• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

H. Metode Pengolahan dan Analisa Data

I. Etika Penelitian

Peneliti membuat informent consent atau persetujuan kepada responden terlebih dahulu dengan menuliskan jati diri, identitas peneliti, tujuan penelitian, serta permohonan kesediaan responden untuk berpartisipasi dalam penelitian. Pelaksanaan penelitian ini peneliti mendapat ijin dari STIKes Kusuma Husada Surakarta, kepala sekolah MAN 1 Surakarta dan dari responden sendiri melalui informent consent yang terjamin kerahasiaannya.

Menurut Hidayat (2008), masalah etika penelitian keperawatan merupakan masalah yang sangat penting dalam penelitian, mengingat penelitian keperawatan berhubungan langsung dengan manusia, maka segi etika penelitian harus diperhatikan.

Setiap penelitian yang menggunakan obyek manusia tidak boleh bertentangan dengan etika agar hak responden dapat terlindungi, kemudian kuisioner dikirim ke subyek yang diteliti dengan menekankan pada masalah etika penelitian. Penelitian ini menekankan pada masalah etika yang meliputi:

1. Informent Consent

Informent consent diberikan sebelum melakukan penelitian. Informent

34

Pemberian informent consent ini bertujuan agar subyek mengerti maksud dan tujuan penelitian dan mengetahui dampaknya. Jika subyek bersedia, maka mereka harus menandatangani lembar persetujuan dan jika responden tidak bersedia, maka peneliti harus menghormati keputusan tersebut (Hidayat, 2008). Pada penelitian ini semua responden akan diberi lembar persetujuan.

2. Anonimity (Kerahasiaan nama/ identitas)

Anonimity, berarti tidak perlu mencantumkan nama pada lembar

pengumpulan data (kuisioner). Peneliti hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data tersebut (Hidayat, 2008). Peneliti tidak akan mencantumkan nama subyek pada lembar pengumpulan data dalam penelitian ini.

3. Confidentiality (Kerahasiaan hasil)

Subbab ini menjelaskan masalah-masalah responden yang harus dirahasiakan dalam penelitian. Kerahasiaan informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaan oleh peneliti,hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan dalam hasil penelitian (Hidayat, 2008). Penelitian ini kerahasiaan hasil/ informasi yang telah dikumpulkan dari setiap subyek akan di jamin oleh peneliti.

35 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum dan Tempat Penelitian

MAN 1 SURAKARTA berdiri pada 21 Juli 1967, terletak di Jalan Sumpah Pemuda No. 25, Kecamatan Kadipiro, Kota Surakarta. MAN 1 SURAKARTA memiliki siswa sebanyak 457 siswa, terbagi dalam 3 kelas yaitu kelas X kelas XI dan kelas XII. Kelas X memiliki siswa sebanyak 159 dengan 60 siswi (kelas X terbagi dalam 4 kelas), kelas XI sebanyak 147 siswa dengan 57 siswi (kelas XI terbagi dalam 4 kelas) dan kelas XII memiliki siswa sebanyak 151 siswa dengan 54 siswi (kelas XII terbagi dalam 4 kelas). Jumlah tenaga pengajar MAN 1 Surakarta sebanyak 43 guru mata pelajaran dengan di dukung 21 staff tata usaha dan 5 guru BP.

Fasilitas pendukung yang dimiliki oleh MAN 1 Surakarta adalah sebagai berikut : Ruang Kepala Madrasah, Ruang Dewan Guru, Ruang Belajar, Ruang TU, Ruang Perpustakaan, Ruang Laboratorium (Bahasa, Kimia, Fisika, Biologi Komputer), Toko Koperasi Sekolah, UKS, Ruang Gudang, Mushola, Ruang Asrama, serta Lapangan Olahraga.

36

B. Hasil Penelitian

Tingkat pengetahuan remaja putri MAN 1 Surakarta tentang SADARI, disajikan dalam tabel berikut :

Tabel 4.1

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Remaja Putri tentang SADARI di MAN 1 Surakarta.

No Tingkat Pengetahuan Jumlah (F) Persentase (%) 1 2 3 Baik Cukup Kurang 14 87 19 11,7 72,5 15,8 120 100

Sumber : Data primer bulan Mei 2012

Berdasarkan tabel dapat diketahui bahwa pengetahuan remaja putri di MAN 1 Surakarta tentang SADARI dalam kategori cukup yaitu sebanyak 87 responden (72,5%), untuk kategori tingkat pengetahuan kurang sebanyak 19 responden (15,8%), sedangkan kategori tingkat pengetahuan baik sebanyak 14 responden (11,7%).

C. Pembahasan

Hasil penelitian menunjukan sebagian besar pengetahuan remaja putri di MAN 1 Surakarta tentang SADARI dalam kategori cukup yaitu sebanyak 87 responden (72,5%). Hasil ini menunjukan remaja putri di MAN 1 Surakarta sudah cukup baik mengetahui SADARI.

Dari hasil penelitian didapatkan bahwa responden yang berpengetahuan baik sudah dapat menjawab pertanyaan yang diberikan

37

dengan baik, kemudian responden yang berpengetahuan cukup sebagian besar responden kurang mengetahui waktu SADARI dan cara melakukan SADARI, sedangkan untuk responden yang berpengetahuan kurang sebagian besar responden kurang mengerti tentang waktu SADARI, cara pemeriksaan SADARI dan tujuan SADARI

Menurut Bustan (2007) waktu terbaik SADARI adalah hari terakhir masa haid 7-10 hari setelah haid, karena payudara akan terasa lebih lunak dan longgar sehingga memudahkan perabaan. Cara melakukan SADARI menurut Hendra (2010) ada 2 cara pemeriksaan yaitu dengan berdiri di depan cermin dan berbaring. Berdiri di depan cermin untuk melihat bentuk dan besarnya payudara, perubahan puting susu, serta kulit payudara di depan kaca sedangkan dengan cara berbaring yaitu memeriksa seluruh bagian payudara dengan cara vertical, dari tulang selangka di bagian atas ke bagian bawah dan bergerak sekeliling payudara dengan memperhatikan benjolan yang luar biasa. Tujuan SADARI menurut Nugroho (2011) yaitu untuk mendeteksi sedini mungkin apabila terdapat benjolan pada payudara, terutama yang dicurigai ganas, sehingga dapat menurunkan angka kematian.

Menurut Dyayadi (2009) tindakan SADARI sangatlah penting karena hampir 85% benjolan payudara ditemukan oleh penderita sendiri, sehingga merupakan hal yang penting bagi remaja untuk mengetahui tentang SADARI sedini mungkin. Semakin sering memeriksa payudara akan semakin mengenalnya dan semakin mudah menemukan sesuatu yang tidak normal pada payudara.

38

Menurut Notoatmodjo (2010), pengetahuan adalah hasil “tahu” pengindraan manusia terhadap suatu obyek tertentu, proses pengindraan terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra pengelihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan melalui kulit. Menyambung apa yang disampaikan Notoatmodjo (2010), baiknya pengetahuan remaja putri menunjukan rasa keingintahuan yang tinggi sebagai respon terhadap suatu kasus. Rasa keingintahuan bukan merupakan faktor utama yang berpengaruh pada tingkat pengetahuan seseorang tetapi masih ada faktor lain, yaitu: pendidikan, pengalaman, usia, informasi, lingkungan budaya.

Berdasarkan dari hasil penelitian dan teori yang ada dapat disimpulkan bahwa salah satu pendukung dari minat untuk melakukan SADARI adalah berpengetahuan baik tentang SADARI dengan demikian diharapkan melalui SADARI secara rutin dapat mendeteksi secara dini kelainan pada payudara. Deteksi dini merupakan salah satu upaya untuk mencegah terjadinya kanker payudara.

D. Keterbatasan Penelitian 1. Kendala penelitian

Jumlah responden yang terlalu banyak mempersulit peneliti untuk dapat membagikan kuesioner dan mengumpulkan responden dalam 1 waktu sehingga peneliti membutuhkan beberapa hari untuk dapat mengumpulkan responden dan membagikan kuesioner.

39

2. Kelemahan/keterbatasan selama proses penelitian

a. Variabel penelitian ini merupakan variabel tunggal, sehingga hasil penelitian terbatas pada tingkat pengetahuan saja dan faktor-faktor yang mempengaruhi yang tidak diteliti. Penelitian ini akan berbeda hasil jika faktor yang mempengaruhi diteliti.

b. Kuesioner yang digunakan kuesioner tertutup sehingga responden hanya bisa menjawab benar atau salah dan jawaban responden belum bisa untuk mengukur pengetahuan secara mendalam.

40 BAB V PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian tingkat pengetahuan remaja putri tentang SADARI di MAN 1 Surakarta dapat disimpulkan, dalam kategori yaitu: 1. Tingkat pengetahuan remaja putri di MAN 1 Surakarta tentang SADARI

dalam kategori baik sebanyak 14 responden (11,7%).

2. Tingkat pengetahuan remaja putri di MAN 1 Surakarta tentang SADARI dalam kategori cukup yaitu sebanyak 87 responden (72,5%).

3. Tingkat pengetahuan remaja putri di MAN 1 Surakarta tentang SADARI dalam kategori kurang sebanyak 19 responden (15,8%).

B. Saran

1. Peneliti Selanjutnya

Sebaiknya bagi peneliti selanjutnya dapat melakukan evaluasi terhadap responden melalui kegiatan penyuluhan tentang SADARI dan dapat mengembangkan variabel penelitian tentang SADARI.

2. Institusi

a. MAN 1 Surakarta

Sebaiknya MAN 1 Surakarta dapat lebih melakukan sosialisasi tentang SADARI dengan bekerjasama melalui petugas kesehatan terkait tentang SADARI misalnya dengan mengadakan penyuluhan

41

atau seminar mengenai SADARI sehingga dapat menarik minat siswi untuk melakukan SADARI secara rutin di rumah.

b. Pendidikan

Sebaiknya di publikasikan lebih luas sehingga memperluas wawasan mahasiswa tentang SADARI.

3. Siswi MAN 1 Surakarta

Sebaiknya siswi MAN 1 Surakarta dapat rutin melakukan SADARI pada hari terakhir masa haid 7 – 10 hari setelah haid, sehingga dapat mendeteksi dini apabila terjadi kelainan pada payudara dan diharapkan dengan rutinnya dilakukan SADARI dapat mengurangi angka kematian di masa mendatang akibat kanker payudara.

Dokumen terkait