 ; 51 (4) : 760-765
5. Slattery MM, Morrison,JJ. Preterm delivery. Lancet 2002; 360: 1489– 97.
6. Tucker, J.M. et al. Etiologies of Preterm Birth In An Indigent Population : Is Prevention A Logical Expectation ?. Obstet Gynecol 1991; 77: 343–47.
7. Bernal, A., L. Overview. Preterm Labour: Mechanisms And Management. BMC Pregnancy and Childbirth. June; 7 (1) :1-7
8. Ananth CV, Vintzileos AM. Epidemiology of preterm birth and its clinical subtype. J Matern Fetal Neonatal Med 2006; 19: 773–82.
9. Been, J.V., et al. Effect of Smoke-free Legislation on perinatal and child health : a systematic review and meta-analyses. 2014. March. Accessed from : http://dx.doi.org/10.1016/S0140-6736(14)60082-9
10. Oberg M, Jaakkola MS, Woodward A, Peruga A, Pruss-Ustun A. Worldwide burden of disease from exposure to second-hand smoke: a retrospective analysis of data from 192 countries. Lancet 2011; 377: 139–46.
11. WHO. WHO report on the global tobacco epidemic, 2013. Enforcing bans on tobacco advertising, promotion and sponsorship. Geneva: World Health Organization, 2013
12. Germain, A.M., et al. Preterm Labour : Placental Pathology and Clinical Correlation. 1999. Obstetric and Gynaecoogy ; preterm labour syndrome ; vol.94(2).
13. Romero R, Mazor M, Mun˜oz H, Gomez R, Galasso M, Sherer D. The preterm labor syndrome. Ann N Y Acad Sci 1994;734:414 –29.
14. Gomez R, Romero R, Edwin S, David C. Pathogenesis of preterm labor and premature rupture of membranes associated with intraamniotic infection. Infect Dis Clin North Am 1997;11:135–76. 15. Stamatelou et al. Abnormal Progesterone and Corticotropin Releasing
Hormone Levels are Associated with Preterm Labour. Ann Acad Med Singapore 2009;38:1011-6
16. Firdianti R, Abdullah N, Tiro E, Hubungan Kadar Progesteron Induced
Blocking Factor (PIBF) Serum Dengan Kejadian Persalinan Preterm.
2013. Departemen Obgyn FK UNHAS.
17. Parry, S., and Strauss,J.F. Premature Rupture of the Fetal Membrane. 2006. NEJM (338); 10, 663-668
18. Vadillo-Ortega F, Hernandez A, Gonzalez-Avila G, Bermejo L, Iwata K, Strauss JF III. Increased matrix metalloproteinase activity and reduced tissue inhibitor of metalloproteinases-1 levels in amniotic fluids from pregnancies complicated by premature rupture of membranes. Am J Obstet Gynecol 1996;174:1371-6.
19. Ekwo EE, Gosselink CA, Woolson R, Moawad A. Risks for premature rupture of amniotic membranes. Int J Epidemiol 1993;22:495-503. 20. Goldenberg, R., L., et al. Epidemiology and Causes of Preterm Birth.
Lancet. 2008 January ; 371: 75-84
21. Rode, L., et al. Prevention Of Preterm Delivery In Twin Gestations (PREDICT): A Multicenter, Randomized, Placebo-Controlled Trial On The Effect Of Vaginal Micronized Progesterone. Ultrasound Obstet Gynecol. 2011; 38: 272–280
22. Maloni, J., D., et al. Reducing The Risk For Preterm Birth: Evidence And Implications For Neonatal Nurses. Advances in Neonatal Care.2004. June; 4(3) :166-174
23. Weiss JL, Malone FD, Ball RH, et al. Treatened abortion: a risk factor for poor pregnancy outcome, a population-based screening study. Elseiveer AJOG. 2003
24. Chandraharan E. Arulkumaran S. Recent Advances in Management of Preterm Labor. The Journal of Obstetrics and Gynecology of India. 2005. April ; 55(2) : 118-124.
25. Krohn, et al. Association Between Bacterial Vaginosis and Preterm Delivery of a Low-Birth Weiight Infant. 2014. The New England Journal of Medicine ;333 : 1737-42
26. Kramer, M.S., Socio-economic Disparities in Preterm Birth : causal pathway and mechanisms. 2001.paediatric and perinatal epidemiology,
15(2), 104-123.
27. Parker JD, Schoendorf,CK., Kiely,JL. Association between measures of socioeconomic status and low birth weight, small for gestational age, and premature delivery in the US. 1994. Annals of Epidemiology ;
4:271-278.
28. Copper RL, Goldenberg RL, Dubard MB, et al. Cervical examination and tocodynamometry at 28 weeks gestation : prediction of spontaneous preterm birth. Am J Obstet Gynecol.1995 Feb;172(2 Pt 1):666-71
29. Parry S, Strauss III JF. Premature rupture of the fetal membranes. Mechanism of disease. 2006
30. Ledoux F, Genest J, Nowaczynski W, Kuchel O, Lebel M. Plasma progesterone and aldosterone in pregnancy. 1975. Can Med Assoc J 112: 943–7.
31. Salas SP, Rosso P. Reduced plasma volume and changes in vasoactive hormones in underweight pregnant women. 1998. Rev Med Chil 126: 504–10
32. Budiartha KW, Suwardewa TGA. Perbedaan Kadar Interleukin-8 serum pada persalinan preterm dan persalinan aterm. Dept Obgin FK-Unud RSUP Sanglah Denpasar. Indonesian Journal of Obstetrics and Gynecology. PIT XX. 2013
33. Borna, S., Sahabi, N. Progesterone For Maintenance Tocolytic Therapy After Threatened Preterm Labour: A Randomised Controlled Trial. Australian and New Zealand Journal of Obstetrics and Gynaecology .2008; 48: 58–63
34. Yasushi, H., Jeeyeon, C., Sudhansu, K., D. Revisiting Reproduction: Prematurity And The Puzzle Of Progesterone Resistance. Nature Medicine. 2010; 16: 529–531.
35. Hilgers WT. Progesterone Support in Pregnancy. National Hormon Laboratory Pope Paul VI Institute. Fertility and Na Pro Technology. The Medical and Surgical Practice of Na Pro Technology. 2014; p. 731.
36. Pieber D, et al. Human Labor is Associated with Nuclear Factor- Kappa β activity with Mediated Cox-2 Expression and is Involved with
The Functional Progesteron Withdrawal. Molecular Human Reproduction. 2001; 7: 581-586 Sfakianaki AK, Norwitz ER. Mechanisms of progesterone action in inhibiting prematurity. J Matern
Fetal Neonatal Med 2006; 19: 763–72.
37. Da Fonsesca, E., B., et al. Prophylactic Administration of Progesterone by Vaginal Suppository to Reduce the Incidence of Spontaneous Preterm Birth in Women at Increase Risk : a Randomized Placebo-Controlled Double Blind Study. American Journal of Obsteric and Gynaecology. 2003; 188 (2) : 419-424
38. Meis, P., J., et al. Prevention of Recurrent Preterm Delivery by 17 α -hydroxy Progesterone Caproate. NEJM, 2003; 348 (24): 2379-2385 39. Fiscella K. Race, perinatal outcome, and amniotic infection. Obstet
Gynecol Surv 1996; 51: 60–66.
40. Csapo A. Progesterone block. Am J Anat 98; (2):273-291.
41. Grazzini E, Guillon G, Mouillac B, Zingg H H. Inhibition of Oxytocin Receptor Function By Direct Binding of Progesteron. Nature. 1998; 392 (6675) : 509-512
42. Hilgers WT. Progesterone Support in Pregnancy. National Hormon Laboratory Pope Paul VI Institute. Fertility and Na Pro Technology. The Medical and Surgical Practice of Na Pro Technology. 2004; p. 731.
43. Fischbach FT, Dunning MB. Manual of Laboratory and Diagnostic Lippincott Williams and Wilkins. Philadelphia. eds III. (2009). 8th ed.
44. Wu,J., et al. Correlates of Pregnancy oestrogen, progesterone and sex hormone-binding globulin in the USA and China. 2002. European
Journal of Cancer Prevention: (11); 283-293
45. Dodd, JM, Jones L, Flenady V, et al. Prenatal administration of progesterone for preventing preterm birth in women considered to be at risk preterm birth (Review).The Cochrane Collaboration. 2013. 46. Keirse,MJ. New perspectives for the effective treatment of preterm
labor. Am J Obstet Gynecol.1995. 173:618.
47. Lopez- Bernal,A., Europe-Finner, GN., Phaneuf, S., Watson, SP. Preterm abour: a pharmacological challenge. Trends Pharmacol Sci.
1995. 16:129
48. Da Fonseca EB, Bittar RE, Carvalho MHB, Zugaib M. ProphyProphylactic administration of progesterone by vaginal suppository to reduce the incidence of spontaneous preterm birth in women at increased risk: a randomized placebo-controlled double-blind study. Am J Obstet Gynecol 2003; 188: 419–424.
49. Mackenzie R, Walker M, Armson A, Hannah ME. Progesterone for the prevention of preterm birth among women at increased risk: a systematic review and meta-analysis of randomized controlled trials.
Am J Obstet Gynecol 2006; 194:1234–1242.
50. Iams JD. Supplemental progesterone to prevent preterm birth. Am J
51. Grimes-Dennis J, Berghella V. Cervical length and prediction of preterm delivery. Curr Opin Obstet Gynecol 2007; 19:191–195.
52. Clements KM, Barfield WD, Ayadi MF, Wilber N. Preterm birth-associated cost of early intervention services: an analysis by gestational age. Pediatrics 2007; 119: e866–e874.
53. Lamont RF, Dunlop PD, Crowley P, Elder MG. Spontaneous preterm labour and delivery at under 34 weeks’ gestation. Br Med J (Clin Res Ed) 1983; 286: 454–457.
54. Savitz DA, Blackmore CA, Thorp JM. Epidemiologic characteristics of preterm delivery: etiologic heterogeneity. Am J Obstet Gynecol 1991;164:467–71.
55. Gyetvai K, Hannah ME, Hodnett ED, Ohlsson A. Tocolytics for preterm labor: a systematic review. Obstet Gyneol 1999;94(5 Pt 2):869–77. 56. Erny R, Pigne A, Prouvost C, et al. The effects of oral administration of
progesterone for premature labor. Am J Obstet Gynecol 1986;154 57. Renzo et al. The changing role of progesterone in preterm labour.
BJOG: an International Journal of Obstetrics and Gynaecology 112 (Suppl. 1), pp. 57–60
58. Meis PJ, Klebanoff M, Thom E, Dombrowski MP, Sibai B, Moawad AH. National institute of child health and human developmentmaternal– fetal medicine units network. Prevention of recurrent preterm delivery by 17 alpha-hydroxyprogesterone caproate. N Engl J Med 2003;348:2379–2385 [erratum in N Engl J Med 2003; 349:1299].
59. Fung, T., The Use of Tocolytic Therapy in the Prevention of Preterm Labor. The Hong Kong Medical Diary.2009 (14);3 26-28
60. Royal College of Obstetrician Gynecologic. Tocolytic drugs for women in preterm labor. Clinical Guideline.2002.
61. Hubinont,C., and Debieve, F., Prevention of preterm labour : 2011 update on tocolysis therapy. Journal of Pregnancy. 2011.
62. Crowley P. Prophylactic corticosteroids for preterm birth. Cochrane Database Syst Rev 2000;(2):CD000065.
LAMPIRAN
LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBYEK PENELITIAN
Kepada Yth. Ibu yang saya hormati
Nama saya dr. Mhd Rizky Pratama Yudha Lubis, saat ini saya sedang menjalani Program Pendidikan Dokter Spesialis di bidang Kebidanan & Penyakit Kandungan (OBGIN ) FK-USU. Saat ini saya sedang meneliti tentang kadar serum progesteron pada wanita dengan persalinan preterm dan kehamilan normal.
Adapun tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui kadar serum progesteron pada wanita dengan persalinan preterm, yaitu persalinan yang terjadi kurang dari 9 bulan usia kehamilan, juga perbandingannya terhadap wanita dengan kehamilan normal.
Progesteron merupakan suatu zat yang berperan penting dalam proses persalinan pada wanita. Sehingga jika ada gangguan pada hormon progesteron, dapat berpengaruh pada persalinan sehingga dapat terjadi persalinan preterm pada ibu hamil. Penelitian ini dilakukan dengan cara mengambil sampel darah ibu sebanyak 3 cc di daerah lengan oleh tenaga ahli dibidangnya kemudian diperiksakan ke laboratorium. Penelitian ini tidak berbahaya dan tidak menimbulkan efek samping,risiko yang mungkin terjadi adalah rasa nyeri dan infeksi, rasa nyeri dapat dikurangi dengan menggunakan jarum suntik yang kecil dan jumlah darah yang sesuai kebutuhan, serta risiko infeksi dapat dihindari dengan menggunakan jarum suntik yang steril dan menggunakan sarung tangan steril. Seluruh biaya penelitian ini tidak dibebankan kepada ibu dan ditanggung sepenuhnya oleh peneliti.
Adapun manfaat penelitian ini diharapkan dapat diketahui kadar serum progesteron pada wanita dengan persalinan preterm yang menjadi dasar kemungkinan terjadinya persalinan preterm sehingga dapat menjadi dasar pemberian terapi yang efektif untuk mengurangi risiko-risiko tersebut pada wanita persalinan preterm.
LAMPIRAN
Partisipasi ibu dalam penelitian ini bersifat sukarela dan tanpa paksaan maupun tekanan dari pihak manapun. Biaya penelitian tidak dibebankan kepada ibu, tetapi akan ditanggung oleh peneliti. Seandainya ibu menolak untuk berpartisipasi dalam penelitian ini, maka tidak akan hilang hak sebagai pasien. Setelah memahami berbagai hal yang menyangkut penelitian ini, diharapkan ibu yang terpilih sebagai subjek sukarela dalam penelitian ini dapat mengisi lembar persetujuan turut serta dalam penelitian yang telah