• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG PERIKSA PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI MADRASAH ALIYAH NEGERI (MAN) 1 SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG PERIKSA PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI MADRASAH ALIYAH NEGERI (MAN) 1 SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH"

Copied!
55
0
0

Teks penuh

(1)

i

TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG PERIKSA

PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI MADRASAH ALIYAH

NEGERI (MAN) 1 SURAKARTA

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan untuk memenuhi persyaratan

Ujian Akhir Program Pendidikan Diploma III Kebidanan

Disusun oleh :

KARUNIA HADPHA SAPUTRI NIM : B09 028

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

(2)
(3)
(4)

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis

Ilmiah yang berjudul : “Tingkat Pengetahuan Remaja Putri tentang Periksa

Payudara Sendiri (SADARI) di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Surakarta”.

Karya Tulis Ilmiah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat kelulusan Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta.

Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak, Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada Surakarta.

2. Ibu Dheny Rohmatika, S.SiT, selaku Ka Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta.

3. Ibu Desy Handayani, SST., M.Kes selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk memberikan petunjuk dan bimbingan kepada penulis.

4. Drs. M. Hariyadi Purwanto, M. Ag selaku kepala sekolah MAN 1 Surakarta yang telah bersedia memberikan ijin pada penulis dalam pengambilan data. 5. Seluruh Dosen dan Staff STIKes Kusuma Husada Surakarta yang secara tidak

(5)

v

6. Seluruh siswi MAN 1 Surakarta yang telah bersedia menjadi responden dalam penelitian penulis.

7. Bagian perpustakaan yang telah membantu penulis dalam memperoleh referensi dalam studi kasus ini.

8. Bapak dan Ibu tercinta yang selalu menjadi inspirasi dan memberikan semangat serta dukungan secara moral, material, dan spiritual.

9. Teman-teman seperjuangan angkatan 2009 STIKes Kusuma Husada Surakarta yang telah membantu dan memberikan informasi serta dukungan.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, diharapkan masukan dari semua pihak berupa saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Surakarta, Juli 2012

(6)

vi

Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta Karya Tulis Ilmiah, Juli 2012

Karunia Hadpha Saputri B09 028

TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG PERIKSA PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI MADRASAH

ALIYAH NEGERI (MAN) 1 SURAKARTA xiv + 41 halaman + 14 lampiran + 4 tabel + 11 gambar

ABSTRAK

Latar Belakang : Berdasarkan Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) tahun 2006 di Indonesia kanker terbanyak pada pasien rawat inap adalah kanker payudara (19,64%). Angka kejadian kanker payudara yang cukup tinggi tersebut disebabkan masih kurangnya kesadaran perempuan untuk segera memeriksakan diri jika terjadi kelainan pada payudara. Penderita keganasan kanker payudara sebagian besar datang saat stadium sudah lanjut, sehingga pengobatannya tidak dapat tepat, oleh karena itu pengetahuan tentang periksa payudara sendiri sangat penting untuk mendeteksi secara dini terjadinya kelainan pada payudara.

Tujuan : Untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja putri tentang SADARI di MAN 1 Surakarata

Metode Penelitian : Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif, lokasi penelitian dilakukan di MAN 1 Surakarta dan dilaksanakan pada bulan Mei 2012. Sampelnya adalah siswi MAN 1 Surakarta dengan jumlah total sampel 120 responden. Penelitian ini menggunakan tehnik simple random sampling. Analisis yang digunakan analisis univariat dengan menggunakan instrumen kuesioner yang telah diuji validitas.

Hasil penelitian : Hasil tingkat pengetahuan remaja putri di MAN 1 Surakarta tentang SADARI dalam kategori kategori baik sebanyak 14 responden (11,7%), sedangkan dalam kategori cukup yaitu sebanyak 87 responden (72,5%), dan untuk kategori kurang sebanyak 19 responden (15,8%).

Kesimpulan : Dari hasil penelitian dapat disimpulkan tingkat pengetahuan remaja putri tentang SADARI di MAN 1 Surakarta sebagian besar dalam kategori cukup. Kata Kunci : Pengetahuan, Remaja Putri, SADARI.

(7)

vii MOTTO

Bahagia itu bukan karena memiliki banyak hal , tetapi karena ia tidak membandingkan milik nya dengan milik orang lain

Ketika kamu berhasil teman – teman mu akhirnya tau siapa kamu dan ketika kamu gagal kamu akhirnya tau siapa sesungguhnya teman – teman mu (Aristoteles)

Hidup adalah proses, hidup adalah belajar tanpa ada batas umur dan tanpa ada kata tua. Jatuh, berdiri lagi. Kalah, mencoba lagi. Gagal, bangkit lagi sampai

tuhan berkata waktunya pulang

PERSEMBAHAN :

Karya Tulis Ilmiah ini saya persembahkan :

1. Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga terwujud Karya Kecil ini

2. Mama dan Papa yang tanpamu aku bukan lah apa – apa dan terimakasih atas doa dan restunya dan cinta kasihnya selama ini 3. Kakak adik ku tercinta, mba fitri, fasya yang selalu

memberikan support setiap langkahku.

4. Seseorang yang selalu menemani dan memberi suport di setiap langkahku dalam suka maupun duka (Taryono).

5. Sahabat – sahabat ku (Nory, Dewi, Marta, Leni, Citra, Nesti, Ayu, Shanty, Harny)

6. Teman – teman Angkatan 2009 yang telah berpartisipasi dalam

pembuatan karya kecil ini…. Semangat !!!

(8)

viii

CURICULUM VITAE

Nama : Karunia Hadpha Saputri

Tempat/ Tanggal Lahir : Kudus, 9 Desember 1990

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Jalan Budi Utomo No. 141, Pringsewu, Lampung

Riwayat Pendidikan

1. SD N 07 Gadingrejo, Lampung : Lulusan Tahun 2003 2. SMP N 1 Gadingrejo, Lampung : Lulusan Tahun 2006 3. SMA N 1 Gadingrejo, Lampung : Lulusan Tahun 2009

(9)

ix DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

ABSTRAK ... vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... vii

CURICULUM VITAE ... viii

DAFTAR ISI... ... xi

DAFTAR TABEL... ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1 B. Perumusan Masalah ... 3 C. Tujuan Penelitian ... 3 D. Manfaat Penelitian ... 3 E. Keaslian Penelitian ... 4 F. Sistematika Penulisan ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori ... 7

1. Pengetahuan ... 7

a. Pengertian ... 7

b. Tingkat Pengetahuan di dalam Domain Kognitif ... 7

c. Cara-Cara Memperoleh Pengetahuan ... 9

(10)

x

e. Tingkat Pengetahuan ... 12

2. Remaja ... 12

a. Pengertian Remaja ... 12

b. Perubahan Fisik Remaja... 13

3. Periksa Payudara Sendiri (SADARI) ... 16

a. Pengertian Sadari ... 16

b. Tujuan Sadari ... 16

c. Waktu Sadari ... 17

d. Cara Pemeriksaan Payudara Sendiri ... 17

e. Cara Melakukan Perawatan Pada Payudara ... 21

B. Kerangka Teori... 22

C. Kerangka Konsep ... 23

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian ... 24

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 24

C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ... 25

D. Instrumen Penelitian ... 26

E. Teknik Pengumpulan Data... 29

F. Variabel Penelitian ... 30

G. Definisi Operasional ... 30

H. Metode Pengolahan dan Analisa Data ... 31

I. Etika Penelitian... ... 33

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum dan Tempat Peneltian ... 35

B. Hasil Penelitian... 36

(11)

xi D. Keterbatasan Penelitian ... 38 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 40 B. Saran ... 40 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

(12)

xii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Stadium Pubertas Pada Perempua... 16

Tabel 3.1 Kisi – Kisi Kuisioner... 27

Tabel 3.2 Definisi Operasional... 30

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Remaja Putri tentang SADARI di MAN I Surakarta... 36

(13)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Cara Periksa Payudara Sendiri Tahap 1 ... 17

Gambar 2.2 Cara Periksa Payudara Sendiri Tahap 2 ... 18

Gambar 2.3 Cara Periksa Payudara Sendiri Tahap 3 ... 18

Gambar 2.4 Cara Periksa Payudara Sendiri Tahap 4 ... 18

Gambar 2.5 Cara Periksa Payudara Sendiri Tahap 1 Persiapan ... 19

Gambar 2.6 Cara Periksa Payudara Sendiri Tahap 2 dengan Vertical Strip ... 19

Gambar 2.7 Cara Periksa Payudara Sendiri Tahap 3 dengan Memutar ... 20

Gambar 2.8 Pemeriksaan Cairan di Putting Payudara ... 21

Gambar 2.9 Memeriksa Ketiak ... 21

Gambar 2.10 Kerangka Teori ... 22

(14)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Jadwal Pelaksanaan Penelitian

Lampiran 2. Permohonan Ijin Pengambilan Data Awal Kuesioner

Lampiran 3. Surat Jawaban Pengambilan Data Awal dari MAN 1 Surakarta Lampiran 4. Permohonan Pelaksanaan Uji Validitas

Lampiran 5. Surat Jawaban Uji Validitas dari SMA N 6 Surakarta Lampiran 6. Permohonan Penggunaan Lahan Penelitian

Lampiran 7. Surat Jawaban Penggunaan Lahan Penelitian dari MAN 1 Surakarta Lampiran 8. Permohonan Responden

Lampiran 9. Lembar Persetujuan (Informed Consent) Lampiran 10. Kuesioner

Lampiran 11. Lembar Konsultasi

Lampiran 12. Uji Validitas dan Realibilitas Lampiran 13. Data Tabulasi Hasil Penelitian Lampiran 14. Tingkat Pengetahuan Responden

(15)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berdasarkan data Globocan , International Agency for Research on Cancer (IARC) pada tahun 2002, kanker payudara menempati urutan pertama dari seluruh kanker pada perempuan (insidens rate 38 per 100.000 perempuan) kasus baru yang ditemukan sebesar (22,7 %) dengan jumlah kematian (14%) per tahun dari seluruh kanker pada perempuan di dunia (Depkes RI, 2008)

Berdasarkan Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) tahun 2006 di Indonesia kanker terbanyak pada pasien rawat inap adalah kanker payudara

(19,64%) disusul sebesar (11,07%) adalah kanker leher rahim (Depkes RI, 2009).

Angka kejadian kanker payudara yang cukup tinggi tersebut disebabkan masih kurangnya kesadaran perempuan untuk segera memeriksakan diri jika terjadi kelainan pada payudara. Penderita keganasan kanker payudara sebagian besar datang saat stadium sudah lanjut, sehingga pengobatannya tidak dapat tepat (Manuaba, 2009).

Usia termuda terkena kanker payudara adalah di atas 25 tahun dan peningkatannya prevalensi kanker payudara terjadi pada kelompok usia kurang dari 45 tahun. Masa inkubasi kanker payudara diperkirakan 8 - 12 tahun, dengan demikian upaya deteksi dini sangat diperlukan (Dyayadi, 2009).

Kesadaran akan pentingnya memahami apa dan bagaimana penyakit kanker tersebut menjadi sangat penting, sebab pengenalan dan pemahaman sejak dini akan mampu mendeteksi dini setiap gejala penyakit ini, sehingga

(16)

2

penyakit kanker ini bisa ditangani sejak dini, karena jika sudah terdeteksi sejak dini, penanganannyapun efektif dan efisien, sehingga tidak terlalu membahayakan dan bahkan bisa ditangani secara tuntas (Diananda, 2009).

Untuk mendeteksi adanya kanker payudara dapat dilakukan dengan cara SADARI. SADARI sangat mudah dan bisa dilakukan sendiri di rumah. Semakin sering memeriksa payudara akan semakin mengenalnya dan semakin mudah menemukan sesuatu yang tidak beres pada payudara. Tindakan ini sangat penting karena hampir 85 % benjolan payudara ditemukan oleh penderita sendiri (Dyayadi, 2009). Secara rutin wanita dapat melakukan metode SADARI dengan cara memijat dan meraba seputar payudaranya untuk mengetahui ada atau tidaknya benjolan disekitar payudara. Pemeriksaan ini sebaiknya dilakukan 7 - 10 hari setelah menstruasi, karena kondisi payudara lunak dan longgar sehingga memudahkan perabaan (Ghofar, 2009).

Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti pada tanggal 10 Desember 2011 di Madrasah Aliyah Negeri 1 Surakarta dengan metode wawancara terhadap 15 siswi didapatkan data 4 siswi sudah mengetahui tentang SADARI dan 11 siswi belum mengetahui tentang SADARI, dari beberapa siswi yang sudah mengetahui tentang SADARI mereka sudah dapat mencontohkan cara melakukan SADARI namun mereka mengakui tidak rutin dalam melakukan SADARI setiap bulannya. Dari uraian di atas maka penulis tertarik untuk lebih lanjut melakukan penelitian tentang

”Tingkat Pengetahuan Remaja Putri tentang SADARI di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Surakarta”.

(17)

3

Berdasarkan uraian latar belakang di atas penulis ingin meneliti

“Bagaimana tingkat pengetahuan remaja putri tentang SADARI di MAN 1

Surakarta?”.

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja putri tentang SADARI di MAN 1 Surakarta.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja putri tentang SADARI di MAN 1 Surakarta dengan pengetahuan baik.

b. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja putri tentang SADARI di MAN 1 Surakarta dengan pengetahuan cukup.

c. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja putri tentang SADARI di MAN 1 Surakarta dengan pengetahuan kurang.

D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Pengetahuan

Dapat menambah pengetahuan terutama dalam keilmuan tentang SADARI.

2. Bagi Peneliti

a. Mengetahui seberapa besar pengetahuan remaja putri terhadap SADARI di MAN 1 Surakarta.

b. Dapat mengaplikasikan ilmu yang diperoleh di bangku kuliah dan pengalaman nyata dalam melaksanakan penelitian.

(18)

4

3. Bagi Institusi

a. Bagi MAN 1 Surakarta

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan masukan bagi pengelola pendidikan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas pendidikan di MAN 1 Surakarta dengan cara memberikan materi SADARI.

b. Bagi Pendidikan

Dapat menjadi refrensi dalam memperluas wawasan mahasiswa khususnya program studi kebidanan tentang SADARI.

E. Keaslian Penelitian

1. Putri Intan Surulloh (2010) dengan judul “Gambaran Tingkat Pengetahuan Remaja Putri tentang Periksa Payudara Sendiri (SADARI) di SMK

Perdana Putri Sidoarjo”. Penelitian menggunakan desain deskriptif. Sampel yang digunakan adalah seluruh siswi SMK Perdana Putri Sukoharjo sebanyak 120 responden, diambil dengan teknik Total Sampling. Data penelitian ini diambil dengan menggunakan kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 120 responden didapatkan 20 responden (10,83%) berpengetahuan baik, 24 responden (17,5%) berpengetahuan cukup dan 76 responden (71,67%) berpengetahuan kurang.

2. Agnes Ria kusuma (2010) dengan judul ”Tingkat Pengetahuan Remaja

Putri tentang SADARI di SMA N 6 Surakarta”. Penelitian menggunakan

desain deskriptif. Lokasi penelitian di laksanakan di SMA N 6 Surakarta, sample yang digunakan adalah siswi kelas X SMA N 6 Surakarta dengan jumlah 120 responden dengan menggunakan teknik simple random

(19)

5

sampling. Hasil penelitian menunjukan tingkat pengetahuan responden tentang SADARI dengan kategori cukup yaitu sebanyak 71 responden (59,2%), sedangkan untuk kategori baik sebanyak 27 responden (22,5%), dan untuk kategori kurang sebanyak 22 responden (18,3 %).

3. Penti Dora Yanti (2009) dengan Judul “Gambaran Pengetahuan Remaja

Putri tentang Periksa Payudara Sendiri di Madrasah Aliyah Darul Hikmah Pekanbaru Tahun 2009”. Metode penelitian yang digunakan adalah jenis

penelitian deskriptif dan sampel yang digunakan adalah remaja putri dengan jumlah 73 siswi, dengan teknik sampling proporsional random sampling. Hasil penelitian menunjukan tingkat pengetahuan responden tentang SADARI dengan kategori cukup.

Perbedaan antara keaslian dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis yaitu terletak pada sampel, jumlah sampel, tehnik pengambilan sampel, hasil penelitian, lokasi penelitian dan waktu penelitian. Sampel dari penelitian yang penulis ambil adalah siswi MAN 1 Surakarta dengan jumlah total sampel yaitu 120 responden, tehnik pengambilan sampel yang digunakan yaitu dengan tehnik Simple Random Sampling. Hasil penelitian tingkat pengetahuan remaja putri tentang SADARI di MAN 1 Surakarta sebagian besar berpengetahuan cukup yaitu sebanyak 87 responden(72,5%). Penelitian ini dilaksanakan di MAN 1 Surakarta dengan alamat jalan Sumpah Pemuda No. 25, Kadipiro, Surakarta pada bulan Mei 2012

F. Sistematika Penulisan BAB I. PENDAHULUAN

(20)

6

Dalam bab ini menjelaskan tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, keaslian penelitian, dan sistematika penelitian.

BAB II. TUJUAN PUSTAKA

Dalam bab ini menjelaskan teori-teori dari masalah yang akan diteliti, kerangka teoritis dan kerangka konsep.

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

Dalam bab ini menjelaskan tentang jenis dan rancangan penelitian lokasi penelitian, populasi dan sampel, alat penelitian, pngumpulan data, jalannya penelitian, variable penelitian, definisi operasional, teknik pengolahan data, analisa data dan etika penelitian.

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini berisikan tentang gambaran umum dan tempat penelitian, hasil penelitian, pembahasan dan keterbatasan penelitian.

BAB V. PENUTUP

Dalam bab ini berisikan tentang simpulan dan saran. DAFTAR PUSTAKA

(21)

7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Pengetahuan a. Pengertian

Pengetahuan merupakan hasil “tahu” pengindraan manusia

terhadap suatu obyek tertentu. Proses pengindraan terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra pengelihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan melalui kulit. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (over behavior) (Notoatmodjo, 2010).

b. Tingkat Pengetahuan di dalam Domain Kognitif

Menurut Notoadmojo (2010), dalam domain kognitif berkaitan dengan pengetahuan yang bersifat intelektual (cara berpikir, berintraksi, analisa, memecahkan masalah dan lain-lain) yang berjenjang sebagai berikut :

1) Tahu (Knowledge)

Menunjukkan keberhasilan mengumpulkan keterangan apa adanya. Termasuk dalam kategori ini adalah kemampuan mengenali atau mengingat kembali hal-hal atau keterangan yang pernah berhasil di himpun atau dikenali (recall of facts).

(22)

8

2) Memahami (Comprehension)

Pemahaman diartikan dicapainya pengertian (understanding) tentang hal yang sudah kita kenali. Karena sudah memahami hal yang bersangkutan maka juga sudah mampu mengenali hal tadi meskipun diberi bentuk lain. Termasuk dalam jenjang kognitif ini misalnya kemampuan menterjemahkan, menginterpretasikan, menafsirkan, meramalkan dan mengeksplorasikan.

3) Menerapkan (Aplication)

Penerapan diartikan sebagai kemampuan menerapkan hal yang sudah dipahami ke dalam situasi dan kondisi yang sesuai.

4) Analisa (Analysis)

Analisis adalah kemampuan untuk menguraikan hal tadi menjadi rincian yang terdiri unsur-unsur atau komponen-komponen yang berhubungan antara yang satu dengan lainnya dalam suatu bentuk susunan berarti.

5) Sintesis (Syntesis)

Sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun kembali bagian-bagian atau unsur-unsur tadi menjadi suatu keseluruhan yang mengandung arti tertentu.

6) Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau suatu obyekberdasarkan kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.

(23)

9

c. Cara memperoleh pengetahuan

Menurut Notoadmojo (2010) ada beberapa cara untuk memperoleh pengetahuan, yaitu :

1) Cara Tradisional

Cara ini di pakai orang untuk memperoleh kebenaran pengetahuan, sebelum ditemukannya metode ilmiah atau metode penemuan secara sistematik dan logis. Cara-cara penemuan pengetahuan periode ini antara lain, meliputi :

a) Cara Coba-Salah (Trial and Error)

Cara coba-coba ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan dalam memecahkan masalah dan apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba kemungkinan yang lain. Apabila kemungkinan kedua ini gagal pula, maka dicoba dengan kemungkinan ketiga, dan apabila kemungkinan ketiga gagal dicoba kemungkinan keempat dan seterusnya, sampai masalah tersebut dapat dipecahkan. Itulah sebabnya maka cara ini disebut metode trial (coba) and error (gagal atau salah) atau metode coba salah coba-coba

b) Cara Kekuasaan atau Otoritas

Dalam kehidupan manusia sehari-hari, banyak sekali kebiasaan-kebiasaan dan tradisi-tradisi yang dilakukan oleh orang, tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan tersebut baik atau tidak. Kebiasaan-kebiasaan ini biasanya diwariskan turun temurun dari

(24)

10

generasi ke generasi berikutnya, dengan kata lain pengetahuan tersebut diperoleh berdasarkan pada otoritas atau kekuasaan, baik tradisi, otoritas pemerintah, otoritas pemimpin agama, maupun ahli-ahli ilmu pengetahuan. Prinsip ini adalah, orang lain menerima pendapat yang dikemukakan oleh orang yang mempunyai otoritas, tanpa terlebih dulu menguji atau membuktikan kebenarannya, baik berdasarkan fakta empiris ataupun berdasarkan penalaran sendiri. Hal ini disebabkan karena orang yang menerima pendapat tersebut menganggap bahwa yang dikemukannya ádalah benar.

c) Berdasarkan Pengalaman Pribadi

Pengalaman adalah guru yang baik, demikian bunyi pepatah, pepatah ini mengandung maksud bahwa pengalaman itu merupakan sumber pengetahuan, atau pengalaman itu merupakan suatu cara untuk memperoleh pengetahuan.

d) Melalui Jalan Pikiran

Sejalan dengan perkembangan umat manusia, cara berpikir manusia pun ikut berkembang. Dari sini manusia telah mampu menggunakan penalarannya dalam memperoleh pengetahuannya. Dengan kata lain, dalam memperoleh kebenaran pengetahuan manusia telah menggunakan jalan pikirannya, baik melalui induksi maupun deduksi.

(25)

11

2) Cara Modern dalam Memperoleh Pengetahuan

Cara baru dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih

sistematis, logis, dan ilmiah. Cara ini disebut “metode penelitian ilmiah”, atau lebih popular disebut metodelogi penelitian (research methodology).

d. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan 1) Pendidikan

Tingkat pendidikan turut pula menentukan mudah tidaknya seseorang menyerap dan memahami pengetahuan yang mereka peroleh, pada umunya semakin tinggi pendidikan seseorang semakin baik pula pengetahuannya (Hendra, 2008).

2) Pengalaman

Sesuatu yang pernah dialami seseorang akan menambah pengetahuan tentang sesuatu yang bersifat nonformal (Notoatmodjo, 2007).

3) Usia

Makin tua umur seseorang maka proses-proses perkembangan mental bertambah baik, akan tetapi pada umur tertentu, bertambahnya proses perkembangan mental ini tidak secepat seperti ketika berumur belasan tahun (Hendra, 2008).

4) Informasi

Informasi akan memberi pengaruh pada pengetahuanseseorang. Meskipun seseorang memiliki pendidikan yang rendah tetapi jika dia

(26)

12

mendapatkan informasi yang baik dari berbagai media misal seperti TV, radio atau surat kabar maka hal itu akan dapat meningkatkan pengetahuan seseorang (Hendra, 2008).

5) Lingkungan Budaya

Dalam hal ini faktor keturunan dan bagaimana orang tua mendidik sejak kecil mendasari pengetahuan yang dimiliki oleh remaja dalam berfikir selama jenjang hidupnya (Notoatmojo, 2007).

e. Tingkat Pengetahuan

Menurut Arikunto (2006), tingkat pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang dapat dibagi menjadi tiga tingkatan, yaitu :

1) Baik 2) Cukup 3) Kurang

2. Remaja

a. Pengertian Remaja

Remaja (Adolescence) yang berarti tumbuh ke arah kematangan. Kematangan yang dimaksud adalah bukan hanya kematangan fisik, tetapi juga kematangan sosial dan psikologis. Masa remaja adalah masa transisi yang ditandai oleh adanya perubahan fisik emosi dan psikis. Masa remaja yakni antara usia 10 – 19 tahun adalah suatu periode masa pematangan organ reproduksi manusia dan sering disebut masa pubertas (Widyastuti, 2009).

(27)

13

Masa remaja merupakan masa yang begitu penting dalam hidup manusia, karena pada masa tersebut terjadi proses awal kematangan organ reproduksi manusia yang disebut sebagai masa pubertas. Pubertas berasal dari kata pubercere yang berarti menjadi matang, sedangkan remaja atau adolescence berasal dari kata adolescere yang berarti dewasa (Widyastuti, 2009).

b. Perubahan Fisik Pada Remaja

Menurut Widyastuti (2009) pada masa remaja, terjadi perubahan fisik yang cepat disertai banyak perubahan, termasuk di dalam perubahan tersebut terjadi perubahan organ-organ reproduksi (organ seksual) sehingga tercapai kematangan yang ditunjukan dengan kemampuan melaksanakan fungsi reproduksi. Perubahan yang terjadi pada pertumbuhan tersebut diikuti munculnya tanda-tanda berikut : 1) Tanda-tanda seks primer

Tanda-tanda seks primer yang dimaksud adalah organ seks. Pada laki-laki Gonad atau testes. Organ itu terletak di dalam scrotum. Pada usia 14 tahun baru sekitar 10% dari ukuran matang. Setelah itu terjadi pertumbuhan yang pesat selama satu atau dua tahun, kemudian pertumbuhan menurun. Testes berkembang penuh pada usia 20 atau 21 tahun.

Semua organ wanita tumbuh selama masa puber. Namun tingkat kecepatannya antara organ satu dan lainnya berbeda. Berat uterus

(28)

14

pada anak usia 11 atau 12 tahun kira-kira 5,3 gram, pada usia 16 tahun rata-rata beratnya 43 gram.

2) Tanda Seks Sekunder a) Pada Remaja Laki-Laki

(1) Rambut

Rambut yang mencolok tumbuh pada masa remaja adalah rambut kemaluan. Ketika rambut kemaluan hampir selesai tumbuh, maka menyusul rambut ketiak dan rambut di wajah, seperti kumis dan cambang.

(2) Kulit

Kulit menjadi lebih kasar, tidak jernih, pori-pori membesar. (3) Kelenjar lemak dan kelenjar keringat

Kelenjar lemak di bawah kulit menjjadi lebih aktif (4) Otot

Otot-otot pada tubuh remaja semakin bertambah besar dan kuat.

(5) Suara

Seirama dengan tumbuhnya rambut pada kemaluan, maka terjadi perubahan suara. Mula-mula agak serak, kemudian volumenya juga meningkat.

b) Pada Remaja Perempuan (1) Rambut

Rambut kemaluan pada wanita juga tumbuh seperti halnya laki-laki. Tumbuhnya rambut kemaluan ini terjadi setelah

(29)

15

pinggul dan payudara mulai berkembang. Bulu ketiak dan bulu pada kulit wajah mulai tampak setelah haid.

(2) Pinggul

Pinggul menjadi berkembang, membesar dan membulat. (3) Kulit

Kulit, seperti halnya laki-laki juga menjadi kasar, lebih tebal, pori-pori membesar. Akan tetapi berbeda dengan laki-laki kulit pada wanita tetap lebih lembut.

(4) Kelenjar lemak dan kelenjar keringat

Kelenjar lemak dan kelenjar keringat menjadi lebih aktif. Sumbatan kelenjar lemak dapat menyebabkan jerawat.

(5) Otot

Menjelang masa puber, otot semakin membesar dan kuat. (6) Suara

Suara berubah semakin merdu. Suara serak jarang terjadi pada wanita.

(7) Payudara

Pertumbuhan buah dada (payudara)

Pada saat pubertas, buah dada berkembang. Pertumbuhan buah dada dapat dipakai sebagai salah satu indikator maturitas perempuan. Pertumbuhan payudara dapat diurutkan sebagai berikut

(30)

16

Tabel 2.1 Stadium Pubertas Pada Perempuan

Stadium Keterangan

Stadium I Hanya berupa penonjolan puting, dan sedikit pembengkakan jejaring di bawahnya, stadium ini terjadi pada usia 10 – 12 tahun

Stadium II Payudara mulai sedikit membesar di sekitar puting dan areola (daerah hitam di seputar puting), disertai dengan perluasan areola

Stadium III Areola, puting susu dan jejaring payudara tampak semakin menonjol dan membesar, tetapi areola dan puting masih belum tampak terpisah dari jejaring sekitarnya

Stadium IV Stadium matang, papila menonjol, areola melebar, jejaring payudara membesar dan menonjol membentuk payudara dewasa

Sumber : Widyastuti (2009) 3. Periksa payudara sendiri (SADARI)

a. Pengertian

SADARI adalah pemeriksaan yang dilakukan sebagai deteksi dini kanker payudara yang sangat mudah dilakukan oleh setiap wanita untuk mencari benjolan yang dicurigai atau kelainan lainnya (Nugroho, 2011). b. Tujuan

Tujuan dari SADARI adalah untuk mendeteksi sedini mungkin apabila terdapat benjolan pada payudara, terutama yang dicurigai ganas, sehingga dapat menurunkan angka kematian (Nugroho, 2011).

(31)

17

Menurut Bustan (2007), tujuan dilakukan SADARI sacara rutin adalah untuk merasakan dan mengenal lekuk-lekuk payudara sehingga jika terjadi perubahan dapat segera diketahui.

c. Waktu SADARI

1) Waktu terbaik adalah hari terakhir masa haid 7 – 10 hari setelah haid, karena payudara akan terasa lebih lunak dan longgar sehingga memudahkan perabaan

2) Waktu : 10 menit, setiap bulan periksa payudara (Bustan, 2007)

d. Cara pemeriksaan Payudara Sendiri 1) Melihat Perubahan Di Hadapan Cermin.

a) Tahap 1

Lihat pada cermin, bentuk dan keseimbangan bentuk payudara (simetris atau tidak). Cara melakukan :

Gambar 2.1

Melihat perubahan bentuk dan besarnya payudara, perubahan puting susu, serta kulit payudara di depan kaca. Sambil berdiri tegak depan cermin, posisi kedua lengan lurus ke bawah disamping badan.

(32)

18

b) Tahap 2

Gambar 2.2

Periksa payudara dengan tangan diangkat di atas kepala untuk melihat retraksi kulit atau perlekatan tumor terhadap otot atau fascia dibawahnya.

c) Tahap 3

Gambar 2.3

Berdiri tegak di depan cermin dengan tangan disamping kanan dan kiri. Miringkan badan ke kanan dan kiri untuk melihat perubahan pada payudara

d) Tahap 4

(33)

19

Menegangkan otot-otot bagian dada dengan berkacak pinggang, tangan menekan pinggul dimaksudkan untuk menegangkan otot di daerah axilla.

2) Melihat Perubahan Bentuk Payudara Dengan Berbaring. a) Tahap 1. Persiapan

Gambar 2.5

Dimulai dari payudara kanan. Berbaring menghadap ke kiri dengan membengkokkan kedua lutut. Letakkan bantal atau handuk mandi yang telah dilipat di bawah bahu sebelah kanan untuk menaikan bagian yang akan diperiksa. Kemudian letakkan tangan kanan di bawah kepala. Gunakan tangan kiri untuk memeriksa payudara kanan. Gunakan telapak jari-jari untuk memeriksa sembarang benjolan atau penebalan. Periksa payudara dengan menggunakan Vertical Strip dan Circular.

b) Tahap 2. Pemeriksaan Payudara dengan Vertical Strip

(34)

20

Memeriksa seluruh bagian payudara dengan cara vertical, dari tulang selangka di bagian atas ke bra-line di bagian bawah, dan garis tengah antara kedua payudara ke garis tengah bagian ketiak. Gunakan tangan kiri untuk mengawali pijatan pada ketiak kemudian putar dan tekan kuat untuk merasakan benjolan. Gerakkan tangan perlahan-lahan ke bawah bra line dengan putaran ringan dan tekan kuat di setiap tempat. Di bagian bawah bra line, bergerak kurang lebih 2 cm kekiri dan terus ke arah atas menuju tulang selangka dengan memutar dan menekan. Bergeraklah ke atas dan ke bawah mengikuti pijatan dan meliputi seluruh bagian yang ditunjuk.

c) Tahap 3. Pemeriksaan Payudara dengan Cara Memutar.

Gambar 2.7

Berawal dari bagian atas payudara, buat putaran yang besar. Bergeraklah sekeliling payudara dengan meperhatikan benjolan yang luar biasa. Buatlah sekurang-kurangnya tiga putaran kecil sampai ke puting payudara. Lakukan sebanyak 2 kali, sekali dengan tekanan ringan dan sekali dengan tekanan kuat dan jangan lupa periksa bagian bawah areola mammae.

(35)

21

d) Tahap 4. Pemeriksaan Cairan Di Puting Payudara.

Gambar 2.8

Menggunakan kedua tangan, kemudian tekan payudara Anda untuk melihat adanya cairan abnormal dari puting payudara.

e) Tahap 5. Memeriksa Ketiak

Gambar 2.9

Letakkan tangan kanan ke samping dan rasakan ketiak dengan teliti apakah teraba benjolan abnormal atau tidak. Lakukan bergantian pada payudara sebelah kiri juga.

(Hendra, 2010)

e. Cara melakukan perawatan pada payudara

Menurut Chyntia (2009), cara menjaga payudara agar tetap sehat dan indah :

1. Selalu gunakan bra untuk menjaga keindahan bentuk payudara. Memilih ukuran bra yang sesuai agar dapat menopang payudara dengan baik

(36)

22

2. Mengoleskan minyak zaitun pada payudara untuk menjaga kelembaban payudara.

3. Mengkonsumsi sayuran untuk menjaga kesehatan payudara dari dalam tubuh.

4. Menjaga kebersihan payudara secara rutin di daerah seputar putting susu dengan kapas yang telah dibasahi dengan air hangat.

5. Melepaskan bra sebelum tidur untuk membuat payudara dapat bernapas dan bergerak bebas.

B. Kerangka Teori

Gambar 2.10 Kerangka Teori

Sumber Notoatmojo (2007) dan Hendra (2008) Pengetahuan Remaja Putri tentang SADARI Tingkat Pengetahuan: 1. Tahu 2. Memahami 3. Aplikasi 4. Analisis 5. Sintesis 6. Evaluasi Faktor – faktor yang

mempengaruhi pengetahuan : 1. Pendidikan 2. Pengalaman 3. Usia 4. Informasi 5. Lingkungan budaya Pengetahuan tentang SADARI : 1. Pengertian SADARI 2. Tujuan SADARI 3. Waktu SADARI 4. Cara pemeriksaan SADARI 5. Cara melakukan perawatan payudara

(37)

23

C. Kerangka Konsep

Kerangka konsep dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut

Gambar 2.11 Kerangka Konsep

1. Tingkat pengetahuan baik 2. Tingkat pengetahuan cukup 3. Tingkat pengetahuan kurang Pengetahuan Remaja Putri tentang SADARI

(38)

24 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Ditinjau dari segi tujuan penelitian yang hendak dicapai, penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kuantitatif. Menurut Notoatmodjo (2010), deskritif kuantitatif adalah penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau diskripsi suatu keadaan secara objektif. Metode ini digunakan untuk memecahkan atau menjawab permasalahan yang sedang dihadapi pada situasi sekarang atau yang sedang terjadi.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah tempat atau lokasi yang digunakan untuk mengambil kasus atau observasi (Notoadmodjo, 2010). Penelitian ini dilaksanakan di MAN 1 Surakarta dengan alamat Jalan Sumpah Pemuda No. 25 Kadipiro, Surakarta.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian adalah waktu atau saat yang digunakan untuk pelaksanaan penelitian atau observasi (Notoadmodjo, 2010). Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei 2012.

(39)

25

C. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti dan dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya (Hidayat, 2008). Populasi dalam penelitian ini adalah Siswi MAN 1 Surakarta dengan jumlah 171 siswi.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan obyek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoadmojo, 2010).

Tehnik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah Simple Random Sampling. Menurut (Notoadmojo, 2010), Simple

Random Sampling yaitu pengambilan sample secara acak sederhana yaitu

setiap anggota atau unit dari populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk diseleksi sebagai sampel

Menurut Notoadmojo (2010) besar sample jika ukuran populasinya di atas 1000,sampel sekitar 10 % sudah cukup, jika populasi < 1000, maka penentuan sampel dengan rumus :

) (d N 1 N 2 + = n Keterangan : N = Jumlah populasi

n = Besarnya ukuran sampel

(40)

26

maka besarnya sampel sebagai berikut :

) (d N 1 N 2 + = n 2 ) (0,05 171 1 171 + = = 119,79 = 120

Sehingga sampel yang digunakan peneliti yaitu siswi MAN 1 Surakarta sebanyak 120 siswi.

Sampel dalam penelitian ini adalah siswi MAN 1 Surakarta. Sampel harus memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi.

a. Kriteria Inklusi

1) Hadir pada saat penelitian 2) Umur 15 – 17 tahun 3) Sudah menstruasi 4) Siswi MAN 1 Surakarta 5) Bersedia menjadi responden b. Kriteria Eksklusi

1) Tidak hadir pada waktu penelitian 2) Tidak bersedia menjadi responden

D. Instrumen Penelitian

Alat yang dipergunakan dalam pengumpulan data penelitian ini adalah kuisioner. Menurut Notoadmojo (2010), kuisioner adalah daftar pernyataan yang sudah tersusun dengan baik, matang, dimana responden tinggal memberikan jawaban atau dengan memberikan tanda – tanda tertentu.

Kuisioner yang digunakan untuk mengetahui pengetahuan remaja adalah kuisioner tertutup dengan jawaban benar dan salah. Jawaban benar

(41)

27

dengan pernyataan positif (favorable) dan jawaban salah jika pernyataan negatif (unfavorable) mendapat nilai 1. Jawaban yang salah dengan pernyataan positif (favorable) dan benar jika pernyataan negatif (unfavorable) mendapatkan nilai 0. Pengisian kuisioner tersebut dengan memberi tanda centang (√) pada jawaban yang dianggap benar.

Tabel. 3.1 . Kisi – kisi kuisioner Variabel penelitian Indikator Nomor pernyataan favorable Nomor pernyataan unfavorable Jumlah Tingkat pengetahuan Remaja Putri Tentang SADARI Pengertian SADARI 1, 3, 5, 6 2, 4 6 Tujuan SADARI 7, 11, 12 8, 9, 10 6 Waktu SADARI 14, 22 13, 15, 16 5 Cara melakukan SADARI 17, 18, 23, 25, 27, 28, 30 19, 20, 21, 24, 26, 29 13 Jumlah 30

Untuk mengetahui kuesioner penelitian ini berkualitas, terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan reliabilitas dengan karakteristik seperti sejenis di luar lokasi penelitian

1. Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang dapat menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen (Arikunto, 2006). Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang seharusnya hendak diukur. Penelitian ini menggunakan uji validitas dengan rumus product moment dengan bantuan program komputer SPSS for Windows.

(42)

28

Instrumen dikatakan valid jika nilai rhitung > rtabel. Rumus product moment

adalah:

Keterangan:

N : Jumlah responden

rxy: Koefisien korelasi product moment

x : Skor pertanyaan y : Skor total

xy : Skor pertanyaan dikalikan skor total

Untuk mengetahui apakah harga korelasi valid, maka angka korelasi harus dibandingkan dengan angka kritik tabel (Arikunto, 2006), dengan menggunakan bantuan komputerisasi, yaitu program SPSS for Windows. 16.00 dinyatakan pertanyaan valid dengan taraf signifikan 5%. Hasil uji validitas yang telah dilakukan di SMA N 6 Surakarta dengan jumlah siswi yang diujikan adalah 20 siswi dari 30 pertanyaan semuanya dinyatakan valid dengan taraf signifikansi 5%.

2. Uji Reliabilitas

Menurut Arikunto (2006), reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang baik tidak akan bersifat tendensis, mengarahkan responden memilih jawaban-jawaban tertentu. Apabila datanya memang benar sesuai

( )

X }{N Y -

( )

Y } X { Y X. -XY . N 2 2 2 2 - S S S S S S S = N rxy

(43)

29

dengan kenyataannya, maka berapa kalipun diambil tetap akan sama hasilnya.

Uji reliabilitas instrumen ini peneliti menggunakan Alpha Chronbach dengan bantuan program komputer SPSS for Windows. Rumus Alpha Chronbach adalah sebagai berikut:

ú û ù ê ë é S -úû ù êë é -= t b k k ri 2 2 1 1

s

s

Keterangan: ri = Reliabilitas Instrument

k = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

∑σb2 = Jumlah varian butir

σt2 = Varians total

Menurut Riwidikdo (2009), uji reliabilitas menunjukkan bahwa nilai alpha Chronbach minimal 0,7. Dalam penelitian ini hasil uji relibilitas sebesar 0,935 (>0,7) sehingga kuesioner dikatakan realibel dan dapat dipergunakan sebagai alat pengumpulan data.

E. Teknik Pengumpulan Data

Cara pengumpulan data dilakukan dengan memberikan lembar pertanyaan persetujuan dan membagikan kuisioner atau angket pada siswi di MAN 1 Surakarta, kemudian menjelaskan tentang cara pengisiannya. Responden disuruh mengisi kuisioner sampai selesai dan kuisioner diambil pada saat itu juga oleh peneliti. Data yang diperoleh terdiri dari:

(44)

30

1. Data Primer

Data primer diperoleh secara langsung dari sumbernya dan diperoleh dari jawaban atas pertanyaan yang disediakan melalui pengisian kuesioner oleh responden tentang pengetahuan SADARI

2. Data Sekunder

Data sekunder didapatkan dari instansi pendidikan yang digunakan yaitu MAN 1 Surakarta

F. Variabel Penelitian

Menurut Sugiono (2007), variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yan ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Penelitian ini menggunakan variabel tunggal yaitu pengetahuan remaja putri tentang SADARI.

G. Definisi Operasional

Menurut Notoatmodjo (2010), definisi operasional merupakan definisi yang membatasi ruang lingkup atau pengertian variabel-variabel yang diamati atau diteliti.

Tabel. 3.2 . Definisi Operasional Variabel Definisi operasional Parameter dan Kategori Alat Ukur Skala Kategori pengetah uan remaja putri tentang SADARI Pemahaman responden atau siswa tentang SADARI Parameter pengetahuan SADARI meliputi : 1. Pengertian SADARI 2. Tujuan SADARI Kues ioner

Ordinal a. Baik, bila 76-100% b. Cukup,

bila 56 -75% c. Kurang,

(45)

31 3. Waktu SADARI 4. Cara melakukan pemeriksaan SADARI 5. Cara melakukan perawatan payudara bila < 56% (Arikunto, 2006)

H. Metode Pengolahan dan Analisa Data 1. Pengolahan Data

Setelah data terkumpul, maka langkah yang dilakukan berikutnya adalah pengolahan data. Proses pengolahan data menurut Arikunto (2006) adalah :

a. Editing

Kegiatan ini dilakukan dengan cara memeriksa data hasil jawaban dari kuisioner yang telah diberikan kepada responden dan kemudian dilakukan koreksi apakah telah terjawab dengan lengkap. Editing dilakukan di lapangan sehingga bila terjadi kekurangan atau tidak sesuai dapat segera dilengkapi.

b. Coding

Kegiatan ini memberi kode angka pada kuisioner terhadap tahap-tahap dari jawaban responden agar lebih mudah dalam pengolahan data selanjutnya.

c. Entry

Kegiatan ini memasukkan data dalam program computer untuk dilakukan analisis lanjut.

(46)

32

d. Tabulating

Kegiatan ini dilakukan dengan cara menghitung data dari jawaban kuisioner responden yang sudah diberi kode, kemudian dimasukkan ke dalam tabel.

2. Analisa Data

Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan analisa univariat. Menurut Notoatmodjo (2010), analisa univariat adalah menganalisa terhadap tiap variabel dari hasil tiap penelitian untuk menghasilkan distribusi frekuensi dan prosentase dari tiap variabel. Analisa dilakukan pada setiap variabel dari hasil penelitian dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi untuk mendapatkan gambaran distribusi dan prosentase dari tiap variable.

Menurut Arikunto (2006), selanjutnya hasil untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja putri maka, ditunjukan dengan prosentase dengan keterangan sebagai berikut :

a. Pengetahuan baik : 76% - 100% b. Pengetahuan cukup baik : 56% - 75% c. Pengetahuan kurang baik : <56%

Menurut Riwidikdo (2009), rumus untuk mengetahui skor prosentase adalah sebagai berikut :

Skor yang diperoleh responden

Skor Prosentase = x100% Total skor maksimal yang seharusnya diperoleh

(47)

33

Sedangkan rumus prosentase untuk jumlah remaja putri tentang SADARI menurut tingkat pengetahuan.

Jumlah remaja putri menurut tingkat pengetahuan Skor Prosentase = x100%

Jumlah responden

I. Etika Penelitian

Peneliti membuat informent consent atau persetujuan kepada responden terlebih dahulu dengan menuliskan jati diri, identitas peneliti, tujuan penelitian, serta permohonan kesediaan responden untuk berpartisipasi dalam penelitian. Pelaksanaan penelitian ini peneliti mendapat ijin dari STIKes Kusuma Husada Surakarta, kepala sekolah MAN 1 Surakarta dan dari responden sendiri melalui informent consent yang terjamin kerahasiaannya.

Menurut Hidayat (2008), masalah etika penelitian keperawatan merupakan masalah yang sangat penting dalam penelitian, mengingat penelitian keperawatan berhubungan langsung dengan manusia, maka segi etika penelitian harus diperhatikan.

Setiap penelitian yang menggunakan obyek manusia tidak boleh bertentangan dengan etika agar hak responden dapat terlindungi, kemudian kuisioner dikirim ke subyek yang diteliti dengan menekankan pada masalah etika penelitian. Penelitian ini menekankan pada masalah etika yang meliputi:

1. Informent Consent

Informent consent diberikan sebelum melakukan penelitian. Informent consent ini berupa lembar persetujuan untuk menjadi responden.

(48)

34

Pemberian informent consent ini bertujuan agar subyek mengerti maksud dan tujuan penelitian dan mengetahui dampaknya. Jika subyek bersedia, maka mereka harus menandatangani lembar persetujuan dan jika responden tidak bersedia, maka peneliti harus menghormati keputusan tersebut (Hidayat, 2008). Pada penelitian ini semua responden akan diberi lembar persetujuan.

2. Anonimity (Kerahasiaan nama/ identitas)

Anonimity, berarti tidak perlu mencantumkan nama pada lembar pengumpulan data (kuisioner). Peneliti hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data tersebut (Hidayat, 2008). Peneliti tidak akan mencantumkan nama subyek pada lembar pengumpulan data dalam penelitian ini.

3. Confidentiality (Kerahasiaan hasil)

Subbab ini menjelaskan masalah-masalah responden yang harus dirahasiakan dalam penelitian. Kerahasiaan informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaan oleh peneliti,hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan dalam hasil penelitian (Hidayat, 2008). Penelitian ini kerahasiaan hasil/ informasi yang telah dikumpulkan dari setiap subyek akan di jamin oleh peneliti.

(49)

35 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum dan Tempat Penelitian

MAN 1 SURAKARTA berdiri pada 21 Juli 1967, terletak di Jalan Sumpah Pemuda No. 25, Kecamatan Kadipiro, Kota Surakarta. MAN 1 SURAKARTA memiliki siswa sebanyak 457 siswa, terbagi dalam 3 kelas yaitu kelas X kelas XI dan kelas XII. Kelas X memiliki siswa sebanyak 159 dengan 60 siswi (kelas X terbagi dalam 4 kelas), kelas XI sebanyak 147 siswa dengan 57 siswi (kelas XI terbagi dalam 4 kelas) dan kelas XII memiliki siswa sebanyak 151 siswa dengan 54 siswi (kelas XII terbagi dalam 4 kelas). Jumlah tenaga pengajar MAN 1 Surakarta sebanyak 43 guru mata pelajaran dengan di dukung 21 staff tata usaha dan 5 guru BP.

Fasilitas pendukung yang dimiliki oleh MAN 1 Surakarta adalah sebagai berikut : Ruang Kepala Madrasah, Ruang Dewan Guru, Ruang Belajar, Ruang TU, Ruang Perpustakaan, Ruang Laboratorium (Bahasa, Kimia, Fisika, Biologi Komputer), Toko Koperasi Sekolah, UKS, Ruang Gudang, Mushola, Ruang Asrama, serta Lapangan Olahraga.

(50)

36

B. Hasil Penelitian

Tingkat pengetahuan remaja putri MAN 1 Surakarta tentang SADARI, disajikan dalam tabel berikut :

Tabel 4.1

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Remaja Putri tentang SADARI di MAN 1 Surakarta.

No Tingkat Pengetahuan Jumlah

(F) Persentase (%) 1 2 3 Baik Cukup Kurang 14 87 19 11,7 72,5 15,8 120 100

Sumber : Data primer bulan Mei 2012

Berdasarkan tabel dapat diketahui bahwa pengetahuan remaja putri di MAN 1 Surakarta tentang SADARI dalam kategori cukup yaitu sebanyak 87 responden (72,5%), untuk kategori tingkat pengetahuan kurang sebanyak 19 responden (15,8%), sedangkan kategori tingkat pengetahuan baik sebanyak 14 responden (11,7%).

C. Pembahasan

Hasil penelitian menunjukan sebagian besar pengetahuan remaja putri di MAN 1 Surakarta tentang SADARI dalam kategori cukup yaitu sebanyak 87 responden (72,5%). Hasil ini menunjukan remaja putri di MAN 1 Surakarta sudah cukup baik mengetahui SADARI.

Dari hasil penelitian didapatkan bahwa responden yang berpengetahuan baik sudah dapat menjawab pertanyaan yang diberikan

(51)

37

dengan baik, kemudian responden yang berpengetahuan cukup sebagian besar responden kurang mengetahui waktu SADARI dan cara melakukan SADARI, sedangkan untuk responden yang berpengetahuan kurang sebagian besar responden kurang mengerti tentang waktu SADARI, cara pemeriksaan SADARI dan tujuan SADARI

Menurut Bustan (2007) waktu terbaik SADARI adalah hari terakhir masa haid 7-10 hari setelah haid, karena payudara akan terasa lebih lunak dan longgar sehingga memudahkan perabaan. Cara melakukan SADARI menurut Hendra (2010) ada 2 cara pemeriksaan yaitu dengan berdiri di depan cermin dan berbaring. Berdiri di depan cermin untuk melihat bentuk dan besarnya payudara, perubahan puting susu, serta kulit payudara di depan kaca sedangkan dengan cara berbaring yaitu memeriksa seluruh bagian payudara dengan cara vertical, dari tulang selangka di bagian atas ke bagian bawah dan bergerak sekeliling payudara dengan memperhatikan benjolan yang luar biasa. Tujuan SADARI menurut Nugroho (2011) yaitu untuk mendeteksi sedini mungkin apabila terdapat benjolan pada payudara, terutama yang dicurigai ganas, sehingga dapat menurunkan angka kematian.

Menurut Dyayadi (2009) tindakan SADARI sangatlah penting karena hampir 85% benjolan payudara ditemukan oleh penderita sendiri, sehingga merupakan hal yang penting bagi remaja untuk mengetahui tentang SADARI sedini mungkin. Semakin sering memeriksa payudara akan semakin mengenalnya dan semakin mudah menemukan sesuatu yang tidak normal pada payudara.

(52)

38

Menurut Notoatmodjo (2010), pengetahuan adalah hasil “tahu”

pengindraan manusia terhadap suatu obyek tertentu, proses pengindraan terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra pengelihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan melalui kulit. Menyambung apa yang disampaikan Notoatmodjo (2010), baiknya pengetahuan remaja putri menunjukan rasa keingintahuan yang tinggi sebagai respon terhadap suatu kasus. Rasa keingintahuan bukan merupakan faktor utama yang berpengaruh pada tingkat pengetahuan seseorang tetapi masih ada faktor lain, yaitu: pendidikan, pengalaman, usia, informasi, lingkungan budaya.

Berdasarkan dari hasil penelitian dan teori yang ada dapat disimpulkan bahwa salah satu pendukung dari minat untuk melakukan SADARI adalah berpengetahuan baik tentang SADARI dengan demikian diharapkan melalui SADARI secara rutin dapat mendeteksi secara dini kelainan pada payudara. Deteksi dini merupakan salah satu upaya untuk mencegah terjadinya kanker payudara.

D. Keterbatasan Penelitian 1. Kendala penelitian

Jumlah responden yang terlalu banyak mempersulit peneliti untuk dapat membagikan kuesioner dan mengumpulkan responden dalam 1 waktu sehingga peneliti membutuhkan beberapa hari untuk dapat mengumpulkan responden dan membagikan kuesioner.

(53)

39

2. Kelemahan/keterbatasan selama proses penelitian

a. Variabel penelitian ini merupakan variabel tunggal, sehingga hasil penelitian terbatas pada tingkat pengetahuan saja dan faktor-faktor yang mempengaruhi yang tidak diteliti. Penelitian ini akan berbeda hasil jika faktor yang mempengaruhi diteliti.

b. Kuesioner yang digunakan kuesioner tertutup sehingga responden hanya bisa menjawab benar atau salah dan jawaban responden belum bisa untuk mengukur pengetahuan secara mendalam.

(54)

40 BAB V PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian tingkat pengetahuan remaja putri tentang SADARI di MAN 1 Surakarta dapat disimpulkan, dalam kategori yaitu: 1. Tingkat pengetahuan remaja putri di MAN 1 Surakarta tentang SADARI

dalam kategori baik sebanyak 14 responden (11,7%).

2. Tingkat pengetahuan remaja putri di MAN 1 Surakarta tentang SADARI dalam kategori cukup yaitu sebanyak 87 responden (72,5%).

3. Tingkat pengetahuan remaja putri di MAN 1 Surakarta tentang SADARI dalam kategori kurang sebanyak 19 responden (15,8%).

B. Saran

1. Peneliti Selanjutnya

Sebaiknya bagi peneliti selanjutnya dapat melakukan evaluasi terhadap responden melalui kegiatan penyuluhan tentang SADARI dan dapat mengembangkan variabel penelitian tentang SADARI.

2. Institusi

a. MAN 1 Surakarta

Sebaiknya MAN 1 Surakarta dapat lebih melakukan sosialisasi tentang SADARI dengan bekerjasama melalui petugas kesehatan terkait tentang SADARI misalnya dengan mengadakan penyuluhan

(55)

41

atau seminar mengenai SADARI sehingga dapat menarik minat siswi untuk melakukan SADARI secara rutin di rumah.

b. Pendidikan

Sebaiknya di publikasikan lebih luas sehingga memperluas wawasan mahasiswa tentang SADARI.

3. Siswi MAN 1 Surakarta

Sebaiknya siswi MAN 1 Surakarta dapat rutin melakukan SADARI pada hari terakhir masa haid 7 – 10 hari setelah haid, sehingga dapat mendeteksi dini apabila terjadi kelainan pada payudara dan diharapkan dengan rutinnya dilakukan SADARI dapat mengurangi angka kematian di masa mendatang akibat kanker payudara.

Gambar

Tabel 2.1  Stadium Pubertas Pada Perempuan
Gambar 2.10 Kerangka Teori
Gambar 2.11 Kerangka Konsep

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Pengembangan Microsoft Access untuk Otomatisasi Siklus Akuntansi Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Klaten. Program Studi Magister Manajemen Pendidikan. Program Pascasarjana

Berdasarkan latar belakang tersebut tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui: (1) efektivitas tutorial di Madrasah Aliyah Program Keagamaan Surakarta dalam meningkatkan

Berdasarkan Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi perencanaan yang dilakukan Madrasah Aliyah Negeri 2 Surakarta dalam upaya peningkatan mutu pembelajaran untuk

Melihat fenomena di atas selanjutnya penulis mencoba mengadakan penelitian tentang pengelolaan kelas yang dilakukan oleh guru-guru di Madrasah Aliyah Negeri 2 Surakarta

Berdasarkan pengamatan dan studi pendahuluan yang dilakukan penulis di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Buntet Pesantren Cirebon, penulis mendapat informasi bahwa nilai rapot

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara Status Gizi dengan Siklus Menstruasi pada Remaja Putri Kelas XI Di Madrasah Aliyah Al-Mukmin Ngruki Surakarta

Pada proses perencanaan keuangan yang harus dilakukan adalah mengindetifikasi sumber pemasukan keuangan bagi Boarding school putri di Madrasah Aliyah Negeri 2

Bagan 1 Proses Manajemen Sarana dan Prasarana Madrasah Aliyah Negeri 2 Surakarta Berdasarkan observasi dan wawancara yang telah dilaksanakan wakil kepala sekolah beserta stafnya,