• Tidak ada hasil yang ditemukan

Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja

Evaluasi dan analisis pencapaian kinerja berdasarkan atas hasil pencapaian pengukuran kinerja pada masing-masing pencapaian strategis yang telah ditetapkan dalam penetapan kinerja Kementerian Koperasi dan UKM Tahun 2014. Hal ini dimaksudkan untuk, menilai keberhasilan atau kegagalan pencapaian pelaksanaan kegiatan Kementerian Koperasi dan UKM sesuai dengan sasarn yang telah ditetapkan dan Renstra. Hasil evaluasi sebagai berikut:

1. Sasaran Strategis I: Meningkatkan kualitas kelembagaan Koperasi dan

UKM dan pemahaman perkoperasian di kalangan aparat Pembina dan Masyarakat, indikator kinerjanya adalah:

1) Koperasi yang Mempunyai Kekuatan Hukum Tetap Melalui Pengumuman di Berita Negara

Dalam rangka penguatan status Badan Hukum Koperasi, Pengesahan status Badan Hukum Koperasi melalui pengumuman berita Negara merupakan salah satu upaya untuk memenuhi azas publisitas dan salah satu syarat Badan Hukum Koperasi dimana pengesahan pendirian, perubahan anggaran dasar dan pembubaran Koperasi harus diumumkan melalui lembar berita Negara RI. Hal ini juga merupakan amanat dari Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 dan Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 1994 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pengesahan Akta Pendirian dan Perubahan Anggaran Dasar Koperasi (pasal 19).

48

LAPORAN KINERJA TAHUN 2014 KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM

ditetapkan target 7.500 Koperasi untuk pengesahan status Badan Hukum Koperasi yang diumumkan pada lembaran Berita Negara RI. Namun dalam perkembangannya terdapat perubahan target tahun 2014 menjadi 5.500 Koperasi dan telah terealisasi sebanyak 4.686 (85,2%) Koperasi yang telah diumumkan pada lembaran Berita Negara RI.

Capaian tersebut belum mencapai target yang ditetapkan, dikarenakan pengumuman pengesahan badan hukum dan perubahan anggaran dasar Koperasi dipengaruhi oleh keaktifan dari gerakan Koperasi untuk melaporkan dan menyerahkan dokumen akte serta pengesahannnya melalui SKPD yang membidangi KUKM tingkat Propinsi/Kabupaten/Kota kepada Kementerian Koperasi dan UKM.

Namun Kementerian Koperasi dan UKM telah mendorong kepada stakeholders melalui surat edaran maupun rapat-rapat koordinasi untuk mendorong agar Koperasi yang belum diumumkan dalam Lembaran Berita Negara agar segera disampaikan untuk proses lebih lanjut. Dampak dari indikator kinerja ini adalah Koperasi memiliki status dan legalitas dalam menjalankan lembaga dan bisnisnya. Dari alokasi anggaran sebesar Rp. 400.000.000,- dan terealisasi sebesar Rp. 316.601.340 (79%) terdapat sisa untuk efisiensi sebesar Rp. 83.398.660,- (21%) merupakan efisiensi.

Bila dibandingkan dengan target Renstra Kementerian KUKM 2012-2014 sampai dengan tahun 2012-2014 telah tercapai 4.686 Koperasi (85,2%) dari yang ditargetkan. Secara rinci dapat dilihat pada lampiran 1.

2) Jumlah Peraturan Pemerintah tentang Perkoperasian

Indikator ini dimaknai sebagai hasil kegiatan dalam menyusun rancangan naskah akademis peraturan perundang-undangan di bidang Perkoperasian/UKM.

Pada tahun 2014, Kementerian Koperasi dan UKM telah menyusun rancangan naskah akademis untuk bahan penyusunan Rancangan Undang-Undang Perkoperasian yang baru. Hal ini merupakan tindak lanjut dari pembatalan Undang-Undang No. 17 Tahun 2012 oleh Mahkamah Konstitusi dengan keputusan No. 28/PUU-XI/2013,

1992 sampai terbentuk Undang-Undang baru.

Dengan demikian, dari target yang ditetapkan pada tahun 2014 telah tercapai sesuai target yaitu 1 RPP. Capaian perbandingan jumlah jumlah Peraturan Pemerintah tentang Perkoperasian dalam kurun waktu renstra 2010-2014 secara rinci dapat dilihat pada lampiran 1. Berdasarkan alokasi anggaran sebesar Rp. Rp. 2.000.000.000,- (dua

miliar rupiah), telah terealisasi sebesar Rp. 945.310.100,- (sembilan ratus empat puluh lima juta tiga ratus sepuluh ribu seratus rupiah)

atau sebesar 47,26%. Sisa anggaran sebesar Rp. 1.054.689.900,- (satu miliar lima puluh empat juta enam ratus delapan puluh

sembilan ribu sembilan ratus) atau sebesar 52.74% merupakan

efisiensi.

3) Koperasi Yang Memiliki Kelembagaan Kuat Dan Usaha Yang Sehat

Revitalisasi Koperasi mencangkup pembenahan lembaga koperasi oleh koperasi sendiri yang didukung dan dikawal oleh Pemerintah (pusat, wilayah dan daerah) serta stakeholdernya. Fokusnya membuat koperasi agar mampu berfungsi, beridentitas khas dan kompeten melayani kebutuhan ekonomi anggotanya.

Pada tahun 2014, telah ditetapkan target 300 Koperasi yang diharapkan memiliki kelembagaan koperasi yang kuat dan usaha sehat, mandiri dan mampu berdaya saing (revitalisasi koperasi). Kegiatan yang dilakukan untuk mendukung pencapaian target tersebut antara lain:

a. Identifikasi Potensi Pengembangan 300 Koperasi Sektor Riil di 14 Propinsi dalam rangka Revitalisasi Koperasi.

b. Pengembangan 300 Koperasi di 14 Propinsi (Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Bengkulu, Kalimantan Timur, Gorontalo, Sulawesi selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara, Sulawesi Barat, Maluku, Maluku Utara, Papua, Papua Barat).

c. Revitilasi peran Koperasi terkait distribusi pupuk bersubsidi dalam mendukung peningkatan ketahanan pangan. Hal ini berkoordinasi dengan Kementerian Pertanian dan Kementerian Perdagangan.

50

LAPORAN KINERJA TAHUN 2014 KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM

tercapai 300 Koperasi yang memiliki kelembagaan koperasi yang kuat dan usaha yang sehat diindikasikan dengan adanya legalitas badan hukum koperasi dan adanya pembenahan dalam manajemen usaha dan SDM koperasi berdasarkan prinsip dasar koperasi.

Dampak hasil dari capaian sasaran strategis ini adalah: meningkatnya peran koperasi berdasarkan prinsip dasar koperasi dalam pengelolaan lembaga dan peningkatan layanan bagi anggota dan masyarakat.

Pencapaian ini secara kualitatif juga merupakan hasil sinergi dengan unit Deputi/BLU Kementerian KUKM terkait yang mendukung dalam hal seperti: peningkatan SDM melalui pelatihan manajerial bagi pengurus Koperasi, pendampingan oleh tenaga penyuluh koperasi, akses pembiayaan dan promosi/pemasaran teknologi informasi serta sumber daya produktif lainnya.

Untuk pelaksanaan kegiatan tersebut, pada tahun 2014 telah dialokasikan anggaran sebesar Rp. 5.328.754.000,- (lima miliar tiga

ratus dua puluh delapan juta tujuh ratus lima puluh empat ribu rupiah), dan telah direalisasikan sebesar Rp 5.181.872.140,- (lima miliyar seratus delapan puluh satu juta delapan ratus tujuh puluh dua ribu seratus empat puluh rupiah) atau sebesar 97% dan sisa

sebesar Rp 146.811.860 (seratus empat puluh enam juta delapan

ratus sebelas ribu delapan ratus enam puluh rupiah) atau 3%

merupakan efisiensi.

4) Tersedianya Tenaga Penyuluh Perkoperasian Yang Profesional

Indikator ini diwujudkan melalui kegiatan pengembangan Petugas Penyuluh Koperasi Lapangan (PPKL) yang bertujuan untuk: a) meningkatkan kuantitas dan kualitas kelembagaan koperasi melalui kegiatan penyuluh, konsultasi, bimbingan dan supervisi kepada masyarakat dan gerakan koperasi; b) mendorong pengelolaan koperasi sesuai dengan prinsip dan jati diri koperasi; c) membantu Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di Kabupaten/Kota dalam rangka pelaksanaan tugas pembinaan pada koperasi wilayahnya. Pada tahun 2014, target tenaga penyuluh perkoperasian sebanyak 735 orang dan telah tercapai sesuai dengan target yaitu 735 orang.

735 orang tersebar di 34 Propinsi. Dampak manfaat output dari keberadaan PPKL adalah: a) Kemudahan dalam menginvertarisir permasalahan yang ada di lapangan ; b) Membantu SKPD dalam memberikan pembinaan dan konsultasi kepada masyarakat dan gerakan koperasi.

Dalam pencapaian indikator ini, didukung pula dengan pelaksanaan kegiatan sebagai berikut : a) perpanjangan masa kerja bagi 735 orang tenaga PPKL yang tersebar di 34 Propinsi dan 514 Kab/Kota sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan; b) rekruitmen dan seleksi PPKL Angkatan III Tahun 2014 sebanyak 200 orang yang tersebar di 23 Propinsi; c) bimbingan teknis Perkoperasian bagi PPKL Angkatan III Tahun 2014 untuk memberikan pembekalan tentang perkoperasian kepada PPKL dalam menjalankan tugas penyuluhan; d) Temu Konsultasi PPKL dalam rangka penyamaan persepsi atas kebijakan perkoperasian sesuai dengan Undang-Undang No. 25 Tahun 1992; e) monitoring dan evaluasi pelaksanaan tugas PPKL untuk mengevaluasi kinerja PPKL dalam melaksanakan tugasnya. Progres capaian target secara rinci dapat dilihat pada lampiran 1. Untuk mendukung pelaksanaan kegiatan tersebut telah dialokasikan anggaran senilai Rp. 9.891.911.000,- (sembilan milyar delapan ratus

sembilan puluh satu juta sembilan ratus sebelas ribu rupiah), dan

telah direalisasikan sebesar Rp. 8.565.198.100,- (delapan milyar

lima ratus enam puluh lima juta seratus sembilan puluh delapan ribu seratus rupiah) atau sebesar 87%. Sementara sisanya sebesar

Rp. 1.326.712.900,- (satu milyar tiga ratus dua puluh enam juta tujuh

ratus dua belas ribu sembilan ratus rupiah) atau 12% merupakan

52

LAPORAN KINERJA TAHUN 2014 KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM

Tabel 4. Matrik Penyebaran Petugas Penyuluh Koperasi Lapangan

K E M E N T E R I A N K O P E R A S I D A N U K M Page | 47

Tabel 4. Matrik Penyebaran Petugas Penyuluh Koperasi Lapangan

NO PROPINSI JUMLAH

Kab/Kota TAHUN 2013 REKRUITMEN PPKL TAHUN 2014 JUMLAH PPKL

Prop Org Kab/Kota Org Org

1 2 3 4 5 6 7 8 1 Sumatera Barat 19 - - - - - 2 Bengkulu 10 - - - - - 3 Sumatera Selatan 17 - - - - - 4 Jawa Barat 27 - - - - - 5 Jawa Tengah 35 - - - - - 6 Jawa Timur 38 - - - - - 7 Bali 9 - - - - -

8 Nusa Tenggara Barat 10 - - - - -

9 Kalimantan Selatan 13 - - - - - 10 Sulawesi Selatan 24 - - - - - 11 Aceh 23 1 5 4 13 18 12 Sumatera Utara 33 1 5 5 15 20 13 Riau 12 1 5 0 0 5 14 Kepulauan Riau 7 1 5 3 8 13 15 Jambi 11 1 5 4 12 17 16 Bangka Belitung 7 1 5 0 0 5 17 Lampung 15 1 5 4 13 18 18 Banten 8 1 5 4 12 17 19 DKI Jakarta 6 1 5 0 0 5 20 D.I. Yogyakarta 5 1 5 3 9 14

21 Nusa Tenggara Timur 22 1 5 3 9 14 22 Kalimantan Barat 14 1 5 4 12 17 23 Kalimantan Tengah 14 1 5 3 9 14 24 Kalimantan Timur 10 1 5 4 14 19 25 Sulawesi Tengah 13 1 5 3 9 14 26 Sulawesi Tenggara 17 1 5 4 12 17 27 Sulawesi Utara 15 1 5 4 12 17 28 Gorontalo 6 1 5 2 7 12 29 Sulawesi Barat 6 1 5 2 6 11 30 Maluku 11 1 5 4 12 17 31 Maluku Utara 10 1 5 2 6 11 32 Papua 29 1 5 2 5 10 33 Papua Barat 13 1 5 0 0 0 34 Kalimantan Utara 5 2 5 5 Jumlah 514 23 110 66 200 735

Bidang Usahanya yang Lebih Fokus

Pada Penetapan Kinerja Kementerian Koperasi dan UKM Tahun 2014, terdapat koreksi indikator kinerja pada sasaran strategis ini, yaitu menjadi koperasi dapat mewujudkan tata kelola perusahaan yang baik melalui pengendalian dan akuntabilitas. Program ini bertujuan untuk menciptakan koperasi yang mampu melaksankaan prinsip-prinsip akuntabilitas dan pengendalian dalam pengelolaan lembaga dan usahanya.

Tahun 2014, telah ditargetkan 500 Koperasi dan telah tercapai sesuai target (100%). Salah satu usaha pemerintah saat ini untuk mendukung perkembangan koperasi adalah dengan terus menggulirkan program terpadu guna memperluas peluang usaha Koperasi dan UKM, serta memaksimalkan percepatan dan perluasan usaha.

Dampak manfaatnya yang dirasakan dari indikator ini adalah adanya perencanaan bisnis/usaha yang membuat manajemen koperasi, anggota, investor dan karyawan koperasi memeiliki kemampuan tentang akuntabilitas dan sistem pengendalian bisnis koperasi.

2. Sasaran Strategis II : Meningkatnya kontribusi koperasi dalam

perekonomian, indikator kinerjanya adalah: Persentase pertumbuhan tenaga kerja koperasi di bidang Produksi.

Program dan kegiatan bantuan sosial ini diharapkan dapat menyerap tenaga kerja sehingga dapat mengurangi pengangguran. Beberapa koperasi yang telah menerima program pada tahun 2010-2014 telah menyerap tenaga kerja sekitar 5-10%, misalnya:

a. Kegiatan pengadaan dan penyaluran sarana produksi, yaitu Koperasi Tani Mulyo Propinsi Jateng penerima bansos tahun 2011, menyerap tenaga kerja 3 orang; Sedangkan KSU Denas 66, Kab. Pinrang Prop. Sulsel penerima bansos tahun 2012 menyerap tenaga kerja 5 orang. b. Kegiatan hortikultura, yaitu Koperasi Muntea, kabupaten Bantaeng

Propinsi Sulawesi Selatan penerima bansos tahun 2011 telah melibatkan tenaga kerja 70 untuk budidaya dan penanganan kentang; Sedangkan Koperasi Hikmah, Propinsi Jambi penerima bansos tahun 2012 telah melibatkan tenaga kerja 18 orang untuk budidaya dan penanganan komoditas kentang.

54

LAPORAN KINERJA TAHUN 2014 KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM Penggilingan Padi (RMU), yaitu KUD Bina Raharja, Propinsi Jawa Tengah (tahun 2011) menyerap tenaga kerja 5 orang; Sedangkan KUD Usra, Propinsi Gorontalo

(tahun 2012) menyerap tenaga kerja 4 orang.

d. Kegiatan usaha industri gula merah Koperasi Bintang Buana, Prop. Jawa Timur (tahun 2013) telah menyerap tenaga kerja sebanyak 40 orang;

e. Kegiatan kerajinan batik di Koperasi Wanita Kembang Asih, Propinsi Jawa timur (Tahun 2013) telah menyerap tenaga kerja 20 orang. Sedangkan Koperasi Wanita Suka Maju, Propinsi DI Yogyakarta (tahun 2013) 180 UKM yang menjadi anggota koperasi telah melibatkan masing-masing 2 orang atau total melibatkan 260 orang untuk memproduksi batik.

f. Kegiatan sarana pengolahan kakao, KSU Madani Propinsi Sulsel penerima bansos tahun 2011, menyerap tenaga kerja dari 6 orang menjadi 10 orang (60%). Sedangkan KSU Rimbun Propinsi Aceh, tahun 2012 menyerap tenaga kerja dari 10 orang menjadi 15 orang (50%), dan KSU Padang Manik Sakato Kab. Padang Pariaman Propinsi Sumbar, tahun 2013 menyerap tenaga kerja dari 3 orang menjadi 5 orang (66%).

g. Kegiatan pengolahan kopi, KSU Famasa, Kab. Ngada Propinsi NTT penerima bansos tahun 2011, telah menyerap tenaga kerja dari 6 orang menjadi 10 org (60%) dan Kop Tani Manik Sedana Kab. Bangli Propinsi Bali, menyerap tenaga kerja dari 3 orang menjadi 7 orang 130%). Sedangkan Koperasi Sumber Merta Buana Kab. Badung Propinsi Bali, menyerap tenaga kerja dari 3 orang menjadi 12 orang (300%).

h. Kegiatan bantuan pengolahan mete, KSU Tani Nubun Tawa Kab. Flores Timur Propinsi NTT, penerima bansos tahun 2013, terjadi peningkatan penyerapan tenaga kerja dari 4 orang menjadi 20 orang (400%).

Phak Phak Barat Propinsi Sumut tahun 2013, terdapat peningkatan tenaga kerja dari 4 orang menjadi 8 orang (100%).

j. Kegiatan bantuan pengolahan karet kepada Koptan Karet Yudistira tahun 2013, terjadi peningkatan penyerapan tenaga kerja dari 3 orang menjadi 5 orang (66%).

k. KUD TANDAN MAS JAYA, Kab. Siak, Propinsi Riau menerima dana bansos senilai Rp. 136.750.000,- pada tahun 2013. Pelaksanaan penanaman dimulai pada bulan Maret 2014 pada lahan seluas 0,5 hektar di lahan pekarangan melibatkan petani anggota sebanyak 50 orang. Tanaman salak akan dapat dipanen buahnya setelah 3 tahun, selanjutnya dapat dilakukan panen secara rutin setiap bulan.

l. KSU Amanekat Kab. Kupang, Prop. NTT menerima bansos tahun 2011 Rp. 1.200.000.000 sudah dimanfaatkan untuk pembangunan fisik PLTMH dengan kapasitas 30 kW. Tenaga kerja yang terserap 5 orang dan usaha produktif yang dikelola adalah penggilingan padi. m. Kop. PHT Mitra Petani Kab. Sumedang, Propinsi Jawa Barat menerima

bansos tahun 2011, untuk membangun digester sebanyak 10 unit (20 rumah tangga) dengan kapasitas masing-masing 10m³ dan dimanfaatkan untuk penerangan, penjualan pupuk dan gas rumah tangga, dengan penyerapan tenaga kerja langsung sebanyak 3 orang. Sedangkan Kop. Lalung Jaya Kab. Karanganyar, Propinsi Jawa Tengah menerima bansos tahun 2012 telah memanfaatkan dana untuk pembangunan digester sebanyak 5 unit (untuk 8 rumah tangga) dengan kapasitas masing-masing 9 m³ digunakan untuk usaha pembuatan tempe dan tahu serta peternakan ayam, dengan pendapatan rata-rata per bulan masing-masing adalah ± Rp. 70.000,- dengan penyerapan tenaga kerja langsung sebanyak 8 orang.

n. Koperasi Kultura Kalamansi kota Bengkulu, Propinsi Bengkulu penerima bansos 2012 untuk pembelian alat-alat pengolahan minuman yang terbuat dari jeruk kalamansi yang merupakan salah satu produk pengembangan OVOP telah menyerap tenaga kerja sebanyak 3 orang.

Sedangkan pada kegiatan bansos tahun 2014, yaitu KSU Masyarakat Sejahtera Kab. Wajo Propinsi Sulsel, yang mengelola minyak atsiri telah menyerap tenaga kerja dari 6 orang menjadi 12 orang (100%).

56

LAPORAN KINERJA TAHUN 2014 KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM

Pada indikator kegiatan ini, telah terpenuhi capaian target kinerja tahun 2014 sebesar 6%. Hal ini terlihat pada pertumbuhan tenaga kerja koperasi dari tahun 2010-2014 mengalami peningkatan sebanyak 208.677 orang (36,77%), dari sebanyak 358.768 orang menjadi sebanyak 567.445 orang.

Grafik 1. Pertumbuhan Tenaga Kerja Koperasi Tahun 2010-2014

Dampak dari pertumbuhan tenaga kerja koperasi adalah terciptanya lapangan kerja baru yang memberikan konstribusi dalam menurunkan angka tingkat pengangguran serta pendapatan bagi KUKM.

3. Sasaran Strategis III: Meningkatnya daya saing koperasi, indikator

kinerjanya adalah:

1) Persentase pertumbuhan produktivitas koperasi di bidang Produksi

Capaian kinerja pada indikator ini sesuai dengan target yang telah ditetapkan yaitu sebesar 3%. Target tersebut dicapai melalui pelaksanaan kegiatan: a) pemberian bantuan sosial di bidang pertanian, tanaman pangan, dan holtikultura kepada 24 Koperasi dengan total bantuan sebesar Rp. 3,5 Milyar yang tersebar di 22 Kabupaten; b) pemberian bantuan sosial di bidang industri, kerajinan, dan pertambangan kepada 16 Koperasi dengan total bantuan sebesar Rp. 2,8 Milyar; c) pemberian bantuan sosial di bidang perikanan yang disalurkan dari tahun 2011-2014 kepada 18 Koperasi di 5 Propinsi dengan alokasi total bantuan sebesar Rp. 3 Milyar.

Dampak dari pelaksanaan kegiatan ini adalah pelaku koperasi dan UMKM dapat meningkatkan volume produksi serta pendapatan usahanya

K E M E N T E R I A N K O P E R A S I D A N U K M

Page | 50

dengan kapasitas 30 kW. Tenaga kerja yang terserap 5 orang dan usaha

produktif yang dikelola adalah penggilingan padi.

m. Kop. PHT Mitra Petani Kab. Sumedang, Propinsi Jawa Barat menerima

bansos tahun 2011, untuk membangun digester sebanyak 10 unit (20

rumah tangga) dengan kapasitas masing-masing 10m³ dan dimanfaatkan

untuk penerangan, penjualan pupuk dan gas rumah tangga, dengan

penyerapan tenaga kerja langsung sebanyak 3 orang. Sedangkan Kop.

Lalung Jaya Kab. Karanganyar, Propinsi Jawa Tengah menerima bansos

tahun 2012 telah memanfaatkan dana untuk pembangunan digester

sebanyak 5 unit (untuk 8 rumah tangga) dengan kapasitas masing-masing

9 m³ digunakan untuk usaha pembuatan tempe dan tahu serta peternakan

ayam, dengan pendapatan rata-rata per bulan masing-masing adalah

± Rp. 70.000,- dengan penyerapan tenaga kerja langsung sebanyak

8 orang.

n. Koperasi Kultura Kalamansi kota Bengkulu, Propinsi Bengkulu penerima

bansos 2012 untuk pembelian alat-alat pengolahan minuman yang terbuat

dari jeruk kalamansi yang merupakan salah satu produk pengembangan

OVOP telah menyerap tenaga kerja sebanyak 3 orang.

Sedangkan pada kegiatan bansos tahun 2014, yaitu KSU Masyarakat Sejahtera

Kab. Wajo Propinsi Sulsel, yang mengelola minyak atsiri telah menyerap tenaga

kerja dari 6 orang menjadi 12 orang (100%).

Pada indikator kegiatan ini, telah terpenuhi capaian target kinerja tahun 2014

sebesar 6%. Hal ini terlihat pada pertumbuhan tenaga kerja koperasi dari tahun

2010-2014 mengalami peningkatan sebanyak 208.677 orang (36,77%), dari

sebanyak 358.768 orang menjadi sebanyak 567.445 orang.

Grafik 1. Pertumbuhan Tenaga Kerja Koperasi Tahun 2010-2014

Dampak dari pertumbuhan tenaga kerja koperasi adalah terciptanya lapangan

kerja baru yang memberikan konstribusi dalam menurunkan angka tingkat

pengangguran serta pendapatan bagi KUKM.

358678 377238 429678 473604 567445 0 200000 400000 600000 2010 2011 2012 2013 2014

Tenaga Kerja (orang)

bidang produksi

Capaian kinerja pada indikator ini sesuai dengan target yang telah ditetapkan yaitu sebesar 2%. Target tersebut dicapai melalui pelaksanaan kegiatan:

a) pemberian bantuan perkuatan usaha koperasi dalam

industri pengolahan kelapa terpadu dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 4,1 Milyar yang diberikan kepada 4 Koperasi; b) pengembangan usaha produktif berbasis energi terbarukan (PLTMH) dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 13,5 Milyar kepada 9 Koperasi yang tersebar pada 6 kabupaten; c) pengembangan usaha produktif berbasis pada energi alternatif (biogas) dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 150.000.000,- diberikan kepada 3 Koperasi; d) pengembangan usaha produktif melalui pengolahan makanan dan minuman dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 500.000.000,- diberikan kepada 5 Koperasi.

Dampak dari pelaksanaan kegiatan ini adalah dengan penerapan teknologi baru pada koperasi tersebut dapat menghasilkan beragam produk baru, serta proses produksi yang lebih cepat.

4. Sasaran Strategis IV : Meningkatnya tata kelola dan daya saing koperasi,

indikator kinerjanya adalah:

1) Persentase Pertumbuhan Volume Usaha Koperasi di Bidang Produksi

Pada indikator kegiatan ini, telah terpenuhi capaian target kinerja tahun 2014 sebesar 5%. Hal ini terlihat pada pertumbuhan volume usaha koperasi dari tahun 2010-2014 mengalami peningkatan sebesar Rp. 113 Milyar (59,78%), dari Rp. 76 Milyar menjadi sebesar Rp. 189 Milyar.

58

LAPORAN KINERJA TAHUN 2014 KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM

Grafik 2. Pertumbuhan Volume Usaha Koperasi Tahun 2010-2014

Target indikator ini dapat dicapai melalui pelaksanaan kegiatan: a) pengembangan usaha koperasi di bidang pertanian tanaman

pangan dan holtikultura; b) pengembangan usaha koperasi di bidang kehutanan dan perkebunan; c) usaha koperasi di bidang peternakan dan perikanan; d) usaha koperasi di bidang industri, kerajinan, dan pertambangan; e) usaha koperasi di bidang ketenagalistrikan dan aneka usaha.

Dampak dari peningkatan volume usaha mempermudah koperasi mendapatkan akses pembiayaan.

2) Persentase Pertumbuhan SHU Koperasi di Bidang Produksi

Pada indikator kegiatan ini, telah terpenuhi capaian target kinerja tahun 2014 sebesar sebesar 3%. Hal ini terlihat pada pertumbuhan SHU koperasi dari tahun 2013-2014 mengalami peningkatan sebesar Rp. 6,7 Milyar (45,27%) dari sebesar Rp. 8,1 Milyar menjadi sebesar Rp. 14,8 Milyar.

Target indikator ini dapat dicapai melalui pelaksanaan kegiatan: a) pengembangan usaha koperasi di bidang pertanian tanaman pangan dan holtikultura; b) pengembangan usaha koperasi di bidang kehutanan dan perkebunan; c) usaha koperasi di bidang peternakan dan perikanan; d) usaha koperasi di bidang industri, kerajinan, dan pertambangan; e) usaha koperasi di bidang ketenagalistrikan dan aneka usaha.

K E M E N T E R I A N K O P E R A S I D A N U K M Page | 52

4. Sasaran Strategis IV : Meningkatnya tata kelola dan daya saing

koperasi, indikator kinerjanya adalah:

1) Persentase Pertumbuhan Volume Usaha Koperasi di Bidang Produksi

Pada indikator kegiatan ini, telah terpenuhi capaian target kinerja tahun 2014 sebesar 5%. Hal ini terlihat pada pertumbuhan volume usaha koperasi dari tahun 2010-2014 mengalami peningkatan sebesar Rp. 113 Milyar (59,78%), dari Rp. 76 Milyar menjadi sebesar Rp. 189 Milyar.

Grafik 2. Pertumbuhan Volume Usaha Koperasi Tahun 2010-2014

76 95 119 125 189 0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200 2010 2011 2012 2013 2014

Volume Usaha (Rp. Milyar)

Target indikator ini dapat dicapai melalui pelaksanaan kegiatan: a) pengembangan usaha koperasi di bidang pertanian tanaman pangan dan holtikultura; b) pengembangan usaha koperasi di bidang kehutanan dan perkebunan; c) usaha koperasi di bidang peternakan dan perikanan; d) usaha koperasi di bidang industri, kerajinan, dan pertambangan; e) usaha koperasi di bidang ketenagalistrikan dan aneka usaha.

Dampak dari peningkatan volume usaha mempermudah koperasi mendapatkan akses pembiayaan.

2) Persentase Pertumbuhan SHU Koperasi di Bidang Produksi

Pada indikator kegiatan ini, telah terpenuhi capaian target kinerja tahun 2014 sebesar sebesar 3%. Hal ini terlihat pada pertumbuhan SHU koperasi dari tahun 2013-2014 mengalami peningkatan sebesar Rp. 6,7 Milyar (45,27%) dari sebesar Rp. 8,1 Milyar menjadi sebesar Rp. 14,8 Milyar.

Grafik 3. Pertumbuhan SHU Koperasi Tahun 2010-2014

Dampak dari peningkatan SHU ini adalah meningkatnya pendapatan bagi anggota koperasi.

5. Sasaran Strategis V: Penyediaan akses pembiayaan Koperasi Usaha

Mikro Kecil dan Menengah, indikator kinerjanya adalah:

1) Peningkatan kapasitas pendanaan bagi lembaga keuangan bukan bank (KSP/KJKS) dalam rangka memperluas jangkauan layanan untuk pembiayaan usaha

Kegiatan peningkatan kapasitas ini dilakukan dalam bentuk edukasi Penyusunan Proposal Kredit/pembiayaan bagi KSP/KJKS yang diajukan kepada lembaga keuangan bank maupun non bank. Lembaga keuangan bukan bank yang ditingkatkan kapasitas dan jangkauan pelayanan untuk menyediakan pembiayaan usaha KSP/ KJKS telah dilakukan di 5 (lima) Propinsi yaitu Jawa Barat, Kalimantan Timur, Lampung, Nusa Tenggara Barat dan DI Yogyakarta. Jumlah peserta dimasing-masing Propinsi sebanyak 20 orang pengurus/ pengelola koperasi.

Berdasarkan target yang ditetapkan pada tahun 2014 sebanyak 100 KSP/KJKS telah direalisasikan pencapaiannya, dan untuk mendukung pencapaian target tersebut juga telah dilakukan bimbingan teknis Lembaga Keuangan Bukan Bank.

Bila dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, capaian target indikator kinerja ini dari tahun 2010-2014 adalah sebagai berikut:

K E M E N T E R I A N K O P E R A S I D A N U K M Page | 53

Target indikator ini dapat dicapai melalui pelaksanaan kegiatan: a) pengembangan usaha koperasi di bidang pertanian tanaman pangan dan holtikultura; b) pengembangan usaha koperasi di bidang kehutanan dan perkebunan; c) usaha koperasi di bidang peternakan dan perikanan; d) usaha koperasi di bidang industri, kerajinan, dan pertambangan; e) usaha koperasi di bidang ketenagalistrikan dan aneka usaha.

Dokumen terkait