• Tidak ada hasil yang ditemukan

Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja

INDIKATOR KINERJA UTAMA BAPPEDA PROVINSI GORONTALO

Misi 1 : Melembagakan Sistem Perencanaan pembangunan yang menghasilkan perencanaan yang berkualitas dan inovatif untuk percepatan pembangunan di Provinsi Gorontalo

2. Metode Penyimpulan Capaian Kinerja Sasaran

3.2 Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja

Dalam rangka akuntabilitas instansi pemerintah terhadap penyelenggaraan pemerintahan, maka evaluasi kinerja instansi pemerintah melalui evaluasi Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) merupakan salah satu bentuk instrument pertanggunggungjawaban dan juga merupakan bentuk mekanisme memberikan umpan balik guna perbaikan kinerja dan peningkatan akuntabilitas instansi pemerintah. Evaluasi kinerja menjadi sangat penting bagi instansi pemerintah untuk memperbaiki kinerja organisasinya.

Sebagai langkah awal dalam proses penyusunan LKIP adalah Pengukuran Kinerja yang merupakan proses sistematis dan berkesinambungan untuk menilai keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program, kebijakan, sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam mewujudkan visi, misi dan stratejik instansi pemerintah. Proses ini dimaksudkan untuk menilai pencapaian setiap indikator kinerja guna memberikan gambaran tentang keberhasilan dan kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran.

Selanjutnya dilakukan analisis akuntabilitas kinerja yang menggambarkan keterkaitan pencapaian kinerja kegiatan dengan program dan kebijakan dalam rangka mewujudkan sasaran, tujuan, visi dan misi sebagaimana ditetapkan dalam Renstra.

Evaluasi dapat dilakukan secara efisien dan efektif sebagai ukuran keberhasilan masing-masing tingkatan organisasi dalam perencanaan tahunan, penganggaran, pengukuran dan pelaporan terdapat keterkaitan yang baik sehingga mudah dalam mengukurr, mengevaluasi dan menilai kinerja.

Berdasarkan evaluasi terhadap pencapaian setiap indikator kinerja, evaluasi bertujuan agar diketahui pencapaian realisasi, kemajuan dan kendala

53 yang dijumpai dalam rangka pencapaian misi, agar dapat dinilai dan dipelajari guna perbaikan pelaksanaan program/kegiatan dimasa yang akan datang.

Dalam evaluasi kinerja dilakukan pula analisis efisiensi dengan cara membandingkan antara output dengan input untuk rencana maupun realisasi.

Analisis ini menggambarkan tingkat efisiensi yang dilakukan oleh unit organisasi dengan memberikan data nilai output perunit yang dihasilkan oleh suatu input tertentu.

Tahap berikutnya dilakukan pula pengukuran/penentuan tingkat efektivitas yang menggambarkan tingkat kesesuaian antara tujuan dengan hasil, manfaat, atau dampak. Selain itu evaluasi juga dilakukan terhadap setiap perbedaan kinerja (performance gap) yang terjadi, baik terhadap penyebab terjadi gap maupun strategi pemecahan masalah yang telah dan akan dilaksanakan.

Dalam melakukan evaluasi kinerja, perlu juga digunakan pembandingan-pembandingan antara :

 Target Kinerja tahun ini dengan realisasi tahun ini.

 Realisasi tahun ini dan tahun lalu

 Capain tahun ini dan tahun lalu.

 Capaian target tahun ini dengan target akhir Renstra

 Standar nasional (kalau ada)

 Permasalahan dan solusi.

Berdasarkan hasil pengukuran dengan menggunakan pendekatan rumus capaian kinerja, tingkat pencapaian kinerja sasaran BAPPEDA Provinsi Gorontalo tahun 2016 adalah sebagai berikut:

Tabel 13

Tingkat Capaian Kinerja Sasaran BAPPEDA Provinsi Gorontalo Tahun 2016

No Sasaran Capaian

Kinerja

Skala Pengukuran Ordinal Sangat 1. Terlaksananya Sinergitas

Perencanaan Pembangunan antara Provinsi dan

Kabupaten/Kota

90,23

Sangat berhasil

54

2. Meningkatnya Aksebilitas Data/Informasi dalam rangka Perencanaan Pembangunan Daerah.

91,06

Sangat berhasil

3. Meningkatnya Pengendalian dan Pemanfaatan Tata Ruang

Daerah 85,30 Sangat

Berhasil

Rata-Rata Capaian Sasaran : 88,86 Sangat Berhasil

Perolehan capaian indikator kinerja terhadap sasaran selama tahun 2016 cukup variatif, ada sasaran yang menunjukkan presentasi capaian cukup tinggi dan ada sasaran yang menunjukkan presentasi capaian berhasil.

Nilai capaian kinerja sasaran tersebut dapat dikelompokkan pada tabel sebagai berikut:

Tabel 14

Kelompok Capaian Kinerja Sasaran BAPPEDA Provinsi Gorontalo Tahun 2016 No Capaian Kinerja

Sasaran Predikat Jumlah

Sasaran

1 Diatas 85 Sangat Berhasil 3

2. 70 s/d kurang dari 85 Berhasil -

3. 55 s/d kurang dari 70 Cukup Berhasil -

4. Kurang dari 55 Kurang Berhasil -

Jumlah 3

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa Capaian Kinerja Sasaran BAPPEDA Provinsi Gorontalo Tahun 2016 mencapai predikat Sangat Berhasil untuk semua Capaian Sasaran dan setelah dirata-ratakan seluruh sasarannya berpredikat Sangat Berhasil.

Dari evaluasi terhadap seluruh kegiatan pembangunan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah yaitu sebanyak 3 sasaran dengan 8 program yang mencakup 22 kegiatan, dengan menggunakan rumus-rumus yang telah ditetapkan dihasilkan capaian kinerja sasaran rata-rata sebesar 93,16%

(Sangat Berhasil). Berikut akan dipaparkan uraian dan analisis capaian kinerja masing-masing sasaran, sedangkan untuk realisasi penggunaan anggaran akan dijelaskan pada Akuntabilitas Keuangan.

55 1. Pencapaian Sasaran 1 (Terlaksananya Sinergitas Perencanaan

Pembangunan antara Provinsi dan Kabupaten/Kota) : No

. Sasaran Indikator Kinerja

Satua

n Target Realisasi 1. Terlaksananya

Sinergitas

Secara umum realisasi pencapaian sasaran terhadap Indikator Kinerja Utama (IKU) pada BAPPEDA Provinsi Gorontalo, Tahun Anggaran 2016 dapat terlaksana 100% (sangat berhasil). Hal ini tercermin dari dapat dicapainya indikator

capaian program tepat pada sasaran. Walaupun dari aspek pelaksanaan ada beberapa kegiatan dengan target waktu tidak dapat dilaksanakan sesuai yang telah ditetapkan.

Dari pengukuran kinerja pencapaian sasaran 1 tahun 2016 di atas menunjukan capaian kinerja melalui indikator persentase pencapaian target kinerja sebesar 100% (sangat berhasil). Capaian kinerja ini disebabkan antara lain terjalinnya koordinasi dan sinkronisasi yang baik dalam hal perencanaan;

implementasi dan pelaporan baik antara bidang di Bappeda Provinsi Gorontalo maupun dengan SKPD di Tingkat SKPD Provinsi Gorontalo maupun dengan pemerintah Kab./Kota; terkoordinasinya perencanaan pembangunan daerah Provinsi Gorontalo tahun 2014–2016, Terfasilitasinya Penyusunan Dokumen RPJMD Kabupaten/Kota, serta tersusunnya dokumen Penyusunan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Gubernur Gorontalo Tahun 2016. Kemudian Tingginya capaian kinerja ini disebabkan antara lain : terlaksananya FGD

56 tentang pembentukan KAPET GOPANDANG di 4 Kecamatan; Terwujudnya Teluk Tomini sebagai Kawasan Strategis Nasional (KSN); Terfasilitasi Studi Pengembangan Kawasan Industri Prov. Gorontalo; Tersusunnya Dokumen Master Plan Pengembangan Kawasan Wisata Olele dan Kawasan Wisata Botutonuo; Terkoordinasinya program-program pro rakyat (PKH, Jamkesmas, BOS, Raskin, PNPM, AKT, PUG, IDI, TMMD, TKPK, Mahyani, KTM, dll;

Tersedianya data untuk penyusunan perencanaan dan pembangunan bidang ekonomi untuk perencanaan pembentukan KAPET dan Kawasan Pertanian Terpadu di Provinsi Gorontalo; Desiminasi dan Lounching Data Base MGDs (P3BM); Terlaksananya sosialisasi perencanaan pembangunan berbasis capaian IPM; Tersusunnya Laporan hasil sosialisasi perencanaan pembangunan berbasis capaian IPM; Terkoordinasinya program penanggulangan kemiskinan antara pemerintah pusat; Terwujudnya fasilitasi pembentukan Sister Province/Sister City serta meningkatnya pemetaan wilayah kerja mitra pembangunan Internasional; Terlaksananya koordinasi kerjasama Sulawesi (BKPRS) dan Forum KTI (BaKTI); Tercapainya integrasi

program kerjasama pembangunan daerah dengan Kementerian/Lembaga pembangunan Internasional, Terwujudnya fasilitasi pembentukan Sister City/Sister Province serta Review dan rencana tindak perjanjian kerjasama/MoU dengan Kementerian/Lembaga dalam pelaksanaan program strategis daerah.

Output sasaran 1 yang menunjang pencapaian kinerja program dan sasaran antaral lain :

 Tersusunnya Rencana Kerja (RENJA) SKPD Tahun 2016 lingkup SKPD Provinsi Gorontalo, sebagai pedoman pelaksanaan program dan kegiatan tahun 2016 di Provinsi Gorontalo serta tersusunnnya RKPD 2016 yang merupakan guidelines atas penyusunan rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Tahun 2016;

 Terfasilitasinya Penyusunan Dokumen RPJMD Kabupaten/Kota, yang diharapkan agar terciptanya singkronisasi perencanaan pembangunan antara provinsi dengan kabupaten/kota dalam menyusun RPJMD serta terbangunnya komitmen bersama kabupaten/kota dalam menyusun RPJMD berkorelasi dengan dokumen RPJMD Provinsi;

57

 Tersusunnya Dokumen Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Gubernur Gorontalo Tahun 2016, sebagai bahan evaluasi selama 1 tahun yang menitikberatkan pada penilaian pencapaian target yang telah ditetapkan dalam RPJMD. Hasil pencapaian kemudian dianalisis untuk menghasilkan rekomendasi. Rekomendasi hasil evaluasi akan menjadi bahan masukan untuk rencana pembangunan tahun yang akan datang;

 Tersusunnya kompilasi dokumen usulan KEK Gopandang sebagai bagian dari Kawasan Strategis Nasional;

 Tersusunnya laporan untuk Kawasan Pertanian Terpadu;

 Terkoordinasinya Lintas antar SKPD, Kementerian dan Lembaga;

 Terlaksananya Rakor Pelaksanaan Program PLKSDA-DM dan Pengelolaan Pesisir Teluk Tomini;

 Terlaksananya Koordinasi Perencanaan KPT;

 Terkoordinasinya Sinergitas arah kebijakan & Program Pemerintah Daerah dengan Pusat;

 Terlaksananya FGD Rapat Koordinasi Daerah Strategi Percepatan Penanggulangan Kemiskinan;

 Terlaksananya Kegiatan Koordinasi penguatan POKJA PUG, Kelembagaan TKPK;

 Tercapainya peningkatan kerjasama Internasional;

 Terlaksananya FGD Penyusunan Instrumen Kerjasama dan Peraturan Gubernur tentang Kerjasama;

 Terselenggaranya kerjasama pembangunan daerah yang berhasil guna;

 Terlaksananya Rakernas Bappeda se-Indonesia;

 Tercapainya integrasi program kerjasama pembangunan daerah dengan Kementerian/Lembaga pembangunan Internasional

 Review dan Rencana Tindak Perjanjian Kerjasama / MoU dengan Kementerian/ Lembaga dalam pelaksanaan program strategis daerah.

Hambatan-hambatan dan kendala-kendala yang dihadapi dalam pencapaian target kinerja antara lain :

1. Penjadwalan kegiatan yang dilaksanakan secara bersama-sama pada triwulan II, sehingga penyediaan dana anggaran untuk kegiatan tersebut

58 mengalami hambatan walaupun sudah meminta pencairan dana tambahan untuk 3 kegiatan melalui tambahan uang (TU).

2. Perencanaan tidak sesuai, sehingga sebagian jenis belanja kegiatan tidak dapat dilaksanakan;

3. Tidak disiplinnya pelaksana kegiatan melaksanakan ROK yang sudah disusun sebelumnya dan minimnya dukungan anggaran yang diberikan terhadap kegiatan yang sudah diusulkan.

Solusi antara lain :

1. Perlu penjadwalan/pengkajian kembali pelaksanaan kegiatan, sehingga penyediaan dana anggaran untuk tiap-tiap kegiatan tersedia dan tidak mengalami hambatan;

2. Pelaksanaan setiap kegiatan harus sesuai ROK (Rencana Operasional Kegiatan), sehingga pelaksanaan kegiatan bisa diatur sesuai jadwal yang telah ditentukan serta perlu adanya penambahan dukungan anggaran pada beberapa kegiatan rutin yang dilaksanakan antara lain : a) kegiatan Perencanaan Pembangunan Tahunan Daerah, Karena Kegiatan ini akan digunakan untuk fasilitasi seluruh tahapan perencanaan tahunan untuk penguatan sinkronisasi dan sinergi perencanaan pembangunan baik itu dengan Pemerintah pusat maupun Kab/Kota dan kegiatan ini merupakan tugas dan fungsi utama Bappeda sebagai koordinator perencanaan tahunan;

b) Kegiatan Fasilitasi Penyusunan Dokumen RPJMD Kabupaten/Kota yang diharapkan agar terciptanya singkronisasi perencanaan pembangunan antara provinsi dengan kabupaten/kota dalam menyusun RPJMD serta terbangunnya komitmen bersama kabupaten/kota dalam menyusun RPJMD berkorelasi dengan dokumen RPJMD Provinsi; c) Penyusunan Dokumen Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Gubernur Gorontalo, yang merupakan bahan evaluasi selama 1 tahun Gubernur Gorontalo yang menitikberatkan pada penilaian pencapaian target yang telah ditetapkan dalam RPJMD. Hasil pencapaian kemudian dianalisis untuk menghasilkan rekomendasi. Rekomendasi hasil evaluasi akan menjadi bahan masukan untuk rencana pembangunan tahun yang akan datang.

59 2. Pencapaian Sasaran 2 (Meningkatnya Aksebilitas Data/Informasi dalam

rangka Perencanaan Pembangunan Daerah): No. Sasaran Indikator

Kinerja Pesisir teluk Tomini

60 Gopandang

sebagai bagian dari Kawasan Strategis Nasional - Buku

Gorontalo Dalam Angka (GDA) - Buku Profil

Daerah Gorontalo - Dokumen

Strategi Penanggula ngan Kemiskinan Daerah - Dokumen

Review pelaksanaa n MDG’s - Dokumen

RAD SDG’s - Potret

Desa/Keca matan berbasis variable Pembangun an Manusia

Dari pengukuran kinerja pencapaian sasaran 2 tahun 2016 di atas menunjukan capaian kinerja melalui indikator persentase pencapaian target kinerja sebesar 100% (sangat berhasil). Tingginya capaian kinerja ini disebabkan antara lain : Tersusunnya Data/Informasi Pembangunan Daerah yang Valid dan Terorganisi dalam bentuk pembuatan Dokumen Buku Profil Pembangunan Daerah Provinsi Gorontalo, Pembuatan Aplikasi Data berbasis Elektronik (e-Data) pada tahun 2016 yang diawali dengan pelaksanaan Rakor Data Perencanaan Pembangunan Berbasis Elektronik, Pengembangan Server,

61 Belanja Software untuk Pengembangan Aplikasi INA Geospasial menjadi aplikasi e-Taru, Tersusunnya Dokumen Table I-O, Terlaksananya dokumen pengem bangan kawasan berbasis Elektronik. Output sasaran 2 yang menunjang pencapaian kinerja program dan sasaran antaral lain :

a. Terinformasinya Data Perencanaan Pembangunan Kepada Masyarakat;

b. Terintegrasi Data Perencanaan Pembangunan antara Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota;

c. Terintegrasinya Data Perencanaan Pembangunan Daerah yang Valid dan Akurat;

d. Terlaksananya Studi Pembentukan Lembaga Pusat Data Daerah;

e. Terlaksananya Rakor Data Perencanaan Pembangunan Daerah Berbasis Elektronik

f. Terwujudnya Dokumen Pengembangan Kawasan Di Provinsi Gorontalo Berbasis Geospasial.

Hambatan-hambatan dan kendala-kendala yang dihadapi dalam pencapaian target kinerja antara lain :

a. Penjadwalan kegiatan yang dilaksanakan secara bersama-sama pada triwulan II, sehingga penyediaan dana anggaran untuk kegiatan tersebut mengalami hambatan walaupun sudah meminta pencairan dana tambahan melalui tambahan uang (TU);

b. Ketersediaan SDM yang masih kurang dalam hal rekayasa piranti lunak (Software) dan dalam mendesain dan mengupdating Website, proses updating data yang tetap melibatkan ahli dari pihak luar karena keterbatasan SDM dalam hal penguasaan teknologi informasi di Bappeda Provinsi Gorontalo, serta jaringan internet yang selalu bermasalah dalam jangka waktu yang lama sehingga proses penginputan data dan penyempurnaan aplikasi lama diselesaikan.

Solusi antara lain :

a. Perlu penjadwalan/pengkajian kembali pelaksanaan kegiatan, sehingga penyediaan dana anggaran untuk tiap-tiap kegiatan tersedia dan tidak mengalami hambatan;

62 b. Perlu dianggarakan belanja untuk peningkatan SDM dalam hal rekayasa piranti lunak, sehingga kedepannya tidak perlu melibatkan tenaga ahli dari pihak luar untuk mendesain dan mengupdating Website, pengumpulan data, serta proses updating data.

c. Perlu koordinasi dengan pihak penyedia jaringan internet untuk tetap mengawasi ketersediaan jaringan agar dapat digunakan kapan saja demi menunjang proses pekerjaan di Bappeda Provinsi Gorontalo.

63 3. Pencapaian Sasaran 3 (Meningkatnya Pengendalian dan Pemanfaatan Tata

Ruang Daerah) :

No. Sasaran Indikator

Kinerja Satuan Target Realisasi 1. Meningkatnya

Pengendalian menunjukan capaian kinerja melalui indikator persentase pencapaian target kinerja telaksana dan terbentuknya Aplikasi serta telah bisa digunakan dan realisasi anggaran sebesar 93,49% (Berhasil).

Output sasaran 3 yang menunjang pencapaian kinerja program dan sasaran antaral lain :

a. Terkoordinasinya program/proyek tata ruang, infrastruktur, perhubungan dan Lingkungan Hidup.

b. Terlaksananya revisi RTRW 2010-2030 c. Penguatan Program dan Fungsi BKPRD d. Tersedianya Perda RP3KP;

e. Tersosialisasinya Dokumen Pengembangan Kawasan Perkotaan, DOB dan Pedesaan Terintegrasi;

f. Terlaksananya Bantuan Pembangunan Perumahhan untuk MAsyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR).

g. Terlaksananya Sosialisasi Dokumen Kebijakan Strategi Daerah Bidang Pengelolaan Air Minum dan Roadmap Sanitasi Provinsi;

h. Terlaksananya Rakor PAMSIMAS, Rapat POKJA dan SATGAS;

64 i. Terlaksananya Advokasi Danau Limboto.

Hambatan-hambatan dan kendala-kendala yang dihadapi dalam pencapaian target kinerja antara lain :

a. Penjadwalan kegiatan yang dilaksanakan secara bersama-sama, sehingga penyediaan dana anggaran untuk kegiatan tersebut mengalami hambatan walaupun sudah meminta pencairan dana tambahan.

b. Tidak disiplinnya pelaksana kegiatan melaksanakan ROK yang sudah disusun sebelumnya dan minimnya dukungan anggaran yang diberikan terhadap kegiatan yang sudah diusulkan.

Solusi antara lain :

a. Perlu penjadwalan/pengkajian kembali pelaksanaan kegiatan, sehingga penyediaan dana anggaran untuk tiap-tiap kegiatan tersedia dan tidak mengalami hambatan;

b. Pelaksanaan setiap kegiatan harus sesuai ROK (Rencana Operasional Kegiatan), sehingga pelaksanaan kegiatan bisa diatur sesuai jadwal yang telah ditentukan serta perlu adanya dukungan anggaran pada beberapa kegiatan di tahun 2016.

65 3.3 Realisasi Anggaran

Sebagaimana yang tertuang dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) No. 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah Pasal 93 yang menyatakan bahwa penyusunan Rencana Kerja Anggaran SKPD berdasarkan prestasi kerja, indikator kinerja dan capaian atas target kinerja, analisis standar belanja, standar satuan harga dan standar pelayanan minimal.

Indikator Kinerja adalah ukuran keberhasilan yang akan dicapai dari program dan kegiatan yang direncanakan.

Capaian Kinerja merupakan ukuran prestasi kerja yang akan di capai yang berwujud kualitas, kuantitas, efisien, dan efektifitas dari pelaksanaan program kegiatan.

Analisis Standar Belanja merupakan penilaian kewajaran atas beban kerja dan biaya yang digunakan untuk melaksanakan suatu kegiatan.

Standar Satuan Harga merupakan harga satuan unit barang/jasa yang berlaku disuatu daerah yang ditetapkan dengan keputusan Kepala Daerah.

Standar Pelayanan Minimal merupakan tolok ukur kinerja dalam menentukan capaian jenis dan mutu pelayanan dasar.

Dokumen terkait